NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kurasu de Nibanme ni Kawaii Onna no Ko to Tomodachi ni Natta [WN] Chapter 28

Chapter 28 – Orang tua kami mengetahui hubungan di antara kami berdua


Ini salahku karena ceroboh. Tapi, aku tidak pernah mengira Ibuku akan mengetahui hubungan kami sebelum Amami-san mengetahuinya.

“…Maaf, Asanagi. Aku berencana membangunkanmu lebih awal…”

“Mmm… Nggak apa-apa kok. Ini juga salah karena ketiduran. Jika Ibumu tidak membangunkan kita, kita mungkin akan tidur sampai pagi.”

Dia benar. Ketika Ibuku membangunkanku, aku melihat jam di dinding sudah lewat tengah malam.

Mengesampingkan hal itu, orang tua Asanagi pasti sangat mengkhawatirkannya karena sampai sekarang putri mereka belum pulang ke rumah. Biasanya, Asanagi akan memberitahu orang tuanya jika dia akan menginap di rumah temannya 'Amami-san'.

"Ya, sepertinya putri anda ketiduran saat sedang membaca manga. Saya mohon maaf atas ketidaknyamanannya.."

'Begitu, ya. Yah, lagipula anak kami juga yang ceroboh. Saya juga minta maaf merepotkan anda.'

"Tidak, tidak, anakku juga bersalah–”

Saat Asanagi dan aku sedang duduk di lantai, ibuku menghubungi orang tua Asanagi. Dia membungkuk dengan ekspresi meminta maaf di wajahnya.

Karena kejadian ini, kedua orang tua kami sekarang tahu bahwa anak-anak mereka rukun dengan teman sekelas yang berbeda jenis kelamin.

Aku memang berencana untuk memperkenalkan Asanagi kepada Ibuku nanti. Tapi… tidak seperti ini… Ini benar-benar cara terburuk baginya untuk mengetahui tentang Asanagi.

“Maaf sudah menunggu, Umi-chan. Karena sudah selarut ini, Ibumu mengizinkanmu menginap.”

“E-Eh? B-bukankah aku akan mengganggu? Lagipula, Mae… tidak, Maki-kun…”

Benar. Tidak peduli seberapa baik kami berteman, tinggal satu atap dengan anak perempuan seusiaku itu sedikit.... 

"Nggak apa-apa. Bahkan jika rumahmu dekat. Aku tidak bisa membiarkan seorang gadis berjalan pulang sendirian di tengah malam. Kupikir kita berdua tahu bahwa putraku di sini juga sedikit tidak dapat diandalkan dalam hal itu, kan? Tentu saja, aku akan memastikan bahwa dia tidak akan menyentuhmu malam ini. Jadi, kamu tidak perlu khawatir, Umi-chan.”

“M-mana mungkin aku menyentuhnya! Lagipula, ketika kami ketiduran.., dia tidur di tempat tidur sedangkan aku berbaring di lantai sendirian.”

"Hee, meskipun kamu mengatakan itu. Kamu sendiri tadi ingin menyentuh pipinya, kan?"

“Tidak mungkin aku melakukan itu. Kami tidak berada dalam hubungan seperti itu… Ayolah Bu, percayalah sedikit pada putramu.”

Meskipun tebakannya agak benar. Aku tidak menyentuh pipinya. Aku hanya mengintip wajahnya. Tentu saja, aku tidak menyesali apa pun.

“Tetap saja, Ibu tidak percaya kamu membawa pulang seorang gadis cantik... Padahal, kerjanya cuma malas-malasan dan bermain game. Hei, Maki.. Sejak kapan kamu berteman dengan Umi-chan?”

“Oi, bisakah kau berhenti menjelek-jelekkanku putramu sendiri?"

"Tapi, itu kebenarannya 'kan?"

"Ugh...!"

"Jadi, sejak kapan kamu dekat dengan gadis cantik seperti, Umi-chan?"

"Ern, kurasa sekitar dua bulan."

Secara teknis aku tidak membawa siapa pun pulang. Dia awalnya datang tanpa diundang. Tapi, aku seorang pria terhormat. Jadi, aku akan menanggungnya dan mengambil L di sini.

"Hm, begitu ya... Jadi, itu alasan kenapa rumah akhir-akhir ini baunya wangi?"

"Hei, emak! Pililah kata-kata lebih baik lagi."

Alasanku sebelumnya adalah untuk menghilangkan bau bawang putih dari pizza yang aku pesan. Tapi sebenarnya, itu untuk menyamarkan kehadiran Asanagi di rumah.

Aku tidak tahu apakah itu parfumnya. Tapi setiap kali dia pulang, selalu ada bau manis samar yang tertinggal di dalam rumah dan karena hidung Ibuku cukup sensitif, aku mencoba yang terbaik untuk menyembunyikannya darinya.

Namun pada akhirnya, semua usaha itu menjadi sia-sia karena kejadian ini.

“Ngomong-ngomong, karena ibumu sudah mengizinkannya, kamu harus menginap malam ini, Umi-chan. Tapi, pastikan untuk pulang besok pagi dan minta maaf pada Ibumu dengan benar, oke?”

“Asanagi, jangan terlalu khawatir tentang itu, oke? Kau tidak mengganggu dan aku tidak akan melakukan apa pun padamu."

Aku juga harus pergi ke rumahnya dan meminta maaf kepada orang tuanya besok.

“Uhm… kamu benar-benar tidak akan melakukan apapun padaku?”

"Tentu saja, menurutmu aku ini pria seperti apa?"

"Baiklah. Yah, kalau kamu punya nyali untuk melakukan itu, kita tidak akan pernah berteman… Mhm.”

Dia enggan pada awalnya, tapi sepertinya kami berhasil meyakinkannya saat dia menganggukkan kepalanya beberapa kali.

"Kalau begitu, mohon bantuannya.."

"Oke.. Oh, iya.. Umi-chan, kamu harus mandi dulu dan kamu juga harus mengganti seragam sekolahmu itu."

"Tapi, aku tidak membawa piyama atau semacamnya.."

"Tenang saja, kamu boleh meminjam baju tidurku."

"E-Eh? Terima kasih banyak."

"Tidak, tidak. Jangan khawatirkan hal itu. Maki, pergilah ke kamarmu.”

"Baik."

Aku tahu Ibu marah padaku. Tapi, dia masih bisa bersikap manis di depan Asanagi. Sebenarnya, dia terlihat sangat bersemangat untuk beberapa alasan, itu tidak terpikirkan mengingat dia baru saja kembali dari lembur.

Lagipula, ini pertama kalinya aku membawa seorang teman ke rumah. Jadi, dia mungkin penasaran.

Tentu saja, kegembiraannya juga bisa berasal dari fakta bahwa Asanagi adalah seorang gadis cantik.

Aku tahu bahwa dia selalu menginginkan anak perempuan.

“Ah, sebelum aku kembali ke kamarku, dimana Asanagi tidur? Tidak mungkin kita membiarkannya tidur di sofa, kan?”

Kami tidak memiliki kamar tamu. Jadi, satu-satunya tempat untuk tidur adalah di ruang tamu.

“Eh? Aku tidak keberatan tidur di sofa…”

“Tidak boleh. Umi-chan, kamu tidak akan bisa tidur nyenyak di sana dan kamu akan terbangun dengan sakit punggung.”

“Kalau begitu, satu-satunya tempat yang kosong adalah…”

Asanagi melirikku.

Hanya ada dua kamar di rumah ini, kamarku dan kamar ibuku. Karena ibu akan tidur di kamarnya, maka satu-satunya tempat dia bisa tidur adalah kamarku.

“Oke, aku akan tidur sofa malam ini dan kau menggunakan tempat tidurku. Setelah kau selesai mandi, ketuk saja kamarku, mengerti?"

“Tapi, Maehara, kamu–”

“Jangan khawatir, aku sudah terbiasa tidur di lantai. Jadi, tidur di sofa bukan masalah besar."

“Tapi… Apa kamu yakin…?”

"Ya. Buatlah dirimu senyaman mungkin."

Dia sudah tidur di kasurku tadi. Jadi, buat apa dia mengkhawatirkan hal itu?

“Hora, Maki memberikan persetujuannya, tidak perlu menahan diri, oke, Umi-chan?”

"Baik."

Jadi, waktu kita bersama akan berlanjut untuk beberapa saat lagi.




|| Previous || Next Chapter ||
3 comments

3 comments

  • Arcturus
    Arcturus
    22/2/22 10:24
    Langsung dapat restu yekan🗿
    Reply
  • Zexdexz
    Zexdexz
    22/1/22 20:09
    Awoakwoak bgst orang tua idaman
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    22/1/22 18:13
    Hehe mantap
    Reply
close