NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kurasu de Nibanme ni Kawaii Onna no Ko to Tomodachi ni Natta [WN] Chapter 67

Chapter 67 – Festival Pengakuan


Istirahat makan siang.

“Asanagi.”

“Ah. Mnm.. Tunggu sebentar, biarkan aku membereskan buku pelajaraku dulu.”

Seperti yang dijanjikan, aku mendekatinya saat istirahat makan siang tiba.

Saat aku berjalan ke tempat duduknya dan memanggilnya, semua orang di kelas menatapku. Aku bisa merasakan campuran emosi dalam tatapan itu, tetapi aku sudah terbiasa sekarang.

Hubunganku dan Umi sangat dekat. Jadi, mendekatinya seperti ini seharusnya hal yang normal, kan?

“Terima kasih sudah menunggu, ayo kita pergi… kamu juga mau ikut 'kan, Nina?"

“Hehehe… Tentu saja!” katanya, tersenyum.

Nitta-san tersenyum.

“Oh, kamu juga ikut, perwakilan kelas-kun?"

“Sudah kubilang, berhenti memanggilku seperti itu... Yah, terserah.."

Rupanya kami bertiga akan makan siang bersama-sama, aku, Umi dan Niita-san. Jujur saja, aku merasa sulit untuk berurusan dengan orang-orang seperti Nitta-san. Tapi, setelah mengobrol beberapa kali sejak Festival Budaya, aku mulau terbiasa dengannya.

Berbeda dengan dua gadis yang menjadi pusat kelasku, Amami-san dan Umi. Nitta-san adalah tipe orang yang bertindak berdasarkan pendapat mayoritas di kelas. Dengan melihat sikapnya, aku bisa merasakan bagaimana aku dipandang oleh kelas.

Aku tidak peduli dengan orang lain, asalkan ada Umi di sisiku. Tapi, Umi pernah mengatakan padaku sesuatu seperti 'Cobalah terbuka dengan orang lain. Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan teman'. Itu sebabnya, aku memutuskan untuk mencoba bergaul dengan orang lain selain Umi dan Amami-san.

“Baiklah, ayo pergi.”

“Mm… Tunggu, bagaimana dengan Amami-san?”

"Kita akan menjemputnya."

Biasanya, dimanapun Umi berada, Amami-san juga akan ada disana. Tapi untuk beberapa alasan, dia saat ini tidak berada di kelas.

Setelah pelajaran selesai, dia berbicara sebentar dengan Umi dan langsung pergi dari kelas.

Itu adalah sebuah kejadian yang tidak biasa karena biasanya dia selalu menempel pada Umi seperti lem.

Ngomong-ngomong, pergi kemana tuh orang?

* * *

Segera setelah kami meninggalkan kelas, kami menuju ke tempat di mana Amami-san berada dengan kotak makan siang kami di tangan.

Menurut Umi, dia ada di tempat parkir sepeda. Tempat yang sering aku gunakan untuk menghabiskan istirahat makan siang ketika aku masih seorang penyendiri.

Dan juga, merupakan tempat pengakuan yang terkenal karena hampir tidak ada orang yang melewati tempat itu.

“Sepertinya aku sering mengintip pengakuan orang lain akhir-akhir ini…”

Aku bersembunyi di balik bayangan bersama Umi dan Nitta-san saat aku melihat Amami-san dan seorang siswa laki-laki dari kejauhan. Siswa laki-laki itu tampaknya adalah Kakak kelas.

“Yah.. Lagipula, Yuu sendiri yang memintaku untuk datang ke sini..."

“Eh? Benarkah?"

"Iya, apa kamu tidak tahu tentang itu, Perwakilan kelas-kun?"

Pertanyaanku dijawab oleh Nitta-san yang sedang mengutak-atik smartphonenya.

“Kalau temanmu menerobos masuk pada saat yang tepat, kecil kemungkinannya kamu akan mendapat masalah setelah menolak seseorang. Orang-orang yang menerima pengakuan kadang-kadang juga merencanakan sesuatu seperti ini, tahu?”

“Dalam kasusmu, Nina, kamu hanya ingin mengintip…”

“Aku di sini untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu~ maksudku, dalam skenario terburuk, kamu akan membutuhkan seseorang untuk menjadi saksi, bukan?~”

“…Katakan itu setelah kamu menghapus foto Maehara dan aku berpegangan tangan…”

“Bisa aja kok aku menghapusnya~. Tapi, aku yakin ada orang lain yang juga mengambil foto kalian. Menyerah saja~”

Insiden 'Bergandengan tangan'...

Memikirkannya saja sudah membuatku malu. Namun, berkat kejadian itu.. Siswa laki-laki mulai berhenti mengaku pada Umi.

..... Yah, ini kemenangkan bagiku, kurasa?

Itu sebabnya, mereka mencoba untuk memenangkan hati Amami-san sebagai gantinya.

'....Um, kalau kau tidak keberatan. Maukah kau datang ke pesta Natal bersamaku?'

'Maaf... aku sudah berjanji untuk pergi ke pesta bersama teman-temanku... Selain itu, aku sudah memiliki seseorang yang kusuka...'

Jelas dia akan ditolak, tapi mau tak mau aku merasa sedikit kasihan padanya.

Tidak ada yang tahu ini kecuali Umi dan aku, tapi saat ini, Amami-san sedang fokus memperbaiki hubungannya dengan Umi. Dia hanya tidak punya waktu untuk lebih dekat dengan orang lain, apalagi seseorang dari lawan jenis.

Amami-san akan memprioritaskan sahabatnya, Umi di atas orang lain, termasuk aku. Jika dia benar-benar ingin menjalin hubungan dengannya, hal terbaik yang bisa dia lakukan adalah menunggu.

Tapi, barusan... Dia bilang dia punya seseorang yang dia suka? Siapa?

Aku sudah cukup sering mendengarnya berbicara tentang Idol pria, tapi menurutku itu tidak penting.

Jika aku menyebutkan seseorang yang benar-benar dia suka… Umi?

“Nah... Sudah waktunya.. Umi, Perwakilan kelas-kun. Atau kalian mau menunggu lebih lama lagi?”

“Baiklah, ayo pergi. Maehara, ikuti aku.”

“Eh? Baik…"

Mengabaikan komentar Nitta-san, kami bertiga pergi ke arah Amami-san, berpura-pura bahwa kami tidak sengaja menabrak mereka.

“Yuu, apa yang kamu lakukan di sini? Ngomong-ngomong, apa kamu sudah makan siang? Kalau belum, mau bergabung denganku dan Maki?"

"Oh, Umi~! Tentu saja, aku ikut. Lagipula, urusanku di sini sudah selesai."

Amami-san melihat kami dan datang ke arah kami dengan senyum ikonik di wajahnya.

'Terima kasih, Umi. Kamu juga, Ninacchi, Maki-kun.'

Setelah itu, kamu langsung pergi dari tempat itu meninggalkan Kakak kelas yang di tolak.

.................

...........

.......

Beberapa menit setelah meninggalkan tempat parkir sepeda, kami berjalan ke arah halaman.

Kami memutuskan untuk makan siang di bangku di halaman.

Segera setelah kami duduk, wajah Amami-san yang sebelumnya kaku menjadi rileks.

“Fuuh.... Akhirnya lega juga."

“Otsukare, Amami-san. Kau pasti kerepotan, kan?"

"Yah, begitulah.. Tapi, aku sudah terbiasa sekarang."

Menurut Amami-san, dia sering mendapat pengakuan seperti ini selama persiapan untuk Festival Budaya.

Pada saat itu, Nitta-sanlah yang akan ikut campur karena sahabatnya, Umi... sibuk dengan urusan komite.

Nitta-san cenderung mengendur ketika kami mengerjakan proyek festival kami, tetapi di balik layar, dia melakukan yang terbaik untuk mendukung teman-temannya.

Kurasa aku bisa mengerti kenapa Amami-san dan Umi menganggapnya sahabat.

Ada banyak hal yang tidak bisa kau mengerti hanya dengan melihatnya dari sudut kelas.

“Oh, ngomong-ngomong, Umi, kamu bilang kamu punya sesuatu untuk dibicarakan sepulang sekolah. Apa itu? Apakah ini waktu yang buruk untuk mengatakannya sekarang?”

“Hm, nggak juga. Tapi, di sini ada Nina. Jadi...."

“Eh? Kenapa kalian mengabaikanku? Perwakilan kelas-kun. Kenapa dia jahat padaku?"

“Uh… maaf soal itu, Nitta-san…”

Kesanku tentang dia sudah berubah, tetapi bisakah aku benar-benar mempercayainya?

“Tidak apa-apa~, anggap saja Ninacchi tidak ada untuk saat ini~ Jadi, ada apa?”

"Um ... Ini soal ..."

Sambil mengawasi orang di sekitarnya, Umi berbicara tentang rencananya setelah pesta Natal selesai.

“Di rumah Maki-kun? Tentu saja, aku akan ikut! Kedengarannya menyenangkan~!"

Amami-san langsung setuju.

... Yah, aku sudah merepotkannya akhir-alhir ini. Jadi, kurasa aku harus melakukan yang terbaik untuknya selama hari itu.

“Eee. Dua gadis paling imut di kelas kita akan menghabiskan malam Natal di rumah Perwakilan kelas-kun!? Sial, kedengarannya sangat menarik…”

"Hm? Ada apa, Nina? Apa kamu mau iku juga?"

"Aku ingin ikut, tapi ...."

"Pada hari itu, aku akan pergi kencan dengan pacarku." Imbuhnya.

"""Hah?"""

"Hm? Apa yang membuat kalian begitu terkejut? Bukankah aku sudah memberitahu kalian? Seseorang mengaku kepadaku di Festival Budaya.”

Mendengar itu, baik Umi maupun Amami-san sama-sama menggelengkan kepala.

.... Nah, kan? Mereka berdua saja tidak mengetahuinya, apalagi aku...

Mengesampingkan hal itu, aku tidak terlalu terkejut seperti keduanya. Aku bisa mengerti itu, karena Nitta-san sendiri juga cukup cantik.

Kami menghabiskan sisa istirahat makan siang kami dengan mendengarkan bualannya tentang pacarnya.

Kegembiraanku memuncak sekarang setelah rencana Natalku ditetapkan.

Tapi tentu saja, lebih banyak masalah akan datang padaku sepulang sekolah.


Catatan Penerjemah:

Judul dari JP RAW '告白祭り' yang bisa mimin artikan 'Confession Fest' atau 'Festival Pengakuan' . Maaf jika mimin salah dan kalau kalian tahu, coment aja~




|| Previous || Next Chapter ||
24 comments

24 comments

  • Zinia
    Zinia
    10/4/22 13:29
    Jejak🗿
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    27/2/22 14:55
    LANJUTT!!! Semangat minn!!!
    Reply
  • Mecons
    Mecons
    23/2/22 15:39
    Menunggu jatah update lagi:v
    Reply
  • Chans
    Chans
    23/2/22 14:27
    Oke,sekarang meununggu up dari mimin
    Reply
  • Oniscorn
    Oniscorn
    23/2/22 05:20
    Lanjut min
    Reply
  • Random_people
    Random_people
    22/2/22 23:31
    Lanjoottt
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    22/2/22 23:16
    Updatenya santai aja min nunggu vol 2 rilis biar pake ilustrasinya hehehe, btw semangat dah buat translate nya, min.
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    22/2/22 18:25
    Thx min
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    22/2/22 18:07
    Arigatou
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    22/2/22 17:32
    Saya merasa orang yang disukai amami san itu mcnya sendiri (maehara maki)
    • Unknown
      Unknown
      23/2/22 00:30
      sepemikiran kita
    • Unknown
      Unknown
      23/2/22 06:43
      Kalo ada NTR nya seru nih... Hehe
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    22/2/22 17:21
    Next👍🔥
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    22/2/22 17:18
    Lanjut min
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    22/2/22 16:25
    thankies
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    22/2/22 15:00
    Tengkyu min!
    Reply
  • Arcturus
    Arcturus
    22/2/22 15:00
    New genre unlocked: yuri🗿
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    22/2/22 14:53
    Up
    Reply
  • Danurendra
    Danurendra
    22/2/22 14:48
    Lanjut~~
    Reply
  • Kang rebahan
    Kang rebahan
    22/2/22 14:38
    Hadir min
    Reply
  • Zexdexz
    Zexdexz
    22/2/22 14:29
    Hmm 🤨 tapi ngk mungkin juga ini kan romcom
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    22/2/22 14:08
    Lanjut
    Reply
  • Danang Joyo
    Danang Joyo
    22/2/22 14:01
    Next
    Reply
  • Nanashi
    Nanashi
    22/2/22 13:58
    Nitip sendal.............
    Reply
close