Chapter 155.5 - Pertama Kali
[PoV Amami Yuu]
Acara besar pertama setelah naik kelas 2, pertandingan antar kelas, berakhir tanpa banyak masalah.
...Tidak, kurasa itu bukan cara yang tepat untuk mengatakannya. Aku mengalami kesulitan pada awalnya, tetapi semuanya berjalan dengan baik pada akhirnya. Itu hanya pendapat pribadiku, aku tahu tidak semua orang memiliki pendapat yang sama.
Aku mendapatkan teman baru- Tidak, dia lebih seperti seseorang yang bisa aku ajak bicara dengan nyaman. Gadis itu, Nagisa-chan, cukup bar-bar. Tapi, aku tahu bahwa jauh di lubuk hatinya dia adalah seorang gadis yang baik. Aku juga tahu bahwa dia adalah seorang gadis pekerja keras. Lagipula, nilainya cukup bagus.
Aku sudah memanggilnya temanku, tetapi dia terus menyangkalnya. Yah, kami bergaul dengan baik. Jadi, aku hanya perlu terus mencoba.
Semuanya akan baik-baik saja, aku akan segera menjadikannya temanku!
Aku berharap yang lain mengerti keputusanku.
"Baiklah, Amami-chan, kita akan pergi ke arah ini, sampai jumpa nanti!"
"Ah, ya! Terima kasih sudah datang hari ini, meskipun aku mengundangmu tiba-tiba! Aku sangat bersenang-senang! Sampai jumpa nanti!"
"Lain kali biarkan kami mengajakmu nongki, oke?"
"Mm! Aku menantikannya!"
Aku mengucapkan selamat tinggal kepada gadis-gadis dari kelas 2-11, Nakamura-san, Shichino-san, Kaga-san dan Hayasaka-san. Karena mereka berasal dari kelas unggulan, awalnya aku mengira mereka akan lebih tegang. Tapi yang mengejutkanku, kami cukup banyak berada di garis yang sama dan aku sangat senang bergaul dengan mereka.
Nakamura-san memainkan tamborin seperti seorang ahli. Shichino-san adalah seorang bassis dari klub musik ringan, tetapi dia bernyanyi dengan sangat baik. Kaga-san terus menyanyikan soundtrack anime sepanjang sesi karaoke. Hayasaka-san terlihat serius dan tegang, dan dia berada di klub kendo. Jadi, aku terintimidasi oleh kehadirannya pada awalnya, tetapi yang mengejutkan, dia adalah yang paling santai di antara keempatnya. Dia bahkan mengajakku menyanyi bersama.
Dengan keempat orang itu, Umi pasti bersenang-senang setiap hari.
Aku belum pernah sesenang ini dalam beberapa waktu. Semuanya adalah pengalaman baru bagiku sejak aku mendaftar di sekolah ini.
Gadis-gadis itu terus menggoda Umi tentang hubungannya dengan Maki-kun.
Aku mengerti perasaan mereka.. bagaimanapun juga, reaksinya sangat lucu!
Aku adalah orang yang pertama kali menemukan kelucuannya.
"Ayo kita pulang, Yuu."
"Mm! Are, kemana Ninacchi?"
"Ah, dia pergi ke tolilet."
"Ah, begitu."
Aku bergabung dengan Umi dan Maki-kun, yang pergi duluan karena mereka adalah orang pertama yang mengucapkan selamat tinggal kepada gadis-gadis kelas 2-11.
Sejujurnya, aku ingin Nagisa-chan ikut bersama kami juga. Tapi, dia menepati janjinya bahwa dia hanya ada di sana untuk minum saja. Tentu saja, dia hanya pergi setelah membuat janji untuk berkumpul denganku di hari lain.
*Fyuah* "Aku sangat mengantuk... Aku akan tidur segera setelah aku sampai di rumah..."
"Sama..."
"Ahaha... Maaf, kalian berdua, karena aku kalian berdua-"
"Hentikan, kamulah yang bekerja paling keras, kami tidak punya hak untuk mengeluh. Selain itu, kita bersenang-senang dan itu yang terpenting."
"Mhm. Aku lelah, tapi aku bersenang-senang."
Mata mereka setengah tertutup. Aku benar-benar berterima kasih kepada mereka. Mereka mengikuti keinginanku tanpa mengeluh sepanjang hari. Dari pertandingan kelas hingga pesta, mereka membantuku dalam segala hal tanpa satu keluhan pun.
Terkadang mereka akan bermesraan dihadapanku yang membuatku entah mengapa malu melihat sikap bucin mereka. Namun, mereka akan mengorbankan waktu berdua hanya untuk menemaniku.
Aku hanya bisa tetap kuat karena mereka berdua selalu bersamaku... Tentu saja, aku tidak akan melupakan teman-temanku yang lain, Ninacchi, Sanae-chan dan Manaka-chan.
Aku ingin membalas budi kepada semuanya, tetapi aku tahu bahwa mereka akan menolaknya. Jadi, aku memutuskan untuk membalas budi mereka dengan tetap kuat dan tetap tersenyum tidak peduli apa yang terjadi padaku.
"Uhh..."
"Hm? Ada apa, Umi?"
"Uh... Aku baik-baik saja sampai beberapa saat yang lalu, tapi..."
Aku membisikkan pertanyaan itu kepada Umi, yang sedang duduk gelisah di bangku. Dia mengatakan kepadaku bahwa dia tiba-tiba ingin pergi ke toilet. Sekarang aku berpikir tentang hal itu, selama tiga jam sesi karaoke itu, dia tidak pernah pergi ke toilet sekali pun.
"Masih ada waktu sampai kereta berikutnya tiba, kamu harus cepat-cepat pergi. Kita selalu bisa naik kereta berikutnya kalau kita ketinggalan. Aku akan menjaga Maki-kun dan barang-barangmu untukmu."
"Uu... K-Kalau begitu, aku mengandalkanmu..."
Maki-kun saat ini tertidur lelap di sampingnya.
Dia benar-benar kelelahan, ya?
Meskipun itu bisa dimengerti, dia harus berurusan dengan kerumunan yang lebih besar dari biasanya kali ini.
Kami mencoba membangunkannya, tetapi dia tidak bergeming. Jadi, pada akhirnya Umi membiarkannya bersandar di pundakku dan pergi. Ini akan membuat tugasku mengawasi barang-barang mereka lebih sulit, tapi Ninacchi akan segera kembali. Jadi, aku tidak terlalu memikirkannya.
"....."
Saat aku mendengar pengumuman yang menggema, aku menghela nafas panjang.
Begitu banyak hal yang terjadi hari ini. Aku sulit tidur dan semua orang harus menghiburku dalam perjalanan ke sekolah, lalu ketika kami sampai di sekolah, kami bertengkar dengan Nagisa-chan.
Setelah itu, pertandingan terjadi dan Nagisa-chan menceritakan sisi ceritanya setelah itu. Kami berhasil berdamai karena itu, tetapi aku tidak akan pernah bisa sejauh ini sendirian.
"Terima kasih untuk semuanya, Maki-kun..."
Diam-diam aku berterima kasih kepada anak laki-laki yang tertidur di sampingku.
Berkat sorakannya, semuanya berjalan lancar selama pertandingan dan setelahnya.
Pada saat itulah aku menyadari betapa bodohnya tindakanku.
Anak laki-laki pemalu ini, yang tidak pernah berbicara padaku sebelumnya, harus berteriak seperti itu karena kebodohanku.
Meskipun aku tidak cukup sombong untuk berpikir bahwa sorakannya pada akhirnya untukku. Aku tahu dia melakukan itu dengan Umi dalam pikirannya. Dia hanya tidak ingin usahanya menjadi sia-sia karena aku.
"Aku tahu itu. Tapi, aku tetap merasa senang, kamu tahu..."
Aku diam-diam meraih kepalanya.
Rambutnya sedikit berantakan. Ini mengingatkanku ketika Umi memberitahuku tentang memotong rambutnya tempo hari. Juga, rambutnya berbau seperti rambut Umi, mereka mungkin menggunakan merek sampo yang sama.
"...Zzz."
"Hehe... Umi benar, dia terlihat begitu kekanak-kanakan ketika dia tertidur."
Aku ingin melihat lebih dekat wajahnya. Jadi, aku menyibakkan poninya ke samping.
Saat aku melakukan itu...
...Badump!
"Eh?"
Jantungku tiba-tiba mulai berdetak sedikit lebih cepat.
"A-Apa ini?"
Apakah ada yang salah denganku?
Aku melepaskan kepalanya dan meletakkanku di dadaku.
Detak jantungku kembali normal.
Apa aku membayangkan sesuatu?
"Itu dia! Maaf, Yuuchin, aku harus pergi ke toilet... Jadi, apa yang kalian lakukan?"
"Uhh... Maki-kun bilang dia mengantuk. Makanya dia tidur siang, setelah itu Umi pergi ke toilet. Jadi, aku mengawasi barang-barang kami dan Maki-kun."
"Eh, dia tertidur? Bagus, ayo kita ambil beberapa foto wajah tidurnya! Kita akan mengiriminya foto-foto itu nanti~"
"Mu, jangan lakukan itu! Setidaknya jangan ganggu dia sampai kereta tiba!"
Aku melihat wajahnya untuk memeriksa apakah keributan kecil yang kami buat membangunkannya atau tidak. Dia masih tidur, kurasa dia sangat kelelahan. Aku akan memberinya bantal pangkuan atau semacamnya agar dia bisa tertidur lebih lama. Tapi, aku tidak akan cukup kuat untuk melakukan itu. Tidak ada pilihan lain selain membangunkannya nanti ketika kereta tiba.
"Ninacchi, bisakah kamu menjaganya untukku? Aku juga harus pergi ke toilet."
"Hm? Baiklah. Rep~ Bangun~ kalau kamu tidur di sini kamu akan mati, kau tahu?"
"....Nnn? T-Tidak apa-apa, kita masih di bawah gunung bersalju.... Zzz..."
"Muu, Ninacchi, hentikan itu! Aku pergi sekarang, oke? Awasi dia dengan baik! Dan barang bawaan kita juga!"
Aku meninggalkan Maki-kun kepada Ninacchi sebelum mengikuti Umi ke toilet.
"Ah, Yuuchin!"
"Eh? Ada apa?"
"Toiletnya ada di sebelah sana!"
"Ah... Ahaha, makasih~!"
...Astaga, aku ini kenapa sih!? Aku perlu menenangkan diri dengan cepat.
Ini pertama kalinya aku merasa seperti ini.
.... Perasaan apa ini?
Post a Comment