[Bagian 1]
Belajar kami berjalan dengan lancar, di bawah pengawasan Amami-san dan Nitta-san.
Kami akan belajar selama tiga jam sepulang sekolah dari jam 4 sore sampai jam 7 malam dengan istirahat 10 di antaranya. Ketika hanya kami berdua, tanpa sadar kami akan membuang lebih banyak waktu untuk tidak melakukan apa-apa, tetapi dengan adanya orang lain yang mengawasi kami, kami bahkan tidak bisa mencoba melakukan itu.
Aku berhasil menyalurkan keinginanku untuk bermesraan dengan Umi menjadi keinginan untuk belajar. Hal ini terus berlanjut sampai ada satu minggu tersisa sampai ujian tengah semester dimulai.
"Mau minum apa, Umi~?"
"Hmm, biasanya aku minum Cola... Bagaimana denganmu, Nina?"
"Eeh~ Bukankah es kopi lebih cocok di saat seperti ini? Aku meleleh di sini, kau tahu? Bagaimana dengan kalian berdua?"
"Aku akan menyerahkannya pada kalian bertiga."
"Aku juga."
Karena mereka akhirnya menghentikan kegiatan klub, kami berlima, kelompok yang biasa termasuk Nozomu, mengadakan sesi belajar bersama hari ini. Kami saat ini berada di minimarket terdekat, membeli beberapa minuman, makanan ringan dan beberapa hal lainnya.
Meskipun sejujurnya, aku tidak yakin apakah 'sesi belajar' adalah istilah yang tepat untuk itu, karena yang akan belajar adalah tiga orang lainnya sementara Umi dan aku akan mengajari mereka.
"Matur suwun, Maki.. karena tidak melupakanku.... Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa menjadi manusia lagi..."
"Berhenti bereaksi berlebihan. Yah, bagaimanapun juga, kau kelihatannya dalam mood yang baik."
Dia menyeringai konyol di wajahnya saat dia mengangguk pada kata-kataku. Dia akhirnya terbebas dari latihan hariannya, ini adalah pertama kalinya dalam waktu yang lama dia bisa bergaul dengan bebas seperti ini.
Dan tentu saja, ini juga merupakan kesempatan besar baginya untuk mengincar seorang gadis pirang tertentu dalam kelompok kami.
"Hei, Maki."
"Hm?"
"Bukankah Amami-san semakin hari terlihat imut?"
"... Ya, iya."
Sudah beberapa bulan sejak dia mengaku padanya dan sejak itu dia memendam perasaannya.
"Ahh... Kira-kira ada orang yang dia suka nggak yah? Hei, Maki. Apa kau sudah mendengar sesuatu dari Asanagi atau Nitta?"
"Tidak. Yah, masih ada banyak orang yang mengincarnya juga. Tapi, aku tidak yakin ada orang yang di sukainya.."
Bahkan Amami-san terkenal dikalangan siswa baru dan ada banyak dari mereka yang sudah mengaku padanya. Tentu saja, dia menolak semua orang.
Karena kami berada di kelas yang sama, aku sudah melihat adegan seperti itu secara teratur. Kadang-kadang orang akan memanggilnya keluar ketika dia sendirian, beberapa dari mereka bahkan menyergap kami ketika kami sedang nongkrong dengan Umi.
Ngomong-ngomong, Umi juga menerima surat cinta, tetapi dia mengabaikan semuanya.
"Kudengar selain dirimu.. Asanagi, Amami-san dan Nitta sangat dijaga ketika berbicara dengan anak laki-laki. Anggota klub olahraga mengeluhkan hal itu. Dalam kasus Amami-san, ada seorang gadis menakutkan yang menjaganya dan tak satupun dari mereka bisa mendekatinya."
"Ah, Arae-san? Begitu, ya."
Orang-orang itu hanya akan mencoba untuk mengaku ketika Arae-san tidak ada. Sejak pertandingan antar kelas, mereka sering nongkrong bersama. Kalau kau pernah mencoba mendekati Amami-san ketika dia ada, Arae-san akan mengusirmu dengan tatapan matanya.
Aku tidak tahu apakah dia mencoba untuk menjaga Amami-san atau dia hanya menganggap orang-orang itu merusak pemandangan. Tapi berkat dia, Amami-san bisa lebih santai.
"Satu lagi, ada beberapa laki-laki dari kelasku yang memintaku untuk memperkenalkanmu.."
"Hah? Aku? Kenapa aku?"
"Ada apa dengan reaksimu itu! Apa kau tidak menyadarinya? Kau bergaul dengan mereka bertiga, terlebih lagi kau itu pacarnya Asanagi!"
"Ah, jadi begitu.."
Faktanya, itu tidak seperti aku benar-benar dekat dengan dua orang lainnya. Aku hanya dekat dengan Umi. Amami-san adalah sahabatnya dan Nitta-san akan ikut serta setiap kali dia melihat mereka berdua bersama-sama. Jika bukan karena Umi, aku tidak akan sering bergaul dengan mereka berdua.
Aku memperhatikan punggung ketiganya, yang sedang berbicara di depan rak-rak permen.
Kami semua tahu betapa imutnya pacarku, tetapi dua gadis lainnya cukup menarik perhatian.
Setiap kali ketiganya nongkrong bersama di sekolah, mereka akan menarik banyak perhatian di mana-mana. Aku mengerti sepenuhnya bahwa orang-orang ingin mencoba mendekati mereka.
"Ada apa, Rep? Dari tadi kamu menatap ke arah kami terus~?"
"Tidak, siapa juga yang menatappmu.."
"Oho? Sungguh, laki-laki yang tidak sopan.. Umi, lihat pacarmu itu. Dia dari tadi menatap Yuuchin dan aku dengan tatapan cabulnya."
"Hee~ Mengerti, aku akan memberi pelajaran padanya nanti.."
"Muu, Maki-kun.. apa.kamu tidak puas dengan Umi? Maksudku, Umi itu pintar, imut, baik hati, cantik.. terlebih lagi, dia punya oppai yang besar~!"
"Yuu, sahabat baikku. Aku senang kamu memujiku. Tapi, aku tidak menerima pelecehan seksual. Cepat ke sini, biar aku disiplinkan sikapmu itu.."
"Kyaa~ Umi menakutkan~ Tolong aku, Ninacchi~"
Saat mereka berdua sedang bercanda, bagian tubuh mereka berguncang-guncang dengan memikat.
"...Kalian berdua, jika kalian menatap dadaku, aku akan mencungkil mata kalian."
Aku mengabaikan Nitta-san sepenuhnya dan terus menonton Umi dan Amami-san.
Selalu menyenangkan melihat mereka berdua bercanda seperti ini. Nitta-san akan memulai dengan lelucon, Umi akan bergabung dan Amami-san akan ikut bergabung juga atau tertawa terbahak-bahak. Kadang-kadang mereka akan menyeretku ke dalamnya seperti sekarang. Keseimbangan semacam ini dalam hubungan mereka dimungkinkan karena mereka bergaul dengan baik.
Jika seseorang ingin berteman denganku, aku tidak keberatan memperkenalkan mereka kepada mereka bertiga, tetapi jika mereka hanya ingin lebih dekat dengan mereka. Maaf, tapi aku harus menolaknya. Mereka bisa berpikir apa pun yang mereka inginkan tentangku, tetapi aku tidak ingin siapa pun mengganggu hubungan kami lebih jauh.
Membantu Nozomu sudah sulit bagiku, aku tidak ingin terlibat dengan orang lain.
"Yah, tentu saja aku menolak mereka. Seolah-olah aku akan membiarkan mereka menyentuh Amami-san dengan jari-jari kecil mereka yang kotor."
"Kau seharusnya menyimpan bagian terakhir itu untuk dirimu sendiri... Yah, bagaimanapun juga, terima kasih, aku akan menyerahkan masalah itu padamu, oke?"
"Serahkan padaku! Nah, sudah waktunya, mari kita bawa tas mereka."
"Kay."
Setelah kami berlima membayar semuanya, kami meninggalkan minimarket sambil mengobrol dengan gembira.
"Oi oi, kalian membeli terlalu banyak! Tidak mungkin kita bisa menghabiskan semua ini!"
"Kita akan menyimpan sisanya untuk nanti. Kau hanya akan bergabung dengan kami untuk satu hari, bukan? Sementara kita, kita akan nongkrong di rumah Rep lebih lama lagi 'kan, Yuuchin?"
"Mhm! Kita harus mengawasi belajar mereka atau orang tua mereka tidak akan mengizinkan mereka pergi jalan-jalan.."
"Eh? Perjalanan? Maki, ada apa ini semua?"
"Ah... Uh... Itu..."
"...Kita perlu bicara, Maki."
"A-Aku menolak!"
"Kau tidak bisa!"
Aku mendengar ketiga gadis itu menertawakanku saat aku mulai berlari menuju rumahku untuk melarikan diri dari cengkeraman Nozomu.
Beginilah hubungan kami sejak Natal lalu. Aku ragu bahwa ada ruang bagi orang lain untuk memasuki lingkaran pertemanan kami. Aku ingin semuanya seperti ini selamanya, tetapi jika suatu hari hubungan kami hancur, apa yang akan terjadi, aku bertanya-tanya?
Pikiran itu terus ada di benakku untuk beberapa saat.
Post a Comment