Kami memutuskan untuk bertemu di rumah Umi sebelum pergi ke rumah Amami-san.
Baru seminggu sejak terakhir kali aku pergi ke rumah Amami-san, tetapi aku merasa sangat gugup untuk pergi ke sana. Penyebabnya adalah Rocky. Aku tahu bahwa dia tidak akan menggigitku. Tapi akhir-akhir ini, setiap kali aku berkunjung, cara Rocky menyambutku lebih kasar dari biasanya.
Aku adalah satu-satunya yang dijegal dan dijilat olehnya. Dia seharusnya lebih terbiasa dengan Nitta-san atau Umi, tapi kenapa hanya aku yang menerima perlakuan seperti ini?
"Apa aku berbau seperti sesuatu yang disukai anjing?"
Aku mengendus kerah bajuku. Tapi yang bisa kucium hanyalah campuran pelembut kain dan keringat.
"Lagi ngapain sih? Apa kamu lupa mencuci kemeja itu atau apa?"
"Tidak, aku sudah mencucinya dan bahkan sudah menyetrikanya dengan benar. Aku hanya penasaran mengapa Rocky begitu melekat padaku."
"Ah, itu toh. Gimana ya, aku juga kurang tau. Meski aku sudah mengenalnya sejak dia masih kecil. Tapi, dia hanya bertingkah seperti itu di sekitarmu. Mungkin anjing menganggap aromamu menarik? Entahlah, aku tidak tahu. Aku bukan anjing."
Dia mendekat dan mengendusku. Seperti yang diharapkan, dia tidak menemukan sesuatu yang salah dengan bauku.
Mengesampingkan hal itu, aku mengikuti saran Umi dan memakai cologne yang tidak terlalu kuat. Tapi untuk beberapa alasan, Umi mengatakan kepadaku untuk tidak melakukan itu hari ini. Jadi, aku memakai antiperspirant sebagai gantinya.
Bagaimanapun, aku tidak akan sering pergi ke rumah Amami-san. Jadi, aku bisa meninggalkan anjing itu sendirian untuk saat ini. Maksudku, itu tidak seperti dia membenciku atau apa pun.
"Kurasa aku hanya harus mempersiapkan diriku secara mental... Btw, haruskah kita pergi sekarang?"
"Ah, benar. Hei, Nii-san cepatlah! Kami sudah lelah menunggumu!"
Bersamaan dengan suara langkah kaki yang tergesa-gesa, Riku-san muncul dengan pakaian kasualnya.
"Yo, Riku-san. Lama tidak ketemu.."
"Yo, lama tidak ketemu. Yah, meski baru 2 minggu..."
Belum lama sejak perjalanan itu, tapi Riku-san sudah terlihat lebih rapi dari sebelumnya. Rambutnya sekarang lebih pendek dan lingkaran hitam di sekitar matanya telah memudar.
Dia tampak seperti seorang pemuda biasa. Sulit untuk membayangkan penampilannya yang sebelumnya sulit diatur ketika melihatnya seperti ini.
Ngomong-ngomong, dia akan menemani kami ke tempat Amami-san hari ini. Tentu saja, Amami-san telah memberi kami izinnya.
"Kau sudah banyak berubah, Riku-san... Aku terkejut."
"Aku juga terkejut pada diriku sendiri. Juga, sudah diputuskan bahwa aku akan bekerja di Shimizu Inn mulai minggu depan. Shi-chan, dari tadi terus mengomeliku lewat telepon.."
Aku sudah mendengar semuanya dari Umi. Riku-san akan pindah dari rumah dan kembali ke rumah Mizore-san minggu depan. Dia tidak bisa membawa koleksi gim dan manga-nya. Jadi, dia membiarkan kami melakukan apa pun yang kami inginkan dengan barang-barangnya setelah dia pergi.
Sebelum dia pergi, dia ingin menjernihkan kesalahpahaman antara dia dan Amami-san.
"Nah, gitu dong.. Kalau penampilanmu rapi seperti ini enak di liat. Btw, bisakah kamu berbicara dengan Yuu dengan benar? Berjanjilah padaku bahwa kamu tidak akan bertindak seperti orang aneh di depannya, atau aku akan memukulmu sampai babak belur."
"Jelas dong, bagaiamanapun juga. Aku sudah berubah.."
Seharusnya tidak ada masalah dengannya. Tapi, aku akan mengawasinya untuk berjaga-jaga.
Bukannya aku tidak mempercayainya atau apa pun, hanya saja pesta ulang tahun Amami-san lebih besar dari yang diperkirakan. Karena sebagian besar orang di sana adalah gadis-gadis, akan lebih mudah bagiku untuk bersama Riku-san daripada berbaur dengan para gadis.
Dengan ini, kami bertiga siap pergi ke tempat Amami-san dengan membawa hadiah kami.
Rumahnya hanya berjarak 10 menit dengan mengendarai mobil. Dalam perjalanan, aku bertanya pada Riku-san pertanyaan yang sudah lama menggangguku.
"Ngomong-ngomong, Riku-san. Apa kau yakin bisa akrab dengan Reiji-kun? Kau pergi ke sana beberapa kali setelah perjalanan itu, kan?"
"Ah, benar. Ayah Shi-chan harus mengajariku beberapa hal terlebih dahulu. Jadi, aku harus pergi ke sana untuk bertemu dengannya... Adapun masalah Reiji-kun... Ugh..."
"Sulit, ya?"
"Ya. Maksudku, apa yang bisa aku lakukan? Bahkan jika aku memperkenalkan diriku sebagai teman masa kecil Shi-chan, aku masih orang asing baginya... Yang bisa kulakukan adalah mencoba yang terbaik... Setidaknya untuk saat ini."
Sepertinya Riku-san akan memakai senyum masam itu untuk beberapa waktu. Yah, mereka memiliki ketertarikan yang sama dalam hoby. Jadi, mereka hanya perlu mengenal satu sama lain dengan lebih baik, seharusnya tidak terlalu banyak masalah.
Reiji-kun cepat akrab denganku. Jadi, seharusnya dia tidak akan mengalami kesulitan dengan Riku-san karena kami mirip dalam banyak hal.
"Ah, selamat datang, semuanya! Tempatnya di sebelah sini~"
Sama seperti minggu lalu, Amami-san menyambut kami di depan rumahnya. Karena dia adalah bintang pertunjukan hari ini, dia tampak berusaha lebih keras untuk mendandani dirinya sendiri. Dia tampak lebih cantik dari biasanya.
Gaunnya berwarna biru pastel, sangat cocok dengan rambut keemasannya.
"Woof!"
Rocky, yang berdiri di sampingnya, memperhatikanku dan menggonggong ke arahku. Tapi mungkin karena ia waspada terhadap Riku-san, ia tidak menerkamku. Malahan, ia hanya mengibaskan ekornya dengan gembira.
Cara dia bertindak terhadap Riku-san benar-benar mirip dengan pemiliknya...
"Riku-san, bisakah kau tetap dekat denganku sepanjang hari?"
"Apa? Kenapa harus aku?"
"Sudahlah, lupakan saja."
Aku merasa kasihan pada Rocky. Jadi, aku memutuskan untuk meninggalkan sisi Riku-san dan berjalan ke arah Rocky yang disambut dengan kasar.
Saat aku sedang bertahan dengan jilatannya yang kuat, sebuah tangan besar tiba-tiba menyentuh bahuku.
Aku berbalik dan melihat satu-satunya teman laki-lakiku berdiri di sana.
"Yo, Maki, apa yang kau lakukan? Kenapa dia menjilatimu seperti itu? Apa kau menutupi wajahmu dengan mentega atau sesuatu?"
"Ugh... Tentu saja tidak. Aku sudah mencuci mukaku sampai bersih, kau tahu? Juga, tetap semangat meski kalah.."
"Ya... Aku sudah melakukan yang terbaik, tetapi lawannya terlalu kuat.
Kami pergi untuk mendukungnya tempo hari, tetapi usaha kami sia-sia karena tim baseball kami kalah. Itu adalah pertandingan yang sangat tipis. Inning ke-9 sangat berat bagi ace tim kami. Dia berhasil melempar bola dengan sempurna, tetapi anggota tim yang lain tidak bisa mengatasi serangan lawan yang tiada henti.
Aku mendengar bahwa mereka sudah membentuk tim baru untuk turnamen berikutnya. Namun, karena bentar lagi akan ada ujian, mereka beristirahat dari latihan. Itu sebabnya, dia bisa menghadiri pesta ulang tahun Amami-san.
"Ngomong-ngomong, Maki... Terima kasih banyak sudah mengundangku... Ini terasa seperti mimpi... Ah, rumah Amami-san..."
"Mau bagaimana lagi. Aku tidak ingin menjadi satu-satunya anak laki-laki di sini."
Selain Riku-san, yang akan pergi lebih awal dari kami semua karena dia harus menyiapkan barang bawaannya, orang lain selain Nozomu dan aku adalah para gadis.
Sejauh yang kutahu, selain circle yang biasa dengan Umi dan Nitta-san, Nitori-san dan Houjou-san juga akan berada di sana. Nakamura-san dan gadis-gadis lain dari kelas 2-11 juga diundang dan mereka akan datang beberapa saat kemudian.
"Ah, tentu saja kau akan ada di sini.."
"Arae-san..."
"Dengar, ini tidak seperti aku ingin berada di sini atau apa pun. Amami mengundangku. Makanya, aku datang. Selain itu, aku perlu melihat Tachibana- Ern, Houjou dan Nitori karena aku belum menyelesaikan masalah dengan mereka. Jadi, ya, aku tidak berada di sini karena aku ingin berada di sini, oke?"
Padahal, aku belum mengatakan apa-apa...
Bagaimanapun, akan ada banyak orang di sini. Jadi, pestanya pasti akan meriah. Aku berharap bahwa segala sesuatunya tidak akan lepas kendali.
Post a Comment