NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kurasu de Nibanme ni Kawaii Onna no Ko to Tomodachi ni Natta [WN] Chapter 241

Chapter 241 - Foto Dari Sebuah Rumor


Arae-san memanggilku karena suatu alasan. Jadi, aku meninggalkan lapangan bersamanya dan pergi ke ruang kelas kami. Aku ingin tahu apa yang dia butuhkan dariku.

Biasanya, kami akan pergi ke belakang gym atau ke tempat yang sepi jika kami ingin berbicara, tetapi sebagian besar area itu digunakan oleh orang lain untuk berlatih atau sedang ramai. Ruang kelas adalah pilihan terbaik berikutnya.

Karena ia telah berusaha keras untuk melakukan ini, sesuatu yang besar yang tidak bisa ia ceritakan pada siapapun mungkin telah terjadi.

"Aku tidak ingin bertele-tele. Jadi, aku akan langsung ke intinya. Amami, Maehara, apa kalian mengenali foto ini?"

Setelah memastikan bahwa tidak ada orang lain di dalam kelas, Arae-san melemparkan smartphonenya kepada kami.

Aku menerima smartphone darinya dan melihatnya bersama semua orang.

"...Apa ini?"

Itu adalah foto Amami-san dan aku.

Foto itu menunjukkan kami saling berhadapan-tidak, itu tampak seperti kami akan berciuman.

"....Maki, Yuu, apa maksudnya ini?"
,
"Uh... Um... Kupikir ini terjadi beberapa waktu yang lalu ketika aku bertemu dengan Maki-kun saat dia menunggumu, Umi. Itu loh pas kamu sedang sibuk membantu anggota OSIS.."

"....Mhm, aku tidak ingat saat-saat lain ketika aku bersama dengan Amami-san. Dari foto ini, kejadian ini ketika Amami-san ingin mengambil sesuatu dari rambutku.."

Aku tidak berpikir ini adalah masalah besar karena aku melaporkan kepada Umi bahwa aku mengobrol dengan Amami-san sendirian. Meskipun aku tidak bisa mengatakan bagian ini karena ini adalah sesuatu yang biasanya dilakukan Amami-san, seperti saat kami berada di kolam renang.

Namun, bagi orang luar yang tidak mengetahui dinamika kelompok kami, hal ini bisa dilihat sebagai skandal besar atau semacamnya.

Nitta-san, yang telah menatap gambar itu dalam keheningan, bergumam sambil mengerutkan alisnya,

"Hm... Foto ini sudah diedit. Lihatlah bagian ini, posisinya sedikit melenceng, lihat?"

"Eh? Kamu bisa mengatakan sesuatu seperti ini, Ninacchi?"

"Ya, aku sering memposting foto selfieku di media sosial. Jadi, aku familiar dengan hal semacam ini. Mereka sengaja mengeditnya sehingga kalian berdua terlihat seperti akan berciuman. Meski ini kurang sempurna, tapi jika mereka ingin menyebarkan rumor aneh tentang kalian. Kurasa ini sudah cukup."

Arae-san mengangguk pada kata-katanya, sepertinya dia memiliki pendapat yang sama seperti miliknya.

"Aku tidak tahu dari mana asalnya. Salah satu temanku menunjukkannya padaku. Aku langsung menyadari bahwa itu diedit, tetapi sepertinya foto itu sudah menyebar di antara kelas 1 & 2."

"Jadi, itu sebabnya orang-orang telah memberi kita perhatian lebih dari biasanya."

Aku bertanya-tanya mengapa orang-orang bergosip tentang aku, tetapi setelah melihat ini, semuanya masuk akal.

Aku tidak tahu rumor macam apa yang menyebar karena foto ini, tetapi aku tahu bahwa itu tidak akan menyenangkan.

Itu mungkin akan menjadi sesuatu di sepanjang garis, 'Pria tampan yang tidak puas dengan pacarnya yang imut sedang mencoba untuk merayu Idol sekolah. '

"Tapi, siapa orang melakukan hal seperti ini?..."

Aku bergumam pada diriku sendiri saat aku menatap foto itu.

Foto itu terlihat agak kurang jelas, mungkin karena siapa pun yang melakukan ini ingin menambahkan kesan realisme pada foto. Mereka ingin membuat gambar terlihat seperti diambil secara mendadak. Karena Amami-san menonjol karena dia satu-satunya gadis berambut pirang di sekolah kami, ini bisa menjadi pembicaraan utama seluruh sekolah setidaknya selama Festival Olahraga.

... Benar-benar tindakan yang menjijikkan.

Suasana berat menyelimuti ruang kelas, meskipun Amami-san dan aku tidak melakukan sesuatu yang salah.

"...Maaf semuanya, aku tidak bermaksud melakukan itu. Tapi, sepertinya tindakanku menyebabkan orang salah paham..."

"Tidak apa-apa, Yuu. Kami semua bisa mengerti kok.."

"Itu benar, Yuuchin! Hubungan kita selalu seperti ini, orang-orang yang mengedit dan menyebarkan foto-foto itu yang salah!"

Meskipun itu tidak disengaja, Amami-san dan aku juga bisa disalahkan atas kejadian ini. Kecerobohan kitalah yang menyebabkan situasi ini pada awalnya. Sejujurnya, aku sudah siap jika Umi memarahiku dengan keras karena hal ini. Tapi itu tadi.

Kita masih tidak bisa membiarkan orang-orang yang membuat rumor semacam ini lolos begitu saja.

"....Maaf. Sebenarnya, aku aku ragu-ragu untuk memberitahu kalian tentang hal ini atau tidak untuk sesaat. Tapi, aku pikir akan lebih baik untuk membiarkan kalian tahu sehingga kalian bisa mempersiapkan diri. Mencegah lebih baik daripada mengobati, bagaimanapun juga."

"Aku setuju denganmu, Arae. Nina, bisakah kamu memberitahu Seki tentang hal ini nanti? Untuk jaga-jaga saja.."

"Mm. Yah, menunjukkan foto ini padanya hanya akan memicu kesalahpahaman yang lain. Tapi, aku akan memberitahunya nanti. Pokoknya, kita harus mencari sumber rumor itu. Bisakah kamu membantu kami, Araecchi? Tidak, maksudku, tolong bantu kami."

"....Yah, akulah yang memberitahu kalian foto itu. Jadi, tentu saja aku akan membantu."

Mereka berdua memiliki jaringan yang besar di antara para siswa/i. Jadi, kita bisa menyerahkannya kepada mereka. Aku ingin membantu mereka, tetapi karena aku adalah sumber rumor itu sendiri, jika aku membuat langkah gegabah, itu hanya akan memperburuk situasi. Hal yang sama bisa dikatakan kepada Umi dan Amami-san juga.

Yang bisa kami lakukan adalah menaruh kepercayaan kami pada teman-teman kami dan melewati situasi ini entah bagaimana caranya. Aku ingin percaya bahwa selama kami bersama, kami bisa melewati ini.

"Mari kita kesampingkan itu untuk saat ini. Yuu, yang harus kita lakukan sekarang adalah berlari, berteriak dan melupakan bahwa ini tidak pernah terjadi. Untuk melakukan itu, kamu harus ceria terlebih dahulu. Jangan membuat wajah seperti itu, oke?"

"....Mn. Hehe... Makasih, Umi, Nagisa-chan, semuanya..."

"Tidak perlu berterima kasih padaku. Ini benar-benar di luar karakter bagiku untuk melakukan ini atas kemauanku sendiri, tapi aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian. Aku tahu bagaimana rasanya berada di posisimu. Tidak ada seorangpun yang harus menderita melalui ini."

"Aku tahu itu, kamu gadis yang baik hati, Nagisa-chan. Aku sangat senang berteman denganmu. Terima kasih lagi, Nagisa-chan!"

"....Pikirkan apapun yang kamu suka. Tapi bisakah kamu setidaknya berhenti menambahkan '-chan' pada namaku? Itu memalukan."

"Eeh, begitu? Emm, yah. Aku akan memanggilmu Nagisa mulai sekarang."

"Terserahmu seja lah!"

Arae-san berpaling karena malu saat Amami-san memberinya senyuman lembut.

Mereka berdua bergaul dengan sangat baik. Hubungan Arae-san dengan Umi dan aku sama keringnya seperti biasanya, tetapi karena dia adalah tipe orang yang bisa menyesuaikan dirinya dengan setiap jenis situasi, itu tidak akan menjadi masalah.

Orang-orang seperti dia adalah apa yang membuat sosialisasi menjadi menarik.

"Baiklah, setelah latihan. Ayo kita pergi ke restoran atau semacamnya! Juga, ajak Seki sepulang nanti. Sudah lama kita nggak nggak nongki bareng, kan? Aku ingin bersantai, makan dan minum. Pokoknya aku tidak ingin memikirkan apapun. Tentu saja, MC harem kita yang traktir~"

"Lah, kok aku?... Yah, terserahlah. Lagipula, setelah ini kau akan bekerja keras untuk kami. Jadi, ini pas sekali.."

"Dasar, si Ninacchi! Jangan khawatir, Maki-kun, aku akan membantumu membayar makanan kita."

"Tentu saja, aku juga akan ikut membayarnya. Lagipula, aku ini pacarnya~ Nina, hanya untuk hari ini.. aku akan membiarkanmu makan semua yang kamu inginkan.."

"....Hm?"

Hasil akhir tiba-tiba menjadi seperti ini:

Orang-orang yang akan membayar makanannya: Aku, Amami-san dan Umi.

Orang yang tidak mau membayar makanan: Nitta-san.

Pada rasio 3:1, Nitta-san mengeluarkan ekspresi cemas.

"E-Eh? T-Tunggu kalian bertiga! Itu artinya akulah yang jahat di sini! A-Apa sih tiba-tiba!?"

"Ya, kau orang jahatnya."

Setelah mendengar Arae-san mengatakan itu sambil menghela napas, semua orang langsung tertawa.

Kami telah mempersiapkan diri dengan baik untuk risiko yang akan datang dan merencanakan tindakan kami selanjutnya. Ikatan kami sebagai teman telah tumbuh semakin kuat.

...Aku berharap semuanya bisa berjalan dengan baik di antara kami, selama dan setelah kejadian ini.





|| Previous || ToC || Next Chapter ||
Post a Comment

Post a Comment

close