-->
NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

My Wife in The Web Game is a Popular Idol [WN] Chapter 5


Chapter 5 - Serangan paprika dan Probabilitas

¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯

Hari itu, entah bagaimana berlalu dengan damai.

Setelah kelas berakhir, para siswa bergegas keluar kelas.

Mereka mungkin sibuk dengan kegiatan klub atau pergi keluar dengan teman-teman.

Aku yang tidak memiliki minat untuk dilakukan. Memilih duduk manis di kursiku.

Aku melihat punggung Mizuki-san dengan perasaan yang samar-samar.

Mizuki-san melambai pelan padaku saat dia meninggalkan kelas.

Aku mencoba menahan keinginan untuk menyeringai dan balas melambai.

Setelah itu, Mizuki-san pergi dengan Kurumizaka-sanyang datang untuk menjemputnya di lorong.

Aku tidak tahu detailnya. Tapi, kurasa mereka akan pergi untuk kegiatan Idol.

Mereka mungkin berlatih menyanyi dan menari, atau mereka mungkin bekerja keras untuk beberapa jenis rekaman ......

Aku ingin tahu hari apa yang dihabiskan oleh para Idol siswa.

Aku mulai penasaran tentang hal-hal yang sebelumnya tidak kuperhatikan.

Aku ingin tahu lebih banyak tentang Mizuki-san.

Dia tidak ingin menyentuh topik kehidupan nyata.

Kurasa.. aku hanya harus tahan dengan ini..

Aku duduk dengan linglung di kursi untuk beberapa saat. Tapi, saat aku bangun untuk pergi.

"Ayanokouji-kuuu ~ n ......! Menurutmu kemana kau akan pergi?"

"Menurut perhitunganku, kemungkinan kau melarikan diri dari kami adalah 0%."

"......Cih, Upin-Ipin."

Tachibana merentangkan tangannya untuk menghalangi jalan.

Dan Saito, dia bahkan memegang tasku.

Mereka ini sangat serius...

"I-itu tidak mungkin, kau tidak akan menghabiskan ...... waktu pribadi dengan Mizuki Rinka, kan?"

"Tidak. Aku hanya akan pulang dan bermain game online."

"Ah, yang bener !? Lu gak bohong, kan !?"

"Tentu saja."

..... Jangan membicarkan tentang apa yang terjadi di Kafetaria

Aku tidak tahu apa yang akan dilakukan keduanya jika mereka tahu bahwa Kurumizaka-san juga terlibat.

"Baiklah, tenanglah, Tachibana-kun. Ayanokouji-kun, duduk dulu sini."

"Emoh, enyong arep balik."

"Duduk sekarang ... sebelum kacamataku mengeluarkan laser."

"....."

Aku dengan enggan duduk setelah diancam secara tidak dapat dimengerti.

Aku benar-benar tidak mengerti kenapa.

Mungkin hanya aku, tapi aku ingin melihat kacamatanya terbakar.

"Langsung ke intinya saja, Ayanokouji. Aku ingin kau menceritakan semuanya padaku di sini."

"Apa yang kau ingin aku katakan?"

"Sudah jelas, bukan! Ini tentang bagaimana kau menjadi dekat dengan Mizuki!"

"Aah ....."

"Dan kudengar kau bahkan berbicara dengan Nana-chan di kafetaria! Dasar bajingan gendut!"

"Oi, oi. Ngaca dulu gih, sebelum lu pengen ngomongin orang.."

Kataku sambil melihat perut gemuk Tachibana.

"Lu bilang apa, sialan!"

"Pffft! Itu skor serangan balik yang sempurna menurut perhitunganku! .... Pfffftt."

"Saito juga ...! Cukup tentang bentuk tubuhku! Kita bicara dengan Ayanokouji sekarang! Bagaimana kau bisa dekat dengan Mizuki?"

"Lebih dari itu, Mizuki-san memanggilmu dengan namamu, tapi Kurumizaka-san memanggilmu dengan nama panggilan." [TN: Rinka memanggi nama Ayanokouji dengan nama depannya 'Kazuto' sedangkan Nana memanggilnya 'Kazu' nama yang digunakan Kazuto dalam bermain game]

"Ya, itu tidak cocok dengan image mereka, bukan? Mizuki bukanlah tipe yang begitu saja memanggil seseorang dengan namanya ..... Dan Nana-chan seharusnya memiliki rasa keintiman."

"Aku bisa memahami perasaan itu. Nah, itulah kenapa ......"

"Kau tidak pandai mengalihkan topik, kan? Katakan saja padaku."

"Hmm ......"

Apa yang harus kulakukan? Jika fakta bahwa Mizuki-san adalah pemain game online diketahui... Bukankah publik akan sangat heboh?

Aku tidak bermaksud meremehkan permainan. Tapi, itu adalah image yang sama sekali tidak cocok dengan Mizuki-san.

Mungkin terlalu berlebihan untuk mengatakan bahwa karakternya akan hancur.

Meski begitu, itu bukanlah hal yang baik untuk diketahui.

"Hei Ayanokouji! Cepat beri tahu aku, atau aku tidak akan memberimu paprika mulai sekarang!"

"Aku tidak suka paprika. Aku tidak membenci paprika, tapi aku tidak menyukainya."

"Oke! Kalau begitu aku akan memberimu 1000 yen, jadi beri tahu aku!"

Tachibana dan Saito menyatukan tangan dan memohon.

Mereka sangat putus asa sehingga aku tidak tahan dengan mereka ...

Kalau bisa... aku ingin mengabaikannya...

Tapi. jika aku tidak mengatakan apa-apa.. mereka mungkin akan mempermasalahkannya.

Aku membuat keputusan dengan hati yang sedih.

"... Jangan beri tahu siapa pun, oke?"

"Aku tahu! Kita berteman, ingat? Kita pasti akan menepati janji kita!"

"Menurut perhitunganku, kami memiliki peluang 2000% untuk menjaga kata-kata kami!"

"Semuanya berbau seperti kebohongan ..... Aku bertemu Mizuki-san melalui game online."

"Benarkah? Bagaimana itu bisa terjadi?"

"Ceritanya ....... Dua tahun lalu, aku menikah dengan Mizuki-san di game online."

"" S-serius lu!? ""

Keduanya terkejut serasi.

Yah, itu wajar saja...

"Hei Saito! Berapa besar kemungkinan istri seseorang dalam sebuah permainan menjadi Idol populer?"

"Nah, menurut perhitunganku, itu sekitar 30%."

"Itu cukup tinggi!"

Tachibana dan Saito membuat banyak suara.

Teman sekelas yang masih di dalam kelas memandang kami, bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.

"Hei kalian, jangan ribut. Kalau yang lain tahu tentang ini, kita akan mendapat masalah serius."

"Hah? Emang kenapa?"

"Itu akan mempengaruhi citra Mizuki-san. Dan mungkin, Mizuki-san akan berhenti bermain game jika publik mengetahui hobinya.

Aku tidak yakin.. Aku belum mendengar apapun darinya...

Itu hanya firasat yang kumiliki sebagai teman lama.

"... Kupikir mungkin begitu. Menurut perhitunganku, 99% kemungkinan hobinya bermain game Mizuki-san akan membuat publik heboh. Dan banyak orang akan mulai bermain game untuk bertemu Mizuki di dalam game. Itu akan pasti menyebabkan keributan besar."

Entah itu kalkulasi atau prediksi, tapi menurutku itu cukup akurat.

Setidaknya itu pasti akan mempengaruhi kesehatan mental Mizuki.

"Itu sebabnya, bisakah kalian tidak memberi tahu siapa pun tentang ini?"

"".......""

Aku tidak tahu apa yang mereka pikirkan, tetapi mereka tutup mulut dan tidak mengatakan apa-apa.

Aku sedikit frustrasi. Jadi, aku melanjutkan kata-kataku.

"Aku ingin melindungi tempat Mizuki-san. Ini cuma tebakanku yang egois, tapi menurutku dunia game online adalah ...... satu-satunya dunia di mana dia bisa bermain tanpa mengkhawatirkan sekitarnya. Tolong, jangan beritahu siapa pun."

Aku memohon kepada mereka dengan keseriusan yang biasanya tidak pernah kulakukan.

Keduanya saling memandang dan meletakkan tangan mereka di pundakku.

"Ayanokouji ....... Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Perasaanmu telah sepenuhnya tersampaikan kepadaku .."

"Tachibana ......."

Apakah ini kekuatan persahabatan?

Tachibana, yang memiliki suasana yang tulus, menatap lurus ke mataku.

"―――― Jadi aku akan membiarkanmu makan paprika."

"Kami teman, tapi aku akan memberitahumu. Kau akan merasakan rasa sakit yang enak, kau tahu."

Bagaimana kau bisa melontarkan lelucon seperti itu kepada seorang teman yang telah berbicara begitu serius?

Aku merasakan dorongan untuk membunuhnya seolah-olah itu normal.

"Hahaha! Aku bercanda, Ayanokouji! Selain itu, kasus Mizuki, itu rahasia hanya di antara kita bertiga!"

"......."

"Aku benar-benar minta maaf. Aku takut saat Ayanokouji, yang biasanya pendiam, memelototiku."

Aku menatap Tachibana yang dipenuhi dengan niat membunuh.

Mulut Tachibana bergerak-gerak dan dia bersembunyi di balik Saito.

"Baiklah, Ayanokouji-kun. Lagipula ini Tachibana-kun, jadi ayo kita maafkan dia. Ah, tentu saja, aku akan menepati janjiku juga, jadi jangan khawatir."

"Haa ~ ... Baiklah."

Tidak ada gunanya marah karenanya.

Dan aku mengerti bahwa mereka bukanlah tipe orang yang mengingkari janjinya.

Itu sebabnya aku memutuskan untuk memberi tahu mereka.

* Ping * . Pemberitahuan terdengar dari smartphoneku.

Aku mengeluarkannya dari saku celanaku dan memeriksa isinya.

Pengirimnya adalah Rin.

[Apa kamu mau bermain game sebentar malam ini?] Itulah yang tertulis di sana.

"Heee ..."

Saito dan Tachibana mengintip smartphoneku dari samping.

"A-Apa?"

"Bisakah kita bergabung juga?"

"Jelas jawabannya adalah TIDAK. Mizuki-san mungkin tidak bersalah dalam game, tapi pada kenyataannya dia adalah orang yang pemalu .... Dia waspada terhadap semua orang kecuali mereka yang diizinkan."

Faktanya, aku belum pernah melihatnya ramah dengan orang lain selain diriku.

Hubungan sosial Mizuki-san dalam game online dapat digambarkan sebagai sesuatu yang eksklusif.

"Entah kenapa dia seperti kucing ..... Nah, kalau Ayanokouji-kun bilang begitu, mau bagaimana lagi. Kami akan tutup mulut."

"Benar. Kupikir aku akan kembali bermain game online sebentar. Aku bahkan mungkin bisa menikahi seorang Idol!"

Keduanya berbicara satu sama lain dalam suasana santai.

Dengan ini, kasus Mizuki-san sepertinya telah diselesaikan.

Saat mendengar percakapan mereka, aku membalas Rin, [Oke, aku akan login sekitar jam 9 malam]

Sementara aku menantikan malam ini, jantungku berdegup kencang dengan rasa gugup yang tak terkendali.



__________
1

1 comment

  • kurinjay
    kurinjay
    9/11/21 14:36
    kok khawatir ada yg denger percakapan mereka, semoga aja gk
    Reply
close