Chapter 1
“Kalian, makasih, ya.”
Di suatu tempat di ibu kota, pada tempat pemandian yang
terletak di wilayah perumahan biasa, Oogami Hikaru mengucapkan kata-kata terima
kasihnya.
“Dengan kalian bertiga yang memandikanku membuatku terasa
wenakk. Ah, Di situ! Kamu masih jago seperti biasa, ya, Kako-neesan.”
“Ya ampun, aku dipuji,” jawab kakak tertua, Kako, dengan
tersenyum sambil terus membasuh tangan kanan Hikaru. Suaranya cocok kayak Milf,
menjadi paling sulung di antara ketiganya.
“Tapi itu membuatku senang, ya walau hanya pujian kecil,” Dia
melanjutkan, “Karena kamu memujiku, aku akan berusaha lebih keras lagi. Beritahu,
ya, kalau ada yang kurang pas.”
“Hmm, oke… kalau begitu, coba dah basuhannya lebih fokus ke
tangan atasku. ”
"Di bagian ini, kah?"
“Yap, di bagian itu. Ah, rasanya wenak beut~”
“──Hikaru-sama, punggungmu bagaiman
rasanya?”
Setelah itu, yang bertanya adalah kakak perempuaan tertua
kedua, Ima, yang sedang membasuh punggung Hikaru.
Dia memiliki aura seorang wanita bangsawan, paling kentara
dari ketiganya, dan suaranya jernih.
“Saya juga ingin dipuji olehmu, Hikaru-sama. Saya secara
tulus melakukan ini, jadi tolong jangan ragu jika Anda memiliki permintaan. ”
(TLn: Ima memiliki sifat kayak wanita bangsawan, jadi
perkataanya terkesan sopan. Jadi untuk dialog Ima, gwa menggunakan kata
baku/formal untuk sementara.)
“Terima kasih, Ima-san. Kalau begitu, tolong gunain sedikit
tenaga untuk membasuh punggungku di bagian tengah. ”
"Seperti ini?"
“Ya, begitu. Yap, Kamu selalu tahu cara mengontrol tenagamu. Bedehh,
nikmat beut.”
“Hikaru-oniichan! Gimana denganku?" Yang bertanya adalah
yang bungsu, namanya Mirai; di antara ketiganya, dia adalah yang paling muda.
Dia berbicara dengan suara yang jelas sambil membasuh tangan
kiri Hikaru.
“Enggak ada yang bisa menandingiku saat membasuh tubuhmu,
Onii-chan! Kamu suka di sini, kan~?”
“O-Ohh~ Itu terasa mantap pol. Ini yang kuharapkan darimu,
Mirai-chan, kamu mimiliki bakat membasuh dengan sempurna.”
Begitulah aturan bagi keluarga Oogami.
Tentu saja, ini bukan berarti Hikaru tidak bisa membasuh
tubuhnya sendiri dan juga bukan karena dia bosan untuk mandi sendiri, tapi
saudara perempuannya bersikeras untuk mandi bareng.
Hikaru hanya menuruti itu, dan tidak ada niatan bejat.
Lagian, mereka menawarkan untuk membasuh tubuhnya, dan itu
jelas merupakan sesuatu yang mantap.
“Hikaru-san. Gimana rasanya?”
Gosok gosok gosok, sret sret.
Kako membasuh lengan kanan Hikaru dengan sekuat tenaga... Menggunakan
oppai nya, layaknya kapal dreadnought ukuran 100 sentimeter.
“Hikaru-sama. Apakah Anda ingin saya membasuh Anda sedikit
lebih kuat? ”
Gosok gosok gosok. Goyang goyang.
Ima dengan serius membasuh punggung Haruki. Meskipun
ukurannya tidak segede kakakya, itu masih pada ukuran G cup di padukan dengan
kelembutan.
“Hikaru-onii-chan. Tehnikku juga enggak kalah dari mereka, kan?
”
Gosok gosok gosok, sikat sikat.
Mirai juga dengan lugunya membasuh tangan kiri Hikaru… Dengan
oppainya yang tidak terlalu gede, tapi itu mungkin masih akan bertambah
ukurannya.
"Yah, aku enggak tahu tentang ini."
Hikaru berkata sambil menurunkan bahunya.
Dia senang karena usulan dari mereka untuk memandikannya, tapi
kenapa mereka menggunakan oppai layak itu adalah spons, dia jadi kurang paham. Dan
Jika PTA atau Dewan Pendidikan menemukan mereka, mereka akan berada dalam
masalah besar, tidak ada hal yang bisa menjadi alasan.
Tapi, itu tak bisa dihindari.
Lagian, sekarang mereka sedang memandikannya.
Dan juga, jika seseorang bertanya tentang selangkangannya
yang tertutup gelembung, itu memang suatu hal yang harus di sensor. Jika tidak,
itu wajib menyatumkan tanda 18+.
“Hei, kalian bertiga, aku pikir ada yang salah tentang hal
semacam ini. ”
“Ehh, ya ampun, apakah ada masalah, Hikaru-san? Kami bertiga
hanya ingin berguna bagimu.”
“Ini persis seperti yang dikatakan Kako-neesama. Hikaru-sama,
Tolong setidaknya biarkan kami membasuh tubuhmu. ”
“Ya, ya! Kamu tidak perlu cemas, Hikaru-oniichan, santuy aja
dan serahkan semua ini pada kami!
“Hadehh, ini sungguh meresahkan.”
Kata Hikaru, dengan ekspresi rumit hingga agak sulit menebak
apa dia sekarang ngerasa terganggu atau tidak, keadaan dia sekarang cukup sulit.
Atau lebih tepatnya, dia benar-benar ngerasa terganggu, tapi karena sifat
tenangnya membuat itu tidak tampak bermasalah.
Dari sifat itulah yang membuat ketiganya terbawa suasana.
"Nahh sip, untuk tangan dan punggungmu udah kelar, ”kata
Kako senang sambil menepukkan tangannya.
"Oke, sekarang ayok kita pindah ke bagian utamnya."
"Ya, bagian utama."
“Yap, saatnya bagian utama.”
"Oy, beneran dah aku agak terganggu, jadi ayok lupakan
tentang bagian utama--"
“Ya ampun, Kami enggak akan mencomotnya, kok, Hikaru-san. Kami
akan melakukan yang terbaik.”
“Persis yang dikatakan Kako-neesan. Enggak boleh berhenti di
tengah jalan. ”
"Betul tuh, kamu tahu, saat kami mulai, kami juga harus
mengelarkan itu. ”
Apasih 'bagian utama' yang mereka maksud?
Mereka tidak berniat melakukan hal nakal yang tidak pantas
untuk murid SMA, kan ?
Mungkin, karena gadis-gadis ini masih memiliki yang namanya
akal sehat. Tidak mungkin mereka akan bercocok tanam di tempat ini.
Yang mereka maksud adalah mengganti tempat untuk mereka cuci.
Dari punggung ke selangkangannya.
"Kalau begitu, maapkeun atas kelancangannku, tetapi
sebagai kakak perempuan, aku yang akan mengurus bagian-”
“Tunggu sebentar, Kako-neesama. Aku enggak akan menyerahkan
untuk yang itu. ”
“Kalian para kakak enggak adil! Aku juga ingin membasuh
otongnya Hukaru-oniichan!”
“Jangan liat, oy. Aku jadi malu njer. Banyak beut yang
rebutin bagian selangkanganku. ”
Hikaru merespon dengan kalem.
Namun ketiga saudara perempuan itu tidak mendengarkannya sama
sekali.
“Hmm… Kalau gitu ayok kita tentukan dengan lomba, gimana?”
“Enggak ada pilihan lain. Ayo lakukan. ”
“Iyey, sebuah lomba!"
Kemudian setelah rasa senang mereka tentang ide itu,
ketiganya perlahan menutup mata.
Tiga gadis dan sebiji pria yang berada pada tempat pemandian yang
tidak terlalu gede.
Masing-masing dari mereka mulai bugil dan tertutup dengan
busa. Jika aku kabur, sudah di pastikan mereka akan marah…, pikir Hikaru dalam
hati. Semua yang terjadi saat ini adalah nyata.
Setelah itu sekitar sepuluh detik, tiba-tiba mereka langsung
membuka mata dan menarik nafas secara bersamaan.
"Aku kalah."
"Ini adalah kekalahanku."
“Iyey! Aku menang, aku menang!”
Kako dan Ima tampak sedih, dan hanya Mirai yang gembira.
Mari kita cari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Kako.
Ima.
Mirai.
Mereka bertiga adalah reinkarnasi dari Dewi Norn dari
Mitologi Nordik.
(TLn: Dalam mitologi Nordik, Norn merupakan kumpulan dari tiga
dewi yang menguasai takdir. Dewi-dewi itu adalah Urd, Verdandy, dan Skuld. Urd
adalah pemegang takdir masa lalu, Verdandy adalah pemegang takdir masa
kini/sekarang, dan Skuld adalah pemegang takdir masa depan.)
Gadis-gadis ini memiliki aturan sendiri ketika pendapat
mereka saling bertentangan: mereka mengirim tubuh astral mereka ke ruang
imajiner Ragnarok, dan terlibat dalam pertempuran sengit satu sama lain yang
akan berlangsung selama ratusan tahun, dan sang pemenang akan menjadi yang terpilih.
Cukup mengejutkan, hanya dalam sepuluh detik dengan mereka
menutup mata, ibaratkan mereka telah berjuang mati-matian selama ratusan tahun.
... Apakah ini terlalu sulit untuk di percaya? Namun, harap tahu
bahwa ini adalah cerita yang nyata.
Dan juga, menurut para kakak, Oogami Hikaru keliatannya
adalah reinkarnasi dari Dewa Odin.
Dengan itu para kakak menetap tanpa izin di keluarga Ookami, memanfaatkan
keadan karena mengetahui fakta bahwa orang tua Hikaru bekerja di luar negeri.
Agaknya, Hikaru sendiri tidak ingat pernah menjadi Odin. Tentunya,
hampir tidak satu pun orang akan percaya ketika langsung di kasih perkataan,
"Hei, kamu adalah reinkarnasi dewa".
Ini kenyataan, namun Hikaru terbawa suasana oleh paksaan
mereka, dan setelah dia menyadarinya, mandi bersama dan membasuh tubuhnya
seperti ini telah menjadi hal yang biasa... dunia memang terkadang menakutkan.
“Curang"
"Ya, aku setuju. Itu curang, Mirai.”
“Eh? Kenapa malah sekarang aku di katain curang?”
“Itu karena, kamu itu bukan hanya seorang Dewi tapi juga
seorang Valkrie, kan?”
“Peperangan adalah bagian dari tugas Valkyrie. Ini sangat
berlawanan denganku dan Kako-neesama.”
(TLn: Valkyrie adalah dewi dalam mitologi Nordik.
Dilambangkan dalam kitab lama bahwa Valkyrie adalah manusia bersayap yang
membawa tongkat. Valkyrie dianggap dewa karena bijak dan biasanya membantu para
prajurit Nordik dalam peperangan.)
“Eh. Tapi kan kalian para kakak itu juga kuat, dan lagi kalian
bersekongkol untuk mencoba menghabisiku. Bukankah itu juga di namakan curang? ”
“Oh, gitu kah”
"Apa benar kayak gitu?"
“Juga, aku yang paling cocok untuk mencuci selangkangan
Onii-chan, karena aku yang bungsu di antara kita. Kalian berdua udah terliat
seperti orang dewasa, jadi udah enggak pantas lagi kalian melakukan hal ini,
ngerti kan?”
“Menurutku justru sebaliknya. Ya, sudah jelas siapa yang
bungsu di sini, dan malah kamu sebagai yang bungsu akan lebih enggak pantas
melakukan itu.”
“Dan ahir-ahir ini aturan juga di perketat, jadi kamu pasti
ngerti, aku dan Kako-neesama udah paling pantas yang melakukan itu?”
Mereka mulai bercekcok.
Yah… Ini serius menggangguku.
Hikaru punya firasat buruk tentang itu.
Jelas yang terjadi cukup bermasalah.
Bagaimanapun, ketiga saudara perempuan itu adalah sama-sama
seorang Dewi dengan satu tujuan, dan meskipun sifat mereka berbeda, mereka pada
dasarnya mirip. Artinya mereka akan baik-baik saja.
Terus? Yang terjadi adalah.
“Kalau gitu ayok lakukan ini bersama-sama! Untuk membasuh
bagian selangkangannya!”
“Nah, itu ide yang bagus.”
"Ya, aku juga setuju dengan ide itu."
"Bentar euy, aku enggak yakin kalau itu ide yang bagus."
Hikaru secara langsung mengatakan rasa tidak setujunya, namun
ketiga saudara itu dengan sengaja tidak mau mendengarkannya.
“Ketimbang terjadi cekcok akan itu, lebih baik membasuhnya
bersama~”
“Hikaru-sama akan lebih menikmati jika ada tiga tangan
membasuh selangkangannya”
“Karena udah begini, ayok gunakan kedua tangan kita. 2 x 3 =
6 jadi Hikaru-san akan lebih merasa nikmat. ”
Gawat.
Ini benar-benar gawat.
Hikaru semakin khwatir.
Ketiga saudara itu sudah jauh terobsesi dengan kehidupan
mereka sebelumnya di banding dengan Hikaru, jadi mereka tidak memedulikan etika
dunia manusia. Seperti yang sering dilakukan para dewa, mereka cenderung
bertindak dengan cara yang tidak dipahami manusia.
(TLn: Ingat brad, kehidupan sebelunya atau lebih tepatnya kehidpun sejak masih jadi Dewa/Dewi, itu hanya di buat-buat oleh tiga saudara itu. Jangan kalian anggap ni LN akan menjadi novel Fantasy :v. Ini hanya LN romcom biasa tapi ada pemanis dengan unsur mitologi.)
Jujur, genre H seperti Fourshome, bigami, Incest dan semacamnya adalah ciri khas di antara mereka.
Tapi, tidak ada yang peduli akan itu. Bagaimanapun, mereka
adalah dewa.
Kalem, ini serius dah enggak baik. Njir, apadah yang harus kulakukan…
Saat ini Hikaru sangat bingung.
“Ayo, kita lakukan secara merata.”
“Ya, merata.”
"Yoshaa, Ayo kita basuh bagian selangkangannya!"
Ketiga saudara perempuan itu langsung melakukannya tanpa
peduli akan rasa khawatir Hikaru.
Saat tangan nakal mulai dekat karena rasa tidak tahan!,
tiba-tiba(?)
“Tahan di sanaaaaa!”
Saat itu, muncul karakter baru dengan menendang pintu kamar
mandi.
“Kalian para saudari cabul, cepetan jauhi Hikaru! Reinkarnasi
dewa atau bukan, aku enggak akan biarin kalian melakukan hal mesum di dunia
manusia, kau dengar!?”
Dia memakai kacamata dan rambutnya dikepang di padukan denga
gaya yang sederhana, Wajahnya juga tanpa Make-up.
Dia masih memiliki wujud yang bagus, namun seperti sia-sia
karena pakaian yang dia pakai sekarang terlalu minmalis.
Panggilannya Miyamoto Sakura, Karakter dengan tipikal
"Teman masa kecil ".
"Oh, Sakura-chan, selamat datang."
Kako, atau yang sulung pergi dan menyambutnya dengan senyuman.
“Sebelum makan malam, kami ini hanya mandi bareng, kok. Dan
kalau udah kelar, kamu mau gabung dengan kita untuk makan bareng, Sakura-chan?”
“Enggak mau! Dan cepetan, singkirkan tangan itu dari
selangkangannya! Lalu segera menjauh dari Hikaru!”
"Tenang lah sedikit, Sakura-san."
Ima, saudari kedua dengan lembut menegurnya.
“Kalau kamu marah kayak gitu, itu akan merusak wajah imutmu,
tahu? Dan mau seberapa akrab kalian berdua, tidakkah kamu pikir sangat enggak
sopan menggangu mandi orang lain? Aku ngerti kok, kamu marah karena kamu tahu
kami akan merebutnya darimu, tapi ... "
“Aku adalah tetangga kalian, jadi aku bisa denger obrolan
kalian yang mengarah ke hal mesum! Saat kamu dengan sibuk sedang mengerjakan PR
tiba-tiba terdengar suara-suara kayak di anime hentong. Bisa-bisanya kamu
mengomeli orang yang datang untuk menegur!? Dan, aku enggak marah hanya karena
dia di rebuti! Dan juga cepetan jauhi tanganmu dari selangkangannya!”
"Enggak apa-apa, kok, Sakura-oneechan!"
Yang bungsu tersenyum polos padanya.
“Kami para Dewi adalah makhluk yang lembut! Kami enggak
keberatan jika satu gadis ditambahkan ke harem Hikaru-oniichan! Jadi, apa kamu
mau gabung dengan kami di sini?”
“Siapa juga yang mau ngelakuin itu! Sejak kecil aku udah
sering mandi bareng Hikaru, jadi jangan kaitkan lagi aku dengan hal kayak gitu
karena sekarang aku udah SMA! Dan, kamu membasuh selangkangannya seolah itu
hanya hal biasa, kan!? Aku sunggung akan melaporkanmu, aku serius, loh! ”
...Nah, ini meresahkan.
Hikaru memeluk kedua tangannya dengan ekspresi rumit di
wajahnya. Menurutnya, situasi akan menjadi lebih buruk ketika dia membuka
mulutnya sekarang.
Yang terbaik adalah dia harus tetap tenang layaknya seorang
bodhisattva, dan menunggu setelah situasi mulai membaik. Meskipun agak aneh
bagi reinkarnasi Odin untuk berbicara tentang seorang bodhisattva.
(TLn: Dalam ajaran agama Buddha, seorang Bodhisatwa;
Bodhisattva atau Bodhisatta atau Photishat adalah makhluk yang mendedikasikan
dirinya demi kebahagiaan makhluk selain dirinya di alam semesta. Dapat juga
diartikan "calon Buddha".)
“Pokoknya, semua yang di sini cepetan keluar! Dan pakailah
pakaian kalian dengan bener! Juga, jangan hanya duduk dengan ekspresi rumit
doang, Hikaru, coba lakuin lebih banyak perlawanan!”
“Oke.”
Setelah itu...
"Sakura-chan sangat bandel."
“Dia betul ”
“Ya, ya! Sangat bandel!”
“Oyaa, Onee-san, aku baru aja menemukan ide yang menarik.”
"Kebetulan, ya. Aku juga."
"Ya, aku juga, aku juga!"
Ketiga saudara perempuan itu tersenyum dan secara bersamaan
menengok ke arah Sakura.
“Eh… Ada apa? Kenapa kalian semua malah senyum?”
"Sakura-chan. Ayo mandi.”
"Hah? "
"Jika kita semua mandi bareng, semua di sini akan merasa
damai"
"Eh, apa kam-"
“Ayo lakuin, ayo lakuin~ Sekarang, Onee-chan, buka bajumu.”
Mereka mengganti target ke Sakura, dan mulai menjalankan aksi
mereka.
"Cepetan, buka bajumu!"
“A-apa kamu bercanda!?”
“Hm, ini daleman yang kamu pakai terliat sederhana. Lain kali
ayo kita beli yang baru. ”
"Makasih, tapi, eh enggak jadi makasih! Dan berhenti
menelanjangiku! Lepasin aku!”
“Iyey, ayok kita semua telanjang Yuhuu!
"Tunggu, hent-, Hikaru sedang meliat-"
...Nah, ini gawat.
Duduk di kursi mandi sambil memeluk kedua tangan, Hikaru
bergumam dalam hati.
Mengingat dia di tawari kesempatan langka, dia melihat teman
masa kecilnya yang sedikit demi sedikit melepas pakaiannya (pakaiannya tersimpan
suatu keindahan), Dalam hati Hikaru berterimah kasih.
Makasih, Sakura.
Berkat pengorbananmu, bagian selangkangaku menjadi aman.
“Kamu bercanda, kan!? Ekspresimu kok terliat sangat serius! Kamu
mulai ngelepas pakaianku, dan lagi aku enggak bisa gerakin tubuhku, dan si idiot
Hikaru hanya diam dan cuma menengokku, Bentar dah jangan celana dalamku! Itu sangat
enggak pantas! Aku bilang, heni-, jangan di-, hentikan itu hent──AKU UDAH BILANG UNTUK BERHENTI
NGELAKUIN INI SIALAN!?”
Itu adalah hal yang udah biasa bagi keluarga Oogami, tapi
untuk hari ini ada sedikt tambahan seperti raungan, jeritan, dan erangan.
Jangan kemana-mana! Untuk mengetahui alur cerita yang lebih
jelas.
Post a Comment