NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Miyamoto Sakura ga Kawaii Dake no Shousetsu [LN] Volume 1 Chapter 1 Bahasa Indonesia

Chapter 1

“Kalian, makasih, ya.”

Di suatu tempat di ibu kota, pada tempat pemandian yang terletak di wilayah perumahan biasa, Oogami Hikaru mengucapkan kata-kata terima kasihnya.

“Dengan kalian bertiga yang memandikanku membuatku terasa wenakk. Ah, Di situ! Kamu masih jago seperti biasa, ya, Kako-neesan.”

“Ya ampun, aku dipuji,” jawab kakak tertua, Kako, dengan tersenyum sambil terus membasuh tangan kanan Hikaru. Suaranya cocok kayak Milf, menjadi paling sulung di antara ketiganya.

“Tapi itu membuatku senang, ya walau hanya pujian kecil,” Dia melanjutkan, “Karena kamu memujiku, aku akan berusaha lebih keras lagi. Beritahu, ya, kalau ada yang kurang pas.”

“Hmm, oke… kalau begitu, coba dah basuhannya lebih fokus ke tangan atasku. ”

"Di bagian ini, kah?"

“Yap, di bagian itu. Ah, rasanya wenak beut~”

“──Hikaru-sama, punggungmu bagaiman rasanya?

Setelah itu, yang bertanya adalah kakak perempuaan tertua kedua, Ima, yang sedang membasuh punggung Hikaru.

Dia memiliki aura seorang wanita bangsawan, paling kentara dari ketiganya, dan suaranya jernih.

“Saya juga ingin dipuji olehmu, Hikaru-sama. Saya secara tulus melakukan ini, jadi tolong jangan ragu jika Anda memiliki permintaan. ”

(TLn: Ima memiliki sifat kayak wanita bangsawan, jadi perkataanya terkesan sopan. Jadi untuk dialog Ima, gwa menggunakan kata baku/formal untuk sementara.)

“Terima kasih, Ima-san. Kalau begitu, tolong gunain sedikit tenaga untuk membasuh punggungku di bagian tengah. ”

"Seperti ini?"

“Ya, begitu. Yap, Kamu selalu tahu cara mengontrol tenagamu. Bedehh, nikmat beut.”

“Hikaru-oniichan! Gimana denganku?" Yang bertanya adalah yang bungsu, namanya Mirai; di antara ketiganya, dia adalah yang paling muda.

Dia berbicara dengan suara yang jelas sambil membasuh tangan kiri Hikaru.

“Enggak ada yang bisa menandingiku saat membasuh tubuhmu, Onii-chan! Kamu suka di sini, kan~?”

“O-Ohh~ Itu terasa mantap pol. Ini yang kuharapkan darimu, Mirai-chan, kamu mimiliki bakat membasuh dengan sempurna.”

Begitulah aturan bagi keluarga Oogami.

Tentu saja, ini bukan berarti Hikaru tidak bisa membasuh tubuhnya sendiri dan juga bukan karena dia bosan untuk mandi sendiri, tapi saudara perempuannya bersikeras untuk mandi bareng.

Hikaru hanya menuruti itu, dan tidak ada niatan bejat.

Lagian, mereka menawarkan untuk membasuh tubuhnya, dan itu jelas merupakan sesuatu yang mantap.

“Hikaru-san. Gimana rasanya?”

Gosok gosok gosok, sret sret.

Kako membasuh lengan kanan Hikaru dengan sekuat tenaga... Menggunakan oppai nya, layaknya kapal dreadnought ukuran 100 sentimeter.

“Hikaru-sama. Apakah Anda ingin saya membasuh Anda sedikit lebih kuat? ”

Gosok gosok gosok. Goyang goyang.

Ima dengan serius membasuh punggung Haruki. Meskipun ukurannya tidak segede kakakya, itu masih pada ukuran G cup di padukan dengan kelembutan.

“Hikaru-onii-chan. Tehnikku juga enggak kalah dari mereka, kan? ”

Gosok gosok gosok, sikat sikat.

Mirai juga dengan lugunya membasuh tangan kiri Hikaru… Dengan oppainya yang tidak terlalu gede, tapi itu mungkin masih akan bertambah ukurannya.

"Yah, aku enggak tahu tentang ini."

Hikaru berkata sambil menurunkan bahunya.

Dia senang karena usulan dari mereka untuk memandikannya, tapi kenapa mereka menggunakan oppai layak itu adalah spons, dia jadi kurang paham. Dan Jika PTA atau Dewan Pendidikan menemukan mereka, mereka akan berada dalam masalah besar, tidak ada hal yang bisa menjadi alasan.

Tapi, itu tak bisa dihindari.

Lagian, sekarang mereka sedang memandikannya.

Dan juga, jika seseorang bertanya tentang selangkangannya yang tertutup gelembung, itu memang suatu hal yang harus di sensor. Jika tidak, itu wajib menyatumkan tanda 18+.

“Hei, kalian bertiga, aku pikir ada yang salah tentang hal semacam ini. ”

“Ehh, ya ampun, apakah ada masalah, Hikaru-san? Kami bertiga hanya ingin berguna bagimu.”

“Ini persis seperti yang dikatakan Kako-neesama. Hikaru-sama, Tolong setidaknya biarkan kami membasuh tubuhmu. ”

“Ya, ya! Kamu tidak perlu cemas, Hikaru-oniichan, santuy aja dan serahkan semua ini pada kami!

“Hadehh, ini sungguh meresahkan.”

Kata Hikaru, dengan ekspresi rumit hingga agak sulit menebak apa dia sekarang ngerasa terganggu atau tidak, keadaan dia sekarang cukup sulit. Atau lebih tepatnya, dia benar-benar ngerasa terganggu, tapi karena sifat tenangnya membuat itu tidak tampak bermasalah.

Dari sifat itulah yang membuat ketiganya terbawa suasana.

"Nahh sip, untuk tangan dan punggungmu udah kelar, ”kata Kako senang sambil menepukkan tangannya.

"Oke, sekarang ayok kita pindah ke bagian utamnya."

"Ya, bagian utama."

“Yap, saatnya bagian utama.”

"Oy, beneran dah aku agak terganggu, jadi ayok lupakan tentang bagian utama--"

“Ya ampun, Kami enggak akan mencomotnya, kok, Hikaru-san. Kami akan melakukan yang terbaik.”

“Persis yang dikatakan Kako-neesan. Enggak boleh berhenti di tengah jalan. ”

"Betul tuh, kamu tahu, saat kami mulai, kami juga harus mengelarkan itu. ”

Apasih 'bagian utama' yang mereka maksud?

Mereka tidak berniat melakukan hal nakal yang tidak pantas untuk murid SMA, kan ?

Mungkin, karena gadis-gadis ini masih memiliki yang namanya akal sehat. Tidak mungkin mereka akan bercocok tanam di tempat ini.

Yang mereka maksud adalah mengganti tempat untuk mereka cuci.

Dari punggung ke selangkangannya.

"Kalau begitu, maapkeun atas kelancangannku, tetapi sebagai kakak perempuan, aku yang akan mengurus bagian-”

“Tunggu sebentar, Kako-neesama. Aku enggak akan menyerahkan untuk yang itu. ”

“Kalian para kakak enggak adil! Aku juga ingin membasuh otongnya Hukaru-oniichan!”

“Jangan liat, oy. Aku jadi malu njer. Banyak beut yang rebutin bagian selangkanganku. ”

Hikaru merespon dengan kalem.

Namun ketiga saudara perempuan itu tidak mendengarkannya sama sekali.

“Hmm… Kalau gitu ayok kita tentukan dengan lomba, gimana?”

“Enggak ada pilihan lain. Ayo lakukan. ”

“Iyey, sebuah lomba!"

Kemudian setelah rasa senang mereka tentang ide itu, ketiganya perlahan menutup mata.

Tiga gadis dan sebiji pria yang berada pada tempat pemandian yang tidak terlalu gede.

Masing-masing dari mereka mulai bugil dan tertutup dengan busa. Jika aku kabur, sudah di pastikan mereka akan marah…, pikir Hikaru dalam hati. Semua yang terjadi saat ini adalah nyata.

Setelah itu sekitar sepuluh detik, tiba-tiba mereka langsung membuka mata dan menarik nafas secara bersamaan.

"Aku kalah."

"Ini adalah kekalahanku."

“Iyey! Aku menang, aku menang!”

Kako dan Ima tampak sedih, dan hanya Mirai yang gembira.

Mari kita cari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Kako.

Ima.

Mirai.

Mereka bertiga adalah reinkarnasi dari Dewi Norn dari Mitologi Nordik.

(TLn: Dalam mitologi Nordik, Norn merupakan kumpulan dari tiga dewi yang menguasai takdir. Dewi-dewi itu adalah Urd, Verdandy, dan Skuld. Urd adalah pemegang takdir masa lalu, Verdandy adalah pemegang takdir masa kini/sekarang, dan Skuld adalah pemegang takdir masa depan.)

Gadis-gadis ini memiliki aturan sendiri ketika pendapat mereka saling bertentangan: mereka mengirim tubuh astral mereka ke ruang imajiner Ragnarok, dan terlibat dalam pertempuran sengit satu sama lain yang akan berlangsung selama ratusan tahun, dan sang pemenang akan menjadi yang terpilih.

Cukup mengejutkan, hanya dalam sepuluh detik dengan mereka menutup mata, ibaratkan mereka telah berjuang mati-matian selama ratusan tahun.

... Apakah ini terlalu sulit untuk di percaya? Namun, harap tahu bahwa ini adalah cerita yang nyata.

Dan juga, menurut para kakak, Oogami Hikaru keliatannya adalah reinkarnasi dari Dewa Odin.

Dengan itu para kakak menetap tanpa izin di keluarga Ookami, memanfaatkan keadan karena mengetahui fakta bahwa orang tua Hikaru bekerja di luar negeri.

Agaknya, Hikaru sendiri tidak ingat pernah menjadi Odin. Tentunya, hampir tidak satu pun orang akan percaya ketika langsung di kasih perkataan, "Hei, kamu adalah reinkarnasi dewa".

Ini kenyataan, namun Hikaru terbawa suasana oleh paksaan mereka, dan setelah dia menyadarinya, mandi bersama dan membasuh tubuhnya seperti ini telah menjadi hal yang biasa... dunia memang terkadang menakutkan.

“Curang"

"Ya, aku setuju. Itu curang, Mirai.”

“Eh? Kenapa malah sekarang aku di katain curang?”

“Itu karena, kamu itu bukan hanya seorang Dewi tapi juga seorang Valkrie, kan?”

“Peperangan adalah bagian dari tugas Valkyrie. Ini sangat berlawanan denganku dan Kako-neesama.”

(TLn: Valkyrie adalah dewi dalam mitologi Nordik. Dilambangkan dalam kitab lama bahwa Valkyrie adalah manusia bersayap yang membawa tongkat. Valkyrie dianggap dewa karena bijak dan biasanya membantu para prajurit Nordik dalam peperangan.)

“Eh. Tapi kan kalian para kakak itu juga kuat, dan lagi kalian bersekongkol untuk mencoba menghabisiku. Bukankah itu juga di namakan curang? ”

“Oh, gitu kah”

"Apa benar kayak gitu?"

“Juga, aku yang paling cocok untuk mencuci selangkangan Onii-chan, karena aku yang bungsu di antara kita. Kalian berdua udah terliat seperti orang dewasa, jadi udah enggak pantas lagi kalian melakukan hal ini, ngerti kan?”

“Menurutku justru sebaliknya. Ya, sudah jelas siapa yang bungsu di sini, dan malah kamu sebagai yang bungsu akan lebih enggak pantas melakukan itu.”

“Dan ahir-ahir ini aturan juga di perketat, jadi kamu pasti ngerti, aku dan Kako-neesama udah paling pantas yang melakukan itu?”

Mereka mulai bercekcok.

Yah… Ini serius menggangguku.

Hikaru punya firasat buruk tentang itu.

Jelas yang terjadi cukup bermasalah.

Bagaimanapun, ketiga saudara perempuan itu adalah sama-sama seorang Dewi dengan satu tujuan, dan meskipun sifat mereka berbeda, mereka pada dasarnya mirip. Artinya mereka akan baik-baik saja.

Terus? Yang terjadi adalah.

“Kalau gitu ayok lakukan ini bersama-sama! Untuk membasuh bagian selangkangannya!”

“Nah, itu ide yang bagus.”

"Ya, aku juga setuju dengan ide itu."

"Bentar euy, aku enggak yakin kalau itu ide yang bagus."

Hikaru secara langsung mengatakan rasa tidak setujunya, namun ketiga saudara itu dengan sengaja tidak mau mendengarkannya.

“Ketimbang terjadi cekcok akan itu, lebih baik membasuhnya bersama~”

“Hikaru-sama akan lebih menikmati jika ada tiga tangan membasuh selangkangannya”

“Karena udah begini, ayok gunakan kedua tangan kita. 2 x 3 = 6 jadi Hikaru-san akan lebih merasa nikmat. ”

Gawat.

Ini benar-benar gawat.

Hikaru semakin khwatir.

Ketiga saudara itu sudah jauh terobsesi dengan kehidupan mereka sebelumnya di banding dengan Hikaru, jadi mereka tidak memedulikan etika dunia manusia. Seperti yang sering dilakukan para dewa, mereka cenderung bertindak dengan cara yang tidak dipahami manusia.

(TLn: Ingat brad, kehidupan sebelunya atau lebih tepatnya kehidpun sejak masih jadi Dewa/Dewi, itu hanya di buat-buat oleh tiga saudara itu. Jangan kalian anggap ni LN akan menjadi novel Fantasy :v. Ini hanya LN romcom biasa tapi ada pemanis dengan unsur mitologi.)

Jujur, genre H seperti Fourshome, bigami, Incest dan semacamnya adalah ciri khas di antara mereka.

Tapi, tidak ada yang peduli akan itu. Bagaimanapun, mereka adalah dewa.

Kalem, ini serius dah enggak baik. Njir, apadah yang harus kulakukan…

Saat ini Hikaru sangat bingung.

“Ayo, kita lakukan secara merata.”

“Ya, merata.”

"Yoshaa, Ayo kita basuh bagian selangkangannya!"

Ketiga saudara perempuan itu langsung melakukannya tanpa peduli akan rasa khawatir Hikaru.

Saat tangan nakal mulai dekat karena rasa tidak tahan!, tiba-tiba(?)

“Tahan di sanaaaaa!”

Saat itu, muncul karakter baru dengan menendang pintu kamar mandi.

“Kalian para saudari cabul, cepetan jauhi Hikaru! Reinkarnasi dewa atau bukan, aku enggak akan biarin kalian melakukan hal mesum di dunia manusia, kau dengar!?”

Dia memakai kacamata dan rambutnya dikepang di padukan denga gaya yang sederhana, Wajahnya juga tanpa Make-up.

Dia masih memiliki wujud yang bagus, namun seperti sia-sia karena pakaian yang dia pakai sekarang terlalu minmalis.

Panggilannya Miyamoto Sakura, Karakter dengan tipikal "Teman masa kecil ".

"Oh, Sakura-chan, selamat datang."

Kako, atau yang sulung pergi dan menyambutnya dengan senyuman.

“Sebelum makan malam, kami ini hanya mandi bareng, kok. Dan kalau udah kelar, kamu mau gabung dengan kita untuk makan bareng, Sakura-chan?”

“Enggak mau! Dan cepetan, singkirkan tangan itu dari selangkangannya! Lalu segera menjauh dari Hikaru!”

"Tenang lah sedikit, Sakura-san."

Ima, saudari kedua dengan lembut menegurnya.

“Kalau kamu marah kayak gitu, itu akan merusak wajah imutmu, tahu? Dan mau seberapa akrab kalian berdua, tidakkah kamu pikir sangat enggak sopan menggangu mandi orang lain? Aku ngerti kok, kamu marah karena kamu tahu kami akan merebutnya darimu, tapi ... "

“Aku adalah tetangga kalian, jadi aku bisa denger obrolan kalian yang mengarah ke hal mesum! Saat kamu dengan sibuk sedang mengerjakan PR tiba-tiba terdengar suara-suara kayak di anime hentong. Bisa-bisanya kamu mengomeli orang yang datang untuk menegur!? Dan, aku enggak marah hanya karena dia di rebuti! Dan juga cepetan jauhi tanganmu dari selangkangannya!”

"Enggak apa-apa, kok, Sakura-oneechan!"

Yang bungsu tersenyum polos padanya.

“Kami para Dewi adalah makhluk yang lembut! Kami enggak keberatan jika satu gadis ditambahkan ke harem Hikaru-oniichan! Jadi, apa kamu mau gabung dengan kami di sini?”

“Siapa juga yang mau ngelakuin itu! Sejak kecil aku udah sering mandi bareng Hikaru, jadi jangan kaitkan lagi aku dengan hal kayak gitu karena sekarang aku udah SMA! Dan, kamu membasuh selangkangannya seolah itu hanya hal biasa, kan!? Aku sunggung akan melaporkanmu, aku serius, loh! ”

...Nah, ini meresahkan.

Hikaru memeluk kedua tangannya dengan ekspresi rumit di wajahnya. Menurutnya, situasi akan menjadi lebih buruk ketika dia membuka mulutnya sekarang.

Yang terbaik adalah dia harus tetap tenang layaknya seorang bodhisattva, dan menunggu setelah situasi mulai membaik. Meskipun agak aneh bagi reinkarnasi Odin untuk berbicara tentang seorang bodhisattva.

(TLn: Dalam ajaran agama Buddha, seorang Bodhisatwa; Bodhisattva atau Bodhisatta atau Photishat adalah makhluk yang mendedikasikan dirinya demi kebahagiaan makhluk selain dirinya di alam semesta. Dapat juga diartikan "calon Buddha".)

“Pokoknya, semua yang di sini cepetan keluar! Dan pakailah pakaian kalian dengan bener! Juga, jangan hanya duduk dengan ekspresi rumit doang, Hikaru, coba lakuin lebih banyak perlawanan!”

“Oke.”

Setelah itu...

"Sakura-chan sangat bandel."

“Dia betul

“Ya, ya! Sangat bandel!”

“Oyaa, Onee-san, aku baru aja menemukan ide yang menarik.”

"Kebetulan, ya. Aku juga."

"Ya, aku juga, aku juga!"

Ketiga saudara perempuan itu tersenyum dan secara bersamaan menengok ke arah Sakura.

“Eh… Ada apa? Kenapa kalian semua malah senyum?”

"Sakura-chan. Ayo mandi.”

"Hah? "

"Jika kita semua mandi bareng, semua di sini akan merasa damai"

"Eh, apa kam-"

“Ayo lakuin, ayo lakuin~ Sekarang, Onee-chan, buka bajumu.”

Mereka mengganti target ke Sakura, dan mulai menjalankan aksi mereka.

"Cepetan, buka bajumu!"

“A-apa kamu bercanda!?”

“Hm, ini daleman yang kamu pakai terliat sederhana. Lain kali ayo kita beli yang baru. ”

"Makasih, tapi, eh enggak jadi makasih! Dan berhenti menelanjangiku! Lepasin aku!”

“Iyey, ayok kita semua telanjang Yuhuu!

"Tunggu, hent-, Hikaru sedang meliat-"

...Nah, ini gawat.

Duduk di kursi mandi sambil memeluk kedua tangan, Hikaru bergumam dalam hati.

Mengingat dia di tawari kesempatan langka, dia melihat teman masa kecilnya yang sedikit demi sedikit melepas pakaiannya (pakaiannya tersimpan suatu keindahan), Dalam hati Hikaru berterimah kasih.

Makasih, Sakura.

Berkat pengorbananmu, bagian selangkangaku menjadi aman.

“Kamu bercanda, kan!? Ekspresimu kok terliat sangat serius! Kamu mulai ngelepas pakaianku, dan lagi aku enggak bisa gerakin tubuhku, dan si idiot Hikaru hanya diam dan cuma menengokku, Bentar dah jangan celana dalamku! Itu sangat enggak pantas! Aku bilang, heni-, jangan di-, hentikan itu hent──AKU UDAH BILANG UNTUK BERHENTI NGELAKUIN INI SIALAN!?

Itu adalah hal yang udah biasa bagi keluarga Oogami, tapi untuk hari ini ada sedikt tambahan seperti raungan, jeritan, dan erangan.

Jangan kemana-mana! Untuk mengetahui alur cerita yang lebih jelas.

Post a Comment

Post a Comment

close