NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Miyamoto Sakura ga Kawaii Dake no Shousetsu [LN] Volume 1 Chapter 2 Bahasa Indonesia

Chapter 2

"Aku yakin ada yang salah dengan kalian," kata Miyamoto Sakura, sambil menodongkan sendoknya.

“Pertama, kamu menerobos masuk ke rumah orang, dan saat ada di sana kamu pun seolah-olah menganggap bahwa kamu adalah reinkarnasi dewi. Kemudian kamu membuang akhalak-mu lalu mandi bareng. Dan pada akhirnya, kamu hanya menunjukan taringmu pada tetangga yang berniat menghentikanmu. Saat ini aku akan mengatakan yang sesungguhnya, semua yang terjadi ini hanyalah hal gila. Sebagai tetangga, dan seseorang yang dekat dengan keluarga Oogami, juga sebagai teman masa kecil Hikaru──aku sungguh kesel dengan ini.

“Yah, ini sungguh enggak normal, aku setuju,” kata kakak perempuan tertua, Kako, yang paling paham.

“Tapi kamu tahu, kami adalah dewi. Kami udah enggak tahan karena cara pemikiran kami berbeda dengan manusia pada umumnya. ”

“Aku juga setuju apa yang Onee-sama katakan,” Ima, saudari kedua dengan sigap menyetujuinya.

“Dewa maupun Dewi memiliki cara hidup tersendiri, persis seperti manusia yang memiliki cara hidup sendiri. Walau kita paham akan keduanya, mereka tetap memiliki kehidpuan dengan pola dasar yang bebeda… Jadi, cukup wajar kalau mereka terkadang saling bertengkar.”

“Ya, ya. Mau bagaimana lagi,” saudari ketiga, Mirai, dengan ceria melanjutkan, “Kami para Dewi cukup sulit di pahami oleh sudut pandang manusia. Tapi masih ada beberapa cara agar manusia dapat memahami pemikiran Dewa maupun Dewi. Dengan itu, kami akan senang jika kamu mengawasi kami untuk kedepannya. ”

"Diam."

Daarrr!

Sakura menolak ajuan mereka dengan meninju meja.

“Jangan sok-sok-an kayak mahasiswi asing yang mencoba beradaptasi dengan budaya lokal. Bahkan jika kita tau bahwa itu benar, beberapa orang mengatakan kalau ketika berada di Roma, tetap harus bertindak layaknya orang Romawi, kan? ”

(TLn: Kerajaan Romawi adalah sebuah pemerintahan monarki di kota Roma dan wilayah kekuasaannya. ... Sejarah Kerajaan Romawi bermula sejak pendirian kota tersebut, sekitar tahun 753 SM dan berakhir setelah penggulingan kekuasaan para raja dan pendirian Republik pada tahun 509 SM. Mungkin konteks di sini yaitu setiap penduduk maupun turis harus tetap menjalani norma yang di buat oleh kerajaan yang berada di daerah itu.)

“Kalem, Sakura,” Hikaru dengan nada lembut bergabung dalam percakapan mereka, “Kupikir mereka sedang memikirkannya. Biarkan saja dul-"

"Kamu diamlah."

"Siap."

Lalu mereka pun berjalan keluar. Persis yang Hikaru harapkan.

Setelah mandi, mereka duduk melingkari meja makan di ruang tamu keluarga Oogami.

Menu hari ini adalah kari dan nasi, makanan ajaib yang bisa mencerahkan hari siapa pun.

"Sejak awal semua ini salahmu."

Sambil munusuk kentang yang ada di kari, Sakura mengganti targetnya menjadi Hikaru.

“Itu karena kamu terlalu bersikap lemput ke mereka sehingga mereka pun jadi seperti tadi. Jadilah laki-laki dan tolak mereka dengan tegas, ngerti kan, tegas!”

"Aku ngerti. Dengan tegas.”

Anak cowok dan cewek seumuran kita enggak boleh mandi bareng, apalagi melakukan berempat itu terlalu gila, cepetan ambil bajumu dan keluar── bilang aja begitu pada mereka.

“Aku enggak boleh terlalu serius mengakakan itu. Mereka akan berakhir tidur di jalanan.”

“Gimana bisa seorang Dewi akan berakhir tidur di jalanan hanya karena di usir dari rumah!”

Sakura memukul meja lagi.  (TLn: Ngeri kalee heroine Megane yang satu ini, ayang mu di sini jadi takut  >///< )

“Hikaru. Jujur aja padaku.”

“Eh, tentang apa?”

“Kamu hanya kalah dengan nafsu birahi-mu, kan.”

“Eh!?”

“Kamu terus bilang “Aku kuatir, aku kuatir”– dan yah, Kamu memang kuatir dengan beberapa hal – tapi nyatanya, kamu merasa senang karena mendapat pelayanan special dari tiga saudara perempuan yang imut, kan?”

“Hahaha, tentu saja tidak.”

“kamu terliat mencurigakan, tapi aku ngerti kamu tuh masih anak SMA biasa. Jadi kamu harusnya senang karena mandi bareng mereka, kan?”

“Tidak, tentu aja tidak. Percaya padaku, oke?”

“Ngaku saja, aku akan memaafkanmu jika melakukannya sekarang."

“Sebenarnya, aku rasa aku ada di posisi yang luar biasa.”

"Sudah kuduga. Nampaknya harus ada hukuman di sini. ”

"Hah ayolah! Kamu bilang akan memaafkanku! Kamu penipu!"

“Menyebutku penipu ya, kamu akan merusak nama baik-ku di sini. Aku akan sungguh memaafkanmu. Aku hanya memberi sedikit bumbu di atasnya yaitu hukuman untukmu”

Setelah mengatakan itu, Sakura memindahkan wortel dari kari ke piring Hikaru.

“Makan ini. Aku beneran akan memaafkanmu untuk kali ini."

"Sakura, masih sama kayak dulu kamu masih benci makan wortel ya."

“Jangan salah paham. Menurutku ini hanyalah berbagi kebaikan. Karena wortel mengandung banyak nutrisi.”

“Ya, karena wortel wenak aku enggak apa-apa dengan ini. Kamu sungguh pemaaf kepadaku hanya denga ini ya, Sakura. ”

“Hmph. Pujian enggak akan membuatmu bebas.”

Kata Sakura sambil memalingkan muka ke samping.

Namun, di banding dengan perkataannya, dia nampak begitu tidak puas.

“Meski begitu, keluarga Oogami akan nampak enggak baik kalau ada tiga saudara cewek mesum di sini, jadi aku akan terus mengawasimu dengan ketat. Saat aku melihat hal yang mencurigakan, aku akan cepet datang ke sini, jadi ingatlah itu. Astaga… Kamu terliat enggak berdaya tanpaku ya, Hikaru.”

“Sungguh tsundere,” Kako mengusiknya sambil menambahkan Fukujinzuke ke dalam karinya.

“Ya, begitulah yang mereka sebut anak muda,” Ima juga ikut menambahkan tamago Onsen ke dalam karinya.

“Kawaiinya,” dan akhirnya Mirai juga menambahkan daun bawang ke Kari miliknya.

“Jangan salah paham!”

Dia memukul meja lagi.

Walau protes, wajahnya tampak merah.

"Kami enggak salah paham kok."

"Ya, itu fakta yang dapat di jamin."

“Jika kamu enggak menyukainya, kamu enggak mungkin berlari sambil teriak ke rumahnyanya, kan~”

“Agaknya, aku rasa kamu hanya memanfaatkan kami untuk mengecoh.”

"Kecoh untuk datang ke rumah Oogami."

"Dasar tsundere, kamu enggak bisa jujur aja untuk datang ke sini, Sakura-oneechan."

"Alhasil, dia ikut gabung dengan makanan kari."

“Selain itu, dia memaksa Hikaru-sama untuk memakan wortel itu.”

"Sakura-chan ternyata tipe yang mencolok, aku enggak mengira itu."

"Dan juga tsundere."

“Seharusnya kamu lebih jujur ​​pada dirimu sendiri.”

“Ngaku aja lalu pacaran dengannya~”

Ke tiga saudara itu menghujaninya dengan pertanyaan, dan juga melingkarinya dari tiga sisi.

"Aagh, Kalian sangat sewot."

Sakura berteriak.

“Aku puyeng karena kalian menghujaniku pertanyaan. Gabungin ajadah semuanya!”

“Oh. Lalu haruskah kita lakukan itu?”

"Ayo lakukan itu."

"Setuju!"

Itulah yang akan terajdi.

Ketiga saudara perempuan itu mengulurkan tangan mereka menghadap ke tengah meja, lalu mereka berteriak secara bersamaan.

"""Berubah!"""

Untuk sesaat, cahaya silau menutupi sekeliling.

Sesaat itu terlihat, bukannya tiga saudara perempuan, malahan muncul seorang gadis cantik yang tampak seperti Gal.

──Ayo kita jelaskan.

Saat saudara perempuan Kako-Ima-Mirai──atau mungkin, Dewi Urdr-Verdandi-Skuld bergabung menjadi satu, mereka akan menjadi dewi takdir, Norn.

(TLn: Moirai atau Dewi Takdir)

Mereka akan berubah ke dalam mode itu saat Sakura merasa ucapan mereka tadi mengganggunya, atau karena mereka yang menginginkannya.

Sebenarnya, tidak harus mengulurkan tangan mereka dan meneriaki kata " Berubah!". Para saudara perempuan itu hanya kepengen melakukannya.

"Inilah, perubahan kami seperti yang kamu inginkan."

Dewi Norn, seorang Gal cantik, dengan senyum sambil menarik Kari setara tiga orang ke arah dirinya.

“Sakura-cchi lebih suka kayak gini, kan? Sekarang bilang aja apa yang sebenarnya ingin kamu bilang, Ngerti kan? ”

“...Enggak ada yang ingin aku katakan. Aku hanya ingin untuk kalian bergabung karena kalian terlalu sewot. ”

“Enggak mau ngaku, kurasa? Daripada terpojok oleh kami bertiga, kamu lebih milih diusik oleh satu orang? Begitu, kan?”

(TLn: Dialog nya beberapa kata gunain Slang word yang aku gatau artinya, tapi sebisa mungkin aku artiinnya masih masuk dengan konteks dialog.)

“......”

Sakura terdiam.

Melainkan, dia terus mengunyah nasi kari-nya.

“Sakura-cchi, kamu seperti buku yang terbuka. Ibarat, kamu lebih milih untuk diam saat ada di posisi yang buruk atau ada yang kamu sembunyiin. ”

“...Jangan salah paham. Aku diam karena sedang fokus ngunyah untuk kari nasi-ku. Kunyah kunyah, nyam nyam.”

“Oh gitu, mari kita hentiin aja ini. Karena aku sangat baik padamu, aku akan bersabar dulu untuk menyelidikimu. ”

“Shuangat nyebheluin. Shetelah akhu kelar mhuakan, akhu akhuan membheruitahumu shiapua bosnya. “

""Sangat nyebelin. Setelah aku kelar makan, aku akan memberitahumu siapa bosnya”──Gitukah? Oke oke, aku ngerti, jadi fokus dulu pada kunyahanmu. Semacam, aku enggak paham dengan perkataanmu karena kamu bicara sambil mengunyah kari, pahamkan. ”

Dengan tawa kuat, dewi Norn juga mulai mengisi mulutnya dengan kari.

“Ngomong-ngomong, Hikaru-cchi. Kamu masih lapar, kan? Ingin tambah porsi lagi? Agaknya, Kamu udah enggak tahan, kan? Kamu adalah anak cowok dalam masa pertumbuhan jadi mesti banyakin makan.”

“Ah, ya. Terima kasih. Kurasa aku pilih yang lain aja ”

“Kamu suka banyakin yang Fukujinzuke, kan? Apa kamu ingin keju parut juga? Aku akan taburin satu ton Parmigiano favoritmu di atasnya.”

(TLn: Fukujinzuke (福神漬) adalah bumbu yang sangat populer di masakan Jepang, biasanya digunakan sebagai makanan untuk kari Jepang. Parmigiano-Reggiano adalah keju bertekstur keras dari susu sapi yang diproduksi di daerah-daerah di Italia.)

“Waw, kedengarannya enak. Ya silahkan."

"Ya tentu, serahkan padaku!"

Norn berdiri dan menuju dapur, lalu tersenyum padaku.

“Sakura-cchi, nampaknya seperti ini, kan? Seorang gadis pemarah tapi memiliki sifat perhatian sebagai istri juga ibu yang bijak. Semacam, memiliki maksud dari sikap tertentu nampaknya jadi tren saat ini.”

"Sangat nyebelin. Enggak ada guna paksaan semacam ini. ...dan sebenarnya, aku juga tahu apa yang Hikaru sukai... Aku hanya enggak mau terlalu memaksa, tapi tentu aku menyukainya…”

"Sakura-cchi? Aku enggak bisa dengar apa yang kamu ucapin di sana, pahamkan? ”

“Kamu enggak perlu tahu. Minggat aja dan bawakan sesuatu yang dia minta tadi. ...Oh ya, selagi kamu mengambilnya tolong bawain juga aku satu porsi. Bikinlah itu jadi porsi gede.”

“Wokee!”

kata Norn sambil tersenyum.

Alhasil suasana di sekitar meja makan keluarga Oogami jadi tidak canggung.

"Sangat maknyus."

“Kan? (Deshou?)”

"Ya, ini lumayan."

Tiga (atau mungkin lima) dari mereka melanjutin makan kari dengan semangat menggebu-gebu.

Mengesampingkan kaitan mereka dengan dunia mitos, dan cuek tentang Valhalla, Asgard atau Muspelheim, atau apapun itu, ini hanyalah romcom yang berfokus pada candaan.

Begitulah kehidupan mereka sehari-hari.

Ragnarok udah lenyap, dan hari-hari ini adalah hal nyata yang manis bagi mereka.

Termasuk juga yang mandi bareng. Mereka semua telanjang dan mereka juga memberi candaan. Bersama cinta yang damai. Dunia ini normal, dibuat oleh para Dewa/Dewi secara langsung.

Pasti begitu.

"Aku akan bertanya secara jujur."

Kata Sakura sambil menaruh sendoknya.

“Apa tujuan kalian bertiga? Kalian mendekati Hikaru dan hanya ngelakuin hal mesum setiap hari. Sebenarnya apa yang kalian pikirin? ”

“Eeh?”

Norn cemberut.

“Walau kamu menanyai itu, kami enggak memiliki maksud khusus, Kamu tahu? Kami menyukai Hikaru-cchi, juga suka bersama dengannya, jadi kami mungkin ingin lebih dekat lagi dengannya, atau ada masalah dengan itu?”

"Kamu berbohong."

"Tentu tidak, kali ini aku sangat serius.”

“Aku enggak percaya itu, pahamkan. Walau mungkin bukan kayak gitu, aku masih tetap percaya pada instingku. Pemikirian kalian aneh, tapi sebenarnya kalian juga enggak bodoh. Pasti ada yang kamu rencanain. Ngaku aja tentang hal itu di sini sekarang, mungkin Hikaru juga ingin tahu yang sebenarnya.”

Tidak.

Aku beneran baik-baik saja.

Hikaru berbicara dalam hati.

Lagian, memakan kari ini saja sudah cukup.

Ditaburi dengan Parmigiano dan Fukujinzuke, itu tampak seperti karya seni yang hebat. Ketiga saudari itu adalah koki yang jago, apa pun itu makanannya, juga mereka sangat antusias memasak tiga kali dalam sehari.

Hikaru terasa senang karena selalu makan makanan maknyus tiap hari.

Dan apa yang Hikaru rasakan tentang ketiga saudari itu yang membawa kebahagiaan adalah sesuatu yang murni tanpa sebab.

“...Ku ku Ku. Karena kita udah ketahuan, ya mau gimana lagi.”

Agaknya, Norn jelas memiliki senyum nakal saat ditanyai oleh Sakura.

“Seperti yang Sakura-cchi inginin, kamu telah tau rencana kami. Karena udah begini, kami akan bersih-bersih di sini persis yang kamu mau. ”

“Ap… jadi emang kayak gitu, ya?! Apa yang kamu rencanain ?! ”

“Ku Ku Ku. Jangan terlalu kaget dong.”

Norn memulai argumennya dengan ekspresi seperti penjahat sambil menodongkan sendoknya yang menguning karena kari.

“Sebenarnya, ada rencana gede yang kami buat hingga melakukan hal mesum dengan Hikaru-cchi tiap hari, paham? Layaknya, itu adalah sesuatu yang enggak bisa kamu duga, Sakura-cchi, pahamkan?”

“Hadeh… itu membuatku kesel tapi ya kamu benar. Dan apa rencana gede itu.”

“Kayak yang udah kamu tahu, Hikaru-cchi adalah reinkarnasi dari dewa utama kita Odin-sama, namun dia enggak ingat hal itu, atau lebih tepatnya, seolah-olah dia hanya sebagai manusia normal. Jika aku jujur, kami ingin melihat Odin-sama di bangkitkan lagi.”

“Hmm. Aku enggak ngerti itu. ”

“Namun, kami agak kurang yakin, tapi kayaknya Odin-sama telah disegel di dalam Hikaru-cchi melalui beberapa hal yang tidak diketahui. Tapi kunci untuk membuka segel itu kayaknya ada berkaitan dengan keinginan duniawi Hikaru-cchi, seperti itu yang kami pikirin.”

“Ha? Apa maksudnya?"

“Seperti, kamu tahu kan kalau Hikaru-cchi suka akan hal mesum tapi memiliki sisi seorang bodhisattva juga? Bahkan saat dia dimesumin, dia malah meng-iyain-nya daripada menolaknya layaknya lelaki sejati, kan? Tidakkah menurutmu itu agak aneh?”

(TLn: Sekedar mengingatkan kalau seorang Bodhisatta adalah makhluk yang mendedikasikan dirinya demi kebahagiaan makhluk selain dirinya di alam semesta.)

"Hmm, kamu ada benarnya."

“Agaknya, kita harus lakuin hal mesum padanya. Jadi, saat dia udah nyerah dengan kemesuman kita, Odin-sama mungkin akan bangkit.”

A-apa yang barusan dia katakan?

Dalam hatinya Hikaru merasa terkejut.

Aku ngerti. Jadi gitu toh.

Ya, aku enggakpapa dengan ini, anggap saja ini adalah ganti rugi atas kebahagiaan yang kudapat.

“Saat itu pun Odin-sama akhirnya bangkit…!”

Norn berteriak dengan tangan terangkat ke atas.

“Ini akan menjadi hari di mana dunia mitos yang kita tempati akan muncul di dunia nyata, lalu dunia manusia akan menemui ajalnya. Dengar, manusia! Gemuruh Gjallarhorn! Takutlah, manusia! Hari di mana Ragnarok muncul lagi! Bersujudlah di hadapan kekuatan para Dewa, dan ratapi kelemahanmu! Aahahahahahaha!”

Dia tertawa kencang, membuat Sakura tampak jengkel.

“Heii, Norn. Bukankah pose itu membuat bahumu sakit?”

"Ya. Ini yang mereka lakuin. Kalau aku beneran enggak cocok untuk ini."

Kembali seperti semula, Norn kembali memakan karinya.

“Ya, sampingin dulu hal tentang dunia mitos, Odin-sama adalah dewa yang baik, Alhasil, berakhir seperti ini. Jika dia bangkit, dunia akan menjadi tempat yang sedikit lebih baik. Dan mungkin, umat manusia akan dapat keuntungan karena-nya, Pahamkan?”

“Hmm…ya, sepertinya dia akan melakukan hal baik. Bagaimanapun, intinya ada di Hikaru. ”

“Jadi. Kenapa enggak ngelakuin hal mesum dengannya, Sakura-cchi?”

“Hah?! Bagaimana bisa seperti itu?”

Ini menuju ke arah yang aneh, pikir Hikaru.

Jadi setelah ini akan ada lebih banyak hal mesum kah?

Itu beneran mengganggu. Sungguh, sangat gawat. Benar-benar gawat.

“Kalem, kalem. Seperti, kita bisa menipunya dan kamu akan membantu kami untuk mebangkitkan Odin-sama, Gimana setuju?”

“Aku enggak mau ngelakuin, seriusdah, Kamu dengar! ”

“Eh? Tapi Sakura-cchi, kamu sebenarnya suka hal-hal mesum, kan?”

"Enggak!"

“Enggak baik berbohong. Kalau seorang siswi SMA yang sehat enggak suka hal mesum, jadinya aku enggak tahu lagi apa yang sebenarnya kamu minati. Kamu itu siswi SMA yang sehat, kan, Sakura-cchi?”

“Y-Ya, memang begitu, tapi…!”

“Kamu lumayan tertarik dengan hal itu, kan?”

“Aku enggak… agh sulit ngucapuinnya…TAPI! Hanya sedikit, kamu dengar kan!”

“Jika kamu bersekongkol dengan kami bertiga untuk ngelakuin hal mesum, kamu bisa sering dateng ke sini, dan kamu juga bisa sering bareng Hikaru-cchi, enggak buruk untukmu juga, kan?”

"I-ini bukan seperti karena aku ingin bersama dengan... berguman berguman."

(TLn: Ucapan selanjutnya Sakura hanya melalui gumanan atau dalam hati.)

“Ayolah, kamu nybelin banget, Sakura-cchi. Jika kamu enggak mau bersikap jujur, aku akan gunain kekuasaanku sebagai dewi untuk membuatmu jujur, kamu tahu? Aku akan mengubah tubuhmu hingga kamu enggak bisa memikirkan apa pun selain hal mesum, dengan itu kamu akan menjadi jujur, kan? Jika aku melakukan itu, kamu akan merangkak di tempat tidur Hikaru-cchi setiap malam, dan menjadi orang termesum yang pernah ada.”

“Tungg- , jangan macem-macem, dengar?! Jika kamu melakukan itu, aku akan membuatmu terbang!”

Rumah keluarga Oogami masih ribut seperti biasanya bahkan jika ketiga saudari itu bergabung.

Untuk alasan membangkitkan Odin, hal-hal mesum apalagi yang akan terjadi pada mereka?

Atau mungkin Sakura yang akan mencegah hal mesum itu terjadi?

Saat cerita mendekati klimaks, Oogami Hikaru, yang memegang kunci semuanya, tidak merasakan kecanggungan, dan hanya berkata dengan suara riang.

“BTW, kari ini sangat maknyus. Tambah dong!”

1 comment

1 comment

  • Unknown
    Unknown
    12/9/21 05:50
    👍
    Reply
close