NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Tobioriyō to Shiteiru Joshikōsei o Tasuketara dō Naru no Ka? V1 Chapter 2

Chapter 2: Aku ingin memberikan sebuah hadiah
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯

Pacarku imut sekali.

Pacarku imut sekali.

Pacarku benar-benar imut sekali...!

"…Hei, pacarku ini imut sekali lho. Menurutmu apa yang harus kulakukan?"

"Bodo amat."

Ootani menjawab dengan nada acuh tak acuh. Dia tidak peduli dengan apa yang dibicarakannya dan lebih fokus membaca manga saat istirahat makan siang.

Tapi, Yuuki yang sangat bersemangat, tidak berhenti di situ.

"Tapi kau tahu, tolong lihat ini, lihat," kata Yuuki, sambil menunjuk kotak makan siang di atas mejanya.

Itu adalah kotak makan siang buatan Hatsushiro, meskipun tampilannya sederhana itu dibuat dengan penuh kehangatan darinya. Kotak makan itu berisi telur goreng, burdock dan wortel yang ditumis dan direbus, daging goreng, sayuran tumis dan nasi yang ditutupi dengan ayam cincang.

"Itu memang terlihat enak."

"Kau salah!! Ini sangat enak, masakan Yukihira Soumapun gak ada apa-apanya!!"

"... Menyebalkan sekali."

Dia merasa seperti Ootani telah mengatakan sesuatu, namun, Yuuki memutuskan untuk mengabaikannya.

Ngomong-omong, dia bukan cuma membuat kotak makan siang ini saja. Setiap hari Hatsuhiro menyiapkan sarapan, makan malam dan kotak makan siangnya sendiri sejak hari pertama dia memasak untuknya. Berkat ini, kondisi fisiknya menjadi sangat baik beberapa hari terakhir ini. Makanan di toko serba ada benar-benar tidak seimbang dalam segala hal.

Hari ini juga, Hatsushiro mungkin akan menunggunya di kamarnya dengan lampu menyala dan makanan hangat yang dimasak untuknya ketika dia pulang dari pekerjaan paruh waktunya.

"Aku sangat berterima kasih padanya."

Aku tidak bisa hanya berterima kasih padanya saja...

"Dan yah, aku ingin melakukan sesuatu untuknya sebagai ucapan terima kasih, kau tahu. Sesuatu yang membuat para gadis senang."

“Hmm, lalu bagaimana kalau memberi hadiah atau semacamnya?,” kata Ootani, menunjukkan manga yang sedang dia bacakan padanya.

Di manga itu ada seorang gadis yang digambar dengan sentuhan halus dengan gembira memeluk boneka beruang yang merupakan hadiah dari pacarnya.

"Hmm, coba kulihat ..."

Aku pernah mendengar jika perempuan menyukai hal-hal yang lucu...

Di dalam otaknya, Yuuki menggantikan heroine yang ada di manga yang di baca Ootani dengan Hatsushiro.

Dia menerima boneka mainan yang diberikan padanya sambil tersipu, dan berkata, 'Terima kasih (memeluk boneka itu erat-erat).'

"…OHH ITU SANGAT LUCU!!!!"

"Kau benar-benar sangat menyebalkan akhir-akhir ini …"


"Sebuah boneka?"

"Ya, sebagai ucapan terima kasih karena selalu memasakkanku makanan dan semuanya."

Di malam hari yang sama, Yuuki memutuskan untuk berbicara dengan Hatsushiro tentang masalah hadiah saat makan malam.

Tapi, "Ern, hal seperti itu, kamu benar-benar tidak perlu…," kata Hatsushiro sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku sudah memintamu membayar biaya makan untuk dua orang… Aku tidak bisa membebanimu lebih dari ini…" tambahnya.

“Yah, kau benar-benar tidak perlu khawatir tentang itu. Mungkin kelihatannya begitu. Tapi, aku tidak punya hal lain yang kukerjakan. Jadi, yang kulakukan hanyalah bekerja dan belajar. Karena itu aku punya cukup uang."

Untuk saat ini, itu cukup untuk biaya makan dan beberapa hal lain untuk mereka berdua selama sekitar enam bulan.

"Ern, meski begitu… tidak apa-apa kok, untuk orang sepertiku…," kata Hatsushiro, menundukkan kepalanya.

Kupikir dia akan bahagia. Tapi, aku tidak pernah berpikir dia akan merasa sangat tertekan seperti ini..

Meski begitu, dia mengatakan 'Seseorang sepertiku'. Tapi penampilan Hatsushiro imut, kepribadiannya juga tenang dan lembut, dan dia juga membuatkanku makanan enak ini setiap hari.

Ngmong-omong, menu hari ini adalah omurice. Telur itu dibumbui dengan baik dan sangat enak. Kau bisa memakannya tanpa henti. Dia pacar yang luar biasa. Yuuki merasa berapapun uang yang dia keluarkan untuk membeli boneka untuknya itu tidak akan terasa sia-sia.. Sebaliknya dia lebih senang jika Hatsushiro yang meminta itu.

"Ah. Kalau begitu, begini saja. Kau bisa mencari apa yang kau inginkan dari smartphonemu atau sesuatu nanti. Apa saja asalkan tidak terlalu mahal, oke… tunggu, aku ingat, kau bilang kau tidak punya ponsel, ya."

Benar juga, Hatushiro tidak punya smartphone saat ini. Dari apa yang Yuuki dengar darinya. Bukan berarti dia meninggalkannya di rumah, sebaliknya dari dulu dia tidak punya smartphone.

"Begini, kau tidak punya apapun untuk menghabiskan waktu luangmu, kan?"

Selain itu, kamar Yuuki juga terlihat biasa saja tidak ada apa-apa.. Hanya ada beberapa buku referensi, meja dan kursi.. Tidak ada permainan atau hiburan untuk menghabiskan waktu luang saat dia sendirian...

Jika dia mempunyai smartphone untuk bermain game atau membuka medsos. Setidaknya, kupikir itu bisa menghilangkan rasa bosan..

"Aku meminjam buku referensi milikmu untuk belajar. Jadi, aku baik-baik saja.."

"Meskipun kau mengatakan itu. Tapi, apa kau tidak bosan hanya dengan itu?"

"Fufufu, apa yang kamu katakan, Yuuki-san."

"Yah, aku tidak bisa mengeluh sih. Aku juga sama. Selain itu aku juga sering disebut seperti 'pria yang tidak punya masa muda' oleh Ootani itu.."

Lagipula, dia siswa SMA yang membosankan yang tidak pernah melakukan apapun selain belajar dan bekerja, itulah fakta yang diakui oleh dirinya sendiri dan orang lain.

"Hanya saja.. Yah, aku ingin memberikan sesuatu untukmu. Selain itu, kau ada di sana saat aku pulang. Benar-benar hal yang menyenangkan, kau tahu, memiliki seseorang yang menunggumu saat kau pulang," kata Yuuki, perlahan meraih tangan Hatsushiro.

Hatsushiro juga menggenggam kembali tangan itu dengan jari-jarinya yang ramping.

Sejak hari pertama mereka berpegangan tangan, Hatsushiro tidak bisa melakukan apa-apa selain berpegangan tangan seperti ini.

"…Yuuki-san."

"Hmm?"

"…Waktu yang kuhabiskan untuk memasak dan bersih-bersih sambil menunggu Yuuki-san pulang, aku menyukainya, tahu."

"…Begitu, ya."

"…Iya."

SIAL!! DIA BENAR-BENAR GADIS BAIK, AKU BENAR-BENAR INGIN MELAKUKAN SESUATU UNTUK MEMBUATNYA BAHAGIA!!!, teriak Yuuki dalam hati.


"Hmm.."

Keesokan harinya.

Dalam perjalanan pulang dari sekolah, Yuuki mengunjungi toko smartphone di pusat perbelanjaan terdekat.

"Uh huh. Sebenarnya, aku ingin membelikan satu untuk Hatsushiro. Tapi, setelah dipikir-pikir, anak di bawah umur seharusnya mendapatkan persetujuan orang tua untuk membelinya, bukan."

Lagipula, bagaimana dia bisa berada di tempatku selama hampir seminggu. Tapi. tidak ada masalah apapun tentang itu? Apakah orang tuanya tidak mengajukan laporan orang hilang atau semacamnya? Bahkan sekolah mungkin akan mengambil tindakan kalau kau tidak masuk sekolah untuk waktu yang cukup lama..

"Tunggu, pertama-tama, jika aku mempertimbangkan harganya, Hatsushiro pasti akan menolaknya, bukan. Bahkan boneka sudah membuatnya merasa tertekan.."

Kupikir itu sangat mengesankan bahwa dia gadis yang sangat pengertian. Tapi, aku juga berpikir dia terlalu baik. Padahal, tidak apa-apa baginya untuk menjadi sedikit lebih egois, tapi …

"Huhhh, kurasa aku akan membelinya tanpa memberitahunya. Hmmm, tapi jika aku melakukan itu, mungkin itu akan membuat Hatsushiro merasa bersalah dan membuatnya sulit untuk berada di rumah."

Aku ingin mengungkapkan rasa terima kasihku karena dia sudah banyak membantuku dalam beberapa hal... Tapi, percuma saja jika itu tidak bisa membuatnya senang.

Sambil memikirkan hal ini, Yuuki terus berjalan di sekitar pusat perbelanjaan untuk mencari sesuatu yang bagus untuk di beli. Namun, di saat itu langkah kakinya tiba-tiba terhenti di sebuat tempat dan dia melihat iklan terpajang di sana.

".... Ah, kalau ini, kurasa baik-baik saja.."


"Aku pulang."

"Selamat datang kembali, Yuuki-san."

Seperti biasa, Hatsushiro menyapa Yuuki sesampainya di rumah.

"Tadi kamu bilang hari ini kamu tidak ada pekerjaan paruh waktu, kan.. Tapi, sepertinya kamu pulang sedikit terlambat, yah.."

"Ya, aku baru saja membeli sesuatu."

Hatsushiro memiringkan kepalanya.

Yuuki mengeluarkan barang yang dia beli di bagian mainan pusat perbelanjaan dari kantong kertas.

"… Ini konsol game, kan?"

"Ya. Game yang pernah kumainkan dulu mendapat remake. Jadi, aku penasaran dengan versi remake ini dan akhirnya membelinya. Ini mengingatkanku pada hari-hari itu. Selain itu, aku juga ingin melakukan sesuatu selain belajar. Lupakan itu dulu, sekarang mari kita makan aku sudah lapar.."

"Ah, tentu saja. Menu hari ini adalah ikan bakar."

Hidangan yang dibuat Hatsushiro adalah makanan ala Jepang. Makanan itu dibumbui dengan baik dan itu mengingatkannya pada neneknya sendiri yang membuatnya merasa nyaman saat makan.

Makan malam hari ini juga enak...


"Kalau begitu," kata Yuuki, sambil menghubungkannya ke port monitor.

Yang Yuuki beli adalah perangkat keras yang disebut PW4 dan perangkat lunak yang disebut "The Legend of The Sacred Spear 3."

Itu adalah game yang dia mainkan saat dia masih kecil di rumah temannya dan game itu memmbuatnya bersenang-senang dengan teman-temannya.

Ngomong-ngomong, monitor ini adalah pemberian Ootani yang Yuuki terima kemarin.

"Oh, ini dia."

Opening pembuka ditampilkan dilayar monitor.

Hatsushiro yang mungkin belum pernah melihat game sebelumnya, sedang menonton video dengan sangat tertarik.

"... Itu indah sekali, yah."

"Benar juga. Yang kumainkan dulu masih dalam pixel art dan karakternya bahkan tidak memiliki suara. Perkembangan teknologi zaman sekarang benar-benar luar biasa."

Yah, aku menyukai versi lama karena mereka memiliki daya tariknya sendiri.

Yuuki mengambil controller.

"Baiklah, ayo main. Ini, Hatsushiro."

“…Eh?”

Mata Hatsushiro berkedip berulang kali saat dia melihat controller dari pemain kedua yang kuberikan padanya.

"Game ini bisa dimainkan oleh dua orang. Karena aku sudah membelinya, ayo kita main bareng, oke?"

"....."

Hatsushiro dengan takut-takut mengulurkan tangannya ke controller. Ini benar-benar seperti dia berpikir apakah tidak apa-apa baginya untuk menyentuh benda seperti itu.

"Hatsushiro… mau, kan?"

"... Y-Ya."

Saat aku menanyakannya sekali lagi dengan nada selembut mungkin, Hatsushiro mengambil pengontrolnya.

Sangat lucu melihat dia mengutak-atik semuanya dengan minat yang besar meskipun sedikit bingung pada perasaan pertama kali.

"Yosh, kita mulai!"


Beberapa menit kemudian..

Ternyata dia benar-benar pemula dalam game  ....

Pertama, dia tidak tahu fungsi dasar tombol A dan tombol B. Kalau kau di generasi yang sama dengan Yuuki, setidaknya ada yang tahu bahwa tombol A untuk melanjutkan dan tombol B untuk membatalkan, dan itu wajar jika tanganmu bergerak sendirinya, namun, Hatsushiro membuat kesalahan berkali-kali, lalu dia membungkuk dan berkata "Maaf, aku minta maaf."

Begitu, ya. Dia benar-benar tidak terbiasa dengan ini ....

Bahkan sekarang, saat mereka berada di tengah pertempuran, karakter Demi-Human pilihan Hatsushiro terus-menerus mengayunkan kombo di mana tidak ada orang lain. Itu adalah perilaku yang aneh seolah-olah dia telah meminum Tam◯flu.

"A-Aku minta maaf, Yuuki-san. Aku akan segera kesana!! Err, yah!!,” kata Hatsushiro, memiringkan tongkat dengan sepenuh hati dengan seluruh tubuhnya.

Tindakan ini mengakibatkan karakter milik Hatsushiro entah bagaimana berlari ke arah yang berlawanan dari musuh dan terus bergerak maju di depan sebuah batu. Aku ingin tahu, mau ke mana dia? Mungkinkah ke H◯warts?

"Fiuh. Hampir aja. Entah bagaimana aku berhasil mengalahkanya ..."

Yuuki entah bagaimana berhasil membunuh musuh sendirian. HP-nya berwarna merah.

“Musuh juga semakin kuat dari titik ini. Ah, patung dewi yang bisa menyembuhkan. Kebetulan sekali. Jadi, mari kita selesaikan di sini untuk hari ini," kata Yuuki, sambil menyimpan data game dan kemudian mematikan daya.

"…Uuu, maafkan aku. Aku cuma merepotkanmu saja."

"Tidak apa-apa. Jadi, bagaimana?"

Ditanya hal ini, Hatsushiro memainkan rambut hitam panjangnya dengan tangan kanannya, terlihat sedikit bermasalah.

Meskipun Yuuki sudah tahu. Ini adalah kebiasaannya saat dia ragu apakah boleh mengatakan apa yang dia pikirkan. Karena itu, Yuuki dengan sabar menunggu sampai Hatsushiro berbicara.

Tak lama kemudian, Hatsushiro membuka mulut kecilnya dan berbicara dengan nada meminta maaf.

"Umm… aku sudah merepotkanmu berkali-kali dan, kupikir aku tidak berhak mengatakan ini, tapi… umm… itu menyenangkan."

Mendengar ini, Yuuki membuat pose bangga di benaknya.

"Umm, Yuuki-san. Ada apa? Kamu tiba-tiba membuat pose seperti itu lagi."

"Eh? Ah. Tidak, tidak, bukan apa-apa, jangan pedulikan itu. Selain itu, kau benar-benar buruk dalam hal ini, ya."

"…Uuu."

"Itu sebabnya, kau bisa bermain sendiri untuk meningkatkan kemampuanmu. Kau tahu, ini adalah game di mana kau bebas bermain dengan caramu sendiri."

“Eh, ya. Kamu benar. Aku tidak bisa terus merepotkanmu lagi."

“Ya, begitulah, Sekarang, aku mau mandi dulu,” kata Yuuki sambil berdiri dan meregangkan tubuhnya, tampak puas.

Dengan ini, dia seharusnya bisa menghabiskan waktu saat sendirian ....

Lagipula, aku juga bersenang-senang. Ini pertama kalinya aku merasakan seperti ini setelah sekian lama. Yah, meskipun waktu belajarku berkurang sedikit. Tapi, kurasa menikmati waktu seperti ini tidak terlalu buruk.


"Hee, kau bermain game dengan pacarmu, ya.."

Keesokan harinya setelah bermain game dengan Hatsushiro.

Saat istirahat makan siang di sekolah seperti biasa. Ootani berkomentar sambil memakan sandwich irisan daging yang dia beli di kantin sekolah.

"Ya. Aku senang Hatsushiro tampaknya juga menikmati dirinya sendiri. Mungkin sekarang dia lagi main… hmm? Ada apa, membuat wajah terkejut seperti itu?"

"Yah, aku nggak nyangka kau bisa perhatian juga."

"Tunggu. Bukankah itu membuatku benar-benar tedengar seperti orang yang tidak memikirkan sesuatu."

“….Eh?”

“Hei, hentikan wajah terkejut itu seolah-olah kau mengatakan 'Apakah dia benar-benar tidak memiliki kesadaran diri?'"

"Aku hanya bercanda. Kau sulit dimengerti. Tapi, kau secara teratur memperhatikan orang lain. Namun, kau benar-benar sulit untuk dipahami. Kau sama sulitnya untuk memahami perbedaan antara Jalur Shounan-Shinjuku ke Takasaki dan Jalur Shounan-Shinjuku ke Kagohara."

"Logika macam apa itu!!"

Tapi yah, tentu saja, aku pernah pergi ke Tokyo dan waktu itu aku pernah membuat kesalahan saat aku akan pulang dengan naik kereta ke Kagohara.

"Tapi, kurasa kali ini aku bisa mengerti maksudmu. Pacarmu… Hatsushiro-san kan? Kau membeli game untuk gadis itu, kan? Kau bersusah payah membuatnya tidak menahan diri dengan mengatakan hal-hal seperti 'Aku sendiri merasa nostalgia, jadi bermainlah denganku' atau 'Kau harus berlatih, biar kita bisa main bareng lagi'."

Ootani dengan tepat mengenai sasaran dan itu membuat Yuuki menjadi sedikit malu.

"Menurutmu, apakah aku terlalu ikut campur?"

"Tidak... Kurasa gadis bernama Hatsushiro itu, sepertinya dia mempunyai masalahnya sendiri."

"Kau juga berpikir begitu, ya?"

"Seorang gadis di zaman sekarang tidak memiliki smartphone atau baru bermain game untuk pertama kalinya, bukanlah hal yang biasa. Terlebih lagi, Dia sudah tinggal di rumahmu selama berhari-hari. Dan, bagaimana bisa orang tua atau pihak sekolah tidak ada yang mencarinya? Itu hal yang tidak normal."

Seperti yang dikatakan Ootani. Dia tidak pernah berbicara alasan kenapa dia mau melompat dari gedung kosong atau bekas luka memar. 

Yuuki memutuskan untuk berbicara tentang apa yang dia pikirkan.

"Dan kau tahu, dia gadis yang sangat baik, tapi menurutku dia terlalu baik."

"Sepertinya begitu. Kau penasaran keseharian yang dia jalani sebelum dia tinggal di tempatmu, kan? Aku ingat, kau pernah berkata bahwa gadis itu pernah bersekolah di sekolah khusus wanita, kan? Aku punya kenalan di sana. Haruskah aku mencoba mencarinya?" kata Ootani. Namun, aku berpikir sebentar, lalu menggelengkan kepala.

"…Hatsushiro tidak akan membicarakan dirinya sendiri. Kau tahu, aku sangat menyukai Hatsushiro yang sekarang, saat dia membuatkan makan malam dan menungguku setiap malam. Itu sebabnya, kupikir mungkin lebih baik membiarkannya terlebih dahulu.. sampai dia bisa memilah perasaannya tentang masa lalunya dan merasa ingin membicarakannya."

"Haha, ya ya. Terima kasih atas aura kebahagiaan itu. Itu membuatku mulas."

Ootani menghela nafas seolah-olah dia jengkel.

"Yah, bagaimanapun juga, kau adalah tipe orang yang tidak ingin mencampuri urusan orang lain secara paksa. Meski begitu, di dunia ini ada banyak orang yang sebenarnya ingin mengatakan sesuatu tapi tidak bisa dan orang seperti itu secara tidak sadar menunggu orang lain untuk ikut campur dalam hidup mereka, lho. Terutama untuk anak perempuan, kau tahu."

“Begitukah?”

"Iya, begitulah," kata Ootani sambil melihat ke kejauhan.


'Ingin mengatakan sesuatu tapi tidak bisa… kan.'

Dalam perjalanan pulang dari pekerjaan paruh waktu, kata-kata Ootani tertahan jauh di dalam dadanya.

Dan, yah, bahkan Yuuki penasaran dengan masa lalu Hatsushiro.

Saat dia berjalan dengan perasaan yang agak suram, tanpa Yuuki sadari dia sudah berada di depan apartemennya.

"Tapi sepertinya dia juga sangat nyaman di kamarku akhir-akhir ini."

Bahkan senyumannya yang awalnya sedikit canggung sekrang sudah mulai berubah. Dia sudah bisa tersenyum seperti biasanya.

"Aku pulang."

Terutama, senyuman yang dia tunjukkan saat menyapa Yuuki dengan 'Selamat datang kembali' ketika dia pulang seperti ini benar-benar seperti malaikat…

"…S-Selamat datang kembali… Yuuki-san."

"....."

Yuuki sedikit mengernyitkan alisnya saat melihat Hatsushiro keluar dari dapur.

Aku merasa dia sepertinya tidak enak badan ... Wajahnya terlihat pucat dan dia tampak sedikit pusing.

"Ada apa? Yuuki-san."

“Hatsushiro… Apakah terjadi sesuatu?”

Mendengar kata-kata Yuuki, Hatsushiro sedikit mengalihkan pandangannya dan kemudian berbicara.

"Tidak, umm… tidak ada kok…"

"...Begitu. Katakan padaku jika ada sesuatu yang muncul, oke."

"Y-Ya. Ah, hari ini kita makan kari."

"Oh, begitu."

Setelah itu, seperti biasa.

Kari yang dibuat Hatsushiro sangat enak.

Setelah selesai makan, Yuuki langsung pergi tidur tanpa bermain game. Hari ini dia juga pulang terlambat karena pekerjaan paruh waktunya sedikit lebih sibuk dari biasanya.


Sejak hari itu, perlahan-lahan kondisi fisik Hatsushiro semakin memburuk.

Orang yang dimaksud mengatakan bahwa itu bukan masalah besar dan dia baik-baik saja, tapi dia jelas terlihat tidak sehat.

Yuuki masih terus memikirkan kata-kata Ootani pada hari itu.

Di dunia ini ada banyak orang yang benar-benar ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak bisa, dan orang-orang seperti itu secara tidak sadar menunggu orang lain untuk ikut campur dengan kehidupan mereka yang tidak perlu, kau tahu. Terutama anak perempuan.'

Justru ketika pekerjaan paruh waktunya semakin sibuk beberapa hari terakhir ini dan membuatnya pulang lebih lambat dari biasanya, yang membuat Yuuki menjadi semakin tidak sabar.

Dan kemudian, di malam hari pada hari tertentu.

“Hatsushiro!!”

Saat dia akan mencuci piring setelah makan malam, dia tiba-tiba pingsan di tempat.

Yuuki buru-buru bergegas ke arahnya. Penyesalan berputar-putar di dalam kepalanya.

Seerti yang kupikirkan, ada yang salah dengan Hatsushio beberapa hari terakhir ini. Sial, seharusnya aku menyadari hal ini lebih cepat!

Lupakan itu, lebih penting lagi sekarang memanggil ambulan, kan....

Tapi...

“Hm?”

Ketika Yuuki mencoba mengambil Hatsushiro yang pingsan, "… Zz z … Zzz," dia bisa mendengar suara nafas yang damai.

"Hmmm?"

"…Zzz.. Ma〇 Sanctuary… W〇sp… Vusc〇v…"

“Hmmmmm?”

Apa yang digumamkan Hatsushiro, jika aku ingat dengan benar, terdengar seperti istilah yang muncul di 'The Legend of The Sacred Spear 3.'

Yuuki meletakkan Hatsushiro di tempat tidur dan kemudian membuka 'The Legend of The Holy Spear 3' yang belum pernah dia mainkan sejak dia pertama kali memainkannya.

Dan kemudian, matanya terbuka lebar.

"Eh? Apa ini!?"

Di bawah save data 1 yang merupakan save data yang pernah mereka mainkan bersama adalah save data 2 yang sudah selesai sepenuhnya.

"Waktu bermain 60 jam ..."

Dan itu juga baru empat hari sejak aku membelinya.

"Huhh. Begitu, ya. Dia hanya… kurang tidur?"

"…Hnnnn, Ninja Mast, sulit…," kata Hatsushiro sambil mengalami mimpi buruk.


Keesokan harinya .. di siang hari .. Hatsushiro mulai menjelaskan kepada Yuuki. Btw hari ini adalah hari libur gw ....

"Jadi begitu, ya. Sepertinya kau sudah bermain sepanjang hari. Dan kau juga diam-diam bermain di tengah malam," kata Yuuki kepada Hatsushiro yang telah tidur nyenyak selama 12 jam.

"...Iya, aku bermain game saat Yuuki-san tidur dan bahkan saat itu kamu tidak bangun, meskipun aku bermain dengan suara kecil..," kata Hatsushiro, duduk tegak dan menundukkan kepalanya di depan Yuuki.

Tentu saja, alasan dia tidur lebih awal karena kelelahan setelah pekerjaan paruh waktunya. Dia tipe orang yang tidak akan bangun dengan suara sekecil apa pun.

"Hmm.. Jadi, kau sering memainkan ini, ya. Lihat, bahkan perlengkapan karakternya sudah lengkap, lho."

Ohh. Jadi, perlengkapan karakter di versi remake ini terlihat seperti itu, ya...

Melihat perlengkapan lain di CG seperti ini memberikan kesan berbeda dan sangat menyegarkan.

"…Maafkan aku."

Ah, lagi-lagi dia meminta maaf pada hal yang tidak perlu. Kau tidak melakukan sesuatu yang buruk, pikir Yuuki. Namun..

"Maaf membuatmu khawatir. Aku bahkan tidak bisa membuatkanmu sarapan pagi tadi. Padahal, Yuuki-san bekerja keras dalam belajar dan pekerjaan paruh waktu, sementara aku malah menghabiskan waktuku untuk bermain game."

Benar juga. Hatsushiro adalah gadis seperti itu.

Dia gadis yang terlalu baik, bahkan untuk hal seperti ini saja dia akan terus memikirkanya.

Suaranya gemetar. Dia seperti anak kecil yang takut dimarahi oleh orang tuanya karena telah memecahkan kaca jendela atau semacamnya.

Bahkan sekarang, dia seperti hampir menangis. Perasaan takut, menyesal menyelimuti dirinya. Meskipun Yuuki tidak tahu kenapa Hatsushiro seperti ini, dia merasa bahwa Hatsushiro sangat takut pada kemarahan orang lain.

Setelah itu Hatsushiro perlahan membuka mulutnya dengan suara gemetar.

"…Aku tidak akan pernah bermain game lagi. Itu sebabnya."

Itu sebabnya... 

“Ya, aku senang. Aku senang kau sangat menikmatinya."

Yuuki berbicara dengan suara ceria.

“…Eh?"

Hatsushiro tercengang dengan ekspresi seolah-olah dia tidak mengerti apa yang dikatakan Yuuki.

"Ada apa, apakah ada sesuatu di wajahku?"

"Tidak, umm, bukan itu maksudku."

"Kau bahkan bermain selama 60 jam, itu artinya pasti menyenangkan, kan?"

Meskipun Hatsushiro tetap diam untuk beberapa saat, dia akhirnya menjawab dengan suara kecil.

"…Iya, menyenangkan. um…"

Dan dalam keadaan ketakutan, "…Apa kamu tidak marah?", tanya Hatsushiro.

Yuuki menghela nafas dan mendekati Hatsushiro. Dia kemudian meletakkan tangannya di atas tangan Hatsushiro yang gemetar.

"Aku tidak marah."

"….!!"

"Mana mungkin aku marah cuma karena ini, kan. Selain itu, aku membeli game ini agar kau tidak bosan saat kau sendirian di rumah."

"... Ern, tapi.. itu ..."

"Jika itu membuatmu senang, aku juga ikut senang. Ah. Tapi, aku lebih senang kalau kau tidak lupa membuatkan makanan untukku. Lagipula, masakan Hatsushiro itu semacam alasan hidup bagiku akhir-akhir ini, Ahaha."

“….,…Uuu."

"Uu?"

"Uuuuuuuuu…."

"Apa!? Ada apa?"

Tiba-tiba, Hatsushiro mulai meneteskan air mata. A-Apa yang terjadi? Apa aku menggenggam tangannya terlalu kuat?

Dan kemudian Yuuki buru-buru mencoba melepaskan tangannya. Namun, Hatsushiro memegang tangannya.

"…Yuuki-san…kenapa kamu begitu baik padaku…," kata Hatsushiro sambil meneteskan air mata.

Alih-alih bersikap baik, Yuuki sendiri hanya ingin melakukan sesuatu untuk Hatsushiro. Dia tidak pernah berpikir bahwa Hatsushiro akan menangis seperti ini yang membuatnya sedikit bingung.

Tapi yah, jika dia mengatakan alasannya, "Bagaimanapun juga, aku pacarmu, Hatushiro."

Mendengar ini, Hatsushiro mulai menangis. Kuasa dia sudah menahan air matanya dalam waktu yang cukup lama.

Melihat Hatsushiro yang menangis. Yuuki dengan lembut membelai kepala Hatsushiro.

Aah, perasaan apa ini? Ini pertama kalinya aku membelai rambut seorang gadis.

Untuk beberapa saat seperti ini, suara tangisan Hatsushiro bergema di dalam ruangan yang sunyi itu.

"…Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Ayo bermain bersama setelah kau tenang, oke," kata Yuuki, sambil terus mengelus kepala Hatsushiro sampai dia berhenti menangis.


Karena Hatsushiro sudah tenang, mereka memutuskan untuk bermain game sebelum pekerjaan paruh waktunya di malam hari.

Mereka memuat save data 1, yang mereka mainkan pada hari pertama dia membelinya.

Nah, jika kita berbicara tentang kemampuan Hatsushiro yang telah berusaha tanpa menyisihkan waktu untuk tidur dalam empat hari terakhir ini, "Ah, Yuuki-san, biar aku yang urus musuh ini hyaa, fuah.. "

"Y-Ya.."

D-Dia sangat hebat. Dia bahkan tidak pernah menerima serangan musuh, sebaliknya dia terus menerus menyerang bos tengah dengan combo misterius bahkan Yuuki tidak tahu bagaimana cara melakukannya.

"Cih, aku telah menerima serangan yang sebenarnya bisa aku hindari, ya. Kurang ajar sekali…"

Uh-huh, sepertinya lebih baik aku mensuport saja lah, pikir Yuuki.

Lagipula, karakter Demi-Human milik Hatsushiro sekarang jauh lebih kuat dari sebelumnya. Saat Yuuki tertegun oleh permainannya yang luar biasa. Bos lawan tiba-tiba meledak dan tersebar ke segala arah.

"Fiuh … lima menit tiga belas detik. Huhh, maaf tadi aku gagal menghindari satu serangan. Itu kesalahan terbesar dalam hidupku. Aku benar-benar minta maaf karena menunjukkan sesuatu yang memalukan padamu."

"Tidak, tadi itu luar biasa sampai aku saja tidak bisa mengikuti cara bermainmu, kau tahu.."

"Ah, menurut map ini kamu harus pergi ke bagian belakang koridor di sini, bukan yang kamu masuki. Kupikir ini semacam bug. Tapi, kita bisa pergi ke kota yang seharusnya kita kunjungi nanti dan kita juga bisa membeli perlengkapan yang lebih kuat."

Entah bagaimana, dia bahkan menemukan semacam metode rahasia. Waktu bermain selama 60 jam dalam empat hari, ternyata bukan untuk pamer.

"Fufufu, ada musuh langka. Aku akan mendapatkan uangnya."

Melihatnya seperti ini sedikit membuatku kesepian. Tapi, yah.. aku senang jika ini membuatnya bahagia, pikir Yuuki sambil memandang Hatsushiro yang sepertinya menikmati permainannya.

"Ah, Yuuki-san. Sebentar lagi kamu ada pekerjaan paruh waktu, kan? Kalau begitu, mari kita selesaikan ini di sini.."

"Ah, benar juga.."

Setelah di ingatkan oleh Hatsushiro, Yuuki lalu men-save data game dan mematikannya.

Gambar atau suara yang indah tadi menghilang. Di dalam ruangan yang sunyi itu hanya ada mereka berdua, duduk berdampingan di depan monitor.

Masih ada sedikit waktu sebelum aku harus pergi bekerja. Aku ingin berbicara dengannya sambil tetap seperti ini lebih lama, pikir Yuuki.

"Sepertinya kau sekarang sudah bisa memainkan game ini, Hatsushiro. Yang bisa kulakukan hanyalah mengikutimu berkeliling, kau tahu.."

Dan pada saat yang sama.

"Umm… Yuuki-san."

"Ada apa?"

“Umm… bahumu."

Bahuku? Yuuki dengan bingung melihat ke arah bahunya.

Dengan sedikit gelisah Hatushiro bertanya pada Yuuki dengan suara kecil.

"Bolehkah aku bersandar di bahumu?"

"Eh? Y-Ya. S-Silahkan.."

Yuuki sedikit terkejut dengan permintaan tak terduga itu.

"Tapi, apa kau akan baik-baik saja?"

Bagaimanapun juga, ini tentang Hatsushiro yang sangat takut di sentuh oleh orang lain.. Yuuki saja awalnya tidak bisa menyentuh tangannya. Namun, kali ini Hatsushiro yang memintanya. Ini membuat Yuuki sedikit bingung sekaligus senang pada saat yang sama.

"J-Jika aku boleh jujur, aku mungkin sedikit takut. T-Tapi, aku ingin melakukannya..", kata Hatsushiro dengan suara sedikit gemetar.

Begitu, Hatsushiro mencoba untuk memberanikan diri meskipun takut, ya.

"Aku mengerti. Kalau begitu, kemarilah..."

"Y-Ya …"

Setelah itu, meskipun dia ragu-ragu dia mulai menyadarkan kepalanya di bahu Yuuki.

"...Nee, Yuuki-san. Sepertinya kamu pulang terlambat akhir-akhir ini. Apa pekerjaanmu mulai sibuk?"

"Ya, sedikit. Tapi, sekarang waktu sibukku sudah berkurang."

"Begitukah… aku senang mendengarnya," kata Hatsushiro, dengan suara yang benar-benar lega. Dia kemudian meletakkan tangannya di atas tangan Yuuki.

"…Umm. Aku tahu, aku tidak pantas mengatakan ini saat kamu bekerja keras dalam bekerja dan belajar. Tapi, aku akan lebih senang kalau kamu bisa pulang lebih awal.." kata
Hatsushiro, dengan nada sedikit kesepian.

"Bermain game memang menyenangkan. Tapi … umm, aku lebih bahagia saat menghabiskan waktu seperti ini denganmu, Yuuki-san…"

"Hatsushiro…"

Oh tuhan, dia benar-benar sangat imut...! Ya, itu benar dia sangat imut! Wajahnya yang malu-malu itu benar-benar imut sekali!!

... Sialan, aku benar-benar ingin mengambil cuti hari ini!

Aku ingin tetap seperti ini selama 60 jam lagi.


Setelah kami mulai berpacaran, aku mulai melihat sisi lain dari Hatsushiro...

Awalnya, kupikir dia adalah gadis yang murung. Namun, saat aku mencoba berbicara dengannya. Aku menyadari bahwa dia adalah gadis yang lemah lembut, sopan, baik hati. Dan, dia juga cukup antusias dengan game dan menikmatinya.

Keesokan harinya. 

"Pacarku itu imut sekali, kan? Kau juga berpikir seperti itu kan?"

"Ya, ya ... semoga bahagia .."

Seperti biasa, saat istirahat makan siang.. Yuuki membicarakan tentang Hatsushiro dengan Ootani.

¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯



¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯
16

16 comments

  • Unknown
    Unknown
    19/9/21 10:45
    Ootani : "pamer mulu anj"
    Reply
  • Remu chan
    Remu chan
    8/8/21 06:10
    Pamer teross ke ootani:v
    • Remu chan
      Unknown
      27/10/21 15:40
      Ootani tuh cowok atau cewek?
    Reply
  • 4imer
    4imer
    26/6/21 11:36
    gula gula dan gula
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    26/6/21 09:49
    MUST PROTECT HIS SMILE
    Reply
  • 8man
    8man
    25/6/21 21:07
    Ditunggu lanjutannya min, penuh gula
    Reply
  • Ferdinand >_
    Ferdinand >_
    25/6/21 18:54
    Mantap Min!
    Reply
  • Anggito
    Anggito
    25/6/21 10:13
    AHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH IRI WOY
    Reply
  • Shirou
    Shirou
    24/6/21 18:25
    Up min
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    24/6/21 13:44
    Gw paling demen dengan premis cerita yang kayak gini nih. Btw kapan update lagi min?
    • Unknown
      Hinagizawa Groups
      24/6/21 20:12
      Gw usahin secepatnya.. di tunggu aja
    • Unknown
      Moon
      30/6/21 10:18
      Siap min, semangat nge tl nya,ditunggu (づ。◕‿‿◕。)づ
    Reply
  • Flauros
    Flauros
    24/6/21 03:11
    Semangat min!
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    23/6/21 19:22
    Ootani suka yuuki apa kgk ya?
    • Unknown
      Hinagizawa Groups
      23/6/21 19:30
      Nggak, dia cuma nganggap Yuuki teman biasa
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    23/6/21 18:18
    Mantap min,
    Semangat terus! Selalu ditunggu updatenya
    Reply



close