-->
NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Motokano to no Jirettai Gisou Kekkon Volume 2 Prolog

Prolog


Ini adalah cerita dari 15 tahun yang lalu. Aku akan memanggil teman masa kecilku yang dua tahun lebih tua dariku 'Rio-nee', dan dia memanggilku 'Ha-kun'. Kenangan dari saat itu semua melibatkan kami berteman dengan sangat baik. Kembali selama waktu ini, kami sangat polos, bahkan tidak malu dengan tindakan kami. Tidak seperti sekarang, kami tidak menyembunyikan kasih sayang kami satu sama lain.

'Hei, Ha-kun. Apa cincinnya sudah selesai?'

'Tunggu sebentar, sebentar lagi…'

Kami bermain di taman biasa yang sama dari Keluarga Tamaki. Sementara orang tua kami berbicara tentang pekerjaan seperti biasa, kami selalu menghabiskan waktu bersama dengan roleplay dan semacamnya. Duduk di tanah tanpa khawatir pakaian kami akan kotor, kami akan membuat sesuatu bersama-sama. Kami menyebutnya cincin, tapi tentu saja itu bukan sesuatu yang nyata. Kami hanya membuatnya dengan semanggi putih, membuat cincin kawin versi murah. Itu perlu bagi kami untuk bermain pernikahan.

'.. Selesai!!'

Setelah beberapa saat, aku menyelesaikan cincin Rio, yang membuat matanya berbinar gembira. Kami saling menunjukkan sepasang cincin yang cocok yang kami buat dan memberi kesan kami satu sama lain. Tentu saja, kau tidak bisa menyebut cincin mainan itu cantik bahkan jika kau bersikap ramah. Tapi, bagi kami cincin ini bersinar seperti harta yang tak tergantikan.

'Nanti kalau Nenek datang, ayo main pernikahan lagi!'

'Ya!'

Memainkan pernikahan adalah sesuatu yang sering kami lakukan. Pada dasarnya, nenek Rio, Fumie-san, akan bertindak sebagai pendeta, menjadikan kami pengantin. Kami masing-masing akan memberikan sumpah kami dan bertukar cincin. Mungkin itu adalah permainan biasa. Tapi, bagi kami itu adalah sesuatu yang berharga. Setidaknya, itu untukku. Karena aku masih berusia empat tahun, aku tidak tahu apa artinya pernikahan, tetapi melihat Rio bersenang-senang adalah hal yang sangat kusukai. Aku tidak pernah ragu jika nanti aku dewasa, aku akan menikahi gadis yang sangat kucintai ini—

'Fufu, seperti biasa cincin ini sangat indah!' katanya, tersenyum dengan sukacita tulus, saat dia melihat cincin itu.

Namun, bayangan samar jatuh di atas ekspresi itu.

'Kalau saja cincin kita bisa tetap seindah ini selamanya…'

'…Itu tidak akan terjadi. Mereka hanya terbuat dari rumput.'

'Benar ... Mereka akan segera berubah menjadi cokelat ...'

Setiap kali kami bermain pernikahan, kami harus membuat cincin ini lagi. Setelah kami selesai bermain untuk hari itu, kami biasanya akan membawanya pulang. Tapi, tidak peduli berapa kali kami merawat cincin ini dengan hati-hati. Itu akan layu dua hingga tiga hari kemudian.

'Cincin asli akan tetap indah selamanya.'

'Cincin asli…'

'Hei, Ha-kun, apa kamu tahu!?' Rio membuka matanya yang besae dan mendorong tubuhnya ke arahku. 'Cincin asli… sebenarnya terbuat dari platinum! Itu yang Mama bilang padaku!'

'P-Platinum…? Apa itu?'

'Itu adalah logam yang kuat! Itu jauh lebih kokoh daripada emas atau perak!'

'B-Bahkan lebih menakjubkan dari emas!?' Aku terkejut mendengarnya.

Nah, saat itu aku membayangkan medali emas yang akan kumenangkan dalam kontes di taman kanak-kanak. Jadi, pikiranku pada dasarnya bekerja pada logam = emas terkuat. Bagaimanapun, kau akan mendapatkan perunggu, lalu perak, dan kemudian emas. Itu sebabnya kupikir emas adalah yang terbaik. Jadi, saat aku mendengar bahwa ada yang lebih bagus dari emas membuatku sedikit terkejut.

'Begitu, jadi cincin pernikahan lebih menakjubkan daripada medali emas ?!'

'Iya! Itu lebih menakubkan!'

Kalau dipikir-pikir itu adalah pertukaran yang bodoh. Tapi, diriku saat itu benar-benar terkejut dan tergerak pada keberadaan logam yang bahkan lebih kuat dari emas, yaitu platinum dan fakta bahwa cincin pernikahan jauh lebih menakjubkan daripada medali emas mana pun.

'Kupikir cincin pernikahan platinum adalah yang terbaik. Yang sama yang dimiliki Mama dan Papa. Tidak peduli berapa tahun berlalu, mereka selalu bersinar terang.' Mata Rio berbinar dengan sukacita dan kebahagiaan saat dia menjelaskan.

Matanya bersinar lebih kuat dari emas mana pun yang pernah kulihat, hampir seperti terbuat dari platinum.

'Kalau begitu.. Aku akan memberikan cincin itu padamu sebagai hadiah, Rio-nee!' Aku mengatakannya seperti itu adalah hal yang paling alami di dunia. 'Saat kita menikah, aku akan memberimu cincin pernikahan platinum." 

'Benarkah!?'

'Ya! Begitu aku tumbuh dewasa, aku akan bergabung dengan perusahaan Kakek, menghasilkan banyak uang dan kemudian memberimu cincin itu sebagai hadiah!'

'Yaaay! Terima kasih, Ha-kun! Aku mencintaimu!'

Dengan senyum bunga yang mekar, Rio melompat ke arahku. Kira-kira 15 tahun kemudian, Rio dan aku benar-benar akan menikah. Kami akan melalui upacara dan meletakkan cincin pernikahan di jari masing-masing. Namun, pernikahan semacam ini sedikit berbeda dari pernikahan yang kita impikan ketika kami berdua masih anak-anak.

* * *

Setelah Rio dan aku mulai hidup bersama, sebuah ruangan besar di wastafel penuh dengan barang-barang yang dia bawa. Lotion kulit, lotion kecantikan, susu tubuh, krim pelembab, krim tangan dan sebagainya.... Pokoknya, itu penuh dengan produk kecantikan.

Saat aku masih tinggal sendirian, wastafel ini sangat sederhana. Namun, yang kulihat sekarang hanya ada produk kecantikan milik Rio yang berjejeran. Bahkan milikku terdesak di sudut.

Ngomong-ngomong, saat kau tinggal bersama seorang wanita hal seperti ini pasti terjadi, kan .... Yah, kupikir mereka yang tinggal bersama pacar atau istri, mereka pasti memiliki perasaan yang sama denganku

"Haaaa ...."

Aku baru saja keluar dari kamar mandi, membuka cermin wastafel dan mengeluarkan beberapa lotion kulit milikku sendiri. Aku mungkin tidak terlalu memperhatikan kulitku seperti Rio. Tapi, setidaknya aku mencoba memakai lotion kulit setelah mandi. Tepat setelah aku mengoleskan lotion di wajahku ... aku baru sadar membuat kesalahan.

"…Sial."

Aku menatap jari manis tangan kiriku. Ada cincin pernikahanku terkena lotion kulit. Biasanya aku akan melepasnya sebelum aku memakai lotion kulit. Tapi, hari ini aku benar-benar lupa. Aku melepas cincinku dan membilasnya dengan air. Tentu saja, cincin ini tidak akan rusak atau semacamnya jika terkena lotion. Namun, aku merasa tidak nyaman jika aku membiarkannya lengket seperti itu.

Sebenarnya, aku tidak terbiasa dengan ini. Tidak terbiasa memakai cincin. Lagipula, aku tidak pernah memakai aksesoris apa pun. Aku bertanya-tanya, apakah aku akan terbiasa memakai cincin saat menggunakan lotion atau pembersih tangan. Yah, aku bahkan tidak tahu berapa lama aku akan memakai cincin ini.

"………"

Setelah memakainya lagi dan melihatnya, banyak kenangan memenuhi kepalaku. Tentang saat kami masih anak-anak…atau saat kami membeli cincin ini. Aku kembali ke ruang tamu dengan emosi yang mendalam, dan saat itu…

"Hmm~ Hmm hmm~"

Rio tampaknya dalam suasana hati yang baik juga. Dia duduk di meja dapur, tidak membiarkanku melihat ekspresinya karena dia membelakangiku. Meski begitu, punggungnya sedikit bergetar ke kiri dan ke kanan, dan aku mendengar senandung yang jelas.

Dia Tamaki Rio, teman masa kecilku, mantan pacarku…dan juga istriku saat ini. Tidak, Dia bukan 'Tamaki' lagi. Sejak kami menyerahkan akta nikah di kantor pemerintah tempo hari, kami resmi menikah. Itu sebabnya, dia bukan 'Tamaki' lagi, tapi 'Isurugi' sama sepertiku.

"Fufu…fufufu~"

"Sepertinya kau dalam suasan hati yang baik, ya?"

"—Hyaah!?" Saat aku memanggil Rio, punggungnya berkedut karena terkejut. "Hei… apa masalahmu!? Jangan muncul begitu saja di belakangku!"

“Aku baru saja keluar dari kamar seperti orang normal.”

“Kalau kamu sudah selesai mandi, katakan padaku! Aku bahkan tidak mendengar pengering rambut… Apa kamu bahkan mengeringkan rambutmu dengan benar?”

“Rambutku hampir tidak sepanjang rambutmu, jadi gak perlu.”

“Ini akan buruk bagi rambutmu kalau kamu tidak mengeringkannya dengan benar. Inilah kenapa kamu tidak populer, oke. Saat ini, bahkan pria pun harus memperhatikan rambut mereka, tahu?” Rio bangkit dari kursi dan mengeluh seperti biasa, tapi...karena gerakannya yang cepat dan hembusan angin yang ditimbulkannya, satu kertas jatuh ke tanah.

Itu tampak seperti catatan memo kecil.

"Apa ini?"

“Eh…Wah, ah, tunggu—!”

Pada saat yang sama saat Rio berteriak, aku sudah mengambil kertas itu.

[Isurugi Rio]

Itulah yang tertulis di kertas itu. Dan tidak hanya sekali, melainkan berulang-ulang dengan tulisan tangan yang girly.

"…J-Jadi, apa?"

Ketika aku mengalihkan pandanganku dari kertas, aku bertemu dengan wajahnya yang memerah, memelototiku. Di tangannya, dia masih memegang pena yang baru saja dia gunakan.

"Jangan cuma bilang 'Jadi apa' kepadaku."

"Cuma mau ngasih tahu aja… aku sedang berlatih." Meskipun aku bahkan tidak menekan Rio, dia masuk ke mode defensif dan membuat alasan sendiri. "Mulai sekarang, akui harus membiasakan menulis 'Isurugi Rio' daripada 'Tamaki Rio', jadi aku berlatih. Cuma itu saja…"

“……”

“Ahh, sungguh menyebalkan. Begitu banyak masalah. Ini hanya pernikahan palsu, jadi kenapa kita harus memasukkan nama kita ke dalam daftar keluarga?”

Benar sekali. Seperti yang dikatakan Rio, ini hanyalah pernikahan palsu. Kami tidak mencapai pernikahan ini setelah bertahun-tahun berkencan, melainkan memilih metode ini untuk mendapatkan keuntungan bersama. Aku memiliki alasanku sendiri, begitu juga dengan dia. Kami pada dasarnya dipaksa untuk menikah. Kami mulai hidup bersama sekitar satu bulan yang lalu, tapi…kami baru menyerahkan buku nikah sekitar tiga hari yang lalu. Awalnya, Rio hanya menjadi 'Isurugi Rio', dan istriku, hanya tiga hari sebelumnya.

"Mau bagaimana lagi. Kita tidak akan pernah tahu kapan seseorang mungkin menyadari bahwa ada sesuatu yang salah jika kita hanya bertindak seperti itu.”

"Huh, Aku memiliki banyak masalah untuk ditangani. Banyak hal yang harus dilakukan, karena aku harus memperbaiki semua langganan dan dokumenku. Besok aku harus pergi ke universitas dan menyesuaikan dokumen juga ..."

“……”

“Ya ampun, sampai kapan negara ini harus mempertahankan prinsip nama keluarga yang sama. Nilai itu sudah sangat ketinggalan zaman. Karena perubahan namaku, aku harus memikul beban yang besar dan aku terus-menerus mekikirkan itu. Kamu pasti tidak mengerti, aku yakin ~"

"... Meski kau bilang begitu," Dihancurkan secara sepihak, mau tak mau aku melontarkan bantahan. "Kau sepertinya sedang bersenang-senang, menulis namamu berulang-ulang."

“Apa!”

"Maksudku... kau bahagia, bukan?"

Pada saat yang sama ketika aku memprovokasi dia dengan kata-kata ini, aku juga mendapati diriku mengharapkan sesuatu. Jauh di lubuk hatiku, ada bagian dari diriku yang berharap mungkin dia bahagia. Senang kami menikah, senang kami menyerahkan akta nikah, senang kami menjadi pasangan yang sebenarnya, meski hanya di atas kertas. Karena dengan begitu, aku akan…

"Hah? Aku sama sekali tidak senang dan aku juga tidak bersenang-senang!"

Namun, harapanku dimentahkan segera setelah itu.

"Barusan itu…Y-Ya, aku mengagumi tulisan tanganku sendiri! Itu saja. Tulisan tanganku hanya menunjukkan pendidikanku yang bergengsi.”

“…Apa kau tidak menyerah pada latihan kaligrafi setelah tiga hari?”

"Aah, mou... terserahlah!" Rio dengan paksa memotong pembicaraan, dan berjalan ke arahku. "Minggir, aku mau mandi. Meskipun sebenarnya aku gak mau mandi bekasmu. Tapi, aku akan melakukannya. Lebih baik mandi dari pada tidak sama sekal."

"Bisakah kau tidak membuatnya terdengar sangat menjijikkan?"

Rio menuju ke kamar tidur sejenak untuk mengambil baju ganti dan kemudian menuju kamar mandi dengan menginjak kaki.

[Pov Rio]

“~~~!”

Menutup pintu di belakangku, aku mencoba yang terbaik untuk menenangkan jantungku yang berdebar kencang. Yang benar saja, apa yang harus kulakukan? Ahh, ini yang terburuk! Kenapa ini harus terjadi! Kenapa dia—harus melihatku menulis namaku berulang-ulang seperti itu!? Ini adalah yang terburuk! Dia akan tahu bahwa aku senang kita menikah! Ugh ... apakah aku menutupinya dengan benar, aku bertanya-tanya?

Padahal aku cuma iseng mencobanya tadi... Tapi, aku sangat menyukainya di tengah-tengah sehingga aku menulis namaku berulang-ulang. Jika ini berlanjut sedikit lebih lama, aku mungkin telah menambahkan namanya juga di bawah namaku. Aku lupa memo di meja tapi… seharusnya tidak apa-apa, kan? Dia tidak akan tahu kalau aku sebenarnya sudah sangat terbiasa, kan!?

Sebenarnya, aku sudah berlatih menulis namaku sebagai 'Isurugi Rio' sejak sekolah dasar, saat aku merasa bosan. Itu sebabnya aku bisa menulisnya dengan mudah bahkan tidak terasa seperti nama baru. Tapi…dia belum melihatnya, kan? Ahh, apa yang harus aku lakukan…Meskipun aku sudah terbiasa menulis namaku seperti ini, hatiku hampir tidak bisa menerimanya…

Fakta bahwa namaku sudah ganti menjadi 'Isurugi Rio' dan fakta bahwa kami menjadi pasangan resmi, itu membuatku gelisah setiap kali aku memikirkannya.


[Pov Haru]

“……!”

Emosi yang tidak dapat dijelaskan mulai muncul di dalam diriku. Di tanganku, aku memiliki catatan tertulis kecil milik Rio. Semakin aku melihatnya… semakin wajahku mulai terbakar. Ahh. Sial, perasaan apa ini? Dia menulis nama 'Isurugi Rio' berulang-ulang. Padahal cuma nama. Kenapa hatiku seperti ingin melayang sekarang? Mengambil nama keluarga yang sama denganku, menulis nama barunya seperti itu.. penampilannya itu, terlihat sangat menggemaskan. Itu membuatku sadar lagi bahwa dia benar-benar menjadi istriku.

…Waaah, ini terlalu berlebihan. Aku merasa jijik pada diriku sendiri. Aku tidak bisa bersemangat karena hal seperti ini. Lagipula—ini hanya pernikahan palsu. Aku yakin dia tidak merasakan apa-apa terhadapku sama sekali.


[Pov Rio]

Itu benar, ini hanyalah pernikahan palsu. Kami berdua menyetujui ini untuk keuntungan kami. Haru seharusnya sudah melupakanku. Kami baru saja menyerahkan pendaftaran pernikahan. Tapi, kami sudah menghabiskan satu bulan penuh tinggal bersama. Membuat kepanikan seperti itu karena namaku...Pasti hanya aku yang bereaksi seperti ini. Ah, ini yang terburuk. Kenapa aku harus begitu tidak sabar dan cemas?


[Pov Haru]

Sialan. Ini sangat menyakitkan. Aku yakin aku satu-satunya yang merasa begitu tidak sabar dan cemas. Rio pasti sudah lama melupakanku…Tidak, mungkin dia sedikit sadar padaku. Mengingat penampilannya yang menyenangkan tadi, mungkin Rio masih…Tidak, tidak terjadi. Itu tidak mungkin. Mantan pacarmu masih memiliki perasaan padamu, itu terlalu nyaman. Itu hanya keinginan egoisku sebagai seorang pria dan fantasi yang sia-sia.

…Tapi meski begitu, jika ada kemungkinan kecil…


[Pov Rio]

M-Mungkin… Haru juga merasa senang dengan hal ini? Mungkin jantungnya berdeba seperti jantungku dan dia menderita karenanya? Mungkin dia masih tertarik padaku………Ya, i-itu tidak terjadi. Ya, tidak mungkin. Kami putus dua tahun lalu, jadi tidak mungkin dia merasakan apapun tentangku. Satu-satunya alasan pernikahan palsu ini terjadi adalah karena Haru ingin menyelamatkan keluargaku. Itu saja. Aku tahu itu, sungguh.

…Tapi meski begitu, jika ada kemungkinan kecil…


[Pov Haru-Rio]

Aku tahu betul bahwa ini sama sekali tidak mungkin. Tapi, aku masih mengharapkan hal itu.

Ini konyol, tapi aku tidak bisa menahan perasaanku yang menginginkan hal itu.

Andai saja Rio masih punya…

Kalau saja Haru masih punya…

Perasaan yang terpendam untukku.




|| Previous || Next Chapter ||
5

5 comments

  • orewa ochinchin ga daisuki nandayo
    orewa ochinchin ga daisuki nandayo
    14/8/21 09:56
    apakah euler akan membuang kemanusiaannya jika membaca ln ini?
    Reply
  • 4imer
    4imer
    22/7/21 15:06
    naisuu min
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    21/7/21 23:30
    Nice, semangat min
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    21/7/21 21:54
    Semangat min
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    21/7/21 08:08
    Lanjut min
    Reply
close