NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Tobioriyō to Shiteiru Joshikōsei o Tasuketara dō Naru no Ka? Volume 1 Chapter 4

Chapter 4: Berpergian keluar untuk pertama kalinya
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯

Setelah mereka keluar dari apartemen beberapa menit sebelumnya, Yuuki dan yang lainnya tiba di pusat perbelanjaan agak jauh. Meskipun ini hari kerja, tempat ini tetap ramai seperti biasa. Disisi lain, Yuuki merasa khawatir dengan keadaan Hatsushiro karena ini pertama kalinya dia pergi keluar setelah sekian lama. Syukurlah, sepertinya dia baik-baik saja ...

Dengan berfokus pada restoran, pusat perbelanjaan ini memiliki berbagai macam toko yang berjejer seperti, toko buku, toko obat, toko alat musik, toko perlengkapan olahraga dan juga ada bioskop. Selain itu, toko baju di sini juga memiliki dua puluh merek dan toko khusus yang berbeda.

"Pakaian seperti apa yang disukai Hatsushiro-san?," tanya Ootani di dalam salah satu toko merek wanita. 

"Um…"

Mendengar kata-kata Ootani, Hatsushiro melihat sekeliling dengan gelisah. Dia pasti belum pernah ke tempat seperti ini sebelumnya. Cukup sulit baginya untuk memilih dan mengatakan apa yang dia suka.

Hal ini juga sama untuk Yuuki yang tidak terbiasa dengan tempat seperti ini.

Entah bagaimana, itu seperti ruang misterius.

Dia tidak bisa tenang berada di dalam toko yang dikelilingi oleh begitu banyak pakaian.

Sejujurnya, bisa dibilang Yuuki sama sekali tidak tertarik dengan fashion.

Sebaliknya, dia tidak begitu mengerti gunanya menghabiskan waktu untuk itu. Bagaimanapun, Yuuki adalah tipe orang yang sederhana. Biasanya dia hanya memakai seragam sekolah atau kaos dan celana panjang.

Namun.

Jika kalian ingin mengatakan apakah dia ingin melihat pacarnya yang imut, Hatsushiro, berdandan atau tidak, 
TENTU SAJA AKU INGIN MELIHATNYA!! , jadi, dia sebenarnya cukup antusias tentang hal itu.

"Hatsushiro-san, untuk hal seperti ini tidak apa-apa menggunakan perasaanmu." kata Ootani pada Hatsushiro yang bingung.

"B-Begitukah. Kalau begitu…"

Terlihat sedikit malu, Hatsushiro menunjuk ke salah satu manekin.

"Baiklah, kalau begitu kita akan mendapatkan satu set itu." kata Yuuki tanpa basa-basi langung menuju ke kasir.

"Oi, tunggu ..."

" Geh .."

Tapi, sebelum Yuuki bisa mencapai kasir... Ootani menghentikan dia dengan menarik kerah bajunya.

"Apa lagi sih, Ootani? Aku seorang amatir dalam hal ini. Tapi, kupikir itu akan terlihat cukup bagus di Hatsushiro, tahu?"

Yang dipilih Hatsushiro adalah pakaian dengan desain tenang berbasis hitam. Pakaian itu sendiri memang akan sempurna untuk Hatsushiro yang berkulit putih serta rambut hitam panjangnya.

"Yah, itu pasti tidak terlihat buruk .."

"Apa ada masalah?"

Yuuki memiringkan kepalanya.

"Aku juga berpikir itu akan cocok untuknya. Tapi jika ini, itu tidak akan terlihat jauh berbeda dari seragam yang dia kenakan sekarang, kan .."

"Aaah, benar juga, tebakanmu benar .."

Pakaian sehari-hari Hatsushiro adalah seragam sekolah menengah khusus wanita, yang juga memiliki desain yang tenang.

"Meski begitu, itu bukan masalah, kan?"

"Karena kita sudah datang jauh-jauh ke sini, kenapa kau tidak memberikan suasana yang sedikit berbeda? Mungkin sulit bagimu untuk mengerti, tapi ada juga kesenangan di dalamnya ..."

Hmm. Oh, benar juga. Yuuki terkesan.

"Yuuki, bagaimana kalau kau yang memilh untuknya? Itu juga alasan Hatsushiro-san ke sini, dia ingin memamerkannya padamu."

"Eh? Aku?"

"Ya. Hatsushiro-san, kamu tidak keberatan dengan pilihan Yuuki, kan?" kata Ootani dan Hatsushiro menganggukkan kepalanya.

"Mnm ...."

Setelah itu, Yuuki melihat sekeliling di dalam toko.

Tapi. Sial, aku benar-benar tidak tahu apa-apa.

AYO PILIH PAKAIAN YANG COCOK UNTUK HATSUSHIRO DENGAN ANTUSIASME MAKSIMAL!!, dan dengan semangat seperti itu, dia pergi untuk memilih pakaian untuk Hatsushiro. Namun, karena dia tidak berpengalaman tentang hal ini, Yuuki benar-benar bingung saat melihat pakaian yang dia lewati.

Yuuki bertanya pada Ootani.

"…Hei, menurutmu baju seperti apa yang harus kupilih untuk Hatsushiro?"

"Aku sudah mengatakannya sebelumnya, bukan. Gunakan perasaanmu. Perasaan ..."

"Meski kau mengatakan itu. Tapi, kau tahu ern ..."

"Karena kau laki-laki, kenapa kau tidak memilih sesuatu yang akan membuat dirimu yang lain bereaksi jika Hatsushiro-san memakainya?"

"Oi, lu ngomong apa barusan?"

"Kupikir itu cara yang efektif dan efisien, kau tahu?"

Ini yang terburuk dari yang terburuk....

"Yah, kalau aku harus memilih berdasarkan kriteria, kupikir itu akan menjadi sesuatu yang biasanya membuatku terpesona ...."

Ngomong-ngomong, lupakan omong kosong tadi. Jika dia memilih berdasarkan perasaan sederhana. Yuuki juga memilih hal yang sama yang dipilih Hatsushiro barusan karena itu sangat cocok untuknya.

Yah, lagipula Hatsushiro itu imut. Apapun yang dipakainya dia akan tetap terlihat cantik ....

"Kita tidak benar-benar membuat kemajuan, ya… Hei, Hatsushiro-san. Karena kita sudah di sini, bolehkah aku memilih satu untukmu?"

"Eh? Ah, iya. Kalau itu tidak merepotkanmu .."

"Tidak, tidak, sama sekali tidak merepotkan. Sebaliknya, sangat menyenangkan memilih pakaian untuk gadis imut seperti Hatsushiro-san .."

"K-kalau begitu, tolong ya ..."

"Oke, aku sudah tidak sabar untuk memilih salah satu ..."


"Fiuh ..."

Yuuki sedang duduk di bangku di salah satu sudut pusat perbelanjaan, membaca buku referensi matematika yang dibawanya. Itu karena apa yang Ootani katakan padanya, "Aku akan memberimu kejutan. Jadi, tunggu aja di sana."

"Meski begitu, bukankah mereka lama sekali ..."

Tepat ketika Yuuki memiliki pemikiran seperti itu, "Maaf membuatmu menunggu, Yuuki."

Yuuki mengangkat wajahnya dari buku referensi dan melihat Ootani berdiri di depannya. Ekspresinya tampak sangat puas.

"Cukup luar biasa pekerjaan yang kulakukan tadi. Seperti yang diharapkan, dia benar-benar cocok dengan pakaian itu..."

"Oh, begitu? Kedengarannya kau bersenang-senang… tunggu, kemana perginya Hatsushiro itu?," pikirnya, tapi dia bersembunyi di balik Ootani.

"…Umm, Ootani-san. Seperti yang kuduga, ini sedikit memalukan .."

"Apa yang kamu katakan, kamu datang ke sini untuk membeli baju baru untuk ditunjukkan kepada Yuuki, bukan? Lagipula, nih orang dari tadi gak sabar untuk melihatmu, lho ..."

"…Begitukah?" tanya Hatsushiro, yang sedikit menjulurkan wajahnya dari belakang Ootani.

"Y-Yah begitulah. Tapi, kalau kau terlalu malu, aku tidak akan memaksamu. Aku masih bisa melihatnya di rumah setelah kau tenang…"

"Meski kau mengatakan itu. Tapi, wajahmu mengatakan sebaliknya tahu .." kata Ootani putus asa kepada Yuuki, yang jelas-jelas sangat tertarik dengan hal itu.

"Umm ...."

Hatsushiro dengan takut-takut melangkah maju dari belakang Ootani.

Saat dia melihatnya, "……………………………………………………………………………………………….." tubuh Yuuki membeku dengan mulutnya terbuka.

"..Umm, bagaimana menurutmu. Apa ini terlihat aneh .."

"KAU SANGAT IMUTT!!!" teriak Yuuki.

"B-Begitukah ..."

"Ya, itu benar-benar hebat. Begitu, ini membuat jenis kelucuan yang berbeda, ya .."

Sambil menyeringai pada Yuuki seperti itu, Ootani menjelaskan pengaturan pakaiannya, terlihat puas.

"Karena seragam sekolahnya yang biasa memberikan kesan tenang, aku ingin membuatnya terlihat sedikit lebih energik. Itu sebabnya aku memutuskan untuk memadukannya dengan kardigan panjang berwarna krem ​​cerah dan topi ..."

"Aku megerti. Dia imut ...."

"Karena ini tentang Hatsushiro-san, kupikir dia juga akan terlihat bagus dengan rok. Tapi, aku memutuskan untuk tampil berani dan menambahkan kesan baru dengan celana putih abu-abu ..."

"Mnm, Dia sangat imut ..."

"Tapi, karena sifat Hatsushiro-san yang sebenarnya tidak bisa disangkal adalah elegan. Aku mencoba menghiasi kakinya dengan sepatu heels dan membuatnya memakai kemeja dengan colla bulat .."

"Aku sangat mengerti. Dia benar-benar gadis terimut yang pernah ada!"

"Haa.. dia tidak mendengarkanku."

Ootani menghela napas, tampak heran.

Sejujurnya, untuk Yuuki yang tidak memiliki pengetahuan apapun tentang pakaian dan aksesoris, apa yang Ootani katakan benar-benar seperti sihir dari dunia lain.

Namun, apa yang ada di depannya hanyalah keimutan dari pacarnya. Tanpa mereka sadari, orang-orang yang lewat disekitar mereka menatap Hatsushiro.

"…Aku sangat senang bisa hidup di dunia ini."

"Aah, ya ya. Sebagai seseorang yang memilihnya, tidak ada salahnya kalau kau mengatakan 'dia imut' sebanyak itu. Hanya saja, kalau kau tidak menghentikannya, dia akan pingsan, kau tahu."

Saat Yuuki melihat ke arah Hatsushiro, dia melihat wajahnya tersipu malu.

"Aah, maaf. Memalukan jika aku memanggilmu imut sebanyak itu dengan suara keras, bukan."

"…Tidak, umm, terima kasih banyak .."

Dengan ekspresi sediki malu Hatsushiro menatap Yuuki. Dia tampaknya memiliki riasan tipis dan bibirnya sedikit berkilau. Sial. Sekarang aku ingin memeluknya.

Sambil berpikir seperti itu, dia melawan dorongan hatinya sendiri, tapi kemudian Ootani memegang pundaknya.

"Ayo, kau selanjutnya ...."

"Eh? Kenapa?"

"Dengan pakaianmu itu, kau tidak pantas berdiri di samping Hatsushiro-san yang kecantikannya telah dipoles oleh tanganku. Itu sebabnya, cepat ganti bajumu."

"Apa kau serius."


Setelah Hatsushiro menunggu di sebuah kafe di lantai yang sama, Yuuki dan Ootani menuju ke toko yang ditujukan untuk fashion pria.

"Pertama, untukmu… ini, ini, dan ini .."

"Hei, bukankah kau memilihnya dengan agak lancar ketika itu untukku .."

"Yah, saat membandingkanmu dengan Hatsushiro-san sebagai bahan dasar… ya."

"Kau ini, ya .."

Ootani mengatakan sesuatu yang sangat kasar. Namun, yah, pikir Yuuki, saat dia mengingat penampilannya sebelumnya, mau bagaimana lagi jika dia sendiri dibandingkan dengan Hatsushiro.

"Aku cuma bercanda, oke. Menurutku penampilanmu tidak terlalu buruk. Kau juga memiliki postur tubuh yang bagus."

"Yah, mungkin itu karena pekerjaan paruh waktuku. Lagipula, itu pekerjaan kasar."

Karena belajar membutuhkan kekuatan otaknya, dia mencoba mengistirahatkan otaknya setidaknya selama pekerjaan paruh waktunya.

"Untuk wajahmu, yah .... kalau sedikit lebih berekspresi, kurasa kau akan populer."

"Hei, bukankah itu penolakan total terhadap wajahku?"

"Tidak, tidak. Kupikir ada orang yang menyukai penampilanmu, kau tahu ... mungkin."

"Mungkin saja, ya ... Ah, bodo amat. Lagipula aku punya Hatsushiro!!"

"Ya ya, aku senang dengan semangatmu itu. Jadi, cepat sana coba." kata Ootani sambil menyodorkan satu set pakaian lengkap ke arahnya.

Yuuki mengambilnya, lalu memasuki ruang ganti. Yuuki disambut oleh cermin yang terlihat dari atas kepalanya sampai ke ujung sepatunya, sesuatu yang biasanya tidak dia lihat.

Kurasa aku belum pernah melihat cermin sebesar ini sejak aku membeli seragam SMA-ku…

Pada saat yang sama, Yuuki pergi untuk mengenakan pakaian yang telah dipilih Ootani.

"Hmmm, jeans ini sangat ketat."

"Kami menyebutnya denim sekarang ...

"Yah, mereka mengatakan fashion adalah perlambang dari jiwa. Kalau ini bisa membuat Hatsushiro bahagia, maka ini bukan masalah besar ..."

"Kau akan ditampar oleh wanita di dunia karena mengatakan bahwa seolah-olah kau mengenakan denim ketat, kau tahu …"

Suara heran Ootani bisa terdengar dari sisi lain tirai ruang gantu.

Mereka berhenti berbicara di sana untuk waktu yang singkat, tetapi tak lama kemudian, Ootani berbicara, sedikit menurunkan suaranya.

"…Ini tentang Hatsushiro-san."

Sepertinya, ini topik yang serius. Yuuki mendengarkannya dengan serius saat dia mengganti pakaiannya.

"Aku memutuskan untuk mencoba mencari tahu."

Dengan melihat ke atas, itu pasti tentang masa lalu Hatsushiro. Dia telah mengatakan sebelumnya bahwa dia memiliki kenalan di sekolah wanita yang akan dituju Hatsushiro.

"Hei, itu."

"Setelah berbicara dengannya hari ini, aku lebih dari mengerti bahwa Hatushiro-san membawa beban yang cukup besar. Aku tidak tahu bagaimana dia bisa berada di tempatmu… Tapi, aku ingin tahu. Apa kau menolongnya saat dia sedih dan basah kuyup karena kehujanan?"

"…Yah,  benar."

Saat Yuuki pertama kali bertemu dengan Hatsushiro. Dia dalam keadaan sedih di bawah derasnya hujan. Saat itu Yuuki tidak dapat membayangkan bahwa Hatsushiro mencoba melompat dari gedung kosong.

"Aku tidak ingin menanyakannya tentang itu dan aku juga mengerti perasaanmu yang ingin membiarkannya sendiri sampai Hatsushiro-san memberitahumu tentang itu. Itu sebabnya untuk saat ini hanya ini yang bisa kulakukan. Selain itu, aku penasaran dengan kehidupan Hatsushiro-san. Jadi, aku akan mencoba mencari sesuatu tentang Hatsushiro-san sesukaku. Kalau kau tidak ingin tahu apa yang kutemukan. Maka aku tidak akan memberitahumu. Yah, seingkatnya ....."

Ootani berhenti berbica sebentar. Dan, kemudian dia melanjutkannya dengan nada ceria.

"Aku tertarik dengan dia. Jadi aku merasa ingin ikut campur."

Cara mengatakan yang sangat mirip Ootani. Mulut Yuuki mengendur secara alami.

"Kau benar-benar wanita yang baik."

"Bukankah itu sudah jelas. Apa kau tidak tahu? Aku salah satu wanita terbaik di dunia, kau tahu."

"Ya, iya ...."

"…Jadi, apa kau sudah selesai ganti?"

"Ya."

Yuuki, yang sebelumnya sedang ganti pakaian membuka tirai ruang ganti dan keluar.

"Bagaimana, Ootani?"

Sejujurnya, dia tidak tahu apakah ini terlihat bagus atau buruk untuknya. Itu sebabnya dia meminta pendapat Ootani.

"…Ya. Fashion & kasual berdasarkan warna hitam klasik itu keren. Aku terkejut itu terlihat jauh lebih baik dari yang kuharapkan." kata Ootani, sambil mengambil barang-barangnya.

"Hm? Mau pergi kemana?"

"Aku akan pulang. Ini hampir jam malamku."

"Hei, bukankah kau menggambar manga di restoran keluarga sampai larut malam beberapa waktu lalu?"

Yuuki juga belajar di restoran keluarga yang sama untuk melakukan dorongan terakhir sebelum ujian.

"Entahlah. Dan yang lebih penting, pergi dan tunjukkan seperti apa penampilanmu dengan pakaian itu kepada Hatsushiro-san. Masih ada waktu setelah itu. Jadi, mungkin kau bisa jalan-jalan di sekitar area bersamanya."

Meninggalkan kata-kata itu, Ootani melambaikan tangannya dan kemudian meninggalkan toko.

"...Apa dia mungkin, memperhatikan aku dan Hatsushiro?"

Dalam hal ini, Ootani memang tipe orang yang seperti itu. Seperti yang diharapkan dari salah satu wanita terbaik di dunia.

"Terima kasih… Yah, kurasa aku akan menerima kata-katanya dan berkeliling sebentar di area ini dengan Hatsushiro."

Dengan begitu, Yuuki secara tak terduga akhirnya akan melakukan kencan pertama dengan pacarnya.


"… Kencan, ya."

Itu benar, kencan. Hal yang dilakukan sepasang kekasih di seluruh dunia.

Tapi, ada satu masalah.

Apa yang kau lakukan saat berkencan?

Yuuki tidak bisa membayangkan banyak tentang itu. Dia mengerti bagian dasar dari berkeliling di sekitar pusat perbelanjaan ini. Namun, apakah hanya itu saja? Untuk hal yang disebut kencan di dunia ini, dia membayangkan memiliki banyak hal yang harus dilakukan selain itu.

Yah, tidak ada gunanya memikirkan hal itu sekarang. Untuk saat ini, mari kita putuskan satu hal yang harus dilakukan. Ayo lihat…

Saat Yuuki merenungkan dalam pikirannya, sebuah gambar muncul.

Ya, aku benar-benar ingin berjalan bergandengan tangan.

Itu adalah potret dia dan Hatsushiro berjalan bersama dengan jari-jari mereka terjalin.

Kedengarannya bagus. Entah kenapa, itu membuatku merasa hangat. Ini juga seperti kencan yang tepat.

Dengan pemikiran seperti itu, Yuuki tiba di kafe tempat Hatsushiro sedang menunggu.

Yuuki melihat sekeliling toko yang agak ramai dan kemudian dia segera menemukan Hatsushiro.

"M-Maaf membuatmu menunggu, Hatsushiro.."

Karena kegelisahan menunjukkan padanya dia mengenakan pakaian yang berbeda dari biasanya, suaranya akhirnya keluar sedikit melengking.

"Ah, Yuuki-san. Bagaimana itu…"

Mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Yuuki, jawaban Hatsushiro memudar di tengah jalan.

"H-Hei, ada apa?"

Ekspresinya terlihat sedikit bingung. Apakah dia merasa lelah atau sakit karena ini pertama kalinya dia pergi keluar dalam beberapa saat?

Dan ketika Yuuki mencoba melihat wajahnya, Hatsushiro memalingkan wajahnya.

Ah, mungkinkah...

"A-Apakah menurutmu ini tidak terlihat bagus untukku?"

Aku berpikir bahwa ini terlihat cukup baik untukku, tapi ... Sangat disesalkan.

"Ah, tidak… Bukan itu. Ern …"

Hatsushiro berbalik untuk melihat ke arahnya. Wajahnya sedikit memerah.

"…Kamu terlihat sangat keren, sampai aku tidak bisa menahan diri untuk tidak membuang muka."

"B-Begitu ...."

Mendengar itu, wajah Yuuki juga memerah karena malu.

Jika aku diberitahu hal seperti ini oleh Hatsushiro, yang menunjukkan keimutan yang berbeda, itu membuatku merasa semakin malu.

"Ah, benar… Ootani bilang dia ada urusan. Jadi dia pulang duluan ..."

"B-Begitukah… Kalau begitu aku harus berterima kasih padanya lain kali…"

"Kurasa begitu…"

"Iya…"

Sial ...

Suasana ini benar-benar canggung.

Untuk sesaat, keduanya terdiam dengan wajah merah.

"A-Aku ke toilet sebentar."

Yuuki tidak tahan lagi dan mundur sementara.


"SIAL, KENAPA AKU KABUR!!"

Yuuki memegangi kepalanya di depan wastafel toilet pria.

Padahal gw tinggal bilang "Ayo pergi, Hatsushiro." Setelah itu kita bisa berjalan bergandengan tangan!

Karena terlalu banyak ketidakberdayaan dan frustrasi, dia mengetuk pengering tangan di samping wastafel dengan kasar.

"SIAL, SIALAN!!"

Dia benar-benar melampiaskan pada pengering tangan yang tidak bersalah.

Ngomong-omong, model yang dipasang di toilet ini adalah model lama dan yang terbaru mengering cukup baik dalam waktu singkat. Kemajuan teknologi sangat besar. Kerja bagus, Pana◯nic.

"Huhh... Tenanglah, wahai diriku. Ini bukan waktunya untuk ceroboh"

Yuuki menarik napas dalam-dalam dan menenangkan dirinya.

"Yosh ..."

Bagaimanapun, ini adalah kencan pertama. Harus dilakukan dengan baik dan Hatsushiro juga akan senang.


Yuuki sangat antusias. Namun, "Hei, mari kita hang out bersama. Kau sendirian, kan?"

"Belum makan malam kan? Ada restoran trendi di dekat sini. Kami akan mentraktirmu, oke?"

Ketika dia kembali dari toilet, ada dua orang yang tampaknya seorang mahasiswa dengan rambut sedikit pirang menggoda Hatsushiro untuk ikut dengan mereka.

Hatsushiro menundukkan kepalanya dan tetap membeku di tempatnya.

Yare-yare, pikirnya.

Saat ini Hatsushiro sangat cantik. Selain itu, dia tidak mengenakan seragamnya yang memberikan suasana yang tidak mencolok, melainkan, dengan gaya yang diatur dan berwarna cerah yang membuatnya mencolok. Tidak aneh jika satu atau dua pria memperhatikannya jika dia sendirian.

"Hei, kenapa kau tidak mengatakan apa-apa? Bukankah itu tidak sopan?"

Tidak, tidak peduli bagaimana kau melihatnya, dia takut padamu. Setidaknya lu pada ngertilah, anjim.

Yuuki dengan cepat bergegas ke arahnya dan memanggil.

"Ya, maaf membuatmu menunggu, Hatushiro ...."

"Siapa kau?"

Salah satu dari keduanya memelototi Yuuki.

"Jangan menghalangi jalan kami. Ayo pergi. Mobilku diparkir di luar" kata yang lain dan mengulurkan tangannya ke Hatsushiro. Yuuki meraih tangan itu.

"Apa yang kau lakukan ... Aduh aduh aduh."

Ah, aku menggenggamna terlalu kuat..

Karena pekerjaan paruh waktu Yuuki adalah pekerjaan manual, cengkeraman Yuuki cukup kuat.

"Maaf, maaf."

"Apa yang kau lakukan, bajingan !!"

Ini buruk, pikir Yuuki.

Aku memprovokasi dia dengan buruk.

Bagaimanapun, Yuuki adalah siswa penerima beasiswa. Bukan ide yang baik untuk terlibat dalam perkelahian. Bahkan jika dia tidak mengangkat tangannya sama sekali dan dipukul satu sisi, dia mungkin akan dicurigai.

Saat itulah, "Ooh? Bukankah itu Yuuki." sebuah suara datang dari belakang mereka.

Dia adalah ace dari klub bisbol yang ramah, yang selalu masuk sepuluh besar dalam ujian di tahun ajarannya seperti superman yang sempurna, meskipun pria tampan yang sedikit mengecewakan yang jatuh cinta dengan Ootani. Dia adalah Fujii Ryouta.

Bukan dengan seragam bisbolnya, bukan juga dengan seragam sekolahnya, hari ini dia mengenakan pakaian kasual. Yuuki sendiri tidak berpikir bahwa dia memiliki kepercayaan diri di matanya. Tapi, dia merasa seperti Fujii memiliki selera yang bagus dalam pakaian kasualnya. Dia tidak tahu pakaian seperti apa yang dia kenakan, tetapi secara keseluruhan terlihat sederhana dan memberikan kesan segar, tanpa ada ketidaknyamanan.

"Hmm.."

"A-Ada urusan apa kau dengan orang ini?" kata salah satu dari mereka.

Di depan Fujii setinggi 190cm, para mahasiswa mundur sedikit, meskipun masih mengancam.

Fujii melihat situasi Yuuki dan yang lainnya, "Uh-huh." dan dia bergumam.

"Hei, kalian berdua,  santuy dulu.. Beri aku waktu sebentar."

Dia kemudian berjalan ke sekelompok tiga gadis sekolah menengah yang duduk di dekatnya dan memanggil mereka.

"Halo, gadis-gadis. Aku dan Onii-san di sana sedang mencari gadis yang akan bergabung dengan kami untuk makan malam sekarang. Kalau kalian mau, apa kalian mau bergabung dengan kami?"

Ini adalah undangan langsung tanpa sentuhan khusus, tetapi karena mereka diundang oleh seorang pria tampan pada tingkat yang akan membuat aktor dan tokoh TV melarikan diri tanpa alas kaki, gadis-gadis SMA berbicara sedikit, meskipun dengan gugup dan menerima tawaran dia.

"Jadi,  daripada kalian mengganggu gadis yang sudah punya pacar, bukankah lebih baik bergaul dengan gadis-gadis ini? Aku juga akan bergabung denganmu, gimana?" kata Fujii, tersenyum manis.

Para mahasiswa saling memandang wajah satu sama lain dan membuat senyum yang menyenangkan.

"Bagus sekali, anak SMA!!"

"Baiklah, kami akan membayar tagihannya!! Ah, jadi kau pacar gadis itu, begitu. Maaf soal itu. Ini, ambil buat jajan kalian.."

Mahasiswa universitas itu kemudian meletakkan uang 5.000 yen dari dompetnya di atas meja.

Mereka tampaknya pria murah hati yang hanya sedikit pemarah.

Kedua mahasiswa itu kemudian menyerbu ke arah kursi gadis sekolah menengah itu dengan semangat tinggi.

Setelah melihat mereka berdua pergi. Yuuki yang sedikit khawatir memanggil Hatsushiro.

"Apa kau baik-baik saja, Hatsushiro?"

"…Ah iya. Aku hanya sedikit gugup. Um, terima kasih banyak."

Kemudian Hatsushiro membungkuk pada Fujii.

"Ya, aku juga berterima kasih, Fujii."

"Tidak, tidak, itu bukan masalah besar. Bagaimanapun juga Yuuki adalah dermawanku." kata Fujii, melambaikan tangannya.

Fujii memang mengatakan Yuuki adalah dermawannya, namun, Yuuki tidak ingat pernah melakukan hal semacam itu.

Dia sudah diberitahu hal itu olehnya sejak tahun pertama tanpa dia tahu artinya. Terlebih lagi, Fujii tidak akan memberitahunya tentang apa itu bahkan jika dia bertanya.

"Bagaimanapun, Fujii, kau hebat juga bisa membujuk gadis-gadis itu."

"Itu bukan apa-apa, sungguh. Mereka bertiga itu cepat bosan setelah bermain-main satu sama lain dan sepertinya menunggu untuk dipanggil oleh seseorang juga… Lebih penting lagi.."

Fujii menatap Hatsushiro.

"Jadi, kau pacar Yuuki ya?"

"I-Iya..."

Hatsushiro menganggukkan kepalanya dan Fujii menatap tajam ke arah Hatushiro.

"Ooh, ini mengejutkan. Aku selalu penasaran dengan Yuuki yang terus mengatakan 'pacarku sangat imut'. Tapi, saat aku melihatnya langsung dia jauh di luar dugaanku."

Fujii membuat reaksi yang mirip dengan reaksi Ootani.

"Sudah kubilang, kan. Kalau Hatsushiro itu sangat imut."

"Nee, bagaimana denganku saja daripada Yuuki?"kata Fujii sambil tersenyum sembrono.

"Oi, hentikan itu."

"...Errn," Hatsushiro berbicara seolah-olah sedikit bermasalah.

"Aku menghargai perasaan itu, tapi Yuuki-san adalah pacar yang luar biasa dan aku juga mencintainya."

"O-Ooh…"

Yuuki tersipu ketika mendengar kata pujian langsung.

"K-kenapa wajahmu memerah…"

Mungkin juga malu, wajah Hatsushiro memerah.

Melihat keadaan mereka berdua, Fujii tertawa terbahak-bahak.

"Hahahaha, aku hanya bercanda, hanya bercanda. Lagipula, aku sudah punya Shouko-chan," kata Fujii sambil menepuk bahu Yuuki.

"Hatsushiro-chan, kan? Dia benar-benar pacar yang baik."

"Y-Yah ..."

"Kalau begitu, aku akan pergi ke sana dan bersenang-senang. Dan kalian berdua juga luangkan waktumu dan nikmati dirimu sendiri, oke.."

Meninggalkan kata-kata ini, Fujii berjalan menuju mahasiswa dari sebelumnya dan gadis-gadis SMA.


"…Dia orang yang luar biasa, bukan? Fujii-san, kan?" gumam Hatsushiro sambil melihat ke arah Fujii dan yang lainnya.

"Ya kau benar. Orang itu benar-benar luar biasa."

'Dan dia sepertinya dekat dengan Yuuki-san."

"Ya, kurasa begitu. Lagipula kita sering ngobrol."

Meskipun itu yang dia katakan, Yuuki, yang kebanyakan belajar di sekolah bahkan saat istirahat, hanya berbicara dengan Ootani dan Fujii.

"Aku mungkin sedikit iri…"

"Iri?"

"…Iya. Aku juga ingin melihat Yuuki-san di sekolah."

"Aku mengerti…"

Uh-huh. Sungguh, aku akhirnya akan merasa malu tidak peduli apa yang Hatsushiro katakan padaku sekarang setelah dia berdandan.

"...Yah, itu benar, kalau begitu kita harus pergi. Karena kita sudah di sini, ayo jalan-jalan sebentar."

"I-Iya. Tapi, umm," kata Hatsushiro, sedikit gelisah.

"A-Apa itu berarti ... kencan?"

Dia memiliki ekspresi yang sedikit gelisah.

Melihat Hatsushiro gugup seperti dia sebelumnya, Yuuki kali ini sedikit santai.

"Itu benar, kencan. Ayo pergi, Hatsushiro," kata Yuuki dengan suara tegas agar Hatsushiro tidak merasa gelisah.

Benar sekali. Aku harus memimpin!

"I-Iya ...."

Hatsushiro berdiri seolah ditarik oleh suaranya.

Pada saat itu, gedebuk , lutut Hatsushiro kehilangan kekuatan dan dia duduk di kursi sekali lagi.

"Hatsushiro!! Ada apa…"

Kemudian Yuuki menyadari sesuatu. Tubuh Hatsushiro gemetar.

"Maaf… Yuuki-san…"

"…Hatsushiro."

Begitu, aku mengerti sekarang ....

Setelah kejadian tadi, pasti akan seperti ini.

"Kau pasti ketakutan didekati oleh mereka berdua sebelumnya, kan?"

"…Iya. Maafkan aku."

Tidak mengherankan jika aku memikirkannya.

Pasti sudah cukup berat bagi Hatsushiro sekarang untuk melanjutkan ini dan berjalan di antara kerumunan orang.

"…Aku baik-baik saja, aku akan segera berdiri."

"Tidak apa-apa, kau tidak perlu memaksakan diri."

"Tidak…," kata Hatsushiro dengan nada sedikit lebih kuat, menggelengkan kepalanya.

"…Aku juga, ingin berkencan dengan Yuuki-san," kata Hatsushiro sambil tersenyum.

Senyumnya sedikit kaku. Dia tidak bisa menahan perasaan bahwa dia mati-matian menanggung hal-hal yang menakutkan dan menyakitkan agar tidak membuat Yuuki khawatir.

Ya, dia benar-bensr gadis yang mengagumkan, pikir Yuuki.

Yuuki ingin pergi berkencan dengan pacar yang begitu cantik. Dia sangat menantikannya.

Untuk alasan itu, "Iya... Hatsushiro, ayo pulang."

Saat dia mendengar kata-katanya, mata Hatsushiro terbuka lebar.

"Tidak, itu…. Aku baik-baik saja, aku akan segera berdiri," kata Hatsushiro dengan kedua tangannya di atas meja dan mencoba untuk berdiri.

Namun, dia tidak bisa mengumpulkan cukup kekuatan dengan tangan dan kakinya yang gemetar.

Yuuki kemudian berbicara dengannya dengan nada selembut mungkin.

"…Tidak apa-apa. Aku sudah memberitahumu ketika aku pertama kali mencoba memegang tanganmu, kan. Aku tidak akan memaksamu jika itu tidak membuatmu senang."

"Tidak, aku.. Aku juga ingin berkencan dengan Yuuki-san…"

"Meski begitu, tidak ada gunanya membuat Hatsushiro kesulitan. Seperti yang diharapkan, aku tidak bisa membawa Hatsushiro saat ini ke berbagai tempat. Itu sebabnya mari kita pulang dan istirahat, oke?"

"…Yuuki-, san."

Hatsushiro melihat ke bawah. Ini tentang dia. Dia pasti benar-benar merasa bersalah, berpikir bahwa dia membuatnya tidak nyaman.

Untuk alasan itu. 

Yuuki berbicara dengan suara ceria.

"Sebagai gantinya, bisakah kita berjalan pulang sambil berpegangan tangan?"

"…Eh?"

"Tentu saja, bukan dengan cara berpegangan tangan yang biasa, tetapi dalam ikatan kekasih. Memegang tangan satu sama lain dengan kuat seperti ini…. dan berjalan pulang. Sebenarnya, aku ingin melakukan itu dibandingkan kencan."

Yuuki mengulurkan tangan kanannya ke arah Hatsushiro yang tercengang oleh kata-kata Yuuki.

Hatsushiro menatap tajam ke tangan itu tanpa berkata apa-apa, lalu dia menatap wajah Yuuki.

Yuuki juga tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya tersenyum kecil dan menatap mata Hatushiro. Dia memiliki tampang jahat sejak lahir yang membuat Ootani mengatakan bahwa dia terlihat seperti yakuza. Jadi, dia berharap itu adalah senyuman yang baik dan lembut yang dia buat. Dia menatap matanya sambil masih memegang tangan kanannya.

"…Jadi, Hatsushiro. Mari bergandengan tangan dan berjalan pulang bersama… oke?"

Dia bertanya sekali lagi.

Hatsushiro menurunkan pandangannya sedikit.

“… Hiks.

Air mata mengalir dari matanya.

Dan akhirnya, Hatsushiro meletakkan tangan kirinya di atas tangan kanan Yuuki yang terulur.

"…Sungguh, Yuuki-san…seberapa jauh kamu terus bersikap baik padaku untuk membuatku merasa lebih baik."

Yuuki berbicara sambil menjentikkan jarinya ke tangan Hatsushiro yang gemetar dan menggenggamnya erat-erat.

"Aku hanya melakukan apa yang ingin aku lakukan, kau tahu."

"…Meski begitu, aku senang.."

Gemetar di tangan Hatsushiro sedikit mereda.

"Apa kau bisa berdiri?"

"…Iya," kata Hatsushiro, yang kemudian perlahan berdiri dari kursi.

"Baiklah… ayo pulang."

"Iya..."

Dan mereka pun pergi.

Mereka meninggalkan pusat perbelanjaan dan berjalan pulang, berpegangan tangan.

Setelah berjalan beberapa saat, gemetar di tangan Hatsushiro telah hilang sebelum dia menyadarinya.

Ekspresinya juga melunak seperti Hatsushiro yang biasa dia lihat di dalam kamarnya akhir-akhir ini.

"…Yuuki-san."

"Hm, ada apa?"

Ketika Yuuki menjawab, Hatsushiro meremas tangan mereka yang menyatu.

"Apa!?"

Itu sangat tiba-tiba sehingga Yuuki sedikit terkejut dan mengangkat suaranya.

"Fufu ...."

Melihatnya seperti itu, Hatsushiro tertawa kecil. Entah kenapa aku merasa seperti kalah.

"Nakal sekali ya ..."

Yuuki tidak mau kalah, dia juga membalasnya.

"Hng ..."

Hatsushiro juga mengeluarkan suara terkejut. Melihatnya seperti itu, Yuuki menyeringai.

"Muu..."

Hatsushiro cemberut.

"Eii ..."

"Apa!!"

Hatsushiro kembali menekan.

"Hmmph."

"…Hnng."

Mereka melakukan ini selama beberapa menit.

......

Setelah itu, Yuuki dan Hatsushiro saling bergandengan tangan sampai mereka tiba di rumah… Di sisi lain, Yuuki merasa lelah dan senang pada saat bersamaan.



¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯


|| Previous || Next Chapter ||
6

6 comments

  • Najmi Assiddiqy
    Najmi Assiddiqy
    10/11/21 05:25
    duh bagiab akhir☺
    Reply
  • Satrio
    Satrio
    15/9/21 23:10
    Gulaaaa 😭😭
    Reply
  • Teq
    Teq
    10/9/21 04:46
    Lanjut
    Reply
  • the unk
    the unk
    10/7/21 01:37
    Lanjut gan
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    3/7/21 02:43
    Lanjut
    Reply
  • Nabil Makarim Firsal
    Nabil Makarim Firsal
    2/7/21 01:01
    Lanjuuuuut
    Reply



close