¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯
Dua hari kemudian-
Sekarang, sudah memasuki bulan Desember.
Ada sekitar dua atau tiga lusin karyawan di departemen pengembangan produk dari sebuah rantai restoran besar.
Di dalam ruangan itu terdapat meja besar, PC, mesin fotokopi baru dan mesin pembuat kopi yang semuanya dapat digunakan oleh siapa saja. Selain itu, ruangan tersebut dilengkapi dengan AC.
Selain itu, staf memiliki area untuk bertemu, berkumpul, makan dan istirahat.
Mengambil keuntungan dari area yang dilengkapi dengan baik seperti itu adalah seorang wanita sedang meninjau tugas yang ditulis oleh bawahannya.
“Hmm, tidak buruk … Kau sudah melakukan pekerjaan yang sangat bagus dengan dokumen yang kuberikan padamu ini. Isinya terlihat lezat dan bergizi seimbang. Itu ditulis dengan baik, terperinci dan kau bahkan memenuhi tenggat waktumu."
“Ah, terima kasih banyak!”
“Kau melakukannya dengan sangat baik kali ini. Tapi. aku tidak bisa memberikan skor yang sama untuk dokumen ini seperti terakhir sebumnya."
“E-Eh……!?!? K-kenapa Manajer Hazuki Cha-…Kenapa!?”
Pujilah terlebih dahulu, lalu tunjukkan.
Hazuki, supervisor wanita yang menggunakan strategi ini, menyiapkan materi yang diserahkan kepadanya dan melemparkan tatapan tajam ke arah wajah bawahannya. Namun, dia tidak melewatkan sepatah kata pun yang dia katakan sama sekali.
“Hei…kau baru saja mencoba memanggilku 'Hazuki-Chan', bukan? Kau mencoba memanggilku seperti itu beberapa kali, kan?'
“Ah… yah…”
"Apa kau tidak tahu bagaimana berbicara dengan atasanmu?"
"Tidak tidak, tidak, tidak tidak, tidak! S-Saya tidak bermaksud seperti itu! Hanya saja.. karena Manajer Hazuki baik hati!”
Dari sudut pandang bawahannya, keberadaan Hazuki dengan cepat berubah menjadi sesuatu yang lebih besar. Nada suaranya yang menuduh dan ketukan pena merahnya di atas meja membuatnya terdengar lebih menakutkan dari sebelumnya.
“Terima kasih atas pujianmu. Yah, mari kita mengesampingkan hal itu. Sekarang, kembali ke topik utama. Aku akan menjelaskan kenapa kau tidak mendapatkan nilai sempurna."
"Ya, silakan."
Udara di ruangan itu segera berubah ketika Hazuki dan bawahannya kembali ke sifat serius mereka.
“Pertama. Perusahaan kita menawarkan kari hamburger panggang dengan harga tinggi 1350 yen tanpa pajak. Kelompok pelanggan seperti apa yang kau pertimbangkan pertama kali?”
"Semua wanita."
“Itu cukup kasar…karena itu hanya berlaku untuk materi yang terorganisir dengan baik…..Kalau begitu, mari kita ubah pertanyaannya. Berapa pendapatan tahunan rata-rata wanita?”
“Maksud Anda pendapatan tahunan rata-rata wanita secara keseluruhan? Bukankah seharusnya itu sekitar 400.000 yen?”
“Tidak, itu bahkan tidak mendekati 300.000 yen.”
"Hah….? Ehhhh….!?!? II mendapat kesan bahwa mereka menghasilkan sebanyak itu…”
“Perempuan, tidak seperti laki-laki, lebih kecil kemungkinannya untuk diberikan kenaikan upah. Sebagian besar karena pernikahan dan membesarkan anak.”
"Jadi, begitu…"
Meskipun Hazuki baru berusia 26 tahun, berbagai pencapaian dan kemampuannya sangat dihargai, yang mengarah pada penunjukannya sebagai manajer area di departemen ini.
Tanggung jawab manajer area sangat beragam dan luas.
Berfungsi sebagai jembatan antara kantor pusat dan toko-toko di bawahnya. Proses yang melelahkan dalam merancang, mengeksekusi dan memasarkan untuk meningkatkan penjualan. Memastikan untuk memberikan dukungan manajemen yang tepat untuk toko, dll.
Semua itu dibutuhkan keahlian untuk jenis pekerjaan ini.
Manajemen dan Analisis Data. Kemampuan kognitif untuk memilih tuntutan terbaru di pasar. Keterampilan dalam bisnis, termasuk kreativitas dan pemikiran kritis. Kemampuan komunikatif untuk memahami status pekerjaan bawahanmu.
Selain itu, ada juga keterampilan mengikuti orang 'ini', berharap melakukan yang terbaik jika orang ini mengatakannya, dan berkomitmen untuk melakukan apa yang kau umumkan.
Sebagai manajer, Hazuki secara alami sangat tegas dalam pekerjaannya, karena sangat berkaitan dengan penampilan dan penjualan mereka. Dia tidak pernah meninggikan suaranya terhadap bawahannya, tapi bukan hal yang aneh baginya untuk menegur mereka jika mereka melakukan sesuatu yang tidak seharusnya mereka lakukan. Dia, bagaimanapun, mempertahankan etos kerja yang fantastis dan tidak pernah mengatakan hal yang salah; oleh karena itu, dia sangat dipercaya dan dihormati oleh rekan-rekannya.
“Kalau kau sudah memperhitungkan situasi pendapatan tahunan wanita saat ini, maka kau seharusnya tidak memiliki masalah untuk memahami apa yang kubicarakan, kan?”
“Dengan banderol harga 1.350 yen, wanita mungkin merasa sulit untuk mendapatkannya…kan?”
"Tepat. Menu yang kau buat terlihat sangat menarik dengan caramu mengadopsi pendekatan sayuran musiman. Tapi, dengan harga seperti itu, tidak ada yang mau membelinya. Itulah mengapa penting untuk mencoba menurunkan harga agar pelanggan lebih bersedia memesan dan menjadi pelanggan tetap. Kalau kau melakukan itu sejak awal, aku pasti sudah memberikanmu nilai sempurna."
“Begitu… saya bahkan tidak pernah memikirkan itu.”
“Berhentilah terlihat begitu kecewa. Bukankah aku sudah memberitahumu? Apa yang kau lakukan sangat bagus. Jadi, aku akan mengizinkanmu memanggilku Hazuki-chan.”
"T-terima kasih banyak!"
Untuk berkomunikasi dengan cara membuat orang lain bisa mengerti. Untuk membuat bawahannya tetap termotivasi, Hazuki menggunakan teknik afirmasi khusus.
Penting bagi Hazuki untuk menunjukkan apa yang salah, tetapi jika kata-kata yang dia lontarkan menyakiti mereka dengan cara atau bentuk apa pun, kemungkinan besar efisiensi kerja mereka akan turun, memaksa mereka untuk bekerja lebih lama. Untuk menghindari situasi seperti itu, penting bagi Hazuki untuk tidak merusak motivasi mereka.
“Saya mengerti maksud Anda! Kalau begitu, saya akan segera mengulanginya!”
"Tunggu. Aku belum selesai berbicara.”
"Ah maaf."
Bawahan itu merasa senang dipuji oleh Hazuki, yang memiliki kedudukan lebih tinggi di atasnya. Karena kegembiraan yang dia miliki, dia mencoba untuk segera keluar dan memperbaiki masalahnya.
“Ada beberapa hal yang kutunjukkan, tetapi dokumen itu sendiri tidak apa-apa. Aku akan membuat perubahan yang diperlukan dan melakukan sisanya.”
“Eh? Tapi, bukankah manajer Hazuki juga punya pekerjaan? Saya tidak bisa memberikan beban seperti itu pada Anda!”
“Dasar, keras kepala. Sebagai hukuman, kau harus mengambil secangkir kopi untuk dirimu sendiri.”
“Hei… itu bukan hukuman dan saya ingin memberikan segalanya.”
“Hmm… jika itu masalahnya, maka lebih baik kau mempersiapkan diri setelah istirahat.”
"Baiklah, saya mengerti! Maka saya akan menuruti kata-kata Anda dan pergi istirahat."
"Ya, sebum itu. Sini tangan kananmu."
“Eh? Tangan kanan?”
Bawahan Hazuki tidak tahu apa yang dia bicarakan. Meskipun dia bingung, dia mengulurkan tangannya seperti yang diperintahkan. Setelah itu, Hazuki memberikan bungkusan kecil kepada bawahannya itu.
“Ini adalah hadiah. Kau melakukan pekerjaan dengan baik kali ini juga. Terima kasih atas kerja kerasmu.”
“!!”
Di dalam kemasan kecil itu ada kue coklat berbentuk bulat. Dia menyerahkannya kepadanya sambil mengungkapkan kata-kata penghargaannya atas kerja keras yang dia lakukan. Ini mungkin hanya kue, tapi ini saja sudah cukup untuk membuatnya bahagia, mengingat itu adalah hadiah dari seseorang yang lebih tinggi.
"Kalau kau tidak memakannya dan membuangnya ke tempat sampah, aku tidak akan memaafkanmu, oke?"
“Ugh…Hazuki…chan…”
“Yah… aku mungkin harus menyuruhmu bekerja lembur hari ini. Aku bahkan belum istirahat. Tapi, kau masih menggangguku…dan yang terpenting, kau masih mengoceh tentangku…”
"Maafkan saya!"
“FuFu, semoga harimu menyenangkan~.”
Kata 'lembur' sering digambarkan sebagai yang terkuat dan paling ganas. Siapapun yang mendengar kata ini akan ketakutan. Hazuki tersenyum saat dia melihat bawahannya bergegas ke ruang istirahat secepat yang dia bisa.
Kemudian bawahan lain memanggilnya.
"Manajer Hazuki, ini kopi."
“Oh, kamu tetap bijaksana seperti biasanya, Kaya. Aku baru saja akan menuangkannya untuk diriku sendiri.”
"Senang mendengarnya. Dan aku menghargai waktu yang kanu luangkan dari jadwal sibukmu untuk berbicara denganku pada hari sabtu.”
“Tidak, jangan khawatir tentang itu. Aku juga bersenang-senang.”
Cangkir kosong diletakkan di atas nampan dan kopi hitam yang baru dituangkan diletakkan di atas tatakan gelas. Orang yang melakukan ini tidak lain adalah Kaya Shiba.
Hubungan mereka adalah bos dan bawahan, tetapi mereka sering pergi bersama secara pribadi.
"Manajer Hazuki, apakah sesuatu yang baik terjadi padamu?"
“Oh, aku terkejut kamu menyadarinya. Kupikir aku telah menyembunyikannya dengan cukup baik."
“Yah, aku hanya menebak saja. Kalau kamu tidak keberatan. Bolehkah aku bertanya apa yang terjadi?"
“Cukup pintar bagimu untuk membawa kopi ini karena alasan itu. Kalau seseorang berutang sesuatu kepadamu, kamu tidak bisa mengatakan tidak kepada mereka. Dan kamu sudah melebihi kuotamu di tempat kerja.”
“Dibandingkan denganmu, Manajer Hazuki, aku tidak sebaik itu.”
Kaya tersenyum pahit saat dia dengan cepat melihat melalui tujuannya. Suasana di departemen pengembangan produk agak longgar jika dibandingkan dengan bagian kantor lainnya. Namun, ini juga salah satu kebijakan mereka.
Pengembangan produk dan ide-ide muncul dan dikembangkan melalui banyak percakapan yang kau lakukan dengan anggota staf. Beginilah cara Hazuki menjalankan perusahaannya karena jika suasana menjadi canggung, semuanya tidak akan berjalan lancar.
“Kaya, aku masih memiliki beberapa pekerjaan yang harus dilakukan. Jadi, kalau cuma ngobrol sebentar, tidak apa-apa, kan?"
“Tentu saja, terima kasih.”
Meskipun status mereka berdua di kantor atasan dan bawahan, tetapi diluar kantor mereka adalah teman.
Setelah mengatakan itu, Hazuki memberi tahu Kaya tentang apa yang terjadi dua hari yang lalu.
“Ingat saat kita pergi minum-minum sabtu lalu? Dalam perjalanan pulang, seorang pria membantuku.”
“Membantumu? Itu agak mengejutkan bagiku. Aku selalu berasumsi bahwa kamu adalah tipe orang yang bisa menangani semuanya sendiri..”
"Apa yang kamu bicarakan? Biarkan aku menyelesaikannya.”
Tentu saja, Hazuki enggan mengatakan yang sebenarnya kepada Kaya.
Tentang fakta bahwa dia sangat lemah terhadap alkohol.
Dan fakta bahwa dia sangat mabuk sehingga dia tertidur di pinggir jalan.
Seperti yang bisa kau bayangkan, tidak ada karakter seperti itu di perusahaan ini. Itu sebabnya Hazuki berharap tidak ada yang melihatnya mabuk.
“Soal dia membantuku itu rahasia. Tapi, pria itu langsung pergi tanpa memberiku informasi kontaknya. Bukankah menyenangkan dia membantuku tanpa mengharapkan imbalan apa pun?”
“Itu benar-benar luar biasa. Berjalan-jalan di hari sabtu dengan tas merek mahal, tidak mungkin dia tidak menyadarinya.”
“Itulah kenapa aku merasa baik hari ini. Itu adalah pengalaman sekali seumur hidup dan aku ingin mengucapkan terima kasih kepadanya..”
“Tapi, menurutku, pria itu sepertinya agak kasar.”
Hal ini tidak dapat dihindari karena dia berbohong tentang bagaimana dia menyelamatkannya dari keadaan mabuk.
“Hmm, tapi dia pria yang sangat manis. Kaya versi laki-laki, kalau harus kukatakan.”
“Aku versi laki-laki? Kalau kamu mengacu pada versi laki-laki dari diriku, bukankah orang ini akan mirip dengan adik laki-lakiku karena dia juga memiliki kepribadian yang sama? Yah, bagaimanapun juga dia adalah adik laki-lakiku.”
“Sekarang, ayo cepat akhiri percakapan ini sebelum sisi jahatmu mulai terlihat.”
“Hmmm~ aku akan memastikan untuk membual tentang dia saat kita melakukan percakapan seperti ini lagi.”
“Aku akan meluangkan waktuku. Sekarang, sudah waktunya bagi kita untuk kembali bekerja."
Itulah akhir obrolan mereka di kantor. Itu berlangsung sekitar lima menit.
Mengenai mengapa Hazuki mengakhiri percakapan mereka begitu cepat, itu untuk menghindari mempengaruhi jadwal kerja yang telah dia rencanakan sejak awal.
Tempat kerja ini berjalan lancar sesuai jadwal, dengan Hazuki yang memimpin.
* * *
Malam itu, pukul 21.30.
Di lantai 20 kondominium menara taman Alegria, Hazuki menelepon seseorang saat dia mengagumi langit malam yang indah dari balkonnya.
“Maaf meneleponmu larut malam, Chiaki. Apa kamu punya waktu luang sekarang?"
Kurasa bukan ide yang baik menelponku larut malam begini, terutama kalau aku ada waktu luang….hei…aku tahu kamu sedang tertawa, kan?''
“Itu karena Chiaki-san dan aku memiliki hubungan yang sangat baik. Dan aku tidak akan pernah sekasar ini kepada siapa pun kecuali kamu, Aki-san.”
Nah itu, cara anehmu mengekspresikan kebahagiaan. Sekarang aku tidak bisa mengatakan apa-apa kembali, bukan?''
“Tapi itu juga kelemahan Chiaki, bukan?”
'Hazuki, berhenti bersikap pengecut dan strategis!'
Hazuki dan Chikai terus berbicara akrab di telepon. Keduanya adalah teman, tetapi mereka memiliki hubungan yang sedikit unik.
'Aku bertanya-tanya mengapa aku bergegas mengangkat telepon, hanya untuk mendapatkan sedikit godaan Hazuki ...'
"Apa yang kamu bicarakan? Kamu mencoba memberi tahuku bahwa kamu telah rusak secara fisik dan mental?"
'Mungkin kamu benar..'
“Hmm, kamu masih tak kenal lelah seperti biasanya. Tapi, kurasa itu tidak terlalu buruk karena kamu juga mendapat manfaat dari mengangkat telepon untuk menjawabku, kan, Chiaki-san?”
'Orang-orang yang mampu membelinya selalu memiliki banyak hal untuk dikatakan. Tidak peduli apa yang ingin kukatakan kepada mereka.'
“Berhentilah bersikap sarkastik. Kamu memiliki lebih banyak uang dibandingkan diriku, Lagipula ... kamu CEO dari perusahaan layanan agensi kekasih, kan?"
'Hei, jangan bicara seperti itu. Ini semua berkatmu bahwa aku bisa melewatinya.'
Ya, itulah orang yang dipanggil Hazuki. Itu Chiaki, orang yang menjalankan bisnis layanan agen kekasih.
Seiring waktu, mereka berdua telah mengembangkan hubungan yang mirip dengan mitra bisnis. Hazuki selalu membunyikan telepon pada jam seperti ini untuk alasan yang sama.
Jadi ... biar kutebak, apakah ini reservasi lain?''
"Iya, pekerjaan sangat sibuk beberapa hari terakhir ini. Jadi, aku ingin istirahat..”
Seperti yang diharapkan dari Manajer dari sebuah Perusahaan besar. Cukup tangguh dengan semua harapan dan tanggung jawab, kan?''
“Tidak sehebat Chiaki-san. Dalam kasusmu, kamu juga bertanggung jawab atas kehidupan semua orang yang bekerja di sana.'
'Tidak, tidak, tidak, aku selalu bermalasan dan membiarkan orang lain melakukan pekerjaan. Ini bukan masalah besar.'
"'Ini bukan masalah besar'. Cih, berhenti mencoba berbohong padaku. Kalau kamu adalah tipe orang yang malas, kamu tidak akan bisa mencapai banyak hal.”
Seperti yang dikatakan Hazuki, kinerja Perusahaan jasa agen kekasih yang dipimpin oleh Chiaki semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tidak hanya permintaan akan layanan ini yang meningkat, tetapi juga merupakan Perusahaan yang dikatakan memiliki agen tingkat tinggi.
“Dan, kalau kamu malas, bagaimana kamu bisa menjalankan bisnis Perusahaan saat ini? Itu sebabnya, aku sangat menghargai usahamu.”
Pada saat ini, Hazuki menundukkan kepalanya dan mengungkapkan rasa terima kasihnya.
'Kamu pembicara yang cukup lancar, bukan? Menjatuhkan semua agen kami satu per satu berturut-turut.''
"Kamu membuat lelucon seperti itu lagi."
'Aku tidak bercanda. Aku belum pernah menyebutkan ini kepadamu sebelumnya, tetapi kamu dikenal sebagai 'ratu pembunuh veteran' di dalam perusahaan.'
“Apa-apaan dengan julukan aneh itu…..? Aku yakin Chiaki-san adalah orang yang memberiku julukan itu.”
'Benar.'
“Serius? …bukankah kamu sedikit terlalu kasar terhadap salah satu pelangganmu?”
'Tapi itu fakta, kan? Huh, aku tahu ini sangat sulit dipercaya. Tapi beri tahu aku, klien seperti apa yang akan menolak salah satu agen veteranku begitu cepat? Tidak ada yang bisa melakukan itu selain kamu, Hazuki-chan.'
“Eh…i-itu tidak benar…”
Hazuki berasumsi bahwa apa yang dikatakan Chikai hanya bisa dimaksudkan sebagai lelucon, tapi apa yang dia katakan bukanlah kebohongan atau melebih-lebihkan. Itu benar dan dia tahu itu.
"Y-yah, lupakan tentang hal itu. Btw, bisakah kamu memperkenalkanku kepada agen yang kamu rekomendasikan, Chiaki-san?"
Aku ingin memperkenalkan beberapa dari mereka padamu. Tapi akhir-akhir ini, semua agen veteran sepertinya jatuh cinta padamu. Jadi, …yah... Ah, aku juga memiliki agen yang cukup baik juga.''
"Begitu...? Kalau begitu, aku baik-baik saja dengan orang tingkat menengah atau pengganti yang sangat diharapkan oleh Chiaki-san.”
'Kita tidak boleh kehilangan pemain kelas menengah pertama kita sekarang......apakah terlalu berlebihan untuk bertanya? Bagaimana dengan beberapa agen pendatang baru?…meskipun kamu mungkin akan menghancurkan mereka seperti semut…'
Hazuki, Ratu pembunuh veteran. Itu julukannya. Tapi dia adalah hal yang nyata, tidak diragukan lagi. Itu adalah permintaan alami dari Chiaki yang ingin mengembangkan dan menstabilkan perusahaan.
“Yah, jujur saja aku tidak suka dengan pendatang baru. Dulu, aku bekerja dengan seorang pendatang baru. Tapi, kami tidak pernah membicarkan apapun selain uang.. itu benar-benar membosankan."
'Ah ... orang itu juga jatuh cinta pada Hazuki pada pandangan pertama. Jadi, tolong maafkan dia.'
"Hmph, aku tidak berpikir dia seperti itu."
'Huh, ya sudah.. Lagian, kamu juga orangnya membosankan, kan? Hazuki-chan?'
“Aku tidak membosankan.”
'……'
[Fakta bahwa kau langsung mengatakan bahwa kau tidak membosankan adalah bukti kebodohanmu] Chisaki bermaksud mengatakannya. tetapi menyimpannya untuk dirinya sendiri agar percakapan tetap berjalan.
'Yah, untuk saat ini, bagaimana kalau aku mengenalkanmu pada dua agen tingkat menengah dan satu pendatang baru? Jika itu tidak berhasil, aku akan memperkenalkan orang lain.'
"Terima kasih. Tolong segera diurus.”
'-Tunggu sebentar, biarkan aku mengambil datanya.'
Chiaki mengeluarkan daftar agen yang telah dia atur bersama demi efisiensi yang lebih tinggi. Setelah menyalakan komputernya, dia mengintip data agen dan mulai memperkenalkan mereka kepada Hazuki secara langsung sebagai direktur perwakilan.
'Coba kita lihat… orang pertama di kelas menengah, namanya Nakagawa Kawasaki. Tiga puluh dua tahun, dengan tinggi tujuh belas inci. Ratingnya adalah 4/5 dari 23 permintaan yang dia terima. Dia orang yang sangat perhatian, komunikatif dan meskipun wajahnya terlihat tegas, dia cukup imut ketika dia tersenyum. Dia memiliki hobi mengunjungi toko bunga. Jadi, dia lebih mudah bergaul dengan wanita.'
“Dia masih mendapat evaluasi meskipun dia telah menerima berbagai permintaan. Aku ingin tahu apakah seseorang seperti itu bisa membuatku senang..."
'Aku sudah mengirimimu detailnya dari situs web, Hazuki.'
Inilah yang Hazuki maksud ketika dia mengatakan Chiaki bekerja dengan cepat. Saat Chiaki selesai mengatakan ini, data sudah ditransfer ke smartphone Hazuki.
"Terima kasih. Bisakah aku memintamu untuk memperkenalkanku kepada orang kedua? Aku akan memeriksa data yang kamu kirimkan kepadaku selagi aku mendengarkanmu."
'Oke. Orang kedua di kelas menengah adalah Oshiya Katsuzaki. Dia berusia 29 tahun, 6'9”. Jumlah permintaan yang dia terima sejauh ini berjumlah 20 dan peringkatnya adalah 3,9 dari 5. Dia tahu banyak tentang alkohol dan dapat merekomendasikanmu beberapa minuman lezat. Dari semua pria di kelas menengah, dia memiliki wajah terbaik, menurutku. Hobi favoritnya adalah bermain game.'
“Sangat menarik bahwa dia tahu banyak tentang alkohol. Mungkin kita berdua bisa pergi ke bar kapan-kapan.”
'Yup, orang ini sudah pernah ke banyak bar. Akan lebih baik untuk membawa orang ini bersama kami untuk minum-minum. Aku juga mengirimimu data pada situs web.'
"Terima kasih. Akhirnya, ada orang baru. Sejujurnya, aku tidak berharap banyak.”
'Kau adalah duri di sisiku, Hazuki-chan. Aku tahu kamu punya kenangan buruk tentang pendatang baru, tapi…'
Chiaki melanjutkan dengan mengatakan, "Dan inilah pengganti pendatang baru".
'Sekarang, yang terakhir, pendatang baru, Shiba Ryoma. Tingginya adalah──'
“──Tunggu sebentar. Sebut namanya lagi.”
'Nama? Shiba Ryoma..'
“Shiba Ryoma……”
Hazuki meletakkan tangannya di dagunya dan membuat wajah muram. Dia ingat pernah mendengar nama ini dari suatu tempat, tetapi tidak dapat secara akurat menentukan di mana.
'Ada apa, Hazuki? Aku tidak berpikir itu nama yang lucu.'
“Tidak, bukan apa-apa. Silakan lanjutkan..”
Hazuki perlahan menghembuskan napas saat dia memutar kursi putarnya 180 derajat penuh dan mengarahkan matanya ke arah bintang-bintang di langit malam.
Lampu mobil berkelap-kelip di jalanan. Lampu terpantul dari gedung, langsung menyinari gedung. Pemandangan indah yang dihasilkan oleh lampu-lampu itu berhasil menenangkan hati Hazuki.
Oke. Namanya, Shiba Ryoma, tinggi 176cm dan usianya 20 tahun. Jumlah permintaan yang dia miliki sejauh ini adalah 4. Total ratingnya mencapai 4,9/5.''
“Eh? Pendatang baru ini sangat luar biasa…”
'Lalu, lihat ini. Peringkat ini di sini semua dilakukan oleh satu klien tetap yang membuat banyak permintaan. Selain itu, kalau dia terus mendapatkan peringkat sebanyak ini dalam waktu sesingkat itu, dia pasti menjadi favorit.'
"Hmm."
'Dan juga, ulasan ini cukup menarik. Lihat.. dikatakan bahwa itu 4,9 dari 5 karena klien sangat puas dengan orang bernama Ryoma Shiba! Haha, bukankah itu lucu! Sebagian besar agen ingin diberi peringkat 5/5, tetapi bukan orang ini!'
“Itu tidak penting, cepat beri aku informasi lebih lanjut tentang dia.”
'Uh-huh.. Ini tidak seperti dirimu saja, Hazuki..'
"Yah, aku penasaran dengan orang itu."
Ada satu hal yang mengganjal di pikiran Hazuki. Itu adalah ingatan yang samar tentang kejadian di hari sabtu ketika dia mabuk. Individu yang digambarkan Chikaki kepada Hazuki terdengar sangat mirip dengan pria yang membantunya. Kedua nama belakang mereka adalah Shiba. Tinggi dan usia mereka juga mirip.
Hazuki ingat ketika dia membelikannya sebotol air untuk membantu menenangkannya, di mana dia dengan baik hati mempertimbangkan keadaannya dan memanggil sopir wanita untuk menjemputnya pulang. Dan di mana dia menahan dingin yang membekukan selama sepuluh menit hanya untuk menjaganya. Dia merasa tidak enak karena tidak bisa mengucapkan terima kasih atas semua yang dia lakukan.
'Oke, mari kita lanjutkan. Aku tidak yakin apakah ini akan banyak membantumu karena semuanya didasarkan pada pendapat satu klien, tapi ini dia. Ryoma Shiba adalah orang yang pandai memperpendek jarak dan dia pendengar yang cukup baik. 'Dia memberiku lebih dari yang bisa kuminta. Dia menegaskan hobiku dan mendengarkan keegoisanku tanpa ragu-ragu'. Itu banyak pujian dari gadis ini. Tidak ada hl negatif tentangnya dalam data.'
Orang yang bisa diandalkan. Seseorang yang tidak membuat wajah tidak menyenangkan. Sedikit demi sedikit, citra Hazuki tentang dirinya mulai menyatu.
Yah, kurasa itu saja? Jadi, ada agen tingkat menengah yang menarik minatmu? Atau apakah kamu ingin mencari agen tingkat menengah lain sebagai gantinya?''
“Chiaki-san, bisakah kamu mengirimiku profil Shiba-kun ini? Aku akan sangat menghargai kalau kamu bisa mengimku fotonya."
'Aku tidak punya masalah untuk menunjukkannya padamu. Tapi, sepertinya kamu lebih tertarik padanya daripada dua agen kelas menengah lainnya, bukan?'
Ini adalah pertama kalinya seorang agen membuat Hazuki berkata, "Kirimkan profilnya kepadaku", meskipun dia pendatang baru. Tanpa penundaan sesaat, Chiaki mengirim data ke Hazuki.
'Sudah kukirim profilnya.'
“~Fufufu….tidak mungkin, tidak mungkin, tidak mungkin, sungguh….!”
Senyum tak kenal takut keluar dari wajah Hazuki saat dia menyatakan, "Chiaki-san."
“Aku ingin orang itu. Pokoknya, aku akan menyewa Shiba-kun."
'Eh? Bohongkan? Kamu bercanda, kan?'
“Aku tidak bercanda. Aku benar-benar serius."
'Eh!? Apa kamu yakin agen ini adalah orang yang tepat untuk pekerjaan itu? Orang baru yang terdaftar sebagai pengganti!?'
“Ya, aku ingin dia. Selain itu, umurnya masih 20 tahun, dia bisa menemaniku minum. Dan, amu juga tidak keberatan kemana dia akan membawaku~"
'O-Oke... Tapi, jangan salahkan aku kalau dia membosankan, oke?'
“Fufu~, kamu tidak perlu khawatir tentang itu. Kali ini aku akan menikmatinya sepenuhnya…"
'.....'
Hazuki berbisik pada dirinya sendiri saat dia menatap halaman profil yang dikirim Chiaki padanya.
“Aku ingin tahu…apakah Shiba-kun libur hari sabtu ini?”
'Seharusnya dia punya waktu luang di malam hari. Tapi, ada satu syarat..'
"Apa itu?"
'Dia tidak boleh melebihi jam malam. Dia harus pulang sekitar jam 11/12 malam.'
“Tidak masalah. Kalau begitu, hari sabtu. Bisakah aku memesan tiga jam dari pukul 20:00 hingga 23:00?”
'Eh, ya. Aku mengerti. Maka aku akan memesan slot waktu itu ……. '
Chiaki terkejut dengan pilihan Hazuki sebagai pendatang baru, tapi dia dengan cepat mengambil alih PC dan mengkonfirmasi penunjukannya. Dari sana, mereka kembali mengobrol sebentar dan Hazuki mengakhiri panggilan tidak lama kemudian.
“Fiuh…”
Sebuah ruang untuk dirinya sendiri. Menghembuskan napas kecil dan meletakkan smartphonenya di atas meja, Hazuki mengangkat sudut mulutnya untuk membentuk seringai nakal.
"Fufu~, aku tidak menyangka dia melakukan pekerjaan semacam ini ..."
Di atas meja dapur, terpantul di kaca dengan pemandangan malam, adalah botol plastik kosong yang Ryoma belikan untuk Hazuki saat dia mabuk.
|| Previous || Next Chapter ||
6 comments