NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kurasu de Nibanme ni Kawaii Onna no Ko to Tomodachi ni Natta [WN] Chapter 51

Chapter 51 – Perasaan yang bertentangan


“Ini semua terjadi sebelum aku masuk SMA.”

Asanagi menarik napas dalam-dalam. Dia benar-benar telah mempersiapkan dirinya untuk menceritakan ceritanya kepada kami. Cara dia berbicara sangat mudah dimengerti bahkan aku, yang tidak ada hubungannya dengannya ketika dia di SMP, bisa berempati dengannya dengan mudah.

….. Dari dulu Asanagi memang tidak pernah berubah, ya? Sikapnya yang adil dan baik.

Sebelum Asanagi menceritakan ceritanya padaku dan Amami-san, aku mengantar dua temannya pergi dari sini. Jadi, saat ini dua temannya itu tidak ada lagi di sini.

Kalau mereka berdua masih ada di sini, aku tidak tahu apa yang akan dilakukan Amami-san pada mereka setelah mendengar cerita dari Asanagi.

“I-itu… Jadi, pas kamu bilang orang tuamu tidak punya cukup uang untuk membayar uang sekolahmu dan kamu harus pindah ke sekolah lain…”

“Itu bohong, maafkan aku. Aku hanya ingin lari dari semua orang. Aku tidak berpikir aku bisa mengatasinya jika situasi itu berlangsung lebih lama lagi ... Dan juga, aku minta maaf karena kamu repot-repot mengikutiku sampai sekarang.."

"Tidak! Kamu tidak salah, Umi tidak perlu meminta maaf padaku. Tentu saja, aku menganggap Sanae-chan dan Manaka temanku. Tapi tetap saja, bagiku.. Umi, kamu adalah sahabat terbaikku! Memang benar, aku dimarahi oleh kedua orang tuaku dan aku harus berjuang keras untuk masuk ke sekolah ini. Tapi, usahaku tidaklah sia-sia! Hidup tanpamu, kurasa aku tidak bisa mengatasinya, Umi!”

Aku bisa memahami perasaannya.

Asanagi adalah orang pertama yang mengulurkan tangan padanya. Seandainya, Asanagi berpura-pura tidak melihat Amami-san yang sedang terpuruk dan tidak mencoba menolongnya. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi dengan Amami-san ke depannya.

“Yuu, kamu bilang aku sahabatmu, kan?”

“Eh? M-Mhm…”

“….. Mungkin, itu sumber masalahnya.. Tapi, jangan salah paham dulu. Aku senang saat kamu mengatakan itu padaku... Namun, itulah alasan mengapa semuanya menjadi seperti ini…”

“Eh?”

“Sebenarnya, aku memang menghadapi mereka berdua. Upacara kelulusan, aku bertanya kepada mereka berdua, 'Kenapa kalian berdua berbohong padaku?'.. Itu yang kukatakan pada mereka. Tapi..."

Itu menjelaskan mengapa wajah mereka menegang ketika mereka melihat Asanagi.

“Mereka mengatakan kepadaku, 'Jika bukan karena dirimu, dia akan lebih sering tersenyum kepada kami,', 'Bahkan saat kau tidak ada di sana, yang dia pikirkan hanyalah dirimu, kami juga temannya, itu tidak adil!' Dan bahkan setelah aku memutuskan untuk meninggalkanmu, kamu masih memikirkanku dan meninggalkan mereka…”

Aku bisa mengerti itu.

Ketika aku melihat Amami-san untuk pertama kalinya, tidak, ketika aku melihat wajahnya yang tersenyum untuk pertama kalinya, aku berpikir, 'Jadi, di dunia ini ada gadis imut seperti dia 'ya?'. Aku yakin semua orang di kelas juga berpikiran sama.

Baik atau buruk, Amami-san sangat menawan.

Karena kedua gadis itu telah bersamanya selama bertahun-tahun, wajar jika mereka merasa cemburu pada Asanagi.

“Saat kamu mulai dekat dengan mereka kelompok kita. Aku merasa, seperti ditinggalkan oleh mereka karena semua orang hanya melihatmu. Gadis-gadis yang dulu berbicara denganku sering mulai mengabaikanku dan hanya berbicara denganmu…”

Teman-teman yang dia cintai dan sayangi, mulai diambil oleh Amami-san sebelum dia menyadarinya. Memikirkannya saja membuatku meringis.

Dan gadis ini telah menahan perasaan itu selama bertahun-tahun. 

“…Tapi, pada akhirnya, semuanya salahku, bukan? Akulah yang mengenalkanmu pada teman-temanku. Akulah yang menyuruhmu tersenyum. Tidak mungkin aku bisa memberitahumu untuk kembali ke dirimu yang muram hanya untuk membuatku merasa lebih baik… aku tidak bisa melakukannya…”

Amami-san tidak melakukan kesalahan. Dia hanya melakukan yang terbaik untuk bersenang-senang dengan temannya. Dan seperti yang Asanagi katakan, pada akhirnya, dia membawa ini pada dirinya sendiri.

Seandainya, Asanagi tidak pernah mengenal Amami-san. Dia tidak akan kehilangan teman-temannya.

Namun, jika dia melakukan itu. Apa yang akan terjadi pada Amami-san?

... Semuanya berantakan.

Tak satu pun dari mereka melakukan kesalahan.

“Jadi, alasan kenapa kau tidak ingin memberitahu Amami-san tentang hubungan kita …”

“… Mhm. Aku tidak ingin dia mengambilmu dariku…

Dengan menjauhkan Amami-san dan aku dari satu sama lain, dia mencoba meminimalkan kemungkinan itu terjadi. Selain itu, aku tidak peduli untuk mendapatkan lebih banyak teman. Jadi, keadaanku sempurna untuk Asanagi.

Aku, yang ingin menjauh dari kelas dan Asanagi, yang tidak ingin mengalami rasa sakit itu lagi.

Kami berhasil merahasiakan hubungan kami untuk sementara waktu. Tapi, tentu saja kami tidak bisa menyembunyikannya dari Amami-san. 

Kau bisa mengatakan bahwa kami terlalu ceroboh untuk merahasiakannya darinya. Meski pada akhirmya... dia akan mengetahuinya.

“Nee, Yuu.”

"…Iya?"

"Apa kamu menyukaiku?"

“Tentu saja! Kamu selalu menjadi sahabatku sejak pertama kali aku bertemu denganmu!”

"Aku juga. Aku sangat menyukaimu sebagai temanku… Tapi pada saat yang sama, aku membencimu… Maaf, aku pasti terdengar sangat egois sekarang…”

“… Umi…”

Dia menyukainya, tetapi pada saat yang sama dia juga membencinya.

Dua perasaan yang saling bertentangan itu ada pada saat yang sama di dalam hatinya.

.... Serius?

Kenapa emosi manusia begitu sulit untuk dipahami?

“…Maaf, kurasa aku butuh waktu untuk menenangkan diri.”

“Umi, tunggu–”

“Tidak apa-apa, Yuu. Aku tidak akan lari darimu. Aku hanya ingin sendiran untuk sementara waktu, oke?” 

Setelah mengatakan itu, dia berjalan pergi dan berbaur dengan kerumunan.

Saat aku melihatnya pergi, aku langsung tahu kemana dia akan pergi. Saat ini, sekolah penuh sesak dengan pengunjung yang menikmati Festival Budaya. Itu sebabnya, kalau dia ingin sendirian. Hanya ada satu tempat yang cocok.

“.... Biar aku saja yang mengejarnya, Amami-san. Lagipula aku punya banyak hal untuk dibicarakan dengannya.”

“Maki-kun…”

Dia menyuruh Amami-san untuk tidak mengikutinya, bukan aku. Jadi, dia tidak punya alasan untuk menyuruhku pergi jika aku menghampirinya.

Mungkin dia akan memanggilku 'bodoh' lagi. Tapi, siapa yang peduli dengan itu?

Prioritasku saat ini hanya satu, itu adalah Asanagi Umi.

“Tolong, Maki-kun… Satu-satunya teman yang bisa menghiburnya adalah kamu… Kurasa dia membutuhkanmu lebih dari siapapun saat ini…”

“Baik, tenang saja. Aku pasti akan membawa si bodoh itu kembali."

Setelah menerima persetujuan Amami-san, aku mengejar Asanagi.

Aku mengerti perasaan Asanagi.

Seperti yang dijanjikan, Asanagi sudah mengungkapkan perasaannya kepadaku.

Yang perlu kulakukan adalah memberinya tanggapanku dengan benar.




|| Previous || Next Chapter ||
6

6 comments

  • Arcturus
    Arcturus
    22/2/22 12:59
    Confess gass🔥
    Reply
  • TaufikYudha
    TaufikYudha
    7/2/22 13:12
    "Aku tidak ingin dia mengambilmu dariku" langsung senyum sendiri bacanya
    Reply
  • Nanashi
    Nanashi
    7/2/22 00:55
    Kirain 2 temen(pengkhianat)asanagi bakal ada disana juga............
    Reply
  • Kuro
    Kuro
    6/2/22 23:11
    Mantap, lanjutkan min
    Reply
  • Zaq
    Zaq
    6/2/22 15:14
    Saatnya tunjukkan kejantananmu Maki
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    6/2/22 14:24
    Kasih paham Meki-kun. Eh Maki maksudnya:v
    Reply



close