[Bagian 1]
Kami naik tangga ke lantai pertama di mana pemandian terbuka berada. Menurut selebaran, mereka juga memiliki pemandian biasa, tetapi karena kami tidak perlu khawatir tentang tamu lain, kami memutuskan untuk pergi ke pemandian terbuka, yang terletak di dekat pintu masuk di ujung lain bangunan.
"Aku akan pergi ke arah sini, Maki."
"O-Oke... K-Kalau begitu, aku akan pergi lewat sini..."
Segera setelah itu, kami pergi ke ruang ganti masing-masing.
Aku meletakkan barang-barangku di salah satu keranjang, sebelum melepas pakaianku dan memasukkannya ke dalam tas yang kubawa. Setelah mandi, Umi dan aku akan menghabiskan sisa hari dengan yukata yang disediakan penginapan.
"...Fiuh."
Suara gemerisik ketika aku membuka pakaian bergema di dalam ruangan kosong.
Ini bukan pertama kalinya aku mandi dengan Umi. Tapi ini bukan sesuatu yang sering kami lakukan, itulah sebabnya aku merasa sedikit gugup.
Terakhir kali kami mandi bersama adalah sebelum kami naik kelas 2. Saat itu, kami basah kuyup oleh hujan deras yang tiba-tiba turun dalam perjalanan pulang ke rumahku. Aku menyuruh Umi untuk mandi terlebih dahulu, tetapi dia mengatakan bahwa kita harus mandi bersama. Agar tidak masuk angin. Makanya, aku ikut dengannya saat itu.
"Ah, benar juga. Saat itu kita berdua sangat gugup dan canggung. Pada akhirnya, kita mandi dengan punggung saling membelakangi satu sama lain..."
Namun, sensasi punggung putih mulusnya, ditutupi oleh handuk tipis masih terukir jelas dalam benakku.
Aku tidak percaya bahwa aku begitu siap untuk mandi bersamanya kali ini. Terlebih lagi, aku merasa tidak enak kepada Shizuku-san yang telah memberikan kesempatan kami untuk ini.
Selain itu, kami adalah sepasang kekasih dan ini akan menjadi pengalaman yang baik bagi kami, kurasa.
Setelah membuat berbagai alasan, aku melilitkan handuk kecil di pinggangku dan membuka pintu ke pemandian terbuka.
"Ohh...!"
Pemandian itu tampak lebih indah dari yang kubayangkan. Karena saat ini malam hari, seluruh tempat diterangi secara samar-samar oleh pencahayaan tidak langsung. Pencahayaan sesekali memantulkan permukaan air panas.
Air panas itu sendiri memiliki warna putih keruh. Mereka mengatakan bahwa berendam di dalamnya bisa membantumu meringankan bahu kaku, kepekaan terhadap dingin, rematik dan sebagainya.
.... Yah, kurasa manfaat itu tidak banyak berguna bagiku untuk saat ini...
Sebelum masuk ke dalam air, aku membasuh tubuhku untuk menghilangkan keringatku.
Kalau dipikir-pikir, ketika kami di pegunungan... Kira-kira aku berbau keringat tidak ya?
Aku mengendus tubuhku sendiri dan itu sedikit bau.
Aroma Umi juga tercampur di sana ...
Saat aku membilas tubuhku dan mencuci rambutku, aku mendengar suara pintu terbuka dari sisi lain pagar. Umi memasuki sisi lain dari kamar mandi.
Aku mencoba melanjutkan apa yang sedang aku lakukan, tetapi aku tidak bisa mengeluarkannya dari kepalaku.
Kemudian aku mendengar suara percikan air dari sisi lain. Dia mungkin sedang membilas tubuhnya juga.
Kami seharusnya menggunakan peralatan yang sama, tetapi mengapa suara yang kami buat begitu berbeda? Seperti yang diduga, cara air memantul dari tubuh kita itu penting, ya? [TN: Agak sulit untuk TL bagian ini, tetapi pada dasarnya, dia hanya secara halus memikirkan tentang lekukan di tubuhnya.]
"Mikir apa sih aku ini!? Lebih baik berendam dulu.."
Karena aku sudah selesai membilas tubuhku, aku memutuskan untuk berendam di pemandian air panas.
Aku ingin pergi ke sisi Umi sesegera mungkin, tetapi aku harus mempersiapkan diri terlebih dahulu.
"Fiuh... ini sangat hangat..."
Aku membasahi tubuhku dari bahu ke bawah di mata air panas sambil menghela napas puas. Airnya terasa kental, namun menyenangkan untuk disentuh.
Meskipun aku baru saja masuk ke dalam air, aku bisa merasakan kehangatan yang meresap ke seluruh bagian dalam tubuhku.
Aku tidak terlalu suka mandi, tetapi dengan air seperti ini, aku bisa tinggal di sini selamanya jika itu memungkinkan. Tentu saja, itu tidak mungkin, aku akan sakit jika aku melakukan itu.
Yosh, sudah waktunya untuk pergi ke-
"Maki~ Apa kamu sudah membilas tubuhmu sendiri?"
"Mhm. Bagaimana denganmu?"
"Aku juga. Jadi, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?"
"Um... Aku akan pergi ke sana."
"Eeh? Kamu mau memasuki pemandian wanita? Dasar mesum~"
"Tidak, daripada memasuki pemandian wanita, aku hanya ingin bersamamu sekarang... Atau apakah kau ingin datang ke sini saja?"
"Nggak mau~ Kamu saja yang ke sini."
"'Kay."
Pada saat-saat seperti ini, aku harus menjadi orang yang mengambil inisiatif.
Tidak, aku tidak membuat alasan agar aku bisa mengunjungi pemandian wanita. Maksudku, aku ragu bahwa itu akan terlihat berbeda dari pemandian pria.
"Um... Permisi."
"Masuklah~"
Setelah menerima izin Umi, aku meletakkan tanganku di pintu di pagar. Seperti yang Shizuku-san katakan, pintu terbuka dengan mudah.
"Fufu, kemarilah, Maki."
"Ah... Mm."
Bahu Umi sudah terendam air dan karena airnya keruh, aku tidak bisa melihat apapun di bawahnya. Karena handuk melilit kepalanya, jelas bahwa dia tidak mengenakan apapun di bawahnya.
Aku harus bersyukur bahwa aku tidak bisa melihat apa-apa, karena jika aku melihatnya, aku akan kehilangan semua akal sehatku. Untuk saat ini, aku harus bisa mengatur ketenanganku.
Selama aku tidak mulai menyentuh tubuhnya, seharusnya tidak apa-apa, mungkin...
Aku melilitkan handuk di kepalaku sebelum memasuki air.
"Maki, mari kita berpegangan tangan."
"Mm."
Kami duduk berdampingan, bahu-membahu saat kami menjalin jari-jari kami di dalam air panas.
Itu adalah sesuatu yang kami lakukan secara teratur, tetapi karena kami berdua telanjang, aku merasa sangat gugup.
Gawat... Jika kami terus seperti ini, aku merasa akan kehilangan akal sehatku...
Post a Comment