Bagian 3]
Saat Umi menyatakan bahwa kami akan pergi bersama, Nitta-san melirik wajah anggota yang tersisa.
Dia menatap Amami-san, yang berada di samping Umi dan Nozomu yang berada tepat di belakangku. Setelah itu, dia menghela napas.
"Yah, aku bisa mengerti kenapa pasangan idiot itu berpasangan... Tapi kau tahu, aku tidak benar-benar ingin menyentuh atau disentuh oleh Seki... Kau mengerti maksudku, kan, Yuuchin?"
"Aku tidak keberatan pergi sendiri. Kalian berdua bisa berpasangan."
"Tidak, itu tidak bisa, Nozomu-kun! Kita di sini bersama-sama. Jadi, kita harus pergi berkelompok! Selain itu, akan lebih menyenangkan dengan cara itu!"
"Kau benar, tapi... Kau tahu... Itu agak buruk bagiku, um..."
"Huh?"
Amami-san tampaknya tidak mengerti, tapi aku, sebagai sesama pria, memahami kesedihan Nozomu.
Jika mereka bertiga pergi dalam kelompok, Amami-san akan terjepit di antara Nitta-san dan Nozomu.
Jika Nozomu masuk lebih dulu, maka Amami-san akan memeluknya dari belakang.
Sementara itu, jika dia masuk terakhir, maka dia harus memeluknya dari belakang.
Situasi ini akan menjadi buruk bagi Nozomu karena dia tidak terbiasa dengan perempuan.
Tidak ada langkah yang tepat untuk diambil di sini.
"Maaf, Umi. Bisakah aku bersama Nozomu saja? Kupikir itu lebih baik.."
"Yah, mau bagaimana lagi. Oke, ayo kita pergi bersama, Yuu, Nina. Dua cowo dan tiga gadis, kita bisa melanjutkan dengan itu."
"Tapi, apa kamu yakin Umi? Apa kamu tidak ingin bersama Maki-kun?"
"Mhm. Aku selalu bisa bersama Maki kapanpun aku mau kok."
...Tunggu, lagi?
Butuh semua keberanian untuk menaiki tangga itu, tetapi pacarku yang imut mengatakan bahwa kita akan melakukan ini lagi?
"Ada apa, pacarku? Kenapa kamu terlihat begitu terkejut? Tentu saja kita tidak akan menaikinya sekali saja. Antreannya tidak terlalu panjang, kita bisa menaikinya sebanyak yang kita inginkan."
"T-Tapi-"
"Tidak ada tapi-tapian."
"....Baik, Bu..."
Dengan kata lain, nasibku sudah diputuskan. Tapi setidaknya Nozomu akan aman untuk saat ini.
Dan, ketiga gadis itu pergi mendahului kami dua anak laki-laki untuk menaiki tangga yang panjang.
"Maafkan aku, Maki. Makasih, kau menyelamatkanku..."
"Santai saja. Tapi, kau yakin nih?"
"....Yah, bisa dibilang. Sangat disayangkan. Padahal ini adalah kesempatan sekali seumur hidup..."
Setelah liburan Obon berakhir, dia akan sibuk dengan kegiatan klubnya lagi. Kita bisa menunggu tahun depan, tetapi kita akan sibuk dengan ujian. Jadi, ini benar-benar bisa menjadi kesempatan sekali seumur hidup baginya.
Terlepas dari itu, raut wajahnya bukanlah penyesalan, tetapi kelegaan.
"Jika itu pria brengsek. Mereka pasti akan mencoba membuat alasan untuk menyentuhnya... Amami-san adalah orang yang baik. Selama mereka tidak bertingkah seperti orang aneh, dia tidak akan memperlakukan mereka seperti itu, berbeda dengan Nitta."
"Kalau kau tahu sebanyak itu, maka kau harus melakukannya sejak awal. Dia sudah memperlakukanmu seperti salah satu teman baiknya. Jadi seharusnya tidak apa-apa bagimu untuk melakukan hal itu, kau tahu?"
"Aku tahu, tapi... Kupikir itu bukan hal yang bagus, kau tahu? Rasanya seperti aku mengambil keuntungan dari kebaikannya..."
Aku bisa memahami perasaannya. Meskipun Amami-san adalah teman kami, kami tidak bisa mengabaikan kecantikannya karena dia memang secantik itu. Sulit untuk tidak bingung ketika dia membuat gerakan tertentu atau mengucapkan kalimat tertentu.
Lagipula, aku juga seperti itu dengan Umi.
"Penampilanmu sia-sia untukmu. Kau terlalu lemah lembut, Nozomu."
"Bicaralah untuk dirimu sendiri. Jika bukan karena Asanagi, kau akan sama sepertiku."
"Aku tidak memiliki ketampananmu. Yah, kurasa aku harus berterima kasih pada Umi karena telah menjadi pacarku."
Orang sering mengatakan bahwa yang penting adalah kepribadian mereka. Tapi sebenarnya, penampilan luar juga penting. Untungnya aku tidak terlihat seburuk itu. Maksudku, Umi tampaknya tidak jijik melihat wajahku.
Setelah itu, kami berjalan berdampingan sambil berbicara tentang hal-hal acak sampai kami mencapai titik awal seluncuran air. Setelah itu, kami mendengarkan peringatan dari staf sambil menunggu mereka mengizinkan kami menaiki seluncuran.
"Akhirnya, giliran kita. Siapa yang akan berada di depan, Umi, Yuuchin? Haruskah kita memutuskan dengan batu-gunting-kertas?"
"Aku tidak terlalu peduli, tapi aku tidak keberatan melakukan batu-gunting-kertas untuk memutuskan. Bagaimana menurutmu, Yuu?"
"Aku juga tidak keberatan."
Akibatnya, Umi akan berada di depan, diikuti oleh Nitta-san dan Amami-san. Aku mendengar seseorang dari jauh mengatakan 'Aku ingin menjadi gadis yang berada di tengah'. Sayangnya, itu tidak akan pernah terjadi. Aku menahan keinginan untuk menjulurkan lidahku dengan keras.
"Airnya mengalir lebih cepat dari yang aku kira... Pegang aku erat-erat, Nina atau itu akan berbahaya."
"'Kay~"
Umi dan Nitta-san duduk di atas perosotan saat staf memberi mereka sinyal untuk meluncur. Begitu mereka melepaskan tangan mereka dari pegangan tangan, mereka akan segera meluncur ke bawah mengikuti arus.
"Ayo Yuuchin, cepatlah!"
"A-Ah... Iya..."
"Hm? Ada apa, Yuuchin? Oho, mungkinkah kamu takut~?"
"T-Tidak, hanya saja..."
Seperti yang di katakan Nitta-san, Amami-san hanya berdiri di sana dengan lesu. Umi mengatakan bahwa dia menyukai wahana semacam ini. Jadi, dia pasti tidak takut.
"Apa terjadi sesuatu, Yuu? Haruskah kita turun saja? Kita bisa pergi ke tempat lain kalau kamu mau."
"Ah, tidak, bukan begitu..."
Setelah melirik kami, Amami-san mendekati staf.
"Maaf, bolehkah aku pergi dengan dua orang ini saja?"
""""Hah!?""""
Kami berempat mengeluarkan suara tercengang yang sama.
"Yuuchin, apa kamu serius?"
"Mhm. Habisnya Nozomu-kun terlihat sedih ..."
Aku fokus berbicara dengan Nozomu. Jadi, aku tidak menyadari bahwa Amami-san sebenarnya telah mengamatinya.
Amami-san kemudian berbalik menghadap kami dan berkata,
"Nozomu-kun, kita datang jauh-jauh untuk bermain bersama. Jadi jangan menahan diri, oke? Aku tahu kau memiliki keraguan tentang diriku. Tapi jangan khawatir, aku tidak akan marah bahkan kalau kau menyentuhku."
"T-Tapi..."
"Tidak apa-apa. Karena kau yang paling besar dari kita bertiga, kau akan berada di depan, Nozomu-kun. Aku akan berada tepat di belakangmu dan Maki-kun harus berada di urutan terakhir. Rencananya adalah untuk tetap bersama dan melompat keluar pada menit-menit terakhir, oke~?"
"O-Oh..."
Aku mengerti apa yang dia katakan. Tapi tetap saja, tidak biasa bagi Amami-san untuk membatalkan keputusan yang dibuat oleh semua orang di menit-menit terakhir.
Memang benar bahwa suasananya terasa sedikit tidak nyaman setelah kelompok-kelompok itu diputuskan. Aku kira dia tidak tahan lagi dan memutuskan untuk memperbaikinya sendiri.
"Astaga, putri kita sangat membutuhkan. Baiklah, ayo cepat pergi, Nina, kita tidak ingin menjadi gangguan bagi orang lain."
"Skuy~ Meluncur~"
"Persiapkan dirimu saat kita turun, Yuu. Juga, tolong jaga si idiot ini, Maki."
"Oke. Sampai jumpa lagi."
Kami mengangguk satu sama lain sebelum dia melepaskan cengkeramannya pada pegangan tangan dan menuruni perosotan. Aku bisa mendengar suara mereka bergema untuk beberapa saat setelah mereka turun.
"Baiklah, waktunya untuk pergi, Nozomu. Pimpinlah jalan."
"Y-Ya... M-Mohon bantuannya, Amami-san."
"Mhm! Demikian juga, Nozomu-kun! Maki-kun, juga!"
"....Mm. Permisi..."
Aku duduk tepat di belakang Amami-san, yang saat ini sedang merangkul pinggang Nozomu. Aku mencoba melakukan hal yang sama dengannya sambil menjaga sedikit jarak, tetapi pinggangnya sangat tipis. Jadi, aku memutuskan bahwa aku harus lebih dekat dengannya atau itu akan berbahaya.
...Setelah itu, aku mencoba untuk fokus menikmati perosotan daripada yang lainnya.
"Baiklah, ayo pergi! Jangan menahan diri, Nozomu-kun!"
"Ohh, apakah aku sekarang sedang berada di surga?.... Baiklah, ayo pergi!!!"
"!"
Karena Nozomu memimpin, kami bertiga berhasil mengejar dua orang yang mendahului kami.
"Uwah! A-Apa ini?! Ini terlalu cepat!!! Aku akan mati!"
"Kya! Ini terlalu cepat! Hahaha!"
Aku lega melihat Amami-san kembali ke dirinya yang normal meskipun dia harus terjepit di antara dua orang sebagai harga ... Aku harus membantunya meminta maaf kepada Umi setelah itu.
Secara keseluruhan, kupikir semuanya akan berjalan buruk, tetapi entah bagaimana, masalahnya terselesaikan dan semua orang senang.
Catatan Penerjemah:
Awas loh, ada yang marah di bawah wkwkwk. Maki lupa tentang Umi yang posesif. Yuu makin terbuka ke Nozomu? Nope, itu hanya alasan buat deket sama Maki.
Post a Comment