NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Saikyou ni Uzai Kanojo no Ashita Kara Tsukaeru Mount Kyoushitsu V1 Chapter 1

Chapter 1 - Lebih Mudah Dan Lebih Baik Tidak Punya Pacar


Aku dicium oleh seorang gadis cantik yang tak terbayangkan.

Mengapa di hari pertama upacara masuk SMA?

Mengapa di depan gedung sekolah di mana semua orang bisa melihat?

Mengapa seorang gadis secantik itu menciumku?

Terlalu banyak pertanyaan yang harus ditanyakan. Begitulah pertemuan kami yang tiba-tiba.

Mari kita uraikan situasinya. Spesifikasiku adalah penampilan rata-rata, tinggi badan rata-rata, aku selalu membenci olahraga dan aku tidak pandai dalam hal apapun. Aku hampir tidak punya teman, apalagi pacar atau bahkan teman gadis. Aku tidak populer di kalangan gadis dan tidak pernah disukai oleh lawan jenis. Jika aku mengatakan bahwa seorang gadis menciumku, itu akan ditertawakan sebagai kebohongan yang nyata.

Singkatnya, dia dan aku bertemu untuk pertama kalinya.

Aku tidak bisa mengikuti kejadian yang tiba-tiba itu dan menjadi terlalu tegang untuk bereaksi. Kemudian dia melepaskan bibirnya yang lembut dan memeluk lenganku sementara rambutnya yang panjang dan pirang platinum berkibar.

"Ahem, biar aku kasih tahu kalian. Dia ini pacarku."

"... Hah?"

"Benar 'kan? Darling~"

Ya, aku sama sekali tidak mengerti..

Seolah-olah menanggapi keterkejutanku, angin musim semi menebarkan bunga sakura.

Ketika bunga sakura mereda, tawa halus dari seorang gadis lain terdengar.

"Pacar, katamu... Tapi, dia kelihatannya kebingungan."

Dia memancarkan kepercayaan diri. Meskipun berada di halaman sekolah, dia mengenakan kimono. Seragam kami berwarna biru tua dengan garis-garis putih dan ornamen emas sebagai aksen, tetapi pakaiannya tampak diatur dalam gaya tradisional Jepang.

Gadis mungil dengan rambut hitam panjang yang diikat dengan pita besar dan mengenakan hiasan rambut bunga sakura itu sama imutnya dengan si cantik berambut pirang platinum.

"Yah, ini memang mendadak. Tapi, kami biasanya memang seperti ini."

Si cantik berambut pirang platinum itu tersenyum dengan matanya yang tak tergoyahkan.

Tidak diragukan lagi, itu adalah salah satu senyuman terindah yang pernah kulihat dalam hidupku.

"Iyakan, Darling! Kita sangat dekat! Lagipula, kita lagi mesra-mesranya~!"

"Eh, tidak, aku aaaahhh-!"

Tiba-tiba, ada suara gemeretak tulang yang keras bergema di kepalaku.

Dia memelintir lenganku di bawah ketiaknya dan memberikan kunci sendi yang indah sambil menutup mulutku dengan tangannya yang lain.

"Kita lagi mesra-mesranya, kan?"

Apa suara itu benar-benar berasal dari gadis cantik ini?

Aku meragukannya karena suara rendah yang berbisik kepadaku dan tanpa sadar aku menganggukkan kepala.

Juga, aku tidak tahu apa-apa tentangnya. Tapi jika aku menolak, aku takut dengan hal yang menungguku ke depannya.. Sial, apa yang harus aku lakukan?

Karena aku bingung--

"Upacara masuk akan segera dimulai. Tolong datanglah ke tempat berkumpul pada waktu yang sudah ditentukan."

Aku mendengar suara pengumuman sekolah.

"Ara. Sudah waktunya, ya?"

Gadis cantik berpakaian kimono itu melirik jam tangannya dan berbalik ke arahku sambil tersenyum.

"Mari kita dengar lebih banyak tentang dia nanti. Yah, mungkin saja itu hanya kebohongan."

"Tidak, itu bukan kebohongan-"

"Bahkan jika itu benar, aku tidak akan memilih seseorang yang begitu lemah. Tapi, jika kamu mengatakan bahwa Tsukinami-san terpaksa, maka bisa dimengerti."

"Woi, sopan dikit lah!"

Ketika aku melepaskan diri dari tangan yang menahan dan meneriakkan ketidakadilan dari semua itu, gadis itu tertawa.

"Ara, maaf. Lidahku sedikit typo."

Setelah meminta maaf dengan tulus, ia membalikkan lengan kimononya yang panjang dan membelakangi kami.

"Yah, terserah. Aku akan pergi dulu. Aku harap kalian memiliki kehidupan siswa yang menyenangkan."

Mengatakan itu, dia pergi meninggalkan kami berdua.

.... Dia kenapa sih?

Aku rasa ini bukan perkelahian, tapi setidaknya mereka berdua tampaknya tidak berhubungan baik.

Saat aku melihat punggung gadis cantik berbalut kimono itu menghilang, aku menoleh ke arah gadis cantik berambut pirang platinum.

Dia bergumam pada dirinya sendiri dengan tatapan mata mati di wajahnya, masih dengan wajahnya yang anggun.

"Uh... ah..."

"... Um, kurasa kita harus pergi juga atau kita akan terlambat-"

"Uwaaaaaaaah!!"

"Daaaaaaaaah!?"

Tiba-tiba, gadis itu berjongkok sambil memegangi kepalanya.

Karena dia masih memegangi lenganku dan meronta-ronta, rasa sakit yang tajam menjalari tubuhku.

.... Tunggu, oi! Lenganku nanti patah!

Meskipun aku berteriak dan meronta-ronta dalam hati, lengan gadis itu tidak mau melepaskannya.

"Apa lihat-lihat!? Apa kamu ingin mengejekku!? Padahal sama-sama jomblo!"

"Ehm, tidak. Maaf--"

"Kalau sudah begini, maka kamu harus ikuti aku! Merasa senanglah karena bisa berpacaran dengan gadis imut sepertiku meski bohongan!"

"Sakit, sakit, sakit, sakit! Ada banyak hal yang ingin kukatakan tapi bisakah kau lepaskan lenganku dulu!?"

"Lengan?"

Tidak tahan dengan rasa sakit dari lenganku yang terkilir, aku berteriak dan meronta-ronta.

Gadis itu mengeluarkan "Ah" dan menatap lenganku dengan saksama saat dia melepaskannya.

"Ini adalah hal yang sangat sulit untuk dikatakan... tapi lenganmu menekuk ke arah yang sangat aneh, kau tahu?"

"Kau pikir ini salah siapa!?"

"Ehh, aku juga gak tau loh.."

"Jangan pura-pura bodoh!"

Tepat setelah aku mengatakan itu, dia memutar lenganku dengan paksa dan aku mengeluarkan suara "Aduh" yang aneh.

"Oke, aku minta maaf. Lenganmu baik-baik saja, kan?"

"Apanya yang baik-baik saja!? Ini harus di bawa ke Uks--"

Saat aku buru-buru menyingsingkan lengan bajuku untuk memeriksa lenganku, lenganku sudah kembali normal.

"Heboh banget sih."

Tolong jelaskan ilmu pengetahuan kepadaku..

"Tapi, ini malah jadi merepotkan."

"Btw, hal yang kau bicarakan tadi--"

"Kalian berdua. Upacara masuk akan segera dimulai. Jadi, cepatlah ke gimnasium."

Sebelum aku bisa menyuarakan keraguanku, aku didekati oleh seseorang yang sepertinya adalah seorang guru.
Ketika aku melihat smartphonenku, hanya ada 5 menit tersisa sampai waktu berkumpul untuk upacara.

"Maaf, Sensei. Ayo, ayo kita pergi."

"Tunggu."

"Apa lagi?! Ayo cepat pergi atau kita akan terlambat. Aku tidak ingin terlambat di hari pertama."

"Namaku Tsukinami Senri. Siapa namamu?"

"Namaku? Namaku Sato Rei..."

Begitu dia mendengarnya, dia mengulangi namaku beberapa kali dan mengangguk.

"Sato Rei... aku ingat. Mari kita bertemu di sini lagi setelah upacara selesai. Datang dan temui aku, oke? Sampai jumpa nanti."

"Hah? Tunggu-"

"Kalau kamu tidak cepat-cepat, kamu nanri terlambat loh!"

Dia tidak mendengarkan sepatah kata pun yang kukatakan dan berlari seperti angin.

Ini adalah pengalaman pertamaku dalam kehidupan SMA.

"Apa yang sebenarnya terjadi..."

Yah, tidak aneh jika ada beberapa orang aneh di antara ratusan orang. Bahkan jika aku bertemu dengannya lagi, aku akan berhati-hati untuk tidak terlibat lagi.

Tertinggal oleh perkembangan yang cepat, aku berlari melewati kelopak bunga sakura dan menuju ke area pertemuan.

"Hampir aku terlambat.."

Ketika aku sampai di pintu masuk gimnasium, sudah ada banyak sekali siswa-siswi yang berbaris.

"Tapi ini benar-benar sekolah yang luar biasa."

Aku sudah pindah ke sini beberapa hari yang lalu dan telah berjalan-jalan di sekitar sekolah, tetapi melihat para siswa-siswi di sekitar membuatku bergumam lagi.

Mereka adalah siswa-siswi SMA sepertiku, tetapi mereka hidup di dunia yang berbeda.

SMA Swasta Sakurano.

Itu adalah salah satu SMA terkemuka di Jepang untuk kelas atas dan itu bukan tempat di mana orang biasa sepertiku bisa bersekolah.

Sekolah ini adalah tempat di mana orang-orang hebat yang telah mengembangkan masa depan Jepang di bidang politik, ekonomi, hiburan, kedokteran, informasi dan akademisi belajar. Tampaknya banyak mantan perdana menteri yang lulus dari sini juga.

Bangunan sekolah bersejarah ini dibangun sekitar 150 tahun yang lalu. Namun, banyak fasilitasnya yang canggih dan di dalam sekolah yang mahal ini terdapat asrama siswa-siswi yang menyerupai apartemen kelas atas, butik-butik terkenal, kafe, fasilitas hiburan dan fasilitas tempat tinggal yang lengkap.

Aku kagum dengan kemewahan yang tidak biasa, tetapi para siswa-siswi lainnya tetap bersikap elegan dengan ekspresi yang natural.

Aku ditawari beasiswa dan didaftarkan ke sekolah bergengsi ini.

Aku tidak yakin mengapa, tetapi tampaknya beberapa tahun yang lalu, mereka mulai mendaftarkan siswa umum yang menjanjikan secara gratis dan untungnya, aku terpilih.

"Meskipun aku tidak berpikir aku memiliki bakat khusus, mungkin aku benar-benar memiliki bakat yang luar biasa...!"

"Hei, kau. Jangan berdiri diam sana."

"Ahh!"

"'Ahh!'? Apa-apaan itu? Dasar bajingan yang tidak tahu sopan-santun."

Pria yang berdiri di belakangku tiba-tiba berbicara dengan nada menghina.

"Cepat masuk. Upacara masuk akan segera dimulai."

Dia pasti seorang guru, karena dia mengenakan setelan jas. Meski begitu, matanya yang setengah tertutup tidak menunjukkan motivasi, berbeda dengan jasnya yang bebas kerut. Gaya berjalannya jauh dari kata rapi dan rambutnya beruban.

Malahan, dia sama sekali tidak terlihat seperti seorang guru.

"Apa mungkin kau orang yang mencurigakan...?"

"Ha? Apa kau menghinaku?"

Ah, aku tidak sengaja mengatakannya dengan keras.

"Cih... Cepat masuk. Kepala sekolah akan segera datang."

"Oh, kau benar-benar seorang guru."

"Kau... Bagaimana bisa kau tidak tahu siapa aku..." dia memulai, tapi kemudian menyipitkan matanya.

"Ah... kau salah satu siswa penerima beasiswa."

"Eh, ya, itu benar."

Guru itu mengelus dagunya dan mengangguk, lalu menghela nafas tanpa bertanya lebih lanjut.

"Baiklah, langsung saja berbaris. Sekolah kita berbeda dengan SMA lain. Kalau kau melewatkan penjelasan sistemnya, kau akan menyesal."

Sistem... Oh ya. Sekolah ini memiliki sistem evaluasi yang unik yang berbeda dari sekolah pada umumnya.

Aku hanya ingin memiliki kehidupan sekolah yang menyenangkan dan tanpa beban, tetapi karena aku menerima beasiswa, aku harus melakukan yang terbaik untuk mempertahankan nilai yang baik.

Jika aku dapat mencapai nilai yang sangat baik dalam sistem evaluasi ini dan lulus, aku akan mendapatkan 10 miliar yen.

Seperti yang diharapkan dari sebuah sekolah untuk kelas atas, jumlah dana itu berada pada tingkat yang berbeda.

Aku ditawari beasiswa dan mendaftar untuk mendapatkan uang sekolah dan asrama gratis, tetapi aku juga tertarik dengan sistem itu sendiri.

"Ayo cepat pergi. Kau ke sana," seru guruku dan aku pun ikut berbaris bersama murid-murid lainnya.

Seperti yang diharapkan dari siswa kelas atas, semua orang diam tanpa diperintah. Namun, rasanya juga aneh, seolah-olah ruang olahraga menjadi sangat tegang.

Rasanya lebih seperti medan perang daripada upacara masuk.

Setelah beberapa saat, seorang guru yang tampaknya menjadi MC muncul di tepi panggung.

'---Kami sekarang akan memulai upacara masuk untuk kelas 152. Semuanya, tunduklah.'

Aku buru-buru menundukkan kepalaku untuk menyamai orang lain. Sambil membetulkan postur tubuhku, MC melanjutkan.

'Kepala sekolah sekarang akan memberikan pidato.'

"------!" Semua orang terkesiap mendengar pengumuman yang tiba-tiba itu.

Pada saat yang sama, seorang wanita cantik dengan setelan jas muncul dari sisi panggung.

Dia berdiri di atas panggung dengan postur tubuh yang berwibawa, setiap gerakan dan langkahnya anggun.

'Selamat atas penerimaan kalian di SMA Sakurano. Saya Sakurano Yakari, kepala sekolah kelima dan kepala Grup Sakurano yang menjalankan sekolah ini. Pada hari yang indah ini, saat bunga sakura menari, saya sangat senang menyaksikan langkah kalian selanjutnya.'

Grup Sakurano adalah konglomerat Jepang yang terkenal. Berawal dari pabrik besi di era Meiji, grup ini mendukung Jepang dan merupakan keluarga yang muncul di buku-buku pelajaran sejarah. Saat ini, perusahaan ini tidak terbatas pada manufaktur, tetapi juga membuat namanya terkenal di berbagai industri seperti obat-obatan, real estat, keuangan dan kimia.

Dia memimpin kelompok yang begitu mengesankan dan melanjutkannya tanpa mempedulikan ketegangan kami.

'Sebelum memperkenalkan inisiatif sekolah kami kepada kalian, izinkan saya memperkenalkan tiga filosofi pendidikan.'

Dengan menjentikkan jarinya, sebuah spanduk yang dihias dengan mewah diturunkan ke atas panggung.

Di atas spanduk itu tertulis sapuan kuas yang tebal.

'Langit dan Bumi.'

'Kebanggaan.'

'Kesombongan dan Keangkuhan.'

Apa? Apakah ini era Yankee |1|? Apakah aku satu-satunya yang merasa tidak nyaman?

Para siswa-siswi lain menatap spanduk itu dengan ekspresi serius.

'Kalian adalah kaum elit. Yang terpilih. Kita yang berdiri di atas orang lain harus selalu tenang dan mulia. Dengan semangat yang tidak menyerah pada kesulitan dan keinginan untuk berkembang. Seperti menempa baja menjadi pedang, sekolah kami selalu mengikuti tradisi 'Mounting'.'

... Mounting?

Aku merasa seolah-olah mendengar kepala sekolah mengatakan sesuatu yang sangat tidak pantas barusan.

'Bahkan, ketika saya belajar di sekolah ini, saya adalah kehadiran yang luar biasa sebagai perwakilan kelas yang tidak mengizinkan orang lain untuk mengikutinya. Namun, ketika saya memasuki masyarakat, saya menyadari pentingnya untuk bangkit kembali. Saya tidak akan pernah melupakannya. Ketika saya berusia 27 tahun, saya mengalami kekalahan yang memalukan di sebuah asosiasi alumni-'

* * *

POV Sakurano Yakari

Ayahku adalah mantan presiden Grup Sakurano. Ibuku adalah seorang politisi, dan aku lahir dan dibesarkan tanpa kesulitan. Dia adalah wanita yang sempurna dengan penampilan yang cantik, bakat yang hebat dan keberuntungan.
 
Ada beberapa orang yang tidak menyukaiku, mungkin karena mereka iri dengan bakat bawaanku. Tetapi kata-kata mereka hanyalah omong kosong dan tidak peduli seberapa keras mereka menggonggong seperti anjing kecil, mereka tidak akan pernah bisa menyakitiku.

Namun, ada satu hal yang hilang dalam hidupku.

"Oh, Sakurano-san. Jarang sekali kau datang ke reuni."

Salah satu teman sekelasku, Akutsu-kun, memanggilku dan aku tersenyum dalam hati.

"Ya! Aku ingin melihat wajah semua orang karena sudah lama sekali!"

"Hmm, Sakurano-san, apa kepribadianmu berubah? Kau dulu adalah seseorang yang bisa membunuh dengan mata dan kata-katamu."

"Oh, ayolah. Aku hanya seorang anak kecil saat itu. Aku juga sudah sedikit dewasa."

Saat mereka mendengarkan lelucon dan nada suaraku, bahkan mereka yang membenciku di masa lalu pun mulai terbuka.

Sungguh lelucon yang luar biasa...

Oh, itu benar, aku juga sudah dewasa. Aku tidak pernah memiliki pacar, bahkan selama hari-hariku sebagai mahasiswa, tetapi itu hanya karena aku tidak menganggapnya serius. Jika aku tertarik, semua orang, dari semua lapisan masyarakat, akan jatuh cinta padaku, bahkan debu dan sampah. Aku memilih untuk tetap melajang. Bukan berarti aku tidak pernah diperhatikan oleh siapa pun.

Aku tidak mengatakan bahwa aku egois.

Aku adalah seorang anak yang dikasihi oleh Tuhan. Aku tidak meminta banyak dari pasangan.

Aku hanya ingin seorang pacar yang sangat normal dengan tinggi badan sekitar 180 cm dan berkepala delapan |2|. Dia harus berpenghasilan 20 juta yen per bulan, lulus dari universitas terkenal dengan hensachi |3| lebih dari 80, bisa berbicara lima bahasa atau lebih, setengah Jepang, dan tinggal di Upper East Side |4|.

Jika aku bisa menemukan pacar seperti itu, aku bisa menjadi pembanding yang sempurna secara sosial dan tak terkalahkan.

Untuk mencapai hal ini, aku sudah menyempurnakan senyumku, merapikan fashionku, menggunakan parfum sederhana dan bahkan melatih nada suara yang manis dengan mata yang terangkat.

"Ngomong-Ngomong, Sakurano-san.. apa kau sekarang punya pacar?"

"Tidak, aku tidak punya."

Heh, aku tahu itu. Dia pasti tertarik padaku.

Alasan mengapa aku menghadiri reuni kelas untuk pertama kalinya adalah untuk mencari pasangan.

Aku ingin menemukan pria yang telah mencapai tiga kali penjualan tertinggi berturut-turut di perusahaan perdagangan komprehensif yang dikenal dengan beban kerja paling berat di Jepang dan kemudian menjadi mandiri untuk mengembangkan perusahaannya sendiri menjadi perusahaan besar hanya dalam waktu dua tahun, dan menjadikannya pasanganku.

Dia pernah bekerja sebagai wakil ketua kelas bersamaku sebagai murid, meskipun dia adalah siswa yang diterima secara umum. Sejak saat itu, dia sangat baik, memperlakukan semua orang dengan setara dan penuh dengan popularitas. Dia tampaknya tidak peduli dengan fakta bahwa aku berasal dari keluarga Sakurano.

Biar kuperjelas agar orang bodoh tidak salah paham. Aku tidak jatuh cinta dengan Akutsu-kun. Aku tidak menatapnya dengan mata penuh kerinduan selama masa-masa sekolah kami dan aku tidak menyukainya sama sekali.

"Eh, Akutsu-kun, apa kau masih belum menikah? Ada apa dengan itu?"

"Aku juga tidak tahu kenapa. Aku sibuk dengan pekerjaan, kau tahu. Itu berjalan dengan baik sekarang, tetapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Aku ingin fokus pada pekerjaanku selama 5 tahun ke depan dan pada saat itu, aku akan menjadi seorang pria yang lebih tua dan terhormat. Aku harap aku bisa menemukan seseorang yang baik saat itu."

"Eh, kalau begitu-"

"---!?"

Segera setelah dia mengatakan itu, aku menyadari bahwa semua wanita yang belum menikah melihat kami dengan niat membunuh.

Tapi sudah terlambat. Aku memenangkan momen saat aku duduk di sampingnya ketika reuni dimulai!

"Haruskah aku mencalonkan diri?"

"Kenapa? Tidak mungkin, jangan lakukan itu. 5 tahun lagi kau akan berusia 32 tahun, pada dasarnya kau sudah tua. Pria yang lebih tua tidak akan memilih seseorang yang seumuran dengan mereka, mereka akan mencari yang lebih muda dan lebih menarik."

"......."

"Ngomong-ngomong, Sakurano-san masih tetap mengagumkan seperti biasanya. Kau sudah menjadi perwakilan dari salah satu perusahaan terkemuka di Jepang, bahkan di usiamu yang sekarang. Itu memang sudah diperkirakan. Seolah-olah pekerjaan adalah pacarmu dan kau memiliki aura yang serius dan tidak bisa didekati-"

* * *

'Aku tidak akan pernah melupakan penghinaan itu!!'

Ya?

'Setelah aku ditolak oleh Akutsu-kun, topik reuni kelas bergeser dari pekerjaan ke pernikahan. Teman-teman sekelasku mulai mengerumuni dengan mengatakan hal-hal seperti 'Suamiku sibuk dan tidak peduli denganku (lol)' atau 'Aku akan sibuk membesarkan anak-anak ketika aku menikah, jadi lebih baik tetap melajang (lol)'.'

Kepala Sekolah Sakurano menangis mengasihani diri sendiri dan berseru sambil menyeka hidungnya.

'Baiklah, para siswa baru! Aku tidak ingin kalian merasakan penghinaan seperti ini di masa depan! Ingat ini! Bukan hukum atau kekerasan yang mengatur dunia ini. Tidak peduli seberapa menariknya wajahmu, ada banyak hal yang tidak bisa kalian raih. Di dunia ini, kita tidak akan pernah dibiarkan menjadi pecundang. Untuk menang, kita akan menggunakan kekuatan kita sendiri, pilar hati kita yang tidak akan pernah patah. Hanya itu yang ingin aku sampaikan...'

Kepala sekolah itu lari sambil meratap dengan keras.

"Apa maksudnya tadi..."

Sementara aku bingung dan tercengang, guru yang tidak termotivasi tadi berdiri di atas panggung dan mengambil mikrofon yang dijatuhkan kepala sekolah.

'Err, aku Himuro Murohei, guru bahasa Jepang untuk siswa kelas 1... Sekarang kalian sudah mendengar dari 'Kepala Sekolah yang Melarikan Diri' yang terkenal itu, aku akan menggantikannya.'

"Terkenal!? Apa ini kejadian yang normal?"

Aku ingin tahu apakah kepala sekolah menangisi cerita ini setiap tahun. Tak bisa dibayangkan. Bagaimanapun juga, itu adalah kesalahan kepala sekolah sendiri karena sombong dan angkuh.

'SMA Sakurano adalah sekolah elit dengan sejarah yang panjang dan terhormat. Kalian akan membuktikan bahwa kalian lebih unggul dari orang lain. Bisa melalui nilai, penampilan atau bahkan perhiasan yang kalian kenakan. Orang-orang terus-menerus membandingkan diri mereka dengan orang lain dan bersaing dengan mereka untuk menunjukkan siapa yang lebih unggul. Ide ini diwujudkan dalam sistem evaluasi unik sekolah kami, 'Duel Perbandingan Superioritas dan Inferioritas.'

Duel yang membandingkan superioritas dan inferioritas... pertarungan tunggang-menunggang.

'Mounting adalah cara bertarung yang terinspirasi oleh Dewa yang bahkan dilakukan oleh anjing dan monyet. Mereka menegaskan dominasi mereka dengan mengangkangi yang lain hingga takluk, tetapi kita manusia menunjukkan superioritas kita dalam kata-kata dan tindakan. Oleh karena itu, dikatakan bahwa tunggangan manusia telah ada sejak Zaman Batu, tetapi dikatakan bahwa peradaban tertua di dunia, Mesopotamia, diakui sebagai tunggangan tanpa menggunakan kekerasan. Nah, aku belajar sejarah tingkat ini di SMP.'

"Aku tidak pernah belajar ini!?"

'Dikatakan bahwa alasan mengapa kelas atas mulai menganggap perbandingan sebagai hal yang baik adalah karena pembubaran 7 konglomerat besar segera setelah perang. 7 konglomerat besar, yang telah kehilangan hubungan utama mereka dengan pemerintah, bersaing dengan kelas menengah yang mencoba merebut posisi dominan. Untuk menyelesaikan konflik tersebut, keluarga Sakurano, yang ditetapkan sebagai keluarga khusus oleh pemerintah, menetapkan indeks status. Indeks ini mencakup status sosial, kepercayaan, pengakuan nama, kontribusi dan berbagai faktor lainnya. Kami menggunakan faktor-faktor ini untuk menentukan siapa yang lebih unggul dan lebih rendah dalam Pertempuran mencapai puncak. Sejak saat itu, mereka yang unggul dalam pertempuran telah diakui dan mapan di dunia kami.'

"Aku tidak bisa meremehkan betapa menakjubkannya itu."

Himuro-sensei mengeluarkan gelang hitam dari saku bajunya, mengenakannya di lengan kanannya dan memegangnya di atas kepalanya.

Gelang itu dikirim ke rumahku sebelum aku masuk sekolah dan aku diinstruksikan untuk memakainya secara teratur.

Itu adalah bentuk identifikasi untuk siswa di SMA Sakurano dan di dalamnya terdapat chip IC yang juga berfungsi sebagai kunci kamar asrama.

'Ini adalah Balance Clock Monitor, perangkat yang baru-baru ini dikembangkan oleh Sakurano Group untuk mengukur aliran emosi. Apa kalian semua akrab dengan jam tangan pintar? Yang satu ini bisa mengukur hal-hal seperti keringat, detak jantung, denyut nadi dan memasukkannya ke dalam formula unik untuk menghitung kerusakan mental.'

Aku tercengang mendengar nama yang aneh itu, tetapi sang guru melanjutkan dengan mimik serius.

'Mounting adalah pertarungan mental, di mana kita bersaing untuk menjadi superior dan inferior, dan dengan mengukur perubahan kondisi mental dengan Balance Clock Monitor, kita menghitung kerusakan dan menentukan siapa yang menang dan kalah.'

Sang guru berbicara dengan sangat antusias.

'Tiga hari dari hari ini, siswa-siswi kelas 1 yang baru akan diminta untuk berkompetisi untuk menentukan penempatan kelas mereka dan cahaya yang menyinari Balance Clock Monitor disebut 'bukti'. Kemudian berkompetisi untuk mendapatkan tiga bukti pertama dan membuatnya menjadi 10 pada batas waktu yang ditentukan. Hanya mereka yang berhasil mencapai angka 10 yang dapat berpartisipasi dalam pertandingan turnamen yang menentukan penempatan kelas yang lebih tinggi. Pemenang pertama dalam turnamen ini akan diakui sebagai perwakilan dari kelas teratas murid kelas 1, kelas S dan akan menerima status dan kehormatan yang luar biasa.'

Setelah mengatakan itu, Himuro-sensei menurunkan lengannya.

'Kalau begitu, demikianlah penjelasan tentang sistem pemasangan. Aku berharap semoga kalian beruntung.'

"Eh?"

... Sudah selesai?

Tampaknya, bukan hanya aku yang bingung, karena para siswa-siswi lain mulai melihat sekeliling dan menjadi berisik.

Kemudian, seorang siswa laki-laki angkat bicara.

"Aku belum pernah mendengar tentang metode pertarungan yang spesifik."

"Hah?"

Himuro-sensei tampak kesal dengan kata-kata siswa itu dan menghela napas.

"Hei, hei, apa ada orang di sekolah ini yang bahkan tidak bisa mengetahui hal ini sendiri?"

"Tapi, itu tidak bertanggung jawab untuk memulai tanpa menjelaskan peraturannya."

"Tidak bertanggung jawab? Astaga, anak muda zaman sekarang benar-benar tidak berguna. Apa menurutmu tidak apa-apa bergantung pada orang lain? Ketika aku seusiamu, aku memikirkan semuanya sendiri dan jika aku tidak bisa mengetahuinya, aku akan mencarinya dan menyelesaikannya. Tapi, kau terlihat seperti akan menangis jika tidak bisa mengandalkan orang lain. Itulah mengapa sekarang ini terlalu santai (lol)."

"Tapi..."

Ruang olahraga itu hening dan dipenuhi dengan suasana tegang, seolah-olah dia telah melakukan sesuatu yang salah.

Dia tidak perlu mengatakan semua itu.

Ketika aku memikirkan hal itu sambil melihat ke arah murid yang hampir menangis, sang guru bergumam pelan.

'Ya, aku menang.'

"Apa...?"

"Saat ini, kau sedang ditekan olehku, 'Kau bahkan tidak tahu sebanyak ini,' 'Ketika aku masih seusiamu,' dan 'Saat ini terlalu santai,' ini adalah metode dari 'bos yang egois' yang memanfaatkan perbedaan posisi dan usia."

Menyadari bahwa sang murid tampaknya masih belum mengerti, Himuro-sensei terdiam.

Kemudian dia mengangkat tangannya kepada anggota fakultas lainnya dan berkata, "Aku akan meminta contoh lain."
Lampu di gimnasium dimatikan dan layar besar diturunkan ke atas panggung.

'Aku akan menunjukkan video sebagai gantinya. Siswa yang telah menerima beasiswa, siswa yang telah mengikuti ujian masuk umum, serta siswa yang telah direkomendasikan untuk masuk dan mereka yang tidak memahami penjelasanku, mohon perhatikan baik-baik.'

Saat pembukaan diputar, seolah-olah sebuah film akan segera dimulai, dua gadis yang tampaknya adalah murid SMA ditampilkan.

* * *

"Jika kau pendek, para pria akan memperlakukanmu seperti anak kecil dan itu sangat menyebalkan! Pria tampan yang kutemui di mixer beberapa hari yang lalu? 'Dia seperti adik perempuanku dan dia sangat imut sampai akhirnya aku menepuk-nepuk kepalanya,' katanya. Itu sangat bodoh!"

"Yah, kau memang memiliki wajah bayi. Jadi, tidak bisa dihindari."

"Menurutmu, apa yang dia lakukan setelah itu? Dia mengolok-olokku, tetapi masih mencoba untuk merayuku. Aku tidak tertarik, tetapi dia terus menghubungiku dan itu sangat mengganggu."

"Pasti sulit bagimu..."

"Selain itu, dia mendekatiku meskipun aku adalah seorang gadis biasa yang bahkan tidak memakai riasan dengan tinggi 148 cm dan berat 38 kg. Mungkin dia suka dengan gadis yang gemuk?"

"Tidak, kau tidak gemuk."

"Aku memang gemuk. Itu tidak adil! Aku juga ingin tinggi dan cantik. Berikan aku tinggi badan dan kecantikanmu!"

"Kau sudah cukup cantik, kau hanya serakah."

* * *

Rekaman berakhir dan lampu dinyalakan. Himuro-sensei mengajukan pertanyaan kepada kami.

'Apa ada yang tahu di mana Mounting itu terjadi?'

Aku ingin tahu di mana. Aku tidak mengerti maksud dari pertanyaan itu.

Mengapa ada orang yang mengerti hal ini?

""Ya!""

Hampir semua orang mengangkat tangan mereka serempak. Dia menatapku dengan mata serius, menunjuk ke arahku.

Seseorang mengatakan bahwa ini adalah mimpi buruk.

'Bagus, sepertinya ada banyak siswa yang sudah mempersiapkannya.'

Guru itu mengangguk dengan tenang dan menunjuk ke siswa di depannya.

'Oke, kau, jelaskan padaku.'

"Wow..."

Orang yang naik ke atas panggung adalah gadis berbahaya bernama Tsukinami Senri. Dia berdiri di depan dengan rambut pirang platinumnya yang tergerai dan dengan penuh percaya diri memegang mikrofon.

"Ini adalah metode 'mencela diri sendiri' yang umum digunakan oleh 'Putri Anti-Antsupuru |5|', yang juga dikenal sebagai 'Putri Salju Terbalik'. Pemenang dari pertarungan ini adalah yang pendek. Tinggi badan yang pendek adalah sesuatu yang didambakan oleh setiap gadis setidaknya sekali. Dia mengambil keuntungan dari tinggi badannya yang pendek sambil mencela diri sendiri dengan mengatakan, 'Sulit diperlakukan seperti anak kecil oleh para pria (lol)' untuk menaiki gadis yang lebih tinggi. Kemudian dia menggunakan kalimat seperti 'Dia terus menghubungiku meskipun aku tidak tertarik (Artinya: Aku lebih populer darimu)' atau 'Aku adalah gadis desa yang bahkan tidak memakai riasan (Artinya: Aku sangat imut meskipun tanpa riasan ♡),' dan bahkan menggunakan kelemahan semua wanita, yaitu berat badan, sebagai senjata, dengan mengatakan 'Sulit menjadi terlalu gemuk (Artinya: Ayolah, kau tahu itu tidak benar, kan? (lol))."

Sebagai tanggapan, temannya memberikan komentar seperti 'Itu kasar' atau 'Kau sudah cukup imut' untuk mencoba melarikan diri dari situasi tersebut.

Meskipun dia mungkin merasa frustrasi secara internal, dia tidak membalas dan melanjutkan hubungan tersebut, yang pada akhirnya membuatnya menjadi pihak yang kalah.

...Meski begitu, pemenangnya juga belum tentu berada pada level yang tinggi.

Untuk meningkatkan kekuatan intimidasi nya, dia memasukkan kata-kata eksplisit seperti 'tampan' dalam percakapan tentang mixer. Tidak mengundang gadis yang lebih tinggi ke mixer sudah merupakan tindakan provokasi dan menggunakan 'pengulangan implisit' di sini adalah langkah yang buruk. Jika dia menghadapi 'Absolute Comparing Idealist' berpengalaman yang juga seorang 'Sentralis' atau 'tipe Blunt', dia akan menyadari bahwa dia memicu Pertempuran Perbandingan yang Memuncak dan akan terpukul dengan serangan balik.

Nah, jika dia memberikan buff berdasarkan level lawannya, situasinya mungkin akan berbeda.

Ugh, ini memuakkan.

Apa yang dia bicarakan dengan ekspresi yang begitu serius?

Narasinya panjang dan penuh rasa jijik, seakan-akan ditulis dalam kolom ulasan anime. Komentarnya kaya dan padat, dan kalimat-kalimatnya diucapkan dengan lidah yang halus, memberikan kesan penguasaan seolah-olah dia adalah pendiri bidang tersebut. Penampilannya yang mempesona dan sikapnya yang penuh percaya diri, akan membuat para ksatria yang sudah berpengalaman sekalipun, secara naluri akan menghunus pedang mereka, karena mereka pasti akan merasakan rasa jijik yang mendalam.

Aku tidak bisa mengerti dan bingung, tetapi untuk menyatakannya dalam satu kata, "menjijikkan". Itu saja.

"S-Sempurna..!"

... Ha?

'Aku sudah mengajar di sekolah ini selama 10 tahun. Aku telah melihat banyak murid, tetapi tidak ada murid yang menjawab dengan jawaban yang sempurna sejak awal. ... Oh, begitu, aku ingat wajah itu. Kau berasal dari keluarga Tsukinami, kan? Seorang gadis yang menarik telah bergabung dengan kami...!'

... Apa ini?

'Baiklah, kau bisa kembali. Semuanya, berikan tepuk tangan untuk Tsukinami!'

'(Wow... putri dari keluarga Tsukinami memiliki kemampuan yang hebat...)'

'(Aku tidak berpikir aku bisa menang melawan orang itu...)'

'(Dia sangat imut, bukan?)'

Apa aku satu-satunya yang menganggap ini aneh?

Tatapan iri yang mengikuti satu demi satu, dan Tsukinami dengan tenang menerimanya dengan ekspresi "jelaslah".

Aku berpikir dalam hati.

'(Mungkin aku telah memasuki sekolah yang sangat berbahaya...)'

'Kelasnya berkisar dari S sampai D, dengan S sebagai kelas teratas dan D sebagai kelas terendah. Tidak ada perbedaan dalam perlakuan. Tapi tentu saja, berada di kelas bawah akan menjadi hambatan yang signifikan dalam kehidupan sekolahmu. Selama 3 hari ke depan, termasuk hari ini, kami akan mengadakan Freestyle Battle, yang merupakan pertarungan aksi bebas. Pada hari keempat, akan ada periode persiapan dan pada hari kelima, pertarungan turnamen akan dimulai. Selebihnya seperti yang sudah dijelaskan. Kalian akan memulai Mounting Battle, yang merupakan duel perbandingan dengan lawan yang kalian sukai untuk memberikan kerusakan mental. Pertarungan akan dimulai jika salah satu pihak memiliki niat untuk bertarung, yang akan dideteksi oleh Balance Clock Monitor. Kondisi mental akan diukur oleh Balance Clock Monitor, dan kekuatan mental lawan, yang biasa disebut MP, akan dikurangi untuk menentukan superioritas dan inferioritas. Jika kalian dapat mengumpulkan sepuluh kemenangan pada hari ketiga, kalian dapat berpartisipasi dalam pertarungan turnamen untuk menentukan kelas teratas.'

Dengan penjelasan tersebut, upacara masuk pun berakhir.

Menurut sang guru, "Mounting" tidak hanya melibatkan kata-kata, tetapi juga pakaian, ekspresi wajah, parfum, gaya bicara, preferensi musik, hobi dan segala sesuatu di dunia ini. Bahkan orang yang sangat kuat pun memiliki kelemahan dan pertarungan perbandingan adalah pertarungan psikologis yang mendalam yang dapat membalikkan keadaan dengan satu pukulan, tidak peduli seberapa tidak beruntungnya seseorang.

"Haha... pertarungan psikologis ya, begitu..."

Yang bisa kulakukan hanyalah tertawa.

Entah bagaimana, aku, yang tidak memiliki bakat, menerima beasiswa untuk masuk ke sekolah elit. Orang tuaku sangat senang mendengarnya, tetapi aku tidak pernah menyangka bahwa itu adalah sekolah yang menyerupai sekte agama baru.

Karena aku bebas untuk pergi, aku memutuskan untuk meninggalkan gimnasium dan berjalan-jalan di sekitar sekolah.

Saat aku melihat-lihat halaman yang luas, aku menghela napas.

Sekolah ini dipenuhi dengan anak-anak dari keluarga orang kaya yang berkumpul dari seluruh Jepang. Tidak mungkin aku bisa membandingkan diriku dengan mereka dan menang.

Aku sudah dipastikan berada di kelas bawah dan aku hanya orang biasa.

Selama 3 tahun ke depan, aku harus menjalani hidupku dengan selalu berada di atas mereka.

"Ugh, ini pasti sulit buat orang biasa sepertiku."

"Hei, kamu yang di sana."

"Huh?"

Aku berbalik dan ada seorang gadis manis dengan rambut hitam setengah panjang berkibar tertiup angin.

"Um, a-ada yang bisa aku bantu?"

Aku bertanya-tanya apakah dia juga anak orang kaya, tetapi dia menatapku dengan penampilan yang cantik dan senyum yang lembut, menyebabkan suaraku goyah.

Dia tertawa.

"Kamu tidak perlu terlalu gugup. Lagipula, kita berada di tahun yang sama."

Sebuah pita merah yang menunjukkan kelas yang sama denganku terpasang di kerah blusnya.

"Oh, begitu."

Dia memiringkan kepalanya saat aku dengan canggung menjawab.

"Apa kamu salah satu siswa penerima beasiswa?"

"Ya, tapi..."

Dia memiringkan kepalanya lagi saat mendengar jawabanku yang lemah.

"Ada apa?"

"Yah, aku bingung... seperti tentang Mounting dan duel perbandingan untuk menentukan siapa yang lebih unggul dan siapa yang lebih rendah..."

Dia tersenyum kecut mendengar kata-kataku.

"Oh, begitu. Kalau begitu, izinkan aku menceritakan sedikit tentang sekolah kita."

Dia menjelaskan secara singkat tentang sejarah SMA Sakurano, yang memiliki hubungan dengan berbagai bidang seperti bisnis, politik, industri hiburan dan memiliki fasilitas dan peralatan canggih.

"Ini adalah bangunan tua karena bangunan utamanya sudah ada sejak sebelum pembongkaran Zaibatsu, tetapi ini adalah sekolah dengan sejarah yang kaya. Pengembangan aturan baru untuk duel superioritas dan inferioritas berlanjut untuk waktu yang lama karena aturan sebelumnya yaitu menyerang lawan dengan kata-kata dan menang dengan membuat mereka tidak bisa berkata-kata terlalu subyektif. Bentuk yang sekarang akhirnya ditetapkan pada sesuatu yang lebih objektif. Tingkat pendidikannya juga tinggi. Jadi, aku pikir kamu akan terstimulasi di sini."

"Itu luar biasa... Terima kasih atas penjelasannya yang mendalam."

"Tidak masalah! Kakak laki-lakiku juga bersekolah di sini. Jadi, aku hanya tahu sedikit."

Percakapan berhenti sampai di situ dan aku tidak tahu harus berbuat apa.

"Btw, apa ada yang ingin kau katakan padaku?"

"Oh, maaf... Apa kamu keberatan mengobrol denganku?"

"Ehh, tidak! Bukan itu yang aku maksud...!"

Dia dengan baik hati memaafkanku ketika aku buru-buru mengoreksi kata-kataku sendiri.

"Aku hanya bercanda. Tapi ya, maaf karena tiba-tiba berbicara denganmu seperti ini. Kita berdua adalah murid kelas 1. Jadi, aku ingin tahu apakah kita bisa menjadi teman."

"Teman!? Eh, benarkah?"

"Iya, teman. Nggak mau, ya?"

"T-Tidak, tentu saja aku mau...!"

Ini pertama kalinya seorang gadis mengatakan hal seperti itu padaku secara tiba-tiba. Jadi, aku merasa bingung dan tersandung dengan kata-katanya.

Aku tidak pernah memiliki teman gadis sebelumnya dan didekati oleh seorang gadis yang begitu manis di hari pertamanya di sekolah... betapa beruntungnya diriku!

"Fufu, reaksimu itu menggemaskan sekali. Mari kita berteman, oke?"

"Y-Ya, tentu saja. Kalau kau tidak masalah dengan orang sepertiku..."

Aku menjawab dengan gugup.

"Fufu... kenapa kamu begitu mencela diri sendiri? Ini agak lucu."

"Ahaha, aku juga tidak tahu..."

Aku ikut tertawa, merasa sedikit malu.

"Tapi ya, mengikuti program beasiswa itu pasti sulit. Terutama karena kamu tidak memiliki bakat yang luar biasa dan kamu tidak kaya. Aku ingin tahu bagaimana kamu bisa bertahan di sekolah ini."

"Eh..?"

"Ah, maaf! Aku tidak bermaksud meremehkanmu. Aku hanya ingin tahu bagaimana kamu akan bertahan, kau tahu?"

"T-Tidak, tidak apa-apa. Sebenarnya, aku juga memikirkan hal yang sama."

Aku terkejut dengan komentarnya yang tiba-tiba tentang status keuanganku, tetapi aku merasa lega ketika melihat dia menggelengkan kepalanya.

Aku rasa orang kaya tidak mengerti bagaimana rasanya menjadi orang biasa.

Namun kelegaanku hanya berlangsung sebentar, karena dia melanjutkan dengan senyuman tulus di wajahnya.

"Dari sedikit yang kita bicarakan. Aku bisa melihat bahwa kamu memiliki harga diri yang sangat rendah. Aku pikir kamu akan mengalami kesulitan jika terus seperti ini. Aku hanya seorang anak dari sebuah perusahaan dengan pendapatan bersih hanya 15 miliar yen, tapi ada orang-orang di sekolah ini dengan status yang lebih besar dari itu."

"15... 15 miliar!?"

"Eh? Ah, begitu. Mungkin itu adalah angka yang orang biasa tidak kenal? Maaf, maaf, haha."

Ini adalah perasaan yang sangat tidak menyenangkan, tetapi apakah salah untuk mengatakan sesuatu kembali?

Kesenjangan antara rasa uang orang kaya dan aku terlalu besar.

"Tapi, hei. Apa kamu benar-benar baik-baik saja? Kudengar siswa penerima beasiswa memiliki beberapa potensi, tapi wajahmu biasa saja dan kamu terlihat berkemauan keras. Ditambah lagi, kamu sepertinya tidak terlalu pintar."

".........."

"Sebagai teman pertamamu, izinkan aku memberikan beberapa saran. Jika kamu ingin bertahan di sekolah ini, kamu harus berusaha sedikit. Kami sudah memiliki jarak dengan siswa yang direkomendasikan dan siswa yang diterima secara umum adalah siswa elit yang telah lulus ujian dengan rasio tinggi dengan orang-orang miskin sepertimu dalam kelompok beasiswa. Jadi, aku rasa tidak banyak orang yang akan bersikap ramah padamu. ... Oh, tapi aku berbeda, kan? Dengar, aku sedikit aneh? (lol)"

Aku tidak tahu. Apa tidak sopan jika aku mengatakan bahwa aku tidak peduli?

Namun, entah bagaimana, aku merasa bahwa hal ini tidak bisa dianggap sebagai perbedaan nilai.

Aku mungkin tidak memiliki banyak teman, tetapi berkat mengamati orang dari jauh, aku merasa percaya diri dengan kemampuanku untuk membaca kepribadian orang.

Berdasarkan pengalaman itu, aku rasa akan lebih bijaksana untuk menjauhi gadis ini.

Tunggu, bukankah aku baru saja mengatakan bahwa aku ingin berteman dengannya? Bagaimana bisa aku secara alami menjauhkan diri dari sini?
Sialan. Kemampuan sosialku yang buruk menghalangi.

Untuk saat ini, aku harus mengatakan sesuatu dan pergi.

"Begitu, ya. Yah, kalau begitu. Aku permisi dulu."

"Eh? Kenapa? Ayo kita lihat gedung sekolah bersama-sama."

"Maaf. Selama ini, aku harus mengikuti ajaran agama yang kuyakini dan makan satu buku strategi permainan tumis per hari. Jika aku tidak memakannya, aku akan kacau. Ini seperti permainan iblis yang disebut kehidupan."

"Ha?"

"Sampai jumpa lagi!"

Aku bahkan tidak mengerti apa yang baru saja kukatakan, tetapi jika aku bisa melarikan diri dari situasi ini, maka tidak apa-apa.

Pertama-tama, aku harus menjauhkan diri dari gadis ini dan memahami kegilaan pertempuran ini.

Memikirkan hal itu, aku memutar tumitku dan tiba-tiba, sebuah suara elektronik berbunyi, "Pirorin--!"


[PEMENANG]: Saotome Tsubaki!

[KALAH]: Sato Rei!


Itu yang ditampilkan pada Balance Clock Monitorku.

"Apa, apa ini?"

Saat aku berdiri di sana dan tidak mengerti artinya, sebuah tawa yang menggembirakan terdengar di punggungku, membuatku menggigil.

"Ya ampun, bagaimana kamu berencana untuk bertarung hanya dengan itu...?"

"K-Kau...! Maksudmu, apa yang baru saja terjadi...!"

"Itu benar. Itu adalah mounting dari duel perbandingan superioritas dan inferioritas."

"Apa!?"

Gadis ini mengincarku dari awal...!

"Biasanya, kamu akan memperhatikan alur percakapannya, kan? Tapi aku tidak pernah berpikir akan ada seseorang yang melarikan diri. Duel perbandingan superioritas dan inferioritas adalah pertarungan mental. Begitu kamu menyerah, kamu dinilai sebagai orang yang memiliki mental rendah. Kalian para siswa penerima beasiswa benar-benar tidak tahu apa-apa, bukan? Bodoh sekali."

Dia menunjuk ke arah Balance Clock Monitorku.

Ketika aku terpancing untuk memeriksa Balance Clock Monitorku sendiri, tampilan di layarku berkurang dari tiga bukti menjadi dua.

"Serangan mendadak seperti itu tidak adil...!"

"Tidak adil? Duel perbandingan superioritas dan inferioritas bukanlah sebuah permainan. Itu adalah fasad yang bagus yang mengatakan tidak ada perbedaan dalam perlakuan diantara kelas, tetapi dalam kenyataannya, mereka yang berada di kelas S memegang kekuatan nyata di dalam sekolah dan ditempatkan di kelas D berarti kematian sosial."

"Apa...!" Aku tersandung pada kata-kataku karena aturan yang tak terucapkan.

Saotome mengabaikanku dan tersenyum sambil berkata, "Tapi aku sudah mendapatkan buktinya dalam waktu sekitar 10 menit, kan? Jika aku bisa menemukan lebih banyak siswa penerima beasiswa, itu akan sangat mudah!"

Dengan senang hati dia mengatakan hal itu dan mencoba meninggalkan tempat itu.

"T-Tunggu!"

"....."

Kupikir dia akan mengabaikanku dan pergi, tetapi yang mengejutkan, dia dengan patuh berhenti di tempat.

Namun, aku menyesal memanggilnya saat melihat wajahnya yang tersenyum saat berbalik.

"Aku sangat senang! Kamu akan memberiku bukti lain, kan?"

"Bukti lain...!"

Aku melihat ke arah Balance Clock Monitor dan itu menunjukkan kekuatan mentalku yang tersisa, MP 30.000.

"Saotome Tsubaki vs Sato Rei."

"Bukan begitu...! Aku hanya memanggilmu..."

"Bukankah masuk akal jika kita bertarung untuk membandingkan kemampuan kita jika mata kita bertemu?"

"Logika macam apa itu!?"

"Tapi terima kasih banyak ~ Aku mulai bosan dengan aturan bahwa pemenang tidak bisa meminta pertandingan ulang. Aku tidak pernah berpikir kamu akan menjadi orang yang menantangku untuk bertarung."

"S-Sudahlah!"

Sudah tidak ada harapan lagi. Aku akan terus diintimidasi di sekolah gila yang hanya berisi orang-orang kaya selama tiga tahun.

Saat itulah hal itu terjadi, ketika aku hampir menyerah.

"Tunggu!"

Aku mendengar sebuah suara yang terngiang di telingaku. Bahkan jika aku harus menyerah dalam pertempuran, aku harus segera melarikan diri. Penolakan mendasar menjalar ke seluruh tubuhku.

Tapi aku tidak bisa tidak berbalik.

Itu memiliki tarikan magnet yang kuat seperti kutukan atau keinginan, panggilan yang tiba-tiba.

"Ohh..."

Seperti yang diharapkan, ada gadis yang telah menciumku entah dari mana pagi ini. Seorang gadis cantik yang seharusnya memiliki pengetahuan tentang keterampilan berdiri di puncak kasta, dia berdiri di sana seperti bulan purnama, Tsukinami Senri.

"Ada apa dengan reaksimu itu.. Tidak, lebih penting lagi. Ke mana kamu ini sih? Aku sudah bilang padamu untuk menemui ku setelah upacara masuk berakhir, kan?!"

"Tidak, maaf. Tapi, aku tidak mengenalmu."

"Tidak mengenalku, katamu!? Aku Tsukinami Senri. Aku sudah bilang padamu tadi pagi, ingat?"

"Tapi kita baru saja bertemu."

"Tsukinami Senri, pada tingkat bulan purnama dan seribu mil...?" |6|

Tiba-tiba, terdengar suara yang dipenuhi kecemasan dan tampak sosok seorang gadis pemalu, yang sama sekali berlawanan dengan ekspresi menantang dari beberapa detik yang lalu.

"Rambut pirang platinum yang berkilauan dengan aura intimidasi yang luar biasa. Tidak salah lagi... Kenapa... Kenapa Tsukinami Senri harus muncul sekarang?!"

Ekspresi Saotome bergetar dengan rasa tidak nyaman. Antara perilakunya di gym dan reaksinya sekarang, siapa sebenarnya gadis ini?

"Serahkan sisanya padaku. Aku akan membantumu, Darling~"

"Sekali lagi, kenapa kau memanggilku 'Darling'?"

[Sato Rei & Tsukinami Senri vs Saotome Tsubaki!]

Saat dia menepuk pundakku, tampilan Mounter diperbarui.

"Darling, katamu...!? Jangan bilang padaku, Sato-kun, kalau kamu adalah pacarnya Tsukinami-san...!"

"Hah? Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, tidak--!"

"Itu benar! Darling dan aku memiliki hubungan yang dekat dan penuh kasih seperti yang kamu lihat! Ini sangat panas!"

"Mmm!"

Aku mencoba berteriak, tapi mulutku tertutup karena ditahan.

Saat aku meronta, Tsukinami mendekat seolah-olah ingin menandingi gerakanku dan itu adalah hal yang paling menyedihkan yang bisa kubayangkan.

<1933 kerusakan pada Saotome Tsubaki>

Untuk beberapa alasan, dia menegang seolah tersambar petir dan menerima kerusakan besar.

"Kenapa... kenapa orang sepertimu bisa bersama pecundang seperti dia...!"

"Pecundang, katamu? Matamu pasti rusak karena tidak bisa melihat pesona pacarku... Oh, aku tahu! Kau tidak pernah punya pacar dalam hidupmu, kan?"

Dengan nada mengejek, Tsukinami menyipitkan matanya pada orang lain yang tampak tidak puas.

"Ha!? Aku juga pernah punya pacar! Dia tampan, tidak seperti wajah pacarmu yang terlihat seperti mob. Heh, makanya kalau kau ingin mencari pacar yang tampan lebih baik kau perbaiki sifatmu itu."

"Oh, aku mengerti perasaan ingin memberikan saran kepada seseorang yang tidak berpengalaman dalam cinta setelah akhirnya mendapatkan pacar."

"--- Gwahh!!"

<12200 kerusakan kritis pada Saotome Tsubaki>

Tsukinami mencibir dengan sikap yang menjengkelkan, sementara Saotome menderita kerusakan.

Jelas kalau ucapan merendahkan itu telah mempengaruhi mentalnya.

Namun, tidak jelas mengapa dia berteriak dan terpental.

Setelah melihat Saotome berdiri seperti adegan dalam manga action, Tsukinami berseru "Oh!" dengan penuh kekaguman.

"Kau bisa melihat superioritas dan inferioritasku meningkat, bukan?"

"Jadi, Tsukinami Senri juga seorang pengguna riak...?"

"Apa itu riak? Aku tidak bisa melihat apa-apa, apa itu benda dari manga terkenal itu?"

"Pengguna riak menarik kekuatan dari satu sama lain... Begitu, ya. Itu karena aku yang membuat Tsukinami-san datang kesini..."

"Dengan meningkatkan tekanan lawan secara maksimal, itu menyebabkan kerusakan mental yang serius dan memberdayakan penglihatannya...apa itu yang kau maksud?"

"Ini sangat panas sehingga darahku terasa seperti terbakar... Aku pikir pembuluh darahku akan pecah karena stres. Sepertinya kita harus menghadapi pertempuran ini dengan tekad untuk mempertaruhkan nyawa kita...!"

"Hei, apa sebenarnya yang kalian berdua lihat di dunia kalian sendiri!?"

Mereka terus berjuang dengan penuh semangat.

"Tapi, kasihan sekali pacarmu dari keluarga menengah bahwa alias miskin. Fufu, kau tahu... Mantan pacarku membelikanku tas baru ini dan aku bilang harganya terlalu mahal, tapi dia bersikeras memberikannya kepadaku sebagai hadiah~"

"Dih, kau masih menyimpan tas pemberian mantan pacarmu? Jika itu aku, aku pasti sudah membuangnya sih. Juga, desainnya pun tidak sepopuler desain dari merek yang terkenal. Limbah pabrik itu."

"Oya, apa kau iri karena pacarmu hanya memberikan hadiah yang murah? Sejujurnya, aku sendiri bisa membeli sesuatu seharga sekitar 1 juta yen, tetapi ada perbedaan nilai ketika itu adalah hadiah, kan~ (lol)."

"Yah, terpaku pada merek itu kekanak-kanakan, bukan begitu~? Semua orang Jepang seperti itu karena mereka kurang percaya diri. Jadi, mereka mempersenjatai diri dengan merek. Aku tinggal di Amerika sampai kelas 1 SMP. Jadi, aku tidak begitu mengerti nilai-nilai Jepang dan semacamnya~ (lol)"

<Saotome Tsubaki memberikan 3031 damage...>

Benda-benda tak terlihat bertabrakan dan gelombang kejut bergejolak di udara.

Apa yang sedang kuperlihatkan di sini?

"Aah~ Sekarang aku ingin pulang ke Amerika~ Mungkin aku akan pergi ke vila selama liburan panjang. Letaknya di Palm Beach dan matahari terbenam di atas laut begitu indah. Laut biru zamrud dan kerang-kerang bersinar seperti bintang saat matahari terbenam, dan dipijat sambil melihat pemandangan itu adalah yang terbaik, kau tahu?"

Mata Saotome membelalak kaget mendengar kata-kata klise itu.

"P-Palm Beach...! Sebuah resor mewah yang terletak di bagian tenggara Florida di Amerika...! Meskipun sering tertukar dengan West Palm Beach, sebuah kota komersial di daerah metropolitan. Pada kenyataannya, itu adalah tempat yang terkenal di antara orang-orang yang benar-benar kaya, bahkan terpilih sebagai kota yang paling layak huni di seluruh Amerika Serikat oleh majalah Robb Report!"

<7210 kerusakan kritis pada Saotome Tsubaki.>

"Ara, sampai segitunya kau menyukai Palm Beach, ya.. Sampai-sampai kau membuang-buang waktu dengan mencari tahu."

"A-Aku tidak mencaritahu karena aku ingin pergi atau apapun... Aku bersumpah!"

"Heh. Jadi kau menelitinya, ya..."

"Ugh...!"

"Saotome-san, di negara mana vila kau berada?"

"Eh, ah..."

"Perancis? Jerman? Mesir? Australia? Chili? India? Inggris?"

"... A-Aku di Karuizawa."

"Karuizawa!?"

Dengan senyum jahat, Tsukinami memberikan pukulan terakhir tanpa ampun.

"Yah, itu tempat yang bagus, bukan? Karuizawa. (lol)"

"Uwaaaa!!"


[PEMENANG]: Sato Rei & Tsukinami Senri!

[KALAH]: Saotome Tsubaki!


Dengan kata-kata yang memalukan ini, Saotome terlempar ke belakang gedung sekolah dengan kekuatan karakter manga shounen.

"... Aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi lagi. Ciuman itu, penindihan itu, semuanya."

Setelah pertempuran berakhir, Tsukinami menarik napas dalam-dalam dan menatapku dengan senyuman yang menyegarkan.

"Aah, aku memang menyukai mounting ini!"

Kemudian, Tsukinami mengatakan bahwa kami perlu mendiskusikan sesuatu dan menuju ke kantin.

Dalam perjalanan, aku mencoba memikirkan apa yang sedang terjadi. Tapi semakin aku memikirkannya, semakin aku menyadari bahwa akan lebih mudah untuk menemukan asal usul alam semesta atau makna kehidupan. Jadi, aku menyerah untuk memikirkannya.

"Jadi, aku akan langsung ke intinya. Jadilah pacarku."

"Tidak, terima kasih."

Saat itu kami sedang duduk di kantin sekolah. Itu bukan kantin biasa dimana kau membeli tiket makan dan menerima makanan. Ini adalah kantin bergaya prasmanan yang mewah di mana kau bisa mengambil makanan favoritmu sebanyak yang kau inginkan.

Dengan sepotong mille-feuille stroberi di mulutnya, Tsukinami tampak terkejut dan membeku, seolah-olah dia tidak menyangka akan ditolak. Dia kemudian meletakkan garpunya, bersandar di kursinya dan menatap wajahku.

"Apa kamu tidak mau berpacaran denganku?"

"Emoh. Selain itu, matamu menyeramkan."

"Apanya yang menakutkan! Sebaliknya, aku tuh imut, kau tahu!"

"Pernyataan seperti itu membuatmu setengah imut. Dan berhentilah membuka matamu lebar-lebar, oke?"

Dia menekan tinjunya ke dagunya dan memejamkan matanya sejenak sambil mengerang, "Hmm."

Kemudian dia membuka matanya.

"Makasih, Darling~. Mulai sekarang, tolong jaga aku~"

"Sudah kubilang, aku tidak ingin menjadi pacarmu!"

Murid-murid di sekitar kami menoleh ke arah kami.

Aku buru-buru merendahkan suaraku dan berkata, "Ada apa denganmu? Kau terus menempel padaku sejak pagi tadi. Juga..."

"Juga...?"

Bagian yang paling penting itu memalukan untuk dikatakan dengan lantang, jadi aku ragu-ragu.

Kejadian yang terjadi tiba-tiba pagi ini.

"Yah, kau menciumku dan mengoceh tentang pacaran..."

Mungkin lancang untuk bertanya, tapi...

"Mungkinkah kau benar-benar menyukaiku?"

"Tidak, tidak sama sekali. Aku tidak menyukaimu. Wajahmu biasa saja dan kamu tidak memiliki pesona apapun."

"Gw pergi dulu!"

Aku mengerti kata-kata yang dia ucapkan dengan wajah datar. Tidak ada orang normal di sekolah ini. Orang aneh yang mencium orang asing. Kepala sekolah yang menangis. Murid-murid yang percaya untuk saling menjegal.

Meskipun itu akan menurunkan tingkat pendidikanku ke SMP, aku harus segera mengajukan pemberitahuan pengunduran diri.

Aku sangat senang bahwa SMA bukanlah pendidikan wajib.

Memikirkan hal ini, aku menendang tanah seperti kelinci yang sedang melompat, tapi sebelum itu, Tsukinami menarik lenganku dan suara "krek" yang tidak menyenangkan bergema di kepalaku.

"A-Aduh, duh, duh! Tanganku terkilir!"

"Ara, apa itu terjadi lagi? Sini, biar aku perbaiki untukmu."

"Rasanya sakit!"

Sekali lagi, dia dengan paksa mengembalikan sendi ke semula dan bahu aku yang terkilir kembali ke posisi semula dengan rasa sakit yang luar biasa.

"Ugh, kau memperlakukanku dengan sangat kejam..."

"Kamu selalu bertingkah terlalu dramatis. Apa kamu seorang pemain sepak bola?"

"Itu tidak sopan untuk pemain sepak bola!"

Sekali lagi, aku menarik perhatian murid lain dan dengan enggan duduk.

"Aku nggak tahu apa lagi... Sekolah apa ini? Apa itu 'duel adu kekuatan superioritas dan inferioritas'...?"

"Aku sudah menjelaskannya padamu sebelumnya, bukan? Mounting adalah keterampilan yang diperlukan dalam dunia kita. Ini adalah keserakahan untuk selalu menjadi lebih tinggi dari orang lain, keberanian untuk menjatuhkan orang lain dan kekuatan mental untuk tidak kalah dari kesulitan."

"Yah, aku semakin mengerti sekarang."

"Yah, rupanya pentingnya meningkat bahkan lebih sejak kepala sekolah saat ini mengembangkan sebuah kompleks pernikahan."

"Anehnya aku bisa mengerti itu."

Mungkin dia pikir dia bisa menikah dengan mudah karena dia adalah orang yang cantik.

Karena dia telah menang dalam segala hal, dia tidak menyadari bahwa nilai pasarnya di bidang romansa telah menurun.

"Tapi, pada akhirnya, aku tidak mengerti mengapa kau harus... menciumku."

"Aku minta maaf, karena menciummu tiba-tiba, oke?. Tapi, aku harus melakukannya."

"Jangan mengolok-olokku."

Mengabaikan jawabanku, Tsukinami bertanya, "Apa kamu tahu tentang Yozakura Kanna?"

Yozakura. Ketika aku mendengar nama itu, secara refleks aku mulai mengatakan bahwa aku tidak tahu, tetapi tiba-tiba aku ingat pernah mendengar nama itu sebelumnya.

Nama keluarga Yozakura sangat langka. Dan sekolah ini adalah tempat berkumpulnya orang-orang kaya dari seluruh Jepang.

Benar, Yozakura yang dia sebutkan adalah Grup Yozakura yang terkenal...

"Keluargaku, keluarga Tsukinami dan keluarga Yozakura adalah salah satu keluarga paling bergengsi di tingkat atas. Kami adalah dua mantan zaibatsu yang selalu mendukung Jepang di garis depan."

"Mantan zaibatsu."

Yozakura adalah perusahaan besar yang dapat dilihat di internet, di gedung-gedung dan di kereta api di mana-mana.

Selain itu, nama Tsukinami juga merupakan nama perusahaan besar yang terkenal.

Mereka memiliki berbagai macam bisnis, mulai dari perusahaan perdagangan, keuangan, manufaktur, hingga real estate dan masih tetap berpengaruh di dunia saat ini.

"Seperti yang kamu tahu, SMA Sakurano selalu membandingkan para siswanya. Lulus sebagai perwakilan dari kelas teratas, kelas S, sama seperti memenangkan posisi teratas di Jepang untuk generasi itu di dunia."

"Oh, begitu. Jadi, untuk mengendalikan konflik dan persaingan di antara orang kaya, perlu untuk menang dalam kompetisi hirarki atau dengan kata lain, Pertempuran Mounting. Dan musuh terbesarmu adalah si pendek berambut hitam ala Jepang, Yozakura Kanna, yang tidak boleh kau kalah darinya."

Meskipun tidak sepenuhnya yakin, aku mengerti apa yang dia maksud. Sama seperti Saotome yang telah meremehkanku sebelumnya, mereka juga berusaha menjatuhkan lawan mereka untuk menjaga kehormatan mereka.

"Aku mengerti kalau kau harus menang melawan Yozakura-san. Tapi apa hubungannya dengan menciumku?"

Ketika aku bertanya, Tsukinami terlihat sedikit kesulitan dan menundukkan wajahnya.

Mungkin itu adalah sesuatu yang tidak seharusnya aku tanyakan..

"Gadis itu... Dia langsung meremehkanku saat pertama kali kami bertemu...! Dia mengatakan kepadaku, seorang gadis yang luar biasa, 'Halo, Senri-san. Jangan ragu untuk mengandalkanku kapan saja selama kehidupan barumu. Terutama karena kau adalah orang yang kesepian tanpa teman, jika kau ingin aku memperkenalkanmu pada beberapa pria, tolong beritahu aku. Aku akan memperkenalkanmu kapan saja.' Dengan kata lain, dia meremehkanku dengan mengatakan bahwa dia memiliki banyak teman pria. Jadi, aku menciummu dan mengatakan bahwa kamu adalah pacarku karena kamu ada di dekatku."

Sial, aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi...

"'Riajuu |7| mount' adalah metode mounting terkuat yang dapat digunakan oleh orang-orang dari semua generasi dan jenis kelamin, dari orang dewasa hingga anak-anak. Jadi, aku ingin kamu menjadi pacarku untuk sementara waktu, sebagai 'pasangan' ku... Nee, mau kemana kamu!?"

"Uoooo lepaskan aku!!"

Aku mencoba untuk mundur dengan tenang, tetapi aku tertangkap oleh kekuatan super dan refleksnya yang cepat.

"Apa-apaan kamu ini!? Padahal aku cantik, tapi kenapa kamu tidak mau pacaran denganku!?"

"Bukannya aku tidak mau, tapi aku tidak bisa tidak merasa cemas! Naluriku berteriak padaku untuk tidak terlibat dengan orang sepertimu."

"Ini adalah efek jembatan gantung terbalik! Kamu hanya salah mengartikan kegembiraanmu karena bersama seorang gadis cantik dengan rasa takut!"

"Aku lebih baik melompat dari jembatan daripada jatuh cinta padamu!"

Beberapa menit pertarungan sengit pun terjadi.

Sepertinya aku tidak bisa melarikan diri, jadi aku pasrah dan duduk kembali.

"Lagipula, ini hanya menguntungkanmu. Bagaimana rencanamu untuk naik ke puncak sekolah ini?"

Dia menunjukkan sesuatu yang membuatku sadar.

Memang benar bahwa aku tidak memiliki strategi untuk menang di sekolah ini.

Aku adalah orang biasa yang menghargai keadilan dan moralitas, dan mustahil bagiku untuk unggul melawan orang kaya.

Tapi apa yang dia maksud dengan "keuntungan"?

Ketika aku bertanya kepadanya, dia mengangguk.

"Mounting dikatakan ada dalam segala hal, bukan? 'Berkendara dengan wajah serius sambil memainkan lagu Barat yang tidak dikenal dan belum pernah didengar orang sebelumnya,' 'Hanya tidur selama 2 jam karena aku terlalu sibuk akhir-akhir ini,' 'Seorang otaku yang menguliahi bahwa karya aslinya beberapa kali lebih baik daripada animenya,' '#AkuInginBergaulDenganOrangFashionable'. Seperti yang bisa kamu lihat, semuanya bisa digunakan sebagai bahan untuk mounting."

"Kepalaku serasa mau meledak."

"Singkatnya, yang paling kamu butuhkan saat ini adalah koneksi."

"Koneksi?"

"Lihatlah sekeliling."

Tsukinami menoleh ke belakang dan melihat teman-teman sekelasnya mengobrol.

"Mereka sudah membentuk kelompok dengan beberapa orang, kan? Kami, anak-anak dari perusahaan besar dan politisi, sering kali sudah saling mengenal satu sama lain melalui koneksi keluarga. Bisakah kamu berbicara dengan kelompok itu sendirian?"

"Tidak, itu tidak mungkin."

Ada kelompok gadis-gadis trendi, kelompok anak-anak populer yang ceria dan kelompok teman yang tampak dekat. Itu bukanlah suasana di mana orang asing sepertiku bisa memulai percakapan.

"Tepat sekali. Jadi, misalnya, jika kamu diperintahkan oleh guru untuk memecahkan masalah selama pelajaran dan melakukan kesalahan, bagaimana perasaanmu jika mereka berbisik dan menertawakanmu?"

"Itu membuatku merasa tidak nyaman."

"Itu benar. Itu seperti menjadi seorang wanita dengan gaji tunggal yang makan siang sendirian. Itu sama saja dengan tindakan mengambil pertandingan sebagai sebuah kelompok dan berkata, 'Kau harus pergi dengan seseorang daripada makan sendirian. Kami tidak akan mengundangmu (lol)."

"Itu adalah analisis yang sulit untuk menentukan apakah itu dangkal atau dalam..."

Tentu saja, jika banyak orang yang secara terang-terangan menunjukkan sikap meremehkanmu, akan sulit untuk berbicara.

Jika kau tidak bisa bergabung dengan mereka atau membalas, posisimu akan tetap lemah selamanya.

"Tapi jika kamu memiliki teman di sini, ada kemungkinan untuk menghindari situasi tersebut. Jika temanmu bisa mengubah suasana tawa menjadi sesuatu seperti 'Tidak apa-apa!' atau 'Sato-kun memang berbeda!', kamu bisa mempertahankan posisimu di kelas."

Tsukinami menoleh ke arahku dan melanjutkan, "Dengan kata lain..."

"Pertarungan Untuk Merebutkan Posisi Puncak, di mana kita membandingkan kekuatan dan kelemahan, adalah duel yang merupakan pertarungan individu dan pertarungan tim di mana kita bergandengan tangan dengan rekan satu tim. Maaf sebelumnya tapi sebagai orang biasa, kamu mungkin lemah. Aku sudah mendengar bahwa para siswa penerima beasiswa memiliki beberapa potensi, tetapi tidak ada gunanya jika kamu tidak dapat menggunakannya untuk keuntunganmu dalam Pertempuran itu. Itu sebabnya, kamu harus bekerja sama denganku."

"Tapi berpacaran hanya karena itu..."

"Kita tidak perlu berpacaran. Berpura-puralah menjadi pasanganku untuk Battle Mounting."

"Hmm..."

Aku tidak bisa bertarung sendirian. Jadi, aku butuh seseorang untuk membantuku. Dan karena Tsukinami bilang pada Yozakura bahwa aku adalah pacarnya, aku harus bekerja sama dengannya. Aku tidak begitu mengerti logikanya, tapi ceritanya sepertinya masuk akal.

"Kalau begitu," Tsukinami berdiri sementara aku masih merenung. "Mari kita cari dua orang lainnya untuk saat ini." Imbuhnya.

"Dua lainnya?"

"Kita butuh satu laki-laki dan satu perempuan untuk melengkapi kelompok ini, meskipun mereka tidak harus menjadi pasangan pura-pura."

"Kenapa begitu?"

"Jika dua orang yang berpura-pura berpacaran selalu bersama, mereka akan dilihat sebagai pasangan yang aneh oleh orang lain dan diolok-olok. Hal itu akan membuat kita dirugikan dalam Battle Mounting sebagai sebuah tim. Itu sebabnya, kita membutuhkan empat orang, dua pria dan dua wanita, untuk menciptakan grup yang seimbang dan populer yang memancarkan aura yang tidak bisa ditertawakan orang lain."

"Aku tidak yakin apa yang harus kupikirkan. Kedengarannya seperti strategi yang mengesankan, tetapi aku tidak dapat menemukan sesuatu yang terhormat tentang hal itu."

"Pokoknya, ayo kita pergi. Atau mungkinkah kamu tidak masalah terus diintimidasi seperti sebelumnya selama 3 tahun ke depan?"

"......."

Meskipun aku berharap untuk memiliki kehidupan SMA yang biasa, diperlakukan seperti itu oleh teman sekelasku selama 3 tahun akan membuatku stres.

... Oke, baiklah.

Aku berdiri untuk mengikuti "pacar"ku.

"Kita akan mencari tahu detailnya nanti. Untuk saat ini, ayo kita cari rekan satu tim."

Setelah mendengar kata-kataku, Tsukinami menunjukkan senyum lega.

"Yup, mari kita mulai Duel Battle Mounting yang seru dan menyenangkan ini!"

* *

'--- Kudengar kau berasal dari Kanagawa? Apa pendapatmu tentang Tokyo sejauh ini?'

'Apa maksudmu, 'bagaimana menurutku? Aku datang ke Tokyo untuk bermain sepanjang waktu. Jadi, aku tidak merasakan sesuatu yang istimewa. Tokyo pada dasarnya seperti halaman belakang rumahku.'

'Oh, aku mengerti! Kalau begitu, bagaimana kalau kita pergi ke Le Ash, sebuah toko yang populer di Shibuya, bersama-sama lain kali? Mungkin akan sulit untuk masuk, tapi aku pelanggan tetap di sana. Jadi, aku bisa mengantarmu masuk.'

'Ah, kue-kue di sana selalu lezat, bukan? Aku belum pernah ke sana sejak mereka merenovasinya beberapa waktu yang lalu. Jadi, kupikir aku akan pergi ke sana untuk pertama kalinya setelah sekian lama.'

'Cih...!'

'Ha...!'

'Hei, senang bertemu denganmu!'

'Ya, senang bertemu denganmu juga!'

'Karena kita baru saja bertemu, bagaimana kalau kita berkumpul dan minum-minum malam ini?'

'Kedengarannya gila!'

'Kan? Apa itu tidak masalah bagimu?'

'Tentu saja! Aku sudah minum sejak kelas tiga SD.'

'Begitu, aku mulai minum di kelas dua. Aku minum begitu banyak sampai aku tidak bisa mabuk karena minuman keras (lol).'

'Ya, minuman itu pada dasarnya hanya jus (lol).'

'Seseorang harus membawa bourbon (lol).'

* *

"Semua orang di sini gila...!"

Sewaktu aku berjalan mengelilingi sekolah bersama Tsukinami, aku melihat berbagai pemandangan orang yang bersaing untuk mendominasi.

Tampaknya, pemenangnya adalah orang yang bisa mengiritasi dan meruntuhkan kondisi mental lawannya. Itu adalah aturan mainnya, tapi apa mereka benar-benar merasa senang menang dengan cara seperti itu?

"Tapi sepertinya kau membutuhkan skill komunikasi tertentu untuk memulai Battle Mounting. Aku pikir kau tidak bisa melakukannya..."

Gadis yang telah mengambil buktiku tadi, Saotome, secara alami mendekatiku dan meremehkanku dalam percakapan.

Aku tidak punya apa-apa untuk dibanggakan dan aku sudah berada di posisi yang kurang menguntungkan dalam hal kemenangan. Jika kemampuan komunikasi diperlukan untuk berbicara dengan orang-orang seperti mereka, maka sudah tidak ada harapan lagi bagiku.

"Itu benar. Tidak peduli seberapa hebatnya kemampuanmu, itu tidak ada artinya dalam Battle Mounting, di mana pemenangnya adalah orang yang dapat melemahkan mental lawan dengan memulai tantangan. Bahkan jika kau memeiliki partner gadis azatoi |8| dengan mengatakan 'Aku memiliki mulut kecil sehingga aku tidak bisa makan hamburger,' kepada seseorang yang tidak mengenalmu, mereka pasti akan merasa jijik dan berkata, 'Oh, begitu'..."

"Bisakah kau berhenti menggunakan analogi yang bodoh, tapi bagus secara sembarangan di sini?"

Baiklah, aku menghargai penjelasannya, karena kalau tidak, aku tidak akan mengerti.

"Hei, Tsukinami-san, kau sudah berjalan-jalan di sekitar sekolah cukup lama, kenapa kau tidak pergi mencari partner?"

"Berisik. Ini aku sedang mencari mereka. Aku juga berkeliling di sekitar sekolah yang tidak terlalu besar ini. Jika kamu ingin mengambil partner, lebih baik melakukannya di tempat yang sedikit ramai."

Aku melihat peta pada Balance Clock Monitorku, mengikuti contohnya. Sebagian besar informasi dapat ditemukan pada gelang, karena bentuknya mirip dengan smartwatch.

Namun, meskipun dia mengatakan bahwa lebih baik melakukannya di tempat yang ramai orang, dia sekarang berjalan di sekitar taman dengan sedikit orang... Aku sama sekali tidak mengerti apa yang dia pikirkan.

'Ugh, apa yang harus kulakukan...'

Saat aku memikirkan hal itu, aku mendengar teriakan lemah dari suatu tempat.

'Aku mendapatkan bukti keenam!'

'Murid penerima beasiswa emang mudah sekali.'

Beberapa siswi berkeliaran di depan air mancur.

Setelah mereka pergi, seorang gadis berambut perak masih meringkuk di sana, memegangi kepalanya.

"Gadis itu..."

Tsukinami berlari ke arahnya dan gadis itu gemetar dan berkata dengan suara memelas, "T-Tolong, aku mohon, tolong hentikan...! Aku tidak punya apa-apa lagi."
Menyerah tanpa perlawanan.

Tsukinami mengapit wajah cantik gadis itu dengan kedua tangannya dan menatapnya dengan saksama.

Bahkan dalam pertempuran, tidak perlu menyerang orang yang tak berdaya dan tidak ada gunanya memulai pertempuran dengan seorang murid yang tidak punya bukti.

"Hei, Tsukinami-san. Ini menyedihkan
 mari kita hentikan pertarungan."

"I-Iya, aku tidak akan melakukan apa-apa lagi!" gadis itu memohon.

Tapi saat berikutnya, Tsukinami tidak bisa menahan senyumnya saat dia mengangkat gadis itu dan dengan ceria mencolek pipinya seperti boneka.

"Aku sudah memutuskan, Darling! Gadis ini adalah rekan setim kita yang ketiga!"

""Hah!?""

Aku dan gadis itu sama-sama berseru bingung mendengar pernyataan Tsukinami yang tiba-tiba.

"Kenapa kau tiba-tiba menjadikannya rekan setim ketiga kita?"

"Apa!? Apa kamu tidak melihat betapa imutnya dia? Kita tidak bisa membiarkan gadis imut seperti dia terbuang sia-sia sebagai musuh! Dia pasti akan menjadi rekan satu tim kita!"

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti..." kata gadis itu, mencari bantuanku.

Maaf, aku juga tidak mengerti...

Tapi, dia benar. Gadis itu memang imut.

Tsukinami memiliki penampilan yang cantik, tapi gadis ini memiliki penampilan yang imut. Dia memiliki mata yang besar dan wajah yang kecil, dengan kulit seputih porselen dan semua fiturnya berada pada tempatnya. Rambutnya, yang menonjol di beberapa tempat, memberinya kesan ramah dan mudah didekati.

Mungkin agak sulit untuk memilih partner, hanya berdasarkan penampilannya saja.

Meskipun kecenderungannya untuk menjadi pemalu adalah suatu kekurangan, namun pesonanya sebagai rekan satu tim tampak sempurna, bahkan ketika mempertimbangkan kelemahannya.

Kami memberitahu gadis yang kebingungan itu, bahwa kami sedang mencari rekan satu tim untuk memenangkan pertempuran.

Sepertinya gadis itu adalah seorang siswi penerima beasiswa sama sepertiku dan dia mengerti bahwa akan sulit untuk menang sendirian.

"Jangan khawatir, aku akan mendukungmu sekuat tenaga agar kamu bisa berpartisipasi dalam turnamen!" Tsukinami meyakinkannya.

"B-Benarkah? Apa aku akan berguna...?"

"Jangan khawatir, kamu sudah menjadi yang terkuat hanya karena kamu imut! Aku juga akan merias wajahmu, yang merupakan bentuk lain dari 'mounting'."

"A-Aku benar-benar khawatir...!" rengek gadis itu.

Mungkin lebih baik tidak terlibat dengan Tsukinami. Dia sepertinya memikirkan hal yang sama denganku..

Mungkin karena merasa bahwa aku bukan ancaman, dia mendekatiku dengan permohonan bantuan.

"Um, kamu murid penerima beasiswa juga, kan?"

"T-Terlalu dekat-"

Dan imut. Ia memiliki mata yang menggemaskan seperti hewan kecil dan kulitnya yang mulus seperti porselen. Ekspresi cemasnya entah bagaimana terlihat polos dan tubuhnya memikat, memunculkan keinginan untuk melindunginya. Melihatnya dari dekat, secara refleks aku mundur. Tapi aku segera menutup mulutku.

A-Aku harus menenangkan diri. Aku tidak memiliki banyak teman di SMP, tapi aku memutuskan untuk mendapatkan seratus teman di SMA. Aku tidak bisa terlempar oleh ini..

Tentu saja, dia imut.

Terus kenapa? Dia hanyalah salah satu dari sekian banyak gadis di dunia.

Ini tidak seperti aku berhadapan dengan seorang aktris atau semacamnya.

Dia hanya sedikit lebih manis dari rata-rata dan rambutnya bergoyang dengan aroma manis.

Oh, begitu. Aku harus mendekatinya dengan penuh percaya diri...

"Bintang yang jernih dan bersinar, ribuan jumlahnya. Kepandaianmu seperti bunga bakung liar. Puisi perpisahan Sato Rei..."

"Eh...! A-Apa yang kamu bicarakan...?" tanya gadis itu.

"Ah, singkatnya, kamu adalah gadis yang paling imut di dunia. Ayolah, Darling. Jangan biarkan dirimu dirasuki hal-hal aneh. Tenangkan dirimu!" Tsukinami menjelaskan.

"... Huh! Apa yang sudah aku lakukan?"

Kepalaku berdenyut-denyut. Apa kepalaku terbentur atau apa? ... Oh, itu benar! Gadis cantik berambut perak itu bertanya padaku apakah aku seorang murid penerima beasiswa.

"A-Apa kamu baik-baik saja?" tanya gadis itu.

"A-Ah, a-a-a-a-a-a-"

"Bagaimana bisa kamu begitu canggung di sekitar gadis-gadis cantik?" Tsukinami menimpali.

Ini buruk. Aku sangat gugup di dekatnya sampai-sampai tubuhku tidak mau menurutiku.

"Atau mungkin karena kamu tidak suka gadis cantik sehingga kamu tidak mau bicara denganku, Darling?" Tsukinami bercanda.

"EH? Tentu saja."

Dengan anggun aku menepis usaha buruk Tsukinami untuk bercanda dan berbalik ke arah si imut berambut perak.

Akhirnya, aku menemukan orang yang masuk akal dan biasa saja. Aku harus berteman dengannya...

Meskipun kelucuannya yang tidak biasa membuat jantungku berdegup kencang, aku menenangkan diri dan tersenyum.

"Aku Sato Rei. Siapa namamu?"

"Aku Shinonome Tsubasa."

"Senang bertemu denganmu, Shinonome-san. Orang yang menjengkelkan ini adalah Tsukinami Senri. Kau harus berhati-hati untuk tidak terlalu dekat- tidak, bukan itu. Berteman baiklah dengannya juga."

"Nee, bukankah kamu mengatakan sesuatu barusan...?"

"Aku tidak mengatakan apa-apa."

Aku bersumpah aku tidak mencoba untuk menyalahkannya.

"Kita berdua berakhir di sekolah yang merepotkan ini, tapi mari kita lakukan yang terbaik mulai sekarang."

"... Kenapa kamu datang ke sekolah ini, Sato-kun?"

"Aku tertarik dengan uang sekolah gratis, tinggal sendiri dan janji 10 milyar yen untuk lulus di kelas S."

"Kamu masuk ke sekolah ini karena alasan seperti itu?" Tsukinami bertanya dengan tercengang.

Dia menjengkelkan. Aku ingin menyalahkan diriku sendiri karena memutuskan untuk mendaftar.

"Kenapa kau memutuskan untuk masuk ke sekolah ini, Shinonome-san?"

Aku bertanya-tanya apakah itu juga karena uang, sepertiaku. Tapi dia tersenyum dengan sedikit percaya diri.

"Aku ingin berubah..."

"Berubah?"

"Aku memiliki kepribadian yang penakut.. Um, pertama kali aku di undang ke sekolah ini. Aku diberitahu tahu bahwa sekolah ini penuh dengan orang-orang kaya dan menolaknya. Tapi, mereka juga memberitahuku bahwa Kompetisi Battle Mounting dapat meningkatkan kekuatan mentalmu ... Kupikir mungkin aku bisa sedikit berubah jika aku datang ke sekolah ini."

"Begitu, kau ditipu."

Ketika aku mengungkapkan simpatiku, Shinonome-san tersenyum sedih.

"Tapi pada akhirnya, aku masih merasa takut. Kurasa aku masih sama seperti dulu."

Aku tidak tahu bagaimana harus menanggapi senyuman itu.

Namun, Tsukinami berbeda.

"Kamu bisa berubah."

"Eh?"

"Kamu datang ke sekolah ini karena kamu ingin berubah, kan? Kalau begitu, kamu sudah mengalahkan dirimu yang dulu."

Kompetisi Duel Battle Mounting adalah pertarungan kekuatan mental.

Kau hanya bisa tumbuh dengan mengatasi kelemahanmu sendiri.

"Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah. Ambil satu langkah ke depan sekarang. Terserah pada dirimu, yang hidup di masa sekarang, untuk memutuskan apakah akan mengatasi dirimu yang dulu atau tidak."

Tsukinami mengulurkan tangannya sambil tersenyum penuh percaya diri kepada Shinonome-san, yang berekspresi muram.

"Pilihlah. Apa kamu akan bertarung dengan kami dan menang atau kamu akan diam dan kalah sendirian? Keputusan ada pada dirimu sendiri." 

Sepertinya Tsukinami sudah memiliki rencana untuk meraih kemenangan mutlak.

Mungkin sih...

Mata Shinonome-san membelalak saat dia melupakan perasaan negatifnya dan diselimuti oleh aura Tsukinami.

Dia masih terlihat kurang percaya diri, tapi dia pasti meraih tangan Tsukinami dengan keinginannya sendiri.

"Aku ingin menang. Aku ingin bertahan di sekolah ini."

"Itu bukan jawaban yang bagus." Aku menghela napas dalam hati.

Dengan ini, Shinonome-san pun bergabung dengan tim kami.

Sambil mencari rekan satu tim kami yang terakhir untuk bertahan hidup di sekolah gila ini, Tsukinami-san menjelaskan kepada kami bagaimana cara meningkatkan bukti kami ke jumlah yang dibutuhkan.

"Bagaimana? Apa kalian bisa mengikuti instruksiku?"

"Tidak, itu malah membuatku sakit kepala."
 
"Apa!"

Apa yang kami coba lakukan sekarang adalah berakting. Kami mengucapkan dialog tertentu selama adegan tertentu. Itu saja, tapi naskahnya sangat buruk. 

"Eh, apa kita benar-benar akan mengatakan ini...?" Shinonome bertanya, tampak ragu-ragu.

Melihat kami seperti ini, Tsukinami menghela napas.

"Dengar. Battle Mounting, di mana kita saling menekan dan mengikis kondisi mental satu sama lain, adalah tentang perbandingan superioritas dan inferioritas, kau tahu? Apa gunanya jika kalian tidak bisa mengatakan sesuatu seperti itu?"

"Tapi kalau aku melakukan ini, aku akan dibenci..." Shinonome cemberut.

"Aku akan terkejut jika ada cara untuk disukai dalam Battle Mounting." Tsukinami menyindir.

Aku masih berpikir bahwa ini adalah pertarungan yang gila, tetapi memang benar bahwa kau tidak bisa menang jika kau takut dibenci. Dalam Battle Mounting, mengaduk-aduk emosi seperti melakukan tekel dalam sepak bola. Kedua belah pihak sadar bahwa mereka mungkin akan terluka.

"Baiklah, aku akan melakukannya..."

"Nah, gitu dong! Tsubasa, kamu yang bertanggung jawab atas misi di pusat perbelanjaan."

"I-Iya, aku akan melakukan yang terbaik!"

Shinonome pergi ke pusat perbelanjaan, terlihat gelisah tapi bertekad.

Sedangkan aku, aku kembali ke kantin, yang kini ramai dengan para siswa-siswi. Karena saat ini adalah jam makan siang, aku tidak melihat ada orang yang berdebat.

Aku berpisah dengan Tsukinami di tengah kerumunan dan mencari meja. Aku mencari kelompok yang tampaknya mudah didekati dan jika berhasil, aku tidak akan mengalami masalah. Akhirnya, aku menemukan trio dengan rambut hitam berantakan dan sikap yang sederhana. Satu orang memiliki gaya rambut seperti tumbuk, sementara dua orang lainnya memiliki rambut yang tampak seperti baru saja tumbuh tanpa penataan apa pun.

Kurasa tidak ada salahnya mengobrol dengan mereka..

"Um, bolehkah aku duduk di sini."

"Eh? Ah, tentu. Silakan."

Dengan ramah dia memindahkan barang-barangnya ke samping untuk memberi ruang bagiku.

Aku merasakan sakit di dada karena membayangkan harus berbohong pada orang-orang baik ini. Aku menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri dan tersenyum pada mereka.

"Maaf, apa kau punya tisu?"

"Ah, maaf. Aku tidak punya."

"Aku punya. Ini ambilah."

"Oh, terima kasih."

Aku menempelkan tisu yang kuterima dengan senang hati ke hidungku yang kering.

"Sial, ini menggangguku. Juga, ada banyak tanaman di sekolah ini."

Aku berhasil melanjutkan percakapan dengan caraku sendiri, meskipun secara sosialku merasa canggung.

Misiku adalah mencoba menjadi dekat dengan mereka.

"Apa kalian bertiga sudah saling kenal sejak SMP? Aku menerima beasiswa untuk masuk ke sekolah ini, tetapi semua orang sepertinya sudah saling mengenal, jadi sulit bagiku."

Seorang siswa penerima beasiswa yang tidak memiliki teman.

Mereka mungkin mengira aku adalah target yang bagus setelah mendengar informasi ini.

Mereka bertiga tampak saling berkomunikasi dengan mata mereka.

"Ya, itu benar. Kami sudah berteman sejak kecil."

"Oh, begitu. Jadi, kau murid penerima beasiswa. Itu pasti sulit."

Mereka semua tersenyum ramah di wajah mereka. Sejauh ini, semuanya berjalan sesuai rencana.

Aku sendiri yang menjadi umpannya. Aku hanya perlu menunggu mereka menggigitnya.

Aku menertawakan diriku sendiri dengan cara mencela diri sendiri.

"Ya, itu sangat sulit. Pasti menyenangkan bagi kalian semua."

"Oh, ya. Jika kau punya waktu luang. Bagaimana jika kau ikut dengan kami berkeliling sekolah setelah makan siang?"

Aku dapat satu gigitan!

[Sato Rei VS Sasayama Goki, Hayama Takashi, Hasegawa Junpei!]

"Apa!?" seru ketiganya kebingungan.

Kondisi mentalku diukur oleh Balance Clock Monitor dan kekuatan mental MP yang tersisa ditampilkan di layar.

Itu adalah sinyal untuk memulai pertempuran.

Mereka benar-benar lengah dan ekspresi mereka menunjukkan bahwa mereka terkejut diserang olehku.

Dan kemudian...

"Darling~!"

Sekutu ku tiba.

Tsukinami Senri, yang memiliki wajah yang sangat cantik, bahkan di tengah keramaian. Dia berlari ke arahku dan tanpa ragu-ragu, memelukku dan menempelkan wajahnya ke wajahku, dengan suara yang manis.

"Muu, Darling~ ... Aku sudah mencarimu ke mana-mana tau~"

"Ugh, bukankah aku sudah bilang padamu bahwa aku ingin sendirian? Juga, aku akan akan berkeliling sekolah dengan mereka bertiga sekarang."

"Eh, tidak mungkin~! Aku ikut juga~"

[Sasayama Goki menerima 5022, Hayama Takashi menerima 3001, Hasegawa Junpei menerima 8344 damage.]

Kata-kata manis Tsukinami Senri mengikis habis MP ketiganya. Mereka tidak menunjukkannya di wajah mereka, tapi berada di hadapan pasangan riajuu yang menggoda seperti ini membuat mereka stres sampai hampir mati.

Aku menoleh ke arah mereka sambil menghela napas.

"Maaf, teman-teman... pacarku sangat menjengkelkan sampai aku tidak tahan lagi. Jadi, mari kita hentikan untuk hari ini."

"P-Pacar..." mereka bertiga terdiam.

"Tidak, sungguh, aku muak dengan keegoisannya. Seharusnya aku tidak berpacaran dengannya. Maksudku, punya pacar itu butuh biaya dan kau terikat. Ternyata lebih mudah dan lebih baik untuk tidak memilikinya. Kalian juga harus berhati-hati (lol)."

"--kka, kahaa...!!!"

Saat aku memberi mereka nasihat dengan ekspresi mencela diri sendiri, mereka muntah darah dan pingsan.

[PEMENANG]: Sato Rei!

[KALAH]: Sasayama Goki, Hayama Takashi, & Hasegawa Junpei!

Melihat ke Balance Clock Monitor, buktinya bertambah tiga dan sekarang totalnya ada enam.

"Ayo kita kabur, darling~!"

Tapi aku tidak tahu apa yang salah denganku. Aku menang, tapi aku tidak merasa senang sama sekali.

Dengan perasaan campur aduk, aku meninggalkan kantin sebelum aku menarik perhatian negatif pada diriku sendiri.

"A-Aku berhasil mendapatkan dua bukti pada saat yang bersamaan..."

Lokasi telah berubah menjadi teras kantin. Setelah semuanya tenang dan kami berkumpul, Shinonome-san bergumam dengan ekspresi tidak percaya.

Naskahnya adalah mengambil sebuah rok lucu dari toko pakaian dan berseru, 'Aku menginginkannya, tapi pinggangnya terlalu longgar dan tidak muat. Ugh, berat badanku tidak bisa bertambah tidak peduli seberapa banyak aku makan... itu sangat membuat frustasi!'

"Perempuan memang sulit, bukan?" Kata Tsukinami.

"Tatapan mata semua orang itu menakutkan..."

"Tsubasa memiliki keimutan yang membuat semua orang ingin melindunginya. Jadi, tingkat kesembunyiannya tinggi. Dia benar-benar seorang Mountist yang 'protektif' yang merupakan tipe komparatif mutlak."

"Tipe apa itu?" Aku bertanya.

"Itu seperti sebuah atribut atau semacamnya. Kamu tahu bagaimana dalam permainan, api kuat terhadap kayu dan lemah terhadap air? 'Tipe pelindung' sering bercampur dengan 'tipe alami,' tidak seperti 'tipe yang mencela diri sendiri,' jadi jika 'tipe Sentralis' atau 'tipe Tumpul' mencoba menggertak mereka, mereka sering kali dilawan oleh tipe yang suci atau positif. Jadi, mereka tidak mudah diganggu."

"Aku akan kehilangan akal sehatku!"

Bagaimana dia bisa menjelaskan hal-hal ini seolah-olah itu masuk akal?

Aku tidak akan pernah bertanya lagi padanya.

"Yah, kamu tidak bisa menggunakan teknik yang sama dua kali. Tsubasa selalu menjadi yang terkuat saat dia tulus. Mari kita pikirkan bagaimana cara mendapatkan delapan bukti yang tersisa nanti."

Apa aku dan Shinonome-san harus melakukan ini beberapa kali lagi sampai semua bukti terkumpul?

Tidak hanya kami, tapi Tsukinami-san juga perlu mengumpulkan bukti.

"Ini sudah lewat tengah hari. Jadi, kita harus segera melanjutkan."

"Baiklah. Kalau begitu, selanjutnya..."

"Kalian."

Tiba-tiba, sebuah suara memanggil dari belakang dan kami dengan cepat mundur.

Seorang pria yang tinggi dan tampan menatap kami. Rambut cokelatnya ditata berantakan dan tahi lalat di bawah matanya menambah kesan menawan.

Dia menatap kami dengan ekspresi yang sangat tenang. Jadi, aku yakin dia akan menantang kami untuk bertarung, tetapi aku salah.

"Ah, maaf. Aku datang ke sini bukan untuk memulai pertarungan atau apa pun."

Dia mengangkat kedua tangannya untuk menunjukkan bahwa dia tidak berbahaya dan memperkenalkan dirinya sebagai Ogura Koichiro.

"Yang di tengah itu Tsukinami Senri, kan?"

"Benar. Aku Tsukinami Senri."

"Dan dua orang yang di sampingnya adalah murid penerima beasiswa."

"Oh, begitu," katanya dalam hati, seakan yakin.

Ketika dia menyadari bahwa kami berhati-hati tanpa memahami maksudnya, dia meminta maaf lagi.

"Langsung saja, aku ingin bergabung dengan kalian."

Aku dan Shinonome terkejut dengan kata-katanya yang tidak terduga, tetapi Tsukinami tetap tenang.

"Ini adalah kejutan yang menyenangkan. Aku akan mengkonfirmasi untuk memastikannya, tapi apa kau anak dari Kepala Sekretaris Kabinet Ogura?"

"Benar. Ayahku adalah Kepala Sekretaris Kabinet ke-103, Ogura Kyosuke."

Aku tidak bisa mempercayainya. Aku sangat terkejut sampai-sampai aku tidak bisa berbicara.

Tidaklah aneh memiliki anak seorang politisi di sekolah tempat berkumpulnya orang-orang kaya dari seluruh Jepang.

Sementara aku masih terkejut, Ogura-kun entah bagaimana mulai menatapku.

"Pertarungan di kantin tadi sangat mengesankan. Siapa yang menyangka bahwa tiga siswa penerima beasiswa akan mengalami gangguan mental pada saat yang sama di depan begitu banyak orang?"

Aku tidak begitu mengerti apa yang dia maksud, tapi sepertinya dia memujiku.

Haruskah aku mengucapkan terima kasih?

Namun tidak peduli berapa kali aku mengatakannya, aku tidak merasa senang dipuji untuk hal seperti ini.

"Um, Ogura-san, kenapa kau ingin bergabung dengan khami...?"

"Dia menggigit. Tsubasa menggigit bibirnya haha."

"Tolong jangan menggodaku...!"

Mungkin karena dia gugup karena dia adalah anak seorang politisi, Tsubasa mengajukan pertanyaan sambil menggigit bibirnya.

Ogura tersenyum ramah pada pertukaran antara Tsukinami dan Shinonome, dan kemudian mengangguk dengan tatapan serius yang dipenuhi rasa keadilan.

"Aku benci cara berpikir masyarakat kelas atas. Struktur di mana yang kuat memandang rendah yang lemah. Mereka berpikir bahwa selama mereka baik-baik saja, mereka tidak perlu peduli dengan orang lain."

Entah karena dia adalah putra seorang politisi atau mungkin karena kepribadiannya, ada nada yang mengesankan dalam pidatonya. 

"Itu sebabnya, aku ingin menang di sekolah ini. Berada di kelas S di sekolah ini juga bisa menjadi simbol status di dunia politik. Aku akan menjadi politisi setelah lulus dari kelas S dan menyangkal struktur Jepang di mana yang kuat merendahkan yang lemah. Aku akan bertarung di ring lawan, menang dan kemudian memperbaiki ideologi mereka yang salah setelah diakui oleh semua orang. Namun, aku juga memahami bahwa ini adalah pertarungan tim. Jika aku akan membutuhkan rekan satu tim, maka aku lebih suka mereka yang memiliki hati yang murni, daripada orang kaya yang sombong dan angkuh."

"Murni? Lihatlah lebih dekat. Orang yang tidak murni ada di antara kita, bukan?"

"Ara, aku ingin tahu siapa yang kamu maksud, Darling ♡"

Aku ingin menunjukkan bahwa jika kau akan membuat pernyataan, kau harus mengirimkan konten yang benar. Namun, aku tetap diam untuk mendengar kelanjutan ceritanya. Itu bukan karena seseorang yang memiliki aura gelap mengepalkan tinjunya.

Ogura melanjutkan dengan ekspresi seriusnya seperti biasa. 

"Tolong izinkan aku untuk bergabung dengan tim kalian. Tentu saja, aku akan melakukan yang terbaik untuk membantu kalian menang. Aku tidak berniat untuk pelit dalam bekerja sama."

Dia adalah seorang pria tampan, tinggi yang merupakan putra seorang politisi dan memiliki kepribadian yang baik. Seberapa serakahnya dirimu?

Aku iri padanya dan berpikir tidak mungkin ada kandidat yang lebih baik untuk menjadi rekan setim selain dia.

Setidaknya, tidak mungkin bagiku untuk mengambil tunggangannya.

Tsukinami juga tampak menyetujui spesifikasi tinggi Ogura dan mengangguk dengan senang hati.

"Tentu saja! Kau memiliki nilai yang sangat baik, kau terlihat tampan, elegan dan kau adalah putra seorang politisi yang mendukung inti dari negara kita. Jika kau menjadi rekan satu tim kami, itu akan sangat meyakinkan bagi kami."

"Terima kasih, Tsukinami-san. Aku senang kau berpikir demikian."

"Panggil aku Senri. Senang bertemu denganmu, Okotan!"

"Senri-san, apa kau keberatan jika memanggilku dengan nama depanku?"

Dia membalas dengan senyum di wajahnya, seolah-olah menggigitnya, sebelum berbalik ke arah Shinonome dan aku.

"Kalian berdua juga, mohon bantuannya."

"Namaku Sato Rei. Senang bertemu denganmu, Okotan."

"Aku Shinonome Tsubasa... Senang bertemu denganmu, Okotan-kun!"

"Ogura! Namaku Ogura Kyosuke, bukan Okotan!"

"Marah? Hei, apa kau marah?" Tsukinami menggoda.

"Aku tidak marah!"

"Eh? Tapi bukankah kau memperkenalkan dirimu sebagai Ogura?" Aku bertanya.

"... Hah? Oh, maaf, apa itu yang kau maksud...? Itu benar, aku Ogura Kyosuke. Senang bertemu denganmu lagi."

"Oke, senang bertemu denganmu, Okotan." Tsukinami dan aku berkata serempak.

"Apa kau mengejekku!?"

"Ogura-kun, tolong tenanglah...! Tsukinami-san dan Sato-kun, kalian tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak disukai orang lain...!" 

Shinonome memohon.

"Tsubasa juga mengatakannya." Tsukinami membalas.

"Kupikir itu lebih baik karena kalian berdua memanggilnya seperti itu. Jadi, aku mengikuti arus..."

Meskipun Ogura memiliki suasana yang tegas, dia adalah orang yang toleran yang bisa diejek bahkan oleh orang sepertiku.

Sekarang kami berempat mulai mempersiapkan diri untuk Battle Mounting, di mana kami akan membandingkan kemampuan kami dan mengumpulkan 10 bukti. Saat itu sudah jam 4 sore dan kami memutuskan untuk bertukar informasi kontak dan membubarkan diri untuk hari itu dan melaksanakan rencana kami mulai besok ketika pertempuran secara resmi akan dimulai.

"Ah, aku lelah..."

Ini sebagian karena awal kehidupan baru dan kurangnya olahraga, tetapi gedung sekolah terlalu besar dan kakiku sudah mencapai batasnya. Mungkin karena anak-anak kaya berkumpul di sini, tetapi bahkan kamar asrama seluas apartemen mewah, dengan 3LDK |9| yang tidak perlu. Terlalu banyak ruang untuk seseorang yang tinggal sendirian.

Setelah menonton anime dan bermain gim selama beberapa saat, secara mengejutkan smartphonenku berdering.

Itu adalah pesan dari Ogura-kun yang mengatakan, 'Karena kita semua sudah sampai sejauh ini, bagaimana kalau kita pergi makan malam bersama untuk mempererat pertemanan kita?'

Tentu saja, aku menjawab "oke" dan merebahkan diri di tempat tidur. Matahari senja yang terlihat dari jendela berusaha bersembunyi di balik cakrawala dan langit serta ruangan tampak berwarna merah pekat.

Ada banyak hal yang bisa dikritik. Tapi menurutku, hari ini adalah hari yang memuaskan.

Ada orang aneh bernama Tsukinami, tetapi Shinonome dan Ogura tampak seperti orang yang baik.

Aku sedikit khawatir, tapi aku harap aku bisa memiliki kehidupan sekolah yang menyenangkan mulai sekarang.

Saat aku memejamkan mata dan mengucapkan harapan itu, aku mendengar bunyi "ding dong." Sepertinya ada seseorang yang datang.

Namun, aku tidak punya teman yang akan datang dan bertanya tentang hari pertamaku di sekolah. Aku juga tidak ingat pernah memesan makanan.

Karena penasaran siapa orangnya, aku menekan tombol interkom. Layar menampilkan wajah Tsukinami.

"Ada apa, Tsukinami-san? Dan bagaimana kau tahu kamar mana yang merupakan kamarku?"

"Ada yang ingin kutanyakan padamu..."

"Jangan abaikan pertanyaanku."

Sebelum mengajukan pertanyaan kepadaku, dia harus menjawab pertanyaanku terlebih dahulu.

Dengan ekspresi kesal, aku membuka pintu depan.

"Maaf tiba-tiba mengganggumu."

Tsukinami mengatakannya, tetapi tidak melepas sepatunya.

"Ah, ini bukan masalah besar. Jadi, aku akan mengatakannya di sini."

"Jika itu masalahnya, kau bisa saja meneleponku daripada datang jauh-jauh kesini."

"Tidak, aku ingin mengatakannya secara langsung."

Meskipun asrama putri dan asrama putra cukup jauh, apa yang bisa menjadi alasan untuk pergi jauh-jauh untuk menyampaikan pesan itu?

... Mungkinkah ini merupakan pengakuan yang lain?

Dia terlihat jauh lebih serius daripada saat mereka pertama kali bertemu. Jika dia mengatakannya lagi, dia akan tegang. Tidak, tapi tidak ada perasaan romantis di sana. Bahkan jika dia mengaku padaku, mengetahui bahwa itu hanya sebuah akting tidak akan membuatku senang... Tidak, mungkin aku akan sedikit bahagia!

Dia adalah seorang gadis yang sangat menarik. Jika dia mengatakannya dengan serius, dia akan menjadi sadar akan dirinya.

Seperti yang dia katakan, jauh lebih efektif untuk mengatakannya secara langsung daripada menyampaikannya melalui telepon.

"Sato Rei."

"I-Iya, di sini!"

Semakin aku berusaha untuk tidak menyadarinya, semakin membuatku gugup.

Dia tidak sengaja mengeluarkan suara aneh saat wanita itu memanggil namanya.

.. Hentikan! Jangan mengaku padaku!

Saat dia berteriak dalam pikirannya, dia berkata:

"Untuk tujuan apa kamu mengincar kelas S?"

"...Ehh?"

Aku terdiam sejenak dan kata-kata yang tak terduga.

T-Tidak, bukan seperti itu. Aku bahkan tidak sedikitpun kecewa karena ini bukan sebuah pengakuan atau apapun...

"Aku akan masuk ke kelas S karena aku tidak boleh kalah dari siapapun. Terutama tidak dari Yozakura Kanna. Meskipun jumlah orang yang memasuki dunia kita telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, kita yang berasal dari konglomerat lama selalu diharapkan untuk mencapai hasil yang terbaik. Di antara 65 keluarga, termasuk perusahaan kecil dan menengah, Tsukinami dan Yozakura adalah yang terbaik, bersaing untuk mendapatkan posisi teratas. Anak perempuan dari keluarga seperti itu tidak boleh mempermalukan dirinya sendiri di depan umum. Kami tidak mengincar kelas atas hanya untuk penampilan dan bahkan Shinonome Tsubasa datang ke sekolah ini dengan suatu tujuan."

Tsukinami Senri, yang aku temui pagi ini, tidak hadir.

Matanya serius dan aku tidak bisa merasakan adanya niat untuk bercanda atau menggoda.

"Jadi, aku akan bertanya padamu sekarang, mengapa kamu ingin masuk ke kelas S? Apa hanya karena kamu pikir lebih baik untuk meraih yang lebih tinggi? Atau kamu hanya mengikuti arus karena aku memaksamu?"

"U-Um, baiklah..."

Aku tidak punya sesuatu yang spesifik untuk dikatakan.

"Oh, begitu, jadi kamu tidak benar-benar punya alasan."

Tidak apa-apa, bukan? Sebagai orang biasa, hanya dengan membebaskan uang sekolahku saja sudah lebih dari cukup.

Aku hanya tidak ingin berurusan dengan kerumitan berada di kelas bawah. Itu sebabnya aku hanya ingin sekolah setinggi mungkin.

Ketika aku cemberut, Tsukinami sepertinya mengerti dan tersenyum kecut.

Dia berbicara tanpa mencela.

"Kamu tidak perlu membuat wajah seperti itu. Aku hanya datang untuk bertanya kenapa kamu ingin mengincar kelas S. Jika kamu tidak punya alasan, tidak apa-apa. Hidupmu adalah sesuatu yang kamu putuskan sendiri."

Kemudian Tsukinami mengarahkan jarinya ke arahku dan berkata:

"Tapi sekarang aku sudah mengumumkan kamu sebagai pacarku di depan umum, kamu harus masuk ke kelas S. Aku jamin itu. Jika kamu kalah dalam pertandingan pertamamu di turnamen, itu hanya akan menambah kelemahanku sebagai pacarmu."

"...Tapi serius, tidak bisakah kita menghentikan hubungan pura-pura ini? Kita tidak tahu apa-apa tentang satu sama lain dan jika kita mulai berbohong, itu hanya akan menjadi bumerang."

"Mengenai hal itu, jangan khawatir. Aku sudah membuat skenario di kepalaku. 'Kami sangat dekat saat masih kecil dan bahkan berjanji untuk menikah satu sama lain, tetapi dipisahkan oleh keadaan orang tua kami. Kami kemudian secara kebetulan bertemu lagi pada hari ujian masuk dan saat kami mengingat kenangan masa kecil kami, kami jatuh cinta dan mulai berpacaran...' Jika ada yang tidak beres, katakan saja, 'Aku tidak ingat,' dan semuanya akan baik-baik saja!"

"Itu tidak hanya menjadi bumerang, tapi juga memuakkan."

"Apa? Apa kamu keberatan?"

"Tidak, bukan begitu... Aku akui, kau memiliki wajah yang cantik dan klasik, tidak terlalu tebal atau tipis, kulit yang halus dan tembus pandang seperti kaca dan tubuh yang proporsional dengan payudara yang cukup besar dan kaki yang indah dan suaranya seperti suara lonceng, suara yang indah dan jernih. Rambutnya yang halus dan elegan berbau sampo, dan dia tinggi seperti model, dengan tingkat penampilan tertinggi. Dia juga kaya dan pintar, tapi dengan pesona sebanyak itu, bagaimana mungkin ada orang yang bisa jatuh cinta padanya...?"

Tiba-tiba aku tersadar secara mengejutkan.

"... Tunggu, jadi selain dari kepribadiannya, dia sebenarnya sangat berkualitas?"

"Bahkan jika aku menerima penilaian bahwa aku memiliki kepribadian yang buruk, aku tetaplah seorang gadis yang cantik jika dibulatkan ke bilangan bulat terdekat!"

"Apa yang kau bicarakan? Jika kita menilaimu dalam skala 10, keimutanmu dipotong setengahnya dengan komentar 'Aku sangat imut!' di kantin pada siang hari, dan kemudian kepribadianmu dikurangi satu. Jadi, tingkat keimutanmu saat ini adalah empat. Dibulatkan ke bilangan bulat terdekat, kau adalah nol, seorang Jane yang polos. Menyedihkan sekali bahwa gadis SMA sepertimu bahkan tidak memahami hal ini. Mari kita panggil kau 'Si Dua Ribu Mil yang Menyedihkan'."

"Berdoalah agar kamu terlahir dengan tubuh yang suka belajar di kehidupan selanjutnya."

"Ugh, kepribadian itu! Aku tidak bisa menerima kepribadian yang buruk seperti itu!"

Yah, aku mengakui bahwa perilakuku sendiri sangat buruk tadi!

"... Hmph."

Kami saling melepaskan keluhan dan mencoba untuk tenang. Kami harus menyelesaikan masalah ini sekarang juga. 

Tidak mungkin aku bisa mengatasi jika tiba-tiba diminta untuk pacaran dengannya. Aku tidak punya teman wanita, apalagi pengalaman berkencan.

"Kalau begitu, ayo kita lakukan ini. Kamu akan bertindak sebagai pacarku sampai pertarungan kelas selesai dan kemudian kamu akan memberiku kursi perwakilan kelas di pertandingan final. Sebagai imbalannya, aku akan melakukan yang terbaik untuk membuatmu dipromosikan ke kelas S. Selain itu, aku akan mendukung studimu sampai lulus dan jika aku bisa lulus sebagai lulusan terbaik, aku akan memberikan semua hadiah uang 10 miliar yen. Bagaimana?"

"Yah, akan menyenangkan jika bisa naik kelas, tapi tidak perlu sampai sejauh itu..."

"Tapi kita harus menang, apa pun yang terjadi."

Kata-katanya seperti percikan terakhir musim panas, sedih dan sunyi, memudar ke dalam tanah seperti kembang api yang sudah habis.

"Aku sudah mengatakannya berkali-kali, tetapi bagi kami, mendapatkan nilai bagus di sekolah ini adalah sebuah kehormatan besar."

"Aku hanya tidak memahaminya."

Pamflet tersebut memperkenalkan aktris sukses dan mantan perdana menteri sebagai lulusan, tetapi apakah mereka juga naik ke posisi itu dengan memenangkan Battle Mounting, sebuah perbandingan dan duel keterampilan? Misteri itu hanya bisa dijawab dengan misteri.

"Ini adalah akademi yang dijalankan oleh keluarga Sakurano. Kalau kamu bisa menunjukkan kemampuanmu di sini, kamu bisa mendapatkan pengakuan dari orang-orang yang berkuasa. Selain itu, seperti yang aku katakan, aku adalah Putri dari keluarga kaya. Aku tidak berniat mengambil alih perusahaan orang tuaku, tetapi aku tidak boleh kalah dari siapa pun atas nama reputasi keluargaku."

Dunia mereka harus memiliki nilai dan aturannya sendiri.

"Dan yang terpenting, aku ingin menang melawan Yozakura Kanna. Jadi tolong, bantu aku ....!"

Aku merasakan jantungku berdebar-debar melihat tatapan Tsukinami yang sekilas seperti rembulan, yang belum pernah kulihat sebelumnya.

"Aku bahkan akan membiarkanmu memegang tanganku kalau kamu mau!"

"Kenapa kau begitu memaksa?"

Sudah terlambat untuk kembali berpegangan tangan setelah mencium seseorang.

Aku menghela napas dan berpikir sejenak. 

Ini merepotkan, tapi ada banyak hal yang bisa aku dapatkan.

Di sekolah ini, peringkat kelas adalah segalanya. Jika aku menjadi peringkat terendah di antara siswa biasa, aku akan terus di-bully selama 3 tahun.

... Ya. Aku tidak akan bisa mentolerir itu.

Tapi jika aku bekerja sama dengan Tsukinami dan bergabung dengan kelas S, aku tidak hanya dapat mengurangi peluangju untuk diintimidasi, tetapi aku juga akan mendapatkan status sosial.

Selain itu, jika dia bisa lulus di puncak kelas S. Aku akan menerima 10 miliar yen dan bisa hidup tanpa rasa khawatir.

Meskipun Tsukinami memiliki kepribadian yang agak buruk, dia menawarkan kesepakatan yang bagus.

Lagipula, aku tidak pandai menolak permintaannya.

"... Baiklah, kalau begitu..."

"Beneran!?"

"Ya. Ada alasan yang bagus untuk itu dan jika aku menolak, kau mungkin akan terus menggangguku. Yah, aku tidak keberatan membantu selama aku hanya harus melakukannya. Aku sudah pernah berpura-pura menjadi pacar seseorang untuk mendapatkan bukti. Jadi, kau bisa membantuku naik ke kelas S."

Tsukinami dengan gembira berteriak, "Akhirnya kamu mengerti juga!" dan mengulurkan tangannya.

"Silakan.."

"Ha? Apa?"

"Kamu ingin menggenggam tanganku, kan?"

"Siapa yang bilang coba!?"

Meskipun aku tidak senang, Tsukinami meraih tanganku dan menjabatnya dengan kuat.

"Kalau begitu, kontrak sudah berlaku! Sebagai imbalan untuk berpura-pura menjadi pacarku, aku akan mendukungmu. Apa itu tidak apa-apa?"

"Ya. Tapi setelah pertempuran selesai, pastikan untuk memberitahu semua orang bahwa kita sudah putus."

Aku merasa seperti telah membuat kesepakatan dengan iblis.

Saat aku memikirkan hal ini, Tsukinami memiliki senyum nakal di wajahnya seolah-olah dia telah memikirkan sesuatu yang baik untuk ditambahkan.

"Ada apa? Jangan bilang kau akan memberiku obat aneh...?"

"Aku tidak akan melakukan itu."

Mengabaikan leluconku, Tsukinami melanjutkan.

"Kekuatanku saja tidak akan cukup untuk membawamu ke kelas S. Karena itu aku akan memberimu pekerjaan rumah untuk membantumu naik kelas dan aku ingin kamu menemukan jawabannya sebelum pertarungan berakhir."

"Menemukan jawabannya?"

"Yup, untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi... Aku ingin kalian menemukan 'alasan untuk bertarung'."

"Hah? Kita sudah tahu bahwa tidak ada alasan yang signifikan."

"Itu sudah ditemukan sebelumnya, tapi aku ingin kamu menemukannya sekarang. Hanya dengan memiliki satu tujuan saja, pada akhirnya akan membuat perbedaan, apakah kamu bisa bertahan hingga akhir."

Jika semua orang mengatakan bahwa mereka akan pergi, maka aku akan pergi bersama mereka. Inilah esensi menjadi orang Jepang, bukan?

Lagi pula, apa hubungannya menemukan sesuatu seperti itu dengan kemenanganku?

"Baiklah, aku akan meminta jawabanmu di akhir. Jadi, pastikan untuk memikirkannya! Dan ayo kita naik kelas S bersama, Darling~!"

"Hah? Aku masih tidak mengerti apa yang kau bicarakan-"

Tsukinami mengedipkan matanya padaku dan meninggalkan ruangan dengan suasana hati yang menyegarkan.

"Hei..."

Ada begitu banyak hal yang ingin kukatakan.

Tapi untuk saat ini, hal pertama yang kusesali adalah tidak mencantumkan larangan memanggilku "Darling" di dalam kontrak.





|| Previous || ToC || Next Chapter ||

TLN: 

|1| Yankee adalah jenis remaja nakal di Jepang.

|2| Delapan kepala (八頭身) tampaknya merupakan tubuh yang ideal dan proporsional. Kalian bisa mencarinya secara online link1

|3| Hensachi (偏差値) adalah nilai deviasi yang digunakan untuk menentukan peringkat siswa dan universitas di Jepang. Sakurano-san ingin mencari pacar yang lulus dari universitas yang sangat bergengsi dan elit.
 
|4| Upper East Side (UES) adalah sebuah lingkungan kaya di Manhattan, New York.

|5| "Anti-Atsupuru" adalah nama panggilan untuk metode "mounting" yang umum digunakan oleh orang-orang yang terlibat dalam pencelaan diri sendiri selama situasi sosial. Istilah "Atsupuru" berasal dari kata bahasa Jepang "atsupuru-puri" (アツプルプリ), yang berarti "bingung" atau "emosional". Bagian "Anti" menunjukkan bahwa orang tersebut terlibat dalam mencela diri sendiri sambil bersikap tenang dan terkumpul, bukannya bingung.

|6| Ketika karakter mengatakan "月つき並なみ、千せん里り" (Tsukinami nami nami, Chisenri ri ri...?), mereka menggunakan ungkapan puitis untuk menggambarkan kecantikan dan kekuatan Tsukinami Senri. Ungkapan "月つき並なみ" (tsukinami nami nami) berarti "setinggi bulan purnama", yang menyiratkan bahwa kecantikan Tsukinami bersinar dan menawan seperti bulan purnama. Dan frasa "千せん里り" (chisenri ri ri) berarti "seribu mil", yang menunjukkan bahwa kekuatan Tsukinami sangat besar dan luas jangkauannya, seperti perjalanan sejauh seribu mil. Jadi secara keseluruhan, karakter ini mengekspresikan kekaguman dan ketakutan terhadap kualitas Tsukinami Senri yang mengagumkan.

|7| Riajuu (リア充) mengacu pada sesuatu seperti "normie" atau seseorang yang terpenuhi dalam kehidupan nyata dalam hal hubungan sosial dan romantis. Riajuu

|8| Kata sifat あざとい (Azatoi) adalah frasa yang mengacu pada seseorang yang memahami perasaan lawan jenis dan mengambil tindakan untuk meningkatkan posisi mereka dengan mereka. Aku yakin contoh yang diberikan Tsukinami seharusnya mengandung makna seksual tentang bagaimana burger tersebut terlalu besar untuk masuk ke dalam mulut sang gadis. Azatoi

|9| 3LDK mengacu pada apartemen dengan tiga kamar tidur dan sebuah ruangan besar yang berfungsi sebagai ruang tamu, ruang makan dan dapur.
0

Post a Comment



close