[Bagian 1]
Setelah festival olahraga dan festival kembang api berakhir, cuaca menjadi sangat dingin. Suhu panas dan lembab yang berkisar pada angka tiga puluh derajat sejak bulan Juli telah berlalu.
Meskipun kami diwajibkan mengenakan seragam musim panas hingga akhir September, beberapa siswi sudah mengenakan kemeja lengan panjang dan cardigan, yang jelas-jelas dipersiapkan untuk musim gugur.
Sedangkan bagiku, kurasa agak dingin mengenakan seragam lengan pendek, tetapi terlalu panas untuk mengenakan blazer pada saat itu. Ah, ngomong-ngomong, di sekolah kami, anak laki-laki harus mengenakan seragam musim panas (yang berlengan pendek) atau seragam musim dingin (lengan panjang + blazer). Selain itu, karena cuaca, bangun di pagi hari menjadi semakin merepotkan.
Sebelum godaan untuk tidur semakin kuat, aku memaksakan diri untuk bangun dan berpakaian. Pada saat yang sama, Umi datang ke rumahku, seperti biasa.
"Pagi~ Astaga, rambutmu masih acak-acakan tau! Muu, kemarilah, aku akan memperbaikinya."
"Mm..."
Sepertinya Umi memilih untuk mengenakan seragam musim gugurnya; seragam lengan panjang dengan kardigan merah muda pastel. Tidak seperti anak laki-laki, sekolah kami memiliki aturan yang lebih longgar untuk seragam anak perempuan. Meskipun, rasanya hal itu lebih merupakan masalah daripada apa pun, karena mereka harus memamerkan selera fashion mereka selama musim ini.
Nah, dalam kasus Umi, dia akan terlihat bagus dengan pakaian apa pun yang dia kenakan- Tunggu, masih terlalu dini untuk memujinya...
"-Yup! Begini kan enak di lihat~! Btw.. Maki, apa ada yang ingin kamu katakan padaku hari ini?"
"Um... Kamu terlihat cantik dengan baju itu. Yah, maksudku, kamu selalu terlihat bagus dalam segala hal."
"Yay~ Hehe, kamu semakin pandai memujiku. 70 poin!"
"Bukannya 100 poin? Yah, setidaknya itu nilai yang lumayan."
Yah, bukan aku namanya kalau mendapatkan nilai sempurna.
Bagaimanapun, rasanya menyenangkan melihat dia kembali ceria hari ini. Melihat senyumnya langsung membuat suasana hatiku menjadi lebih baik.
"Hari ini agak dingin. Makanya aku bingung mau pakai blazer atau tidak. Tapi melihatmu mengenakan seragam musim gugur, aku merasa ingin mengenakan blazer. Kalau nanti terlalu panas, aku akan melepasnya."
"Begitu? Yah, kamu sudah lebih tinggi dan lebih bugar dibandingkan tahun lalu. Jadi, blazer itu lebih cocok untukmu sekarang. Baiklah, ayo ke kamar dan ganti baju~"
"Kenapa kamu masuk ke kamarku begitu saja- Kau tahu, terserahlah..."
Sejujurnya, rasanya memalukan untuk membiarkan dia melihatku mengganti pakaian, tetapi aku pikir aku telah melakukan hal-hal yang lebih memalukan dengannya.
"Setelah kupikir-pikir, aku belum pernah melihat lebih dekat ke lemarimu. Jadi, di mana kamu menyembunyikan p*rn magz-mu? Aku menebak, di bawah kotak bening itu, kan~?" (TN: Untuk memberikan lebih banyak konteks, kotak bening di sini adalah kotak transparan tempat mereka menaruh pakaian. Mereka tidak benar-benar memiliki lemari pakaian terpisah di dalam lemari mereka, terutama ketika ruangannya sangat kecil seperti kamar Maki. Ngomong-ngomong, secara harfiah disebut kotak bening/クリアケース).
"Berhentilah berasumsi bahwa aku memiliki barang-barang seperti itu, oke... Lagian, aku masih di bawah umur, aku tidak bisa membelinya meskipun aku menginginkannya. Aku tidak punya teman sebelum kamu datang dalam hidupku. Jadi aku tidak punya siapa-siapa untuk meminjamnya."
... Setidaknya aku punya teman sekarang.
Ngomong-ngomong, aku pernah melihat majalah seperti itu dengan mataku sendiri, tapi aku tidak pernah meminjamnya. Aku lebih suka menggunakan smartphone dan komputerku untuk- Tunggu, tidak, kita seharusnya membicarakan seragamku di sini.
Pada saat itu, Umi membuka lemariku dengan antusias.
"... Aku sudah bisa menebaknya, tapi kamu benar-benar tidak punya banyak baju, ya?"
"Yah, ya."
Karena ini adalah lemari di dalam kamar enam tatami, jumlah pakaian yang bisa ditampungnya sudah terbatas. Tapi, bahkan setelah mempertimbangkan hal itu, isinya pun sedikit dan akan membuatmu merasa kesepian saat melihatnya.
Di dalamnya, di gantungan baju, hanya ada seragam sekolahku, beberapa baju lama yang dipilihkan oleh Umi dan Amami-san untukku dan beberapa baju musim dingin. Sedangkan untuk kaus, hoodie, baju tidur, atau apa pun yang aku kenakan di rumah, semuanya dimasukkan ke dalam kotak bening. Aku juga memilik 3 atau 4 kemeja yang selalu kupakai dan cuci secara bergantian.
Secara pribadi, aku pikir pakaian sebanyak itu sudah cukup, tetapi dari apa yang orang lain ceritakan kepadaku, laki-laki seusiaku selalu memiliki lemari yang penuh dengan pakaian. Setiap tahun, mereka harus membuang pakaian yang sudah tidak dipakai lagi.
Nah, dalam kasusku, pakaian yang sudah tidak terpakai adalah pakaian yang sudah robek-robek. Itu berarti, lemari ini hanya akan menjadi lebih sedikit di masa depan.
Sejak aku berpacaran dengan Umi, aku membeli lebih banyak pakaian, tapi karena kami lebih sering nongkrong di rumah untuk kencan, aku hanya punya sekitar 2 pakaian untuk keluar rumah. Sederhananya, aku memiliki lebih banyak pakaian, tetapi tidak banyak.
... Mungkin, aku harus mempertimbangkan untuk membeli beberapa pakaian baru, setidaknya untuk musim gugur. Mempertimbangkan suhunya, sepertinya aku tidak bisa mengenakan pakaian yang aku kenakan di musim semi, jadi tidak akan membuang-buang uang.
"... Umi."
"Iya, ya, ayo kita belikan kamu baju baru akhir pekan ini. Aku juga ingin membeli baju baru."
"Terima kasih atas pengertianmu yang cepat."
Aku tidak punya uang sebanyak itu, tetapi selama kami memilih toko yang tepat, aku seharusnya bisa membelinya.
Semakin aku menjalin hubungan dengan Umi, semakin aku menyadari pentingnya uang.
Ibu menyayangi Umi, jadi jika aku menceritakan semuanya, dia mungkin akan memberiku lebih banyak uang, tapi ... Pakaian tidak terlalu murah ... Aku merasa tidak enak meminta lebih banyak uang ...
"Nggak biasanya kamu mengajakku pergi untuk membeli baju baru. Yah, lagian baju yang kamu punya warnanya sama semua, kecuali aku secara khusus melarangmu."
"Meski kamu mengatakan itu, itu baju favoritku tau.. Daripada itu, kamu punya waktu luang hari Sabtu ini, kan?"
"Iya, kita akan membeli pakaian pada hari Sabtu dan memakainya pada kencan hari Minggu, sempurna."
"... Apa kencannya akan dilakukan di rumah kita?"
"Coba tanyakan pada dirimu sendiri."
"... Aku mengerti."
Seperti biasa, akhir pekanku diisi dengan rencanaku bersama Umi.
Setelah festival olahraga, sekolah tidak akan mengadakan acara lagi di musim gugur. Jadi, aku akan melakukan yang terbaik untuk mencurahkan waktuku sebanyak mungkin untuk Umi.
Post a Comment