Tanaka Note: Moga ae kalian tetep bisa baca di web yang nerjemah aslinya, gak web copasan sana yang ngambil terjemahan nya dari sini.
Chapter 1 - Besar
(Sampai SMP, aku bisa meyakinkan diriku sendiri bahwa "aku adalah orang yang hebat.")
Aku, Makoto Ito, seorang siswa kelas satu SMA, merenungkan hal itu setelah menjalani hidup selama enam belas tahun yang dangkal.
Aku cukup rajin untuk mendengarkan pelajaran dan mengerjakan PR, dan aku juga cukup baik dalam belajar dan olahraga.
Jika keadaan seperti itu berlangsung selama tiga tahun di SMP, seorang bocah di masa pubertas pasti akan salah paham.
(Ah, aku sudah terjebak. Aku lahir dengan kemampuan yang lebih baik daripada orang lain.)
Maaf, bagi mereka yang tidak memilikinya.
Sepertinya aku tidak bisa memahami perasaan kalian.
Begitulah, aku merasa terlalu percaya diri.
Namun.
Pada akhirnya, siapa pun akan menyadarinya.
Bahwa diri mereka "tidak sehebat itu."
Beberapa orang menyadari ketika mereka melihat kakak atau adik yang sangat cerdas, sementara yang lain menyadari kebodohan dan kurangnya kemampuan mereka di SMP.
Bagiku, itu terjadi ketika aku masuk SMA.
Di SMP, aku berada di peringkat atas dalam belajar.
Dan sudah pasti, jika aku diterima di SMA dengan nilai yang sesuai, maka "semua orang di sini memiliki kemampuan yang sama atau lebih tinggi."
Belum lagi, tingkat kesulitan belajar di SMA meningkat secara drastis.
Aku dengan cepat tertinggal dalam pelajaran.
Matematika benar-benar tidak masuk akal.
Kenapa titik asal grafik bergerak? Aku tidak mengerti, seharusnya itu tetap di tengah!
Bahasa Inggris juga terasa seperti mantra yang tidak ku mengerti.
Dengan kata lain.
Dalam ujian kemampuan pertama, aku mendapatkan nilai satu digit yang belum pernah ku dapatkan di SMP, dan untuk pertama kalinya, aku berada di peringkat yang lebih cepat dihitung dari bawah.
(... Yah, aku tidak peduli dengan belajar sekarang. Nanti saat ujian, aku akan berusaha. Ya, itu lebih efisien. Yang lebih penting sekarang adalah basket.)
Basket yang ku mulai di klub sejak SMP.
Meskipun tinggi badanku tidak terlalu tinggi, aku adalah ace tim meskipun itu adalah tim yang lemah di SMP.
SMA ini adalah sekolah yang berprestasi, tetapi juga memiliki tim basket yang kuat, bahkan pernah mencapai tingkat nasional.
Aku akan memimpin tim sebagai ace lagi dan menuju ke tingkat nasional.
... Begitulah aku bersemangat, tetapi aku dihancurkan dalam satu lawan satu oleh teman sekelasku yang datang untuk melihat klub.
Dan yang lebih parah, pria tinggi di atas 190 cm itu adalah pemula dalam basket.
Tidak masuk akal!!
Aku bisa memahami bahwa dia besar dan cepat, tetapi kenapa dia bisa dribble dengan sangat baik?! Dia pasti pernah bermain basket sebelumnya!!
Ketika aku mengatakannya, dia menjawab,
"Ya. Beberapa kali di pelajaran olahraga."
Dia benar-benar berbicara dengan serius.
Ngomong-ngomong, pria itu sekarang telah menjadi bintang baru di dunia basket di provinsi kami dan terkenal di seluruh negeri. Sungguh keterlaluan.
Akhirnya, aku memutuskan untuk keluar dari klub basket.
Setelah melihat itu, rasanya sia-sia untuk berusaha.
Sederhananya, aku juga adalah salah satu dari "mereka yang tidak memiliki."
Ah, ini sangat konyol.
Begitulah, setelah masuk sekolah, aku menyerah pada studi dan klub, dan hanya waktu yang melimpah yang tersisa untukku, yang tidak ku miliki di SMP.
Aku memutuskan untuk menghabiskan waktu itu dengan...
Menghabiskan waktu di internet setiap hari selama beberapa jam untuk mencari konten dewasa, dan setiap kali ada waktu, aku melakukan aktivitas itu. (Ngocok/Masturbasi)
Mungkin, jika aku bisa mengubah energi dari aktivitas itu menjadi energi untuk turbin, aku bisa menghasilkan listrik untuk setengah tahun di kawasan metropolitan.
Aku telah melakukannya sebanyak itu.
Eh? Kamu bilang bahwa aku harus menggunakan waktu untuk hal yang lebih berarti?
Diam, bodoh.
Aku sudah kehilangan kepercayaan diri dan harga diriku, tetapi hasrat seksualku hanya semakin meningkat.
Jangan remehkan hasrat seksual remaja laki-laki, jika semua remaja laki-laki di bumi ini dikumpulkan dan dibanting ke lubang hitam, mereka akan lenyap saking melimpahnya.
Bodoh, bodoh.
... Bodoh sekali diriku ini.
□□
"Eh, jadi, rumus kimia di sini adalah..."
Nah, begitulah aku menjadi cuek, tetapi pelajaran tetap berjalan dan ujian akan datang.
Dalam ujian tengah semester pertama, aku dengan sukses mendapatkan nilai merah di lebih dari setengah mata pelajaran, dan aku dipanggil oleh guru wali kelas yang berkata, "Apakah kamu benar-benar mendengarkan pelajaran? Serius, kalo kamu begini terus nanti, kamu tidak akan bisa naik kelas."
... Maaf, aku menghabiskan waktu di ponselku hanya untuk mencari konten dewasa selama pelajaran.
Tentu saja, tidak naik kelas itu buruk, dan aku merasa tidak baik dengan keadaanku yang hanya bisa disebut sebagai monyet yang menghabiskan waktu untuk itu.
Oleh karena itu, saat ini aku menutup pencarian konten dewasa dan mendengarkan pelajaran dengan serius.
Tetapi, ini adalah akibat dari semua ketidakseriusanku.
(... Ini buruk, aku sama sekali tidak mengerti apa yang mereka katakan.)
Tanpa sadar, aku sudah masuk ke bab yang tidak ku kenal, dan itu sudah melewati setengah jalan.
Karena aku sama sekali tidak mendengarkan bagian awal, jadi sulit untuk memahaminya.
(Oh, dan ketika mendengarkan pelajaran yang tidak ku mengerti, aku jadi merasa bersemangat "Komtolku Ngaceng"...)
Tidak, tidak boleh.
Bagaimana bisa aku kalah begitu saja oleh hasrat seksual? Jika ini terus berlanjut, aku pasti akan gagal naik kelas. Pasti ayahku akan marah besar.
"Fokus, fokus... Namu Amida Butsu, Namu Myoho Renge Kyo, shiki soku ze ku suihei riibe boku no fune."
Saat itulah.
Pintu kelas terbuka dengan suara berderit, dan seorang guru wanita muda yang menjadi wakil wali kelas masuk.
Ngomong-ngomong, guru kimia adalah wali kelasku. Mereka berbicara pelan-pelan.
"Ah, meskipun pelajaran sedang berlangsung, aku akan memperkenalkan siswa baru."
Kata guru kimia.
(... Oh, ya, aku ingat dia bilang di pelajaran pagi tadi bahwa akan ada siswa baru hari ini.)
Itu seorang gadis, kan?
Gadis seperti apa? Aku membayangkan, dalam manga atau light novel, gadis cantik berambut hitam yang anggun, atau gadis asing berambut pirang dengan mata biru.
Tapi ya, siapa pun yang datang, saat ini aku lebih khawatir tentang kemungkinan aku gagal naik kelas.
Saat aku berpikir seperti itu, dia berkata,
"Silakan masuk!"
"Prazer em conhecê-lo!! 日本の皆さん、ラティーナ・オラボミワです!! ラティと呼んでくだサイ!!" (Senang bertemu denganmu!! Kepada semua orang di Jepang, aku Latina Orobomi!! Tolong panggil aku Lati!!)
Masuklah seorang gadis asing berkulit cokelat (sawo matang) dengan tubuh yang sangat menawan, jauh dari apa yang ku bayangkan.
"Wow, payudaranya besar..."
Aku tidak bisa menahan diri untuk menggumam.
Siswi baru itu jelas memiliki ukuran payudara dan pinggul yang lebih besar dari tiga digit, dan pinggangnya sangat ramping seolah-olah jam pasir telah dihidupkan.
Hidungnya yang mancung dan wajahnya yang cantik adalah yang terindah yang pernah ku lihat dalam hidupku. Namun, matanya yang besar dan ceria memberikan kesan yang manis dan menggemaskan.
Tentu saja, bukan hanya aku yang terkesan; seluruh kelas juga ikut bergetar.
"Latina berasal dari suku yang ada di Amerika Selatan dan ini adalah kunjungannya yang pertama ke Jepang. Ngomong-ngomong, bahasa asing yang dia ucapkan barusan adalah bahasa Portugis yang berarti 'senang bertemu denganmu.' aku sendiri pun tidak terlalu paham."
Ah, jika dipikir-pikir.
Gelang yang dia pakai di rambut hitamnya panjang berkilau, sepertinya aku pernah melihatnya di televisi atau manga dari suku tertentu.
"Jepang itu indah, aman, makanannya enak, dan tempat yang sangat baik. Mari kita berteman, ya!!"
Dia berkata sambil membungkuk.
Hanya dengan itu, payudara besarnya bergetar seolah-olah ada efek suara.
Keren sekali, ini sudah menjadi misteri tubuh manusia.
"Baiklah, kita kembali ke pelajaran, silakan gunakan kursi kosong di belakang."
"Ya... ah, di sini bahasa Inggris, eh, entendi adalah dalam bahasa Jepang... Kashikomarimasu?"
"Aku tidak tahu di mana kamu belajar bahasa Jepang yang terdengar aneh itu, tetapi cukup katakan 'hai' saja."
"Hai!!"
TL/N: Kashikomarimasu secara harfiah berarti "kagum/bersikap rendah hati". Ungkapan ini mengandung makna "meskipun saya tidak berpengalaman dan tidak selevel dengan Anda, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menghormati keinginan Anda". Anda biasanya akan mendengar hal ini dalam layanan pelanggan.
Dengan ceria, Latina berjalan ke arah kursiku seolah-olah sedang melompat.
Oh, pastinya.
Satu-satunya kursi kosong di kelas ini adalah di sebelahku.
Kursi itu kosong karena kabarnya siswa yang seharusnya duduk di sana mengalami kecelakaan pada hari upacara penerimaan siswa baru.
Latina duduk di kursi dengan bunyi "bofun."
Dan dia memandangku dengan mata besarnya.
Ketika seseorang dengan wajah cantik dan menggemaskan melakukan hal itu, sebagai seorang remaja yang sedang mengalami masa pubertas, aku merasa sangat gugup.
"Di sebelah, ya. Namamu siapa?"
"Eh? Oh, aku Ito Makoto. Senang bertemu denganmu, Latina-san."
"Jangan panggil aku begitu, ya, Makoto."
Latina mengangkat jari telunjuknya dan menggoyangkannya.
"Karena kita teman sekelas, panggil aku dengan akrab, Latina saja."
"Eh... ya sudah, Latina... senang bertemu denganmu."
"Hai!! Senang bertemu denganmu juga, ya!!"
Dengan senyuman cerah seperti matahari, Latina menghadapku.
□□
Begitulah, kehidupan sekolahku tiba-tiba dimulai dengan kehadiran gadis cantik berkulit cokelat, tetapi sudah ada masalah sejak hari pertama.
(... Ini buruk, aku tidak bisa berkonsentrasi.)
Saat ini, aku dalam situasi di mana aku bisa gagal naik kelas. Aku harus menghindari nilai merah di ujian berikutnya agar bisa naik kelas.
Oleh karena itu, aku harus fokus pada pelajaran.
Tapi...
Namun...
(... Sial!! Tubuh Latina di sebelahku terlalu menggoda, jadi perhatianku terus teralihkan ke sana!!)
Ketika duduk, rok di atasnya menampakkan bentuk besar yang seperti slime raksasa, dan dari samping, payudaranya yang membentuk roket tampak menonjol dari seragam putih sekolah kami, serta kaki yang sehat dan ramping yang menjulur di bawah meja.
Tanpa menyadarinya, aku mendengarkan pelajaran dengan serius, tetapi kekuatan visual yang menggangguku terasa sangat luar biasa.
Bagi seorang siswa laki-laki kelas satu SMA, ini adalah lubang hitam yang menarik perhatian. Bahkan cahaya pun tidak bisa melarikan diri.
Apakah aku tidak seharusnya melihat gadis baru yang ku temui dengan pandangan seksual?
Diam, bodoh! Siapa pun yang menolak hasrat seksual remaja laki-laki adalah seorang impoten yang gila.
Melihat hal seperti ini adalah hal yang wajar!!
(... Ah, sial!! Tenanglah, tenanglah, komtolkuuuuuuuu!!)
Dengan keras, aku menempelkan kepalaku ke meja.
Rasanya sangat sakit.
Namun, berkat itu, aku merasa sedikit beban pikiranku menghilang.
Aku mengumpulkan kembali semangatku, mengambil pensil mekanik dan menghadap ke depan.
Saat itu.
Bahu kananku ditepuk.
Itu Latina.
Dia melihatku dengan sedikit khawatir dan berkata,
"Eh, ada darah yang keluar, tapi kamu baik-baik saja, kan? Gunakan ini."
Dia memberikan saputangan yang terbuat dari bahan dan pola yang berbeda dari yang biasa... mungkin itu adalah kerajinan dari negara atau sukunya.
"Ah, terima kasih."
Dia tidak hanya cantik dan berbadan proporsional, tetapi juga memiliki kepribadian yang sangat baik.
Ketika aku berpikir seperti itu dan berusaha menerima saputangannya, dia berkata,
"Tidak, tidak, kita harus saling membantu. Itu penting."
Dengan gerakan yang ceria, dia...
Dari bagian depan seragam putih sekolahnya, terlihat belahan payudaranya yang dihasilkan dari ukuran payudara berwarna cokelatnya yang besar.
(Ngggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggaaaaaahhhhhhhhhhh!!)
Aku merasakan kerusakan fatal di pusat otakku, dan sisa waktu pelajaran berakhir tanpa aku bisa mengingat apa yang diajarkan oleh guru.
□□
Sepulang sekolah hari itu.
Aku pulang ke rumah sebentar sebelum pergi ke toko buku terdekat dengan masih mengenakan seragam.
"Ah... tapi tidak pernah terpikirkan bahwa ada seseorang yang bisa mengganggu konsentrasiku di sebelah."
Tentu saja, orang yang mengganggu konsentrasiku adalah Latina, siswi baru itu.
Tubuh cokelatnya yang menakutkan menyedot semua perhatian dan fokusku,aku merasa seolah-olah aku sedang dalam masalah besar.
Jika ini terus berlanjut, aku benar-benar dalam masalah, jadi aku berusaha untuk berlari ke toilet di sela-sela pelajaran dan melakukan hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi situasi (Ngocok/Masturbasi). Namun, jika situasi itu berlanjut hingga besok, aku akan merasa putus asa.
"Ya, meskipun aku mencoba mendengarkan pelajaran dengan fokus, apakah aku benar-benar bisa memahami apa yang guru katakan?"
Bagaimanapun juga, sekolah kami memiliki kecepatan pengajaran yang cepat. Memang, ini adalah salah satu sekolah terbaik di provinsi ini.
... Aku berharap mereka bisa sedikit lebih santai.
Kenapa sudah hampir menyelesaikan satu buku teks?
Aku hanya memiliki sedikit pengalaman sebagai siswa tahun pertama!
Jika ini terus berlanjut, aku benar-benar dalam masalah.
"Yah, tidak ada gunanya terus-menerus mengeluh... yang penting sekarang adalah menikmati waktu sepulang sekolah."
Karena terus-menerus mencoba mendengarkan pelajaran yang sama sekali tidak ku mengerti, aku merasa sangat lelah secara mental.
Oleh karena itu, aku datang ke sini untuk membeli novel ringan yang sudah ku tunggu-tunggu.
Ngomong-ngomong, aku termasuk orang yang membeli karya yang benar-benar ku sukai dalam bentuk fisik.
Entah kenapa, membaca isinya itu penting, tetapi aku juga ingin memiliki sesuatu yang benar-benar ku sukai di tanganku.
Sekarang, dengan banyaknya bacaan elektronik, memiliki hal yang benar-benar berharga dalam bentuk fisik sangat penting untuk kepuasan mental.
Saat aku berpikir tentang hal itu dan berjalan,
"Hei, gadis kecil. Kamu sangat cantik. Mau ngobrol dengan kami di sini?"
Aku melihat dua pria yang terlihat kasar mengelilingi seorang gadis.
... Meskipun aku bilang terlihat kasar, mereka benar-benar terlihat seperti orang Yakuza.
Wajahnya penuh bekas luka, kepalanya botak plontos, baju bercorak macan, kacamata hitam, sepatu runcing... semua barang yang biasa dikenakan oleh orang-orang dari kalangan itu.
(... Wah, aku tidak ingin terlibat.)
Aku berpikir seperti itu...
"Eh, itu tawaran yang menarik, tetapi aku diberitahu untuk tidak mengikuti orang asing..."
Ternyata, gadis yang dikerumuni itu adalah Latina, yang baru saja menjadi teman sekelasku hari ini.
"Ah, tidak masalah, kami akan mentraktirmu. Jika kamu mau mendengarkanku sedikit, itu sudah cukup."
"Ya, dan setelah itu, kami akan memperkenalkanmu ke tempat di mana kamu bisa mendapatkan uang dengan bekerja keras dalam waktu singkat."
... Ini jelas bukan sekadar menggoda.
Ini adalah tawaran untuk pekerjaan di bidang hiburan malam.
Ya, ku yakin Latina akan sangat populer di sana.
"Hei, gadis asing. Kamu mengerti bahasa Jepang, kan? Ku rasa lebih baik jika kamu bilang 'iya' sebelum kami marah."
Nada suaranya sedikit bercanda, tetapi dalam nada suaranya jelas ada ancaman.
(Ini situasi yang cukup berbahaya, bukan?)
Apa yang harus kulakukan... Melaporkannya ke polisi... mungkin tidak akan sempat.
Kekuasaan negara tidak dapat menangani situasi mendadak seperti ini. Mereka tidak selalu berpatroli di sekitar kita.
"Namun, meskipun begitu... aku tidak bisa melakukan apa-apa jika aku pergi...
"Baiklah, sudah diputuskan!! Ayo kita naik mobil yang diparkir di sana."
Sambil berkata begitu, pria botak itu memegang lengan Latina.
(Ah, sial...!!)
Tanpa sadar, aku berlari menuju mereka.
"Sebentar!! Tunggu sebentar!!"
"Eh?"
Aku berteriak keras sambil berlari menuju ke para pria-pria itu dan Latina.
Aku tersandung batu di pinggir jalan dan jatuh dengan keras.
"Dukk!!" Dengan suara membentur yang tumpul, kepalaku menabrak beton dengan keras.
"…"
"…"
Para pria itu terdiam sejenak melihat orang yang tiba-tiba muncul dan jatuh dengan cara yang tidak jelas.
(…Sangat memalukan… dan sakit sekali.)
Namun, aku tidak bisa berhenti di situ.
Aku segera berdiri dan berkata.
"Hei, kakak-kakak. Sepertinya ada masalah sejak tadi, apa yang terjadi?"
"Eh? Kamu ini kenapa?!"
Pria dengan kacamata hitam dan baju aloha memberikan komentar.
Ya, memang benar, rasanya ada cairan merah yang mengalir cukup deras dari dahiku.
Tapi mari kita kesampingkan dulu.
"Oh!! Ternyata kamu ada di sini. Jangan salah tempat pertemuan kita."
Aku lalu menggenggam tangan Latina.
"Maafkan kami. Jika begitu, kami pamit terlebih dahulu."
Aku mencoba pergi dengan lancar, tapi...
Pundakku dipegang dengan kuat.
"Eh, tunggu sebentar, Nak."
Pria botak itu yang berbicara.
"Kami sudah lebih dulu menghubungi wanita ini. Kamu ini ada hubungannya apa dengan gadis ini?"
"Eh? Ehm... Adik?"
"Jangan bohong!! Jelas sekali rasanya berbeda!!"
"Itu bukan cara berpikir yang modern, ya. Di zaman sekarang banyak situasi keluarga yang rumit, ahahaha."
Namun, setelah melihat pria botak ini, dia ternyata sangat tinggi.
Seharusnya dia menjadi atlet olahraga, bukannya jadi yakuza dan menakuti orang-orang. Kasihan sekali. Bagikan sedikit padaku tinggi badanmu itu.
"Dia menganggap remeh kita."
"Haruskah kita beri pelajaran?"
Dua orang yang tampak seperti yakuza mendekat sambil mengklik jari mereka.
Aduh... Apa yang harus kulakukan
Mungkin selama aku dipukuli, Latina bisa melarikan diri?
Kalau aku bisa melarikan diri juga, aku cukup percaya diri dalam berlari jarak jauh, jadi mungkin aku bisa lolos?
Saat aku berpikir begitu.
"Hei!! Apa yang kalian lakukan di sana!!"
Kendaraan polisi berhenti di sudut jalan, dan seorang polisi yang muncul dari mobil itu berteriak ke arah kami.
"Eh? Apa? Polisi? Tidak ada yang..."
Pria botak itu berhenti sejenak dan menyadari situasinya.
Seorang siswa SMA pria yang berdarah dari kepalanya.
Dikelilingi oleh dua pria yang tampak anti-sosial.
Dan seorang siswi SMA yang berdiri di belakang siswa SMA pria seolah-olah melindunginya.
"Yah, sial, kita tidak bisa berkelit sama sekali!!"
"Kaburrrrr!!"
"Tunggu kalian!!"
Kata-kata ini dari dua pria yang tampak seperti yakuza saat mereka melarikan diri dikejar polisi.
□
"Ah... Untunglah."
Karena krisis sudah berlalu, aku menghela napas.
Kepalaku terasa darahnya sudah berhenti. Namun, sebaiknya aku pergi ke rumah sakit nanti.
(...Sebenarnya, jika dipikir-pikir, situasinya cukup berbahaya.)
Jika polisi tidak datang, mungkin bisa menjadi situasi yang sangat buruk.
Aku bersyukur kepada kekuasaan negara... meskipun sebenarnya polisi itu bukan bagian dari negara tetapi organisasi provinsi.
Tapi itu masalah lain.
Aku melihat Latina di sampingku.
"Latina-san, apakah kamu baik-baik saja? Meskipun aku tidak bisa berkata begitu..."
"Terima kasih banyak!!"
Tiba-tiba payudara cokelatnya muncul di depanku. Lalu, tangannya melingkari kepalaku dan payudara itu ditekan ke wajahku.
"Ugh!!"
"Itu sangat keren!! Makoto!! Pria yang berani sangat menawan!!"
(...Apa ini!? Apa yang sedang terjadi!?)
Setelah aku menyelamatkan gadis berkulit coklat yang baru saja pindah, aku kini ditekan dengan payudaranya yang panjangnya lebih dari 100 cm ke wajahku sebagai ungkapan terima kasih.
…Mungkin ini adalah ekspresi berlebihan dari komedi romantis terbaru?
Sensasi lembut yang terasa bahkan melalui seragam dan bau hangat kulit gadis itu membuatku merasa pusing.
Akibatnya, darah mulai mengumpul di kepala dan selangkanganku, dan luka di kepalaku yang tadi sudah tertutup mulai berdarah lagi.
"Makoto, apakah lukamu di kepala baik-baik saja?"
"Sepertinya sekarang tidak baik-baik saja..."
"Wow!! Darahnya keluar lagi!!"
Latina berkata begitu, lalu mengeluarkan sebuah botol kecil dari belahan payudaranya.
Di dalamnya terdapat cairan yang tampaknya terbuat dari daun atau semacamnya yang telah dihancurkan.
"Ini adalah obat luka dari kampung halamanku. Sangat efektif."
Latina mengeluarkan kain dari saku yang mirip dengan saputangan bordir yang dipinjamkan kepadaku saat istirahat siang, dan membasahi kain itu dengan obat tersebut.
"Sedikit akan terasa perih."
Dia mengelap keningku dengan lembut sambil berkata, "Tidak terlalu sakit, kan?"
Dia menatap wajahku tanpa ekspresi dan tanpa rasa malu, dengan mata biru yang tajam menatapku lurus-lurus. Aku tanpa sadar mengalihkan pandanganku.
"Aku, aku baik-baik saja. Memang agak terasa, tapi aku bisa menahannya. Lebih penting lagi, aku senang kalau Latina dalam keadaan baik-baik saja."
Meskipun obatnya cukup menyakitkan, aku mencoba untuk tidak menunjukkan ekspresi wajahku. Itu adalah kebanggaan kecil seorang anak laki-laki.
Oh, tapi, darahku sudah berhenti mengalir. Obat dari kampung halaman Latina ini benar-benar luar biasa.
"..."
"..."
"Eh? Ada yang salah, Latina?"
Latina menatapku dengan tajam.
Mata birunya yang besar dan indah menatap mataku.
...Dia benar-benar imut dan cantik.
Saat aku sedang berpikir seperti itu.
"Aku, aku sudah memutuskannya."
"Hm?"
"Makoto, mulailah berkencan denganku!!"
Dia tiba-tiba mengucapkan hal tersebut.
"Eh? Apa? Berkencan?"
Awalnya aku tidak mengerti apa yang dia katakan.
Mungkinkah dia salah paham tentang arti kata dalam bahasa Jepang?
"Eh, apakah kamu tahu arti berkencan dalam bahasa Jepang?"
Ketika aku bertanya begitu.
"Tentu saja. Berkencan berarti hubungan antara pria dan wanita!!"
Latina mengangguk mantap sambil memberikan jempolnya (sip)
Serius?
Benarkah...!?
Kalau membantu seorang gadis bisa membuat dia jatuh cinta dan mengaku cintanya padaku, benarkah hal seperti itu bisa terjadi?
Ini seperti dalam manga komedi romantis!
Seandainya aku adalah protagonis dalam manga komedi romantis, mungkin aku akan mengatakan, "Eh? Apa yang kamu maksudkan" atau membuat alasan sementara, tapi diriku ini tidak akan melakukan hal seperti itu!!
Karena aku sangat ingin berkencan dengan gadis ini!!
Dihadapkan pada keinginan seorang remaja laki-laki, segala macam pemikiran yang canggung akan sirna seperti debu yang terbawa angin!!
"Aku juga ingin berkencan denganmu, Latina!! Ayo berkencan!!"
"Oh!! Luar biasa!! Sekarang kita adalah pasangan!!"
Latina bersorak gembira sambil mengangkat kedua tangannya.
Aku juga, yaay!! Dalam hatiku aku merasa senang.
Aku sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa aku akan berkencan dengan gadis asing yang cantik, manis, dan berpostur tubuh indah seperti ini.
Meskipun belakangan ini segalanya tidak berjalan dengan baik, hidup memang penuh dengan kejutan yang menyenangkan, kan?!
Saat aku sedang memikirkan hal itu dengan semangat.
"Baiklah, mari kita mulai membuat anak!!"
Latina berkata begitu sambil melepas seragamnya.
"Eh? Apa yang terjadi?"
Dia membuka semua kancing blusnya, melepas kemejanya, dan berdiri setengah telanjang.
"Eh? Apa? Dan tidak pakai bra!?"
"Aku tidak suka merasa terkekang oleh bra, jadi aku tidak memakainya!!"
Eh? Tapi apakah dengan begitu payudaranya yang seperti roket itu tidak terlalu kencang? Ligamen Cooper-nya pasti terganggu, kan?
*Suara keras*
"Wah!?"
Dengan bingung, aku ditindih oleh Latina yang menekan tubuhnya ke tubuhku dan mendorongku ke tanah.
"Eh? Hei, apa yang kamu lakukan?"
"Kita akan membuat anak!!"
"Kenapa harus seperti itu!?"
"Karena kita sudah berkencan, sudah wajar jika kita menikah dan membuat anak, bukan?"
Kenapa ini dianggap wajar?
Dengan ekspresi bertanya-tanya, aku mengangguk pada Latina.
Mungkin begitulah, jadi begitulah.
(Di suku Latina, berkencan = menikah = membuat anak, apakah itu adalah normal terjadi disana?)
"Sebagai informasi, aku ingin memiliki setidaknya delapan anak!!"
"Wow, itu banyak!! Itu akan meningkatkan tingkat kelahiran secara signifikan!!"
Oh tidak, oh tidak...
Pada usia ini, aku tidak siap untuk mengambil tanggung jawab sebesar itu.
Meskipun pacarku memiliki tubuh yang indah dengan warna kulit cokelat, tapi aku harus berpikir ulang...
"Eh, jadi, ku pikir, kita harus memikirkannya lebih dulu..."
"Ei!!"
"Wah!?"
Sebelum aku bisa bicara lebih lanjut, Latina melepas celanaku bersamaan dengan celana dalamku.
"Wow!! Kamu punya yang hebat di sini!"
Melihat diriku yang sudah terbuka, Latina terkesan dan matanya berbinar-binar.
Secara jujur, aku sudah dalam kondisi siap sedia.
Sejujurnya, ketika Latina berada di depanku, tubuhku selalu dalam keadaan siap, tapi...
"Baiklah, mari mulai..."
Dia berkata sambil memasukkan tangan ke dalam roknya dan melepas celana dalamnya, lalu melemparkannya ke jalanan.
"Ayo kita buat anak pertama!!"
"Wahhh!? Hei, siapa pun, tolong!! Aku akan bertanggung jawab!!"
"Tenang saja."
"Tenang?"
"Di sukuku, setiap kali seorang pria memutuskan wanita yang dicintainya, kami akan menghancurkan satu testisnya."
"Kenapa aku harus merasa tenang setelah mendengar itu!?"
Pada saat yang tepat, ketika kami sedang berbicara.
"Oh tidak, aku terlalu lambat..."
Polisi yang sebelumnya mengejar dua orang yang terlihat seperti Yakuza kembali.
"Eh, anak sekolah, apakah kalian baik-baik saja... tunggu!! Apa yang sedang kalian lakukan di sini!?"
Polisi itu terkejut dan berlari ke arah kami.
"Kalian, datanglah ke kantor polisi denganku!!"
"Eh? Tunggu sebentar!! Ada alasan di balik ini!!"
"Aku tidak bisa memahami alasan apa yang akan membuat kalian mengekspos bagian bawah tubuh kalian di jalanan dan berusaha ngentot tanpa pengaman. Kalian harus menjelaskannya dengan rinci di kantor polisi."
"Itu masuk akal juga!?"
Previous Chapter | ToC |
Post a Comment