NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Nageki no Bourei wa Intai Shitai V2 Prolog

 


Penerjemah: Sena

Proffreader: Sena


Prolog - Barang yang Hilang


Kota kekaisaran Zebrudia selalu ramai.


Jalan-jalan yang tertata rapi. Jalan utama lebar dan membentang melintasi kota kekaisaran seperti jaring laba-laba, selalu dipadati oleh kereta kuda dan orang-orang yang sibuk lalu lalang. 


Pemandangan ini membuat orang-orang dari kota pedalaman sering mengatakan bahwa di Zebrudia, setiap hari seperti festival.


Di mana orang-orang berkumpul, di situlah barang-barang berkumpul, dan itu yang membuat sebuah kota berkembang.


Meskipun sejarahnya masih muda, saat ini kota kekaisaran Zebrudia sudah dihitung sebagai salah satu kota besar terkemuka di dunia.


Segala hal berkumpul di kota ini.


Mulai dari senjata dan baju zirah yang kuat, makanan langka yang biasanya hanya bisa ditemukan di kota-kota pesisir, buku-buku langka yang hanya ada beberapa eksemplar di dunia, ramuan ajaib yang sangat mahal dan mampu menyembuhkan segala penyakit, hingga yang paling menonjol──artefak misterius yang berasal dari ruang harta karun di sekitar kota ini.


Di sekitar kota kekaisaran Zebrudia, terdapat beberapa aliran energi bumi besar (leyline), yang membuat kota ini memiliki jumlah ruang harta karun jauh lebih banyak dibandingkan dengan negara-negara lain di sekitarnya. 


Itulah alasan mengapa kota ini disebut sebagai tanah suci bagi para hunter, sekaligus alasan utama mengapa kota ini bisa berkembang pesat.


Para hunter tidak hanya pedagang yang membawa masuk barang-barang ajaib yang tidak bisa diciptakan ulang oleh peradaban modern, tetapi juga pejuang luar biasa yang mampu mengalahkan monster atau phantom yang kekuatannya melampaui akal manusia.


Kekayaan yang terkumpul di kota ini membuatnya berkembang pesat, sementara kekuatan para treasure hunter melindungi kota dari invasi negara-negara lain.


Bisa dibilang, kota kekaisaran Zebrudia adalah kota yang paling mencerminkan era perburuan harta


Aku benar-benar berhati-hati dengan si Sitri Slime.


Sitri Slime itu disimpan dalam kapsul logam. Bahkan aku yang ceroboh dan pernah menjatuhkan artefak saat membawanya—dan tidak menyadarinya—tidak mungkin bisa melakukan hal secerdik membuat isi kapsul logam itu hilang tanpa merusak wadahnya. Itu mustahil. Bahkan jika disuruh, aku tidak akan mampu.


Kapsul itu sekarang sudah hancur, jadi aku tidak bisa memeriksanya lagi secara mendetail. Namun, aku yakin sebelumnya tidak ada satu goresan pun pada kapsul tersebut. Tentu saja, tidak ada lubang di sana, dan mustahil isi kapsul itu dicuri ketika kapsulnya masih tersimpan di dalam brankas.


Brankas itu berada di kamarku sendiri—dengan penjagaan yang ketat. Lagipula, brankas itu sendiri adalah sebuah artefak. Meski tidak bisa sepenuhnya kukatakan bahwa tidak ada orang lain yang bisa membukanya, jika seseorang berhasil melakukannya, aku pasti akan mengetahuinya.


Jadi, satu-satunya kesimpulan adalah: Isi kapsulnya memang kosong sejak awal. Itu dia!


Aku pun meyakinkan diriku sendiri dan menjatuhkan tubuh ke atas tempat tidur besar sambil terlentang.


“Ya ampun, Sitri, kamu memang suka bikin susah, ya? Hahaha…”


Meskipun Sitri bukanlah orang ceroboh sepertiku, juga bukan tipe yang suka menjahili orang, ini satu-satunya penjelasan yang masuk akal.


...Tapi, ah sudahlah.


Aku mulai malas memikirkannya. Kalau aku memikirkan ini lebih dalam, aku hanya akan muntah.


Imperial City hari ini juga damai. Itu sudah cukup. Soal slime ini, anggap saja tidak pernah terjadi.


Lagi pula, meskipun slime itu istimewa, toh pada akhirnya ia hanyalah slime—makhluk sihir terlemah. Jika satu ekor slime hilang, seberapa besar dampaknya terhadap Imperial City yang begitu luas ini?


Ya, Imperial City tidak akan hancur hanya karena itu. Jelas-jelas itu berlebihan... Apalagi kota ini penuh dengan para hunter yang luar biasa.


Sambil mengusap perutku yang terasa perih, aku memaksa diriku untuk menerima kenyataan itu.


Ksatria Serigala Merah yang muncul itu menunjukkan kekuatannya hanya dengan keberadaannya saja.


Baju zirah yang menutupi seluruh tubuhnya mampu dengan mudah menangkis serangan biasa. Selain itu, setiap individu memiliki senjata yang berbeda-beda, membuatnya sulit untuk menentukan satu strategi khusus sebagai perlawanan.


Serangan yang dilancarkan dengan lengan perkasa mereka cukup kuat untuk mengancam hunter kelas menengah yang sudah terbiasa menghadapi Phantom di ruang harta karun.


Namun, ancaman itu hanya berlaku jika informasi tentang mereka tidak diketahui sebelumnya.


Jika musuhnya keras, kita hanya perlu menyiapkan senjata yang bisa menembusnya.


Jika mereka menggunakan berbagai jenis senjata, kita bisa membuat strategi yang mencakup semuanya.


Dan jika mereka terlalu sulit untuk dihadapi oleh hunter kelas menengah, kita cukup mengumpulkan hunter dengan level lebih tinggi.


Ruang harta karun tingkat tiga—Sarang Serigala Putih—yang terletak di sebuah gua di dalam hutan lebat kini dikelilingi oleh lebih dari sepuluh treasure hunter.


Mereka memiliki senjata, perlengkapan, dan usia yang beragam. Beberapa mengenakan baju zirah penuh seperti seorang ksatria, sementara yang lain berpakaian ringan seolah hanya sedang berjalan-jalan.


Namun, ada satu kesamaan di antara mereka: Semua hunter yang dikumpulkan di sini memiliki level lima atau lebih, menjadikan mereka hunter papan atas.


Rata-rata level para treasure hunter adalah tiga. Untuk mencapai level yang lebih tinggi, diperlukan bakat dan keberuntungan.


Para hunter ini adalah individu yang terkenal bahkan di Imperial City Zebrudia, tempat para hunter dari berbagai latar belakang berkumpul.


Hunter dengan level tinggi umumnya sudah berada di luar jangkauan manusia biasa. Setelah menyerap Mana dan Material dari banyak treasure hall/ruang harta karun, kemampuan fisik mereka sudah jauh melampaui hunter kelas menengah.


Maka dari itu, bagi mereka yang sering menjelajahi ruang harta karun dengan tingkat jauh di atas level tiga, ksatria serigala dengan baju zirah tebal sekalipun bukanlah ancaman yang perlu diwaspadai.


Seorang hunter muda yang berhasil membunuh ksatria serigala dengan satu tebasan pedang hingga menembus zirahnya, membuka mata lebar-lebar sambil bertanya pada rekannya yang sedang melawan ksatria serigala lainnya di belakangnya:


“...Tempat ini seharusnya level tiga, kan?”


“Benar. Kabarnya, level Phantom di sini melonjak drastis dalam satu atau dua minggu terakhir. Bahkan pengguna tombak, Rudolph, sempat kalah saat melawan bosnya.”


“Serius? Eh? Tapi aku tadi lihat Rudolph di guild.”


“Dia berhasil diselamatkan tepat waktu.”


“Hebat juga, ya…”


Percakapan ringan ini berlangsung tanpa menghentikan gerakan mereka.


Sebuah peluru sihir ditembakkan, langsung menembus tengkorak ksatria serigala dan menjatuhkan tubuh raksasanya.


Misi kali ini adalah menyelidiki situasi di Sarang Serigala Putih.


Lonjakan tingkat kesulitan ruang harta karun memang jarang terjadi, tetapi bukan sesuatu yang mustahil. Jika ada kejadian tak terduga, Asosiasi Penjelajah akan mengeluarkan permintaan penyelidikan kepada para hunter yang berpengalaman dan melakukan penilaian ulang terhadap level ruang tersebut.


Sebagai bagian penting dari strategi nasional, penyelidikan ruang harta karun yang abnormal didukung oleh imbalan besar dari Kekaisaran Zebrudia. Bagi para hunter level tinggi, misi ini adalah kesempatan emas untuk mendapat keuntungan besar.




“Meski begitu, hebat juga dia bisa selamat...”


Suara santai itu mengungkapkan rasa heran.


Asosiasi penjelajah baru mengeluarkan permintaan misi ini sehari yang lalu. Artinya, para hunter yang dikirim untuk menyelamatkan Rudolph sebelumnya tidak tahu tentang anomali yang terjadi di ruang harta karun ini.


Walaupun mereka pasti sudah berhati-hati mengingat ada hunter level lima yang hilang, situasi seperti ini tetap sangat berbahaya. Tidak mustahil penyelamatnya pun bisa ikut tersesat atau tewas.


Seorang hunter dengan ekspresi serius menjawab pertanyaan itu.


“Oh, itu karena ‘Senpen Banka’ yang membawanya keluar.”


“!? Serius? Level delapan? Kenapa dia repot-repot ke sini?”


“Entahlah. Dia memang orang yang sulit ditebak. Tapi, pasti ada alasan yang hanya dia saja yang tahu.”


“Benar juga.”


Percakapan itu terhenti di situ.


Di Zebrudia, tempat berkumpulnya para treasure hunter, hanya ada tiga orang yang diakui memiliki level delapan. 


Mereka adalah hunter elit yang tidak hanya berhasil menaklukkan banyak ruang harta karun, tetapi juga berkontribusi signifikan pada berbagai bidang, mendapatkan pengakuan istimewa dari Asosiasi Penjelajah.


Dari ketiganya, Senpe-banka adalah yang paling dikenal sebagai hunter murni.


Dia adalah pemimpin dari Duka Janggal/Strange Grief, sebuah tim yang beranggotakan individu-individu berbakat, sekaligus pemimpin klan besar yang dia kembangkan sendiri. 


Walaupun sudah menyelesaikan banyak misi, namanya jarang disebut dalam rumor karena dia jarang muncul di depan umum.


Sebagian besar hunter hanya mendengar desas-desus bahwa pria ini terlihat tidak mencolok dan sama sekali tidak seperti seseorang yang berada di level delapan.


Namun, kenyataannya pasti berbeda. Untuk mendapatkan pengakuan level delapan, tidak hanya diperlukan catatan prestasi yang sempurna, tetapi juga lolos ujian level yang sangat ketat.


“Baiklah, kita akan masuk sekarang. Tugas kita adalah mengidentifikasi ksatria serigala tingkat tinggi yang muncul dan, kalau memungkinkan, memeriksa bosnya. Kita harus bekerja sebanding dengan bayarannya.”


“Dimengerti.”


Dengan cepat, mereka menyingkirkan pikiran lain dari benak mereka dan kembali fokus ke misi.


Atas perintah pemimpin, para hunter mengencangkan ekspresi mereka dan mengalihkan pandangan ke ruang harta karun yang suram.


Udara dingin menyelimuti area itu, diiringi raungan tajam yang bergema seolah memperingatkan mereka untuk tidak mendekat.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

0

Post a Comment



close