NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Inkya no Boku ni Batsu Game V9 Interlude 1

 


Penerjemah: Eina

Proffreader: Eina


Interlude 1: Konfirmasi Sangatlah Penting


Ketika Youshin bilang kalau tetap menempel seperti ini bisa menjadi kebiasaan, aku dengan enggan menarik diriku darinya.  

Memang benar jika itu menjadi kebiasaan... kita akan selalu jadi ingin menempel satu sama lain, yang bisa menimbulkan berbagai masalah.  

Akhir-akhir ini, aku merasa kami cukup sering bersama di sekolah, tapi itu belum menjadi kebiasaan. Belum... aku harap begitu. Menganggap itu sudah menjadi kebiasaan adalah hal yang dilarang.  

Menjaga jarak di tempat dan waktu yang tepat... TPO (Time, Place, Opportunity)(Waktu, Tempat, dan Kesempatan) itu penting. Ada juga suasana dan situasi yang perlu dipertimbangkan.

Aku menyadari bahwa jika kami berhenti memperhatikan hal-hal ini, kami akan semakin menjadi pasangan yang menjengkelkan yang kerjanya cuma bermesraan.  

Huh? Bahkan aku cukup sadar kalau aku sering menggoda Youshin di depan orang-orang sekitar kami.

Oleh karena itu, kemungkinan besar, Youshin dan aku akan dikategorikan sebagai salah satu dari "pasangan mesra".

Tapi, apa yang salah dengan itu? Selama kami tidak mengganggu orang lain, itu baik-baik saja. Bukannya seperti godaan antara Youshin dan aku melanggar aturan sekolah...  

Tidak, jika kami melangkah terlalu jauh, mungkin saja akan menjadi pelanggaran. ...Maksudku, meskipun aku sadar akan hal itu, tapi aku tetap menciumnya di atas panggung tanpa ragu.  

Belum lagi, guru UKS bahkan sampai bertanya apakah kami menggunakan lidah. Aku sama sekali tidak menyangka hal itu. Aku jadi belajar sesuatu yang baru.

(Tln: ️️️)

Meskipun begitu, jika aku sudah tahu terlebih dahulu, apakah aku akan bisa melakukan hal itu di atas panggung... mungkin tidak.  

Aku rasa aku tidak bisa... aku tidak yakin, tapi bagaimana jika?

(Tln: Jika apa mbak Nanami️)

Bahkan hanya sebuah ciuman lembut sudah cukup untuk... membuat otakku meleleh manis, membuatku merasa seperti kesemutan, dan membuat tubuhku merasa hangat...

Orang sering mengatakan kalau ciuman terasa seperti lemon, tapi itu tidak semanis dan seasam itu... atau sesuatu yang lebih indah. Jika aku harus menggambarkan rasanya, itu terasa lebih sensual... mungkin itu lebih cocok  

Lalu, jika menggunakan lidah... apa yang akan terjadi jika ada yang bahkan lebih intens?  

Mungkin itu akan menjadi pengalaman yang hampir seperti mati... Bukan mati benar-benar mati, tapi akan ada sesuatu yang terjadi dalam tubuhku. Aku bahkan mungkin akan pingsan.  

Memikirkan hal itu, apa yang aku lakukan sebelumnya agak... yah, bukan benar-benar hal yang baru, tapi aku merasa kali ini aku melangkah terlalu jauh.  

Meskipun aku terangsang, aku tidak menyangka akan menjilat telinga Youshin dengan... bibirku atau lebih tepatnya, ujung lidahku. Itu bahkan mengejutkanku.  

Mungkin itu karena pembicaraan sebelumnya tentang lidah yang membuatku jadi ingin melakukannya. Yah, sebenarnya, ada alasan lain juga...  

Ketika aku melihat telinganya.

Aku memikirkan hal yang sama ketika melihatnya dari dekat juga sebelumnya—itu sangat bulat dan imut. Itu sedikit... Aku tidak tahu apakah tebalnya kekanak-kanakan tapi itu terasa tebal.  

Aku tidak sering punya kesempatan untuk hanya melihat telinga seperti ini, tapi bentuknya benar-benar berbeda dari milikku. Kalau dipikir-pikir, Youshin juga tidak memiliki tindikan. Telinganya halus.  

Selain itu, kulit Youshin sangat bersih. Dia bilang dia tidak melakukan perawatan apa pun, tapi memikirkan masa depan, aku jadi agak ingin mengajarinya tentang perawatan sekarang.  

Aku ingin kulitnya selalu terasa enak saat disentuh.  

Itu terdengar sedikit nakal.  

Bagaimanapun, ini telinga Youshin, dan itu tepat di depanku, jadi... aku akhirnya menjilatnya.  

Aku bertanya-tanya apakah itu yang mereka sebut dengan bertindak berdasarkan nafsu?  

Meskipun aku memainkannya dengan ujung lidahku, bukan berarti aku menikmati rasanya atau apa pun, jadi aku tidak punya pemikiran tentang apakah itu "enak" atau tidak.  

Yah, mungkin itu karena... aku terlalu terangsang jadi aku tidak benar-benar mengingatnya. Tapi yang kuingat adalah bahwa itu menyenangkan.  

...Tapi aku penasaran bagaimana reaksi Youshin jika aku berkata, "Itu terasa enak". Sebuah rasa ingin tahu kecil muncul dalam diriku. Apakah itu akan dianggap sebagai pelecehan seksual? Mungkin saja.  

Tadi, Youshin bilang aku sangat tertarik pada hal-hal nakal, dan aku tidak bisa benar-benar membantahnya. Tapi sekarang setelah aku sedikit lebih tenang, aku bisa mengatakan ini.Bukan berarti aku tertarik pada hal-hal nakal, aku hanya menjadi lebih tertarik pada Youshin.  

Reaksi seperti apa yang akan dia tunjukkan pada apa yang kulakukan padanya, bagaimana dia akan menyentuhku, suara apa yang akan dia buat...  

Hal-hal itu hanyalah sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri. ...Atau setidaknya, itulah cara aku mengatakannya. Meskipun, ada sedikit risiko bahwa sarana itu mungkin saja benar-benar menjadi tujuan di tengah jalan.  

"Nanami, ada apa? Kamu terlihat sangat termenung"

(Tln: Termenung itu kayak melamun tapi lagi mikirin sesuatu)  

"Fweh...?!"

Tiba-tiba, mataku bertemu dengan mata Youshin, dan aku sangat terkejut sehingga tubuhku terlompat. Aku melompat berdiri, tapi malah kehilangan keseimbangan, dan mulai jatuh ke belakang.  

"Whoa, hati-hati...!"  

Youshin dengan cepat menahanku dengan tangannya di sekitar pinggangku, dan mencegahku jatuh. Tapi ada kasur di belakangku, jadi meskipun aku jatuh, itu tidak akan terlalu berbahaya.  

Meskipun, dalam arti yang berbeda, mungkin akan agak berisiko... Juga, situasi ini agak terbalik dari sebelumnya. Sebelumnya, aku yang berada di atas dan Youshin di bawahku, tapi jika aku jatuh seperti ini, aku akan berada di bawah dengan Youshin di atasku.

Bukannya aku keberatan... Itu malahan menggodaku.  

Tapi yah, meskipun Youshin mendorongku ke bawah, aku yakin dia tidak akan melakukan apa pun. Lagipula, saat ini, kami sedang di kamarku, dan orang tuaku ada di lantai bawah.

...Pertama-tama, Youshin bilang dia tidak akan... memelukku selama SMA. Aku merasa sedikit tidak puas tentang itu, tapi pada saat yang sama, aku juga senang selagi mengingat saat-saat itu.  

Aku tidak berniat untuk berhenti menggoda Youshin, jadi dari sudut pandang lain, ini adalah tantangan kecil bagiku.  

Jika Youshin bisa bertahan, dia yang menang. Jika dia tidak bisa, maka aku yang menang.  

Ini sebenarnya bukan hanya tentang menang atau kalah saja, tapi membuatnya seperti tantangan akan terasa lebih menyenangkan. Kami telah melatih banyak hal bersama, tapi aku selalu menunggu momen dan mencoba menyerangnya.

(Tln: Bukan nyerang dilahap tapi nyerang ngegoda. Sama saja sih...)  

Yah, sejujurnya, aku juga sedikit takut, jadi usahaku agak setengah hati.  

"Youshin, aku ingin bertanya sesuatu."  

"Hm? Apa itu?"  

Selagi masih dalam posisi di mana dia memegang pinggangku, ide yang sedikit nakal muncul dalam diriku, dan aku memutuskan untuk menanyakan sesuatu padanya. Dia mungkin tidak akan menduga yang satu ini.

Aku tidak tahu jawaban apa yang akan dia berikan... Tapi meskipun begitu, aku benar-benar ingin menanyakannya.  

"Saat aku menjilati telingamu tadi, bagaimana rasanya?"  

"Huh?"  

Ah, Youshin jadi tidak fokus, dan sekarang keseimbangannya hilang...  

Ketika seseorang kehilangan keseimbangan, mereka cenderung akan jatuh ke sisi yang lebih berat. Jadi, dalam hal ini, karena dia sedang memelukku dan kemudian kehilangan keseimbangannya, itu jadi tak terhindarkan.  

Yah, aku yang membuatnya kehilangan keseimbangannya, dan bukan berarti aku berat, atau bahwa aku telah menambah berat badanku atau semacamnya. Sama sekali tidak.  

Bagaimanapun, yang ingin aku katakan adalah... Youshin kehilangan keseimbangannya dan jatuh ke arahku. Begitu saja, aku perlahan-lahan terjatuh bersamanya ke atas kasur.

Aku bisa merasakan sedikit beratnya, tapi Youshin menggunakan tangannya untuk menahan dirinya sendiri agar beratnya tidak sepenuhnya menekan tubuhku.

(Tln: Kemungkinan lagi posisi Yukadon atau Kabedon di lantai atau semacamnya)

Sudah berapa kali aku telah didorong ke bawah seperti ini?

Sekarang aku berada dalam posisi yang berlawanan dari sebelumnya, yaitu dibawahnya. Alih-alih saling menekan satu sama lain, rasanya ada sedikit celah di antara kami...

Tubuh kami sangat dekat tapi tidak saling menyentuh. Jarak kecil itu terasa begitu jauh.

Kamu mungkin berpikir, "Apa yang kamu bicarakan? Kamu baru saja berpelukan beberapa saat yang lalu..." Tapi ini juga menyenangkan dengan caranya sendiri.  

"Nanami... itu bahaya tahu..."

Dia mengatakannya dengan sedikit marah. Aku akui, itu memang sedikit berbahaya, jadi aku merasa sedikit bersalah.  

"Maaf, maaf. Aku hanya tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya."  

"Mou... Itu berbahaya, jadi tolong jangan lakukan hal-hal aneh seperti itu lagi."  

Saat dia mencoba mengangkat tubuhnya dan perlahan menjauh dariku, aku mengangkat badanku dan meraih tangannya. Yah, secara teknis, itu hanya bajunya.  

"...Nanami?"  

"Sebentar lagi... oke?"  

Aku mengatakan ini seolah-olah mengundangnya, meskipun aku tidak memiliki... motif tersembunyi. Aku hanya ingin menikmati posisi ini sedikit lebih lama.  

Youshin terliaht ragu sejenak, lalu dia tersenyum dan berkata "tidak bisa dihindari" dia bersandar kembali ke arahku.

(Tln: Bukan sandar kayak nempel ya bjir, tetap ditahan. Mati anak orang kalau dia lepas)

Aku perlahan-lahan membiarkan diriku jatuh kembali ke ranjang. Dengan suara lembut, tempat tidur itu seolah tertekan, dan menyentuh kulitku. Rasanya menyenangkan.

Melihat gerakan Youshin, jantungku jadi berdebar, dan tatapanku menuju pada dadanya. Dari sana, aku bisa melihat sekilas fisiknya yang telah terlatih dengan baik.

Saat aku mengalihkan tatapanku ke atas, jakun Youshin terlihat. Melihatnya dari dekat, aku menyadari kalau itu sangat berbeda dari leherku... dan perbedaan itu membuat jantungku semakin berdebar.

(Tln: Jakun itu kayak tonjolan tulang kecil di leher cowok kalau kalian ga tau)

Youshin yang berada diatasku, menahan dirinya dengan tangannya agar tidak menekanku.  

"Jika lenganmu sudah lelah, kamu bisa berbaring di atasku tahu."  

"Yah, ini agak sulit, tapi jika aku menganggapnya sebagai latihan kekuatan..."  

"Bukankah itu latihan yang buruk jika kamu mengenaiku?"  

"Yah... maaf, tetapi aku mungkin dengan sengaja mengenaimu beberapa kali."  

Aku mengeluarkan tawa kecil lalu meraih tangannya.  

Jika Ibu melihat ini... aku pasti tidak akan punya alasan. Memikirkan itu, aku membiarkan telapak tanganku menyentuh Youshin.  

"Nanami...?"  

Sebelum kusadari, tanganku sudah menyentuh lehernya. Itu terlihat hampir seperti aku mencoba mencekiknya.  

Aku tidak memberi kekuatan, hanya menyentuhnya saja, tapi aku terkejut betapa bedanya rasa lehernya dibandingkan dengan milikku.  

Leher pria itu... sangat kekar dan tebal.

Aku membiarkan tanganku meraba di sepanjang lehernya, dan menyentuh tonjolan jakunnya. Itu keras. Jauh lebih keras dari yang aku duga.

Aku pikir itu akan lebih lembut, tapi... apakah jakun itu terbuat dari tulang?

"Um... Nanami?"  

"Oh, maaf..."

Saat aku menyentuh lehernya seolah-olah aku sedang mengelusnya, Youshin tampak bingung. Ya, aku rasa dia pasti terkejut jika pacarnya tiba-tiba menyentuh lehernya.  

"Jakunmu terlihat menarik, jadi aku jadi ingin menyentuhnya."  

"Aku mengerti, tapi aku pikir... wanita juga memiliki jakun, kan?"  

"Huh? Benarkah?"  

"Ya, hanya saja rasanya tidak begitu mencolok... Mungkin di sekitar sini...?"  

Kemudian Youshin perlahan meletakkan tangannya di leherku.  

Saat tangannya menyentuh leherku, kehangatannya menyebar ke kulitku, dan mengirimkan sensasi kesemutan ke seluruh tubuhku.  

Rasanya seperti sedang digelitik, tapi tidak sepenuhnya digetitik... Rasanya panas, tapi juga membuatku merinding, seperti sensasi aneh yang bergerak dari leher ke seluruh tubuhku, hampir seperti petir.  

"Hm...?!"  

Sebuah jeritan sangat kecil keluar dari bibirku.  

Rasanya menjijikkan, tapi aku ingin dia terus menyentuhku. Sensasi kesemutannya semakin kuat setiap kali tangannya bergerak di sepanjang leherku.

(Tln: Kesemutan di sini gimana ya jelasinnya, bagi yang pernah sudah pasti tahu. Gua blom jadi ga tahu gimana rasanya tapi anggap aja kayak geli-geli enak)

Aku secara refleks meraih tangannya dan mencengkeramnya. Aku tidak tahu apakah aku ingin menolak tangan ini atau menerimanya.  

Tidak tahu harus berbuat apa, aku hanya memegang tangannya begitu saja.  

"Maaf, apakah itu tidak nyaman?"  

"T-tidak... Bukan berarti aku tidak menyukainya, tapi... aku rasa aku lebih suka jika kamu berhenti."  

Sebuah suara dalam kepalaku yang berteriak kalau ini berlanjut akan berbahaya. Suara siapa? Tentu saja, suaraku. Jika ini berlanjut, itu akan benar-benar, sangat buruk.  

Momen paling berbahaya adalah ketika tangannya mulai menjauh leherku. Secara kebetulan, pada saat terakhir saat tangannya mau lepas, dia menyentuh leherku seolah membelainya.  

Aku ingin memuji diriku sendiri karena tidak mengeluarkan suara sama sekali.

"Baiklah, aku tidak akan menyentuh lehermu lagi."  

Mendengar kata-katanya, aku hanya mengangguk diam.  

Aku bahkan tidak bisa untuk bercanda lagi dan mengatakan "Kamu bisa menyentuhnya lagi loh" atau "Kenapa kamu tidak menyentuhku?"  

Aku ingin dia menyentuhku lagi, tapi jika dia melakukannya, itu pasti akan berbahaya.

Mungkin karena pemikiran itu, atau karena aku tadi menahan suaraku, aku jadi tidak bisa berbicara lagi. Meskipun aku ingin mengatakan sesuatu, tenggorokanku terasa tertutup, dan tidak ada suara yang keluar.

Selama beberapa saat, keheningan mengalir diantara kami. Aku merasa sedikit malu dan mengalihkan tatapanku, tapi kami terus saling mencuri pandangan satu sama lain.

Setelah beberapa kali saling memandang, mata kami bertemu dengan sempurna, dan aku tidak dapat menahan tawaku.  

Saat aku tertawa, Youshin juga ikut tertawa, yang membuatku merasa senang. Meskipun aku terlihat seperti sedang didorong, anehnya aku merasa tenang.

Meskipun begitu, tetap saja, aku masih sedikit gugup.

Setelah mata kami bertemu lagi, kami tidak bisa berpaling, dan saling menatap dalam keheningan. Wajahnya yang terlihat berbeda dalam cahaya ruangan terasa menyegarkan.

"Nanami..."

"Hmm? Ada apa?"  

Youshin memiliki ekspresi sedikit serius saat menatapku. Aku membalas tatapannya dengan senyuman.  

"...Kenapa kamu... menjilati telingaku...?" 

Dia bertanya dengan agak ragu-ragu. 

"Apakah kamu benar-benar hanya melamun...?"  

Dia mengangkat apa yang terjadi sebelumnya dengan wajah serius. Melihat cara dia tergagap saat berbicara, mungkin dia juga merasa malu.  

Lucunya.  

"Ah... yah, kamu lihat..."  

Sebenarnya, ada alasan lain selain hanya melamun. Bukan berarti aku akan mencobanya bahkan jika telinganya tidak tepat di depanku saat itu.  

"Sebenarnya..."  

"Sebenarnya...?"  

"Aku mendengar bahwa pria suka dijilati telinganya."  

"Tunggu, siapa yang memberitahumu itu...?"  

"Peach-chan dan Nao-chan."  

Oh, sudah lama aku tidak melihat Youshin membuat ekspresi seperti itu. Seolah dia baru saja menggigit sesuatu yang sangat pahit.  

Dan mungkin bukan hanya Peach-chan yang membuatnya terganggu, tapi fakta bahwa Nao-chan juga mengatakannya. Lagipula, dia adalah senior Youshin di pekerjaan paruh waktunya.  

Sebenarnya, itu hanya kebetulan bahwa keduanya memberi tahuku tentang hal ini pada saat yang bersamaan.  

Peach-chan baru-baru ini mempelajari ASMR, dalam prosesnya, belajar tentang... menjilati telinga.

Di sisi lain, Nao-chan telah terjun ke dalam jenis audio gadis bersuara imut yang berbisik. Dia juga mengatakan bahwa yang versi untuk pria membuatnya terlalu malu untuk melakukannya.

Aku menerima informasi serupa dari dua orang dengan cara menikmati yang berbeda.  

"Jika kamu berbisik dan menjilat telinganya, efeknya akan luar biasa."  

Begitu...

Aku telah menyangkalnya, dan mengatakan bahwa aku tidak bisa melakukan sesuatu yang begitu memalukan, tapi karena aku memiliki informasi itu, aku pada akhirnya melakukannya dengan sempurna. Kendali diriku sepertinya cukup rendah.  

"Aku bisa mengerti dengan Peach-san, tapi Yu-senpai juga…?"  

Huh? Youshin menganggap Peach-chan seperti itu juga?  

Dari apa yang aku dengar, sepertinya Peach-chan sedang berlatih ASMR dengan teman-teman game-nya lewat obrolan suara baru-baru ini.  

Ternyata itu masih dalam batas yang sehat, dan dia melakukannya dengan semua orang, bukan berdua saja... Apakah kalian baik-baik saja, teman-teman game, dan juga apakah mereka tergoda?  

Bagaimanapun, begitulah bagaimana aku akhirnya menjilati telinga Youshin.  

"Nanami... Apakah kamu dipengaruhi oleh pengaruh jahat? Apakah kamu baik-baik saja?"  

Oh, Youshin terlihat lelah dan lesu. Mendengar cerita seperti itu dari kenalannya mungkin telah menguras energinya lebih dari yang dia harapkan.  

Untuk saat ini, aku hanya akan tertawa dan menghindari memberikan pertanyaan mengenai efek negatif itu.  

Aku memang terpengaruh, tetapi apakah itu buruk atau tidak masih belum jelas. Tidak, karena itu terasa menyenangkan sebelumnya, sepertinya itu adalah pengaruh positif.  

Melihatku tertawa, Youshin tersenyum seolah tidak ada yang bisa dilakukan.  

Aku suka senyuman ini.

Ini adalah pikiran yang sedikit egois, tapi aku merasa meskipun aku melakukan sesuatu yang aneh, Youshin akan tetap memaafkanku dan menerimanya.  

Namun, hanya membayangkan bahwa suatu hari aku tidak dimaafkan saja membuatku merinding dan hampir menangis. Jadi, aku tidak ingin menyusahkan atau bahkan menipunya.  

Aku harus ingat bahwa ini hanya senyuman yang dia tunjukkan untuk hal kecil saja.  

Jika aku terbawa suasana, aku mungkin akan membuat kesalahan besar suatu hari nanti.  

Dan aku akan menganggap bahwa apa yang akan aku tanyakan ini masih dalam batas kewajaran... Sebenarnya, ini pertanyaan untuk jawaban yang belum kudapatkan sebelumnya.  

Tidak ada cara untuk mengetahuinya selain jika aku bertanya.  

"Aku ingin bertanya sesuatu lagi... apakah itu tidak apa-apa?"  

"Hm? Tentu. Apa itu?"

Meskipun aku dipersilahkan, tapi aku tidak bisa dengan cepat menemukan kata-kataku. Aku terdiam sejenak lalu menarik napas dalam-dalam.  

Aku menunggu rasa ingin tahuku mengalahkan kegugupanku dahulu dan menyampaikan kata-kataku kepada Youshin, yang menatapku dengan ekspresi bingung.  

"... Youshin, sebelumnya... apakah itu terasa enak?"  


Sebelumnya, aku tidak bisa bertanya langsung, jadi aku mencoba untuk menyamarkannya, tapi maksudku seharusnya sudah tersampaikan. Karena, lihat... Mata Youshin membelalak terkejut dan dia memerah.  

Dari reaksi itu, aku sudah memahaminya dengan baik, tapi aku masih ingin mendengar jawabannya, jadi aku mendesaknya dengan “Nee~ Nee~~”. Dengan wajah memerah, Youshin sedikit mengalihkan pandangannya dan bergumam sendiri.  


"... Mungkin, itu terasa enak."  


Mendengar jawabannya entah kenapa membuatku bahagia... Tanpa menahan tawaku, aku mendekatinya dan memeluknya erat-erat.  

Youshin yang kehilangan keseimbangannya dan jatuh dan berakhir diatasku, dan juga kami berpelukan untuk beberapa saat di kasur. Btw, wajahnya tepat di sebelah telingaku.  

Posisi kami ditukar dengan sebelumnya tapi... Youshin tidak menjilat telingaku.  

Tch.


Previous Chapter | ToC | Next Chapter

0

Post a Comment



close