Epilog: Nageki no Bourei wa Intai Shitai ⑫
Markas Besar Asosiasi Penjelajah. Di kafetaria gedung putih yang kini jauh lebih ramai dibandingkan saat terakhir kali aku datang, kami sedang duduk bersama di salah satu meja. Sambil memegang secangkir kopi, Kaizer berkata:
“Yah, yah, aku sudah menyaksikan keahlianmu. Seperti yang dikabarkan, benar-benar luar biasa. Tidak kusangka kau benar-benar menjatuhkan kota udara yang sulit ditembus secara harfiah.”
“Dan kau bahkan mengantarkannya sampai dekat markas besar Asosiasi Penjelajah. Sangat baik sekali,” tambah Saya dengan ekspresi serius, entah itu pujian tulus atau sindiran.
Ujian sertifikasi Level 9 akhirnya berakhir dalam kekacauan. Dengan jatuhnya Code, proses evakuasi warga, serta para tentara bayaran kriminal yang ditangkap oleh Kaizer dan Saya—yang kabarnya sempat membantu Nora-san dan kelompoknya dalam pertempuran sengit melawan pasukan Jean-san—markas besar Asosiasi Penjelajah sempat lumpuh sementara. Berkat bantuan berbagai negara, situasi kini mulai sedikit stabil, meski butuh waktu untuk kembali beroperasi normal.
Penyebab jatuhnya Code dibiarkan samar dalam kekacauan tersebut. Aku, yang konon mendapat penilaian internal tertinggi di antara tiga orang yang menerima misi ini, dipanggil ke markas untuk memberikan berbagai laporan. Namun, tugasku sejak awal hanyalah melindungi keluarga kerajaan Code. Memang jumlah orang yang kulindungi bertambah, tetapi sisanya adalah urusan Asosiasi Penjelajah.
Jujur saja, kali ini aku merasa benar-benar ceroboh. Sebenarnya aku selalu merasa begitu, tapi ini pertama kalinya aku menjatuhkan kota terapung. Saat melihat kota itu perlahan menghilang setelah kami melarikan diri dari menara kerajaan, aku merasa akan mati kapan saja. Apalagi ketika melihat markas besar Asosiasi Penjelajah begitu dekat dengan titik jatuhnya kota, aku merasa seperti sedang mengalami mimpi buruk. Untungnya, kejatuhan Code ternyata lebih lambat dari yang dibayangkan, dan tidak ada korban jiwa. Kota itu tampaknya tetap mempertimbangkan keselamatan warga hingga saat terakhirnya.
Masalah terkait kejatuhan Code kini menunggu keputusan dari Asosiasi Penjelajah dan berbagai negara. Namun, tampaknya keputusan yang terlalu berat tidak akan dijatuhkan. Lagipula, kehancuran yang pernah ditimbulkan Code terjadi hampir dua ratus tahun lalu, dan keturunan dari bangsa yang dulu dihancurkan kini hidup sebagai warga negara. Ditambah lagi, belakangan ini tidak ada kerugian besar yang ditimbulkan. Rasanya juga mustahil menyalahkan keluarga kerajaan yang telah kami lindungi.
“Ngomong-ngomong, tentang para bangsawan yang memaksa keluarga kerajaan yang cinta damai itu untuk menurut—“
“Eh? Apa maksudmu?”
“?”
Melihat ekspresi bingung Kaizer dan Saya, aku memutuskan untuk menyerah mencari tahu kebenarannya. Bagaimanapun juga, pekerjaanku sudah selesai. Terlalu banyak penasaran bisa berbahaya, seperti kata pepatah, “Rasa ingin tahu membunuh kucing.”
Lalu, bagaimana hasil ujian sertifikasi Level 9? Belum keluar. Meski target utama, yaitu perlindungan keluarga kerajaan, tercapai, kekacauan yang ditimbulkan membuat penilaian menjadi rumit. Hasil ujian mempertimbangkan berbagai aspek selain pencapaian target.
Meski aku sendiri tidak tertarik pada sertifikasi Level 9, Kaizer dan Saya tampaknya sangat peduli.
“Namun, aku jadi sadar betapa sempitnya dunia tempatku beraktivitas. Bukan hanya keahlianmu dalam menjatuhkan Code, tetapi juga kekuatan Little Witch sangat mengesankan,” kata Kaizer.
“Bukan apa-apa… lagipula, tanpa saran Krai di stasiun, aku tidak akan bisa mengaktifkan kemampuan di pagi hari,” jawab Saya.
“Eh...? Yah, kalau itu berguna, syukurlah,” balasku.
Entah bagaimana, nasihatku ternyata berguna meski aku sama sekali tidak ingat memberikannya. Kurasa lebih baik aku tidak mengatakan itu. Apalagi aku malah lupa tempat pertemuan, menjatuhkan Code secara tidak sengaja, dan sama sekali tidak memberi kontribusi berarti.
Aku mengambil sesendok besar parfait raksasa yang sebelumnya tak sempat kumakan, lalu memasukkannya ke mulut. Rasa manis yang menusuk hingga ke otak membuatku menyipitkan mata.
Aku jadi bertanya-tanya, apakah Ohii-sama akan menyukai rasa manis ini? Saat ini, keluarga kerajaan Code masih dalam perlindungan Asosiasi Penjelajah. Jika nanti mereka bisa berjalan-jalan bebas, mungkin aku bisa mengajak mereka berkeliling ibu kota. Ohii-sama yang penuh rasa ingin tahu itu pasti akan menyukai Zebrudia.
Ketika aku tengah tenggelam dalam lamunan, Kaizer bertanya,
“Ngomong-ngomong, aku berencana tinggal di sini sampai hasil ujian sertifikasi Level 9 keluar. Bagaimana denganmu, Krai? Maksudku, bukan aku yakin kau akan lolos, tapi aku harus tahu hasilnya sebelum pergi.”
“Ah… aku akan kembali ke ibu kota. Sudah cukup lama aku meninggalkannya, dan aku juga perlu membawa oleh-oleh. Lagipula, soal sertifikasi Level 9… aku berencana untuk mundur. Aku membuat kesalahan besar di akhir.”
“...Kalau kau mundur, kami tidak akan punya muka lagi,” ujar Saya.
Tidak, aku rasa tidak begitu. Kami berhasil menyelamatkan seluruh keluarga kerajaan dan menangkap banyak penjahat hingga penjara penuh sesak. Kabarnya, bahkan dua pemimpin Kitsune, organisasi yang sempat beraksi selama Buteisai, berhasil ditangkap. Aku bersyukur tidak pernah bertemu mereka.
Saat aku sedang menikmati kebebasan setelah sekian lama, suara yang sangat familiar terdengar.
“Ada di sini ternyata! Krai-chan, aku datang menjemput!”
Suara ceria yang tidak mungkin salah kudengar. Aku menoleh dan membuka mata lebar-lebar ke arah suara itu.
Lho? Itu Liz! Dan semuanya juga... Bukankah mereka seharusnya masih menjelajahi Yggdra? Apa mereka sudah bosan? Atau waktu di Code memang berlalu lebih lama dari yang kukira?
Bekerja sendirian memang nyaman, tapi kurasa sudah saatnya aku kembali menjadi pemimpin Strange Grief lagi.
“Yah, kalau begitu, karena teman-temanku sudah datang, sampai di sini dulu… sampai jumpa.”
Dengan membawa kantong berisi berbagai oleh-oleh dari Code—suplemen dan aksesori penguat yang diberikan Nora-san, laba-laba kecil dari Tony-san, serta kartu warga sebagai bukti pencapaian kelas 7—aku berjalan menuju teman-teman masa kecilku yang dengan gigih mengejarku hingga ke sini.
‹›—♣—‹›
Sungguh tak disangka seorang pemburu seperti dirinya bisa terlibat dalam kekacauan sebesar ini.
Di sebuah kamar penginapan dekat markas besar Asosiasi Penjelajah, Kool kembali menghela napas untuk entah ke berapa kalinya.
Sudah seminggu berlalu sejak jatuhnya Code. Meskipun suasana hatinya mulai agak tenang, bayangan hari itu masih kerap menghantui mimpinya seperti mimpi buruk.
Pertarungan melawan Kaizer, seorang pemburu level 8. Pengkhianatan oleh Kuubi. Kemunculan sosok menyeramkan bernama Sarasara yang menangkap dua bos organisasi kriminal sekaligus. Dan tentu saja, jatuhnya Code saat para rekan masih sibuk bertempur melawan pasukan Jean setelah kedua pemburu level 8 itu dibebaskan.
Semua itu jauh melampaui kapasitas Kool.
Kalau dipikir-pikir, mungkin semua itu sudah direncanakan dengan matang oleh Senpen Banka. Baik pengkhianatan Kuubi, intervensi oleh Little Witch yang seharusnya berada di bawah kendali musuh, hingga penghentian total sistem kota besar Code. Tapi saat berada di tengah-tengah kekacauan, Kool sama sekali tidak punya waktu untuk memikirkan itu. Dia hanya bisa berjuang mati-matian.
Rasanya seperti sebuah keajaiban mereka semua berhasil selamat. Hingga kini pun Kool masih berpikir demikian.
“Siapa yang bisa memprediksi rencana gila seperti itu?” pikirnya. Kalau dipikir lebih jauh, seharusnya itu layak mendapatkan keluhan resmi. Jika ada satu saja kesalahan kecil dalam pelaksanaan, mereka semua pasti sudah tewas.
Alasan mengapa Senpen Banka tidak memberi tahu detail rencananya sejak awal mungkin karena dia tahu kalau orang-orang akan mencoba menghentikannya. Kalau Kool tahu sebelumnya, dia pasti akan melarang keras rencana tersebut.
Melihat langsung kejeniusannya adalah pengalaman yang berharga, tetapi Kool tidak ingin bertemu dengannya lagi. Itu sama sekali tidak bisa dijadikan referensi, karena jelas tidak mungkin Kool dapat menirunya.
Kini, kembali menjalani kehidupan di daratan tanpa sistem kota seperti Code terasa sedikit merepotkan. Di daratan, tidak semua hal dapat diselesaikan hanya dengan menekan satu tombol. Namun, ketidaknyamanan itu justru membuat Kool merasa nyaman.
Sejak kembali ke daratan, Elise terus dalam mode hemat energi, duduk memeluk lutut di sudut kamar.
“Kehe… markas besar sedang kacau balau. Bisa mencium bau uang nih,” ujar Zuri dengan nada puas.
“Kau masih bisa bicara seperti itu setelah apa yang kita alami?” balas Kutri dengan kesal.
“Heh, lagian kau sendiri pasti ada barang yang kau curi dari Code, kan?” sindir Zuri sambil menyeringai.
“Tanpa barang pun, cukup dengan cerita soal keadaan di dalam Code, kita bisa hidup nyaman selamanya. Lagipula, kita kenal dengan keluarga kerajaan Code, kan? Betul kan, Rushia?”
“Uh… aku jadi kepikiran, apa aku mengajarkan sesuatu yang buruk pada Ohii-sama ya? Semoga aku tidak dihukum mati. Aku kan hanya disuruh oleh Honmono-san,” ujar Rushia dengan nada cemas.
“Ah, sekarang sih tidak ada eksekusi pancung lagi. Biasanya mereka menggunakan obat, membuatnya mati tanpa rasa sakit,” komentar Zuri enteng.
“Kalau kau pantas dihukum pancung, maka Senpen Banka lebih pantas lagi! Dia yang paling tidak sopan!” balas Kutri.
Ketiganya berbincang santai sambil memandang markas besar dari jendela. Tampaknya mereka semakin terbiasa dengan berbagai kekacauan. Setelah insiden di Buteisai, Strange Freak telah berkembang pesat. Kali ini, mereka tampaknya kembali berubah setelah kejadian di Code.
Saat mereka masih asyik mengobrol, pintu kamar tiba-tiba terbuka dengan keras. Sang pemimpin masuk dengan ekspresi penuh semangat.
“Teman-teman, aku dapat pekerjaan bagus! Kita diminta untuk mengawal Kuubi dan Kenbi. Mereka benar-benar ingin meminjam kekuatan kita!” katanya penuh antusias.
“Apa?! Kau menerima pekerjaan itu?!” seru Kool panik.
“Onii-chan, itu bahaya! Rushia saja tahu kalau ini bahaya!” tambah Rushia dengan nada cemas.
“Kehehe… Hei, ada yang tolong hentikan pemimpin kita ini,” ujar Zuri sambil tertawa kecil.
“Kenapa sih kau selalu memilih pekerjaan yang berbahaya?!” protes Kutri.
“…Sudahlah, aku mau keluar dari party ini,” gumam Kool pasrah.
Melihat rekan-rekannya yang ribut melontarkan keluhan, sang pemimpin hanya bisa memasang wajah bingung.
‹›—♣—‹›
Kenapa aku harus mengalami semua ini? Salah satu staf Markas Besar Asosiasi Penjelajah, Hat, merasa benar-benar jenuh dengan situasi yang dihadapinya.
“Apa!? Dengan hak apa kalian menahan Alisha di tempat yang tidak nyaman seperti ini!?”
“Mohon tenang, Pangeran Zachari. Urusan yang berkaitan dengan Code sangat rumit... Lagipula, berdasarkan standar dunia luar, tempat ini tidak bisa dibilang tidak nyaman.”
Salah satu anggota keluarga kerajaan Code, Zachari Code, dengan wajah kesal sedang membentak para staf. Sudah seminggu sejak jatuhnya Code, dan lambannya proses penanganan situasi tampaknya membuat stresnya semakin memuncak. Namun, bukan hanya Zachari yang merasa tertekan; staf Asosiasi Penjelajah seperti Hat yang terlibat langsung dalam penanganan insiden ini juga merasakan hal yang sama.
Semua ini bermula dari insiden jatuhnya Kota Benteng Bermobilitas Tinggi, Code. Akibat insiden itu, Markas Besar Asosiasi Penjelajah kini harus menangani lebih dari sepuluh ribu warga sipil, lebih dari lima ratus Red Hunter, berbagai barang berteknologi dari Code, serta sisa reruntuhan Code yang ibarat bom waktu yang tidak bisa dihindari.
Awalnya, Asosiasi Penjelajah hanya mengirim tiga pemburu level 8 untuk melindungi keluarga kerajaan Code, yang jumlahnya tidak lebih dari sepuluh orang. Namun kini mereka harus menangani beban yang jauh melebihi kapasitas mereka. Padahal sebelumnya mereka sudah kewalahan dengan rencana pendirian cabang di Yggdra. Bahkan banyak staf yang sudah tiga hari tidak tidur.
Masalah yang paling aneh adalah bahwa Code adalah ruang harta karun.
Meskipun telah kehilangan fungsinya sebagai kota, masih banyak barang berteknologi yang tersisa. Beberapa barang itu menjadi tidak dapat digunakan karena memerlukan koneksi ke sistem kota, sementara yang lainnya tetap berfungsi meskipun tanpa koneksi. Anehnya, sebagian besar barang yang masih berfungsi adalah senjata—senjata yang kecil dan jauh lebih canggih dibandingkan senjata biasa. Konon, barang-barang itu diproduksi secara massal atas perintah Pangeran Zachari untuk diberikan kepada rakyat jelata.
Negara-negara yang bekerja sama dengan Asosiasi Penjelajah berebut ingin mendapatkan teknologi Code, terutama yang dianggap paling berguna dan canggih. Namun, pembagian hasil teknologi itu terus menjadi perdebatan yang tak kunjung selesai. Nasib reruntuhan Code dan warga yang melarikan diri juga masih belum diputuskan. Bahkan, status keluarga kerajaan Code pun belum menemui titik terang.
Satu-satunya keputusan yang sudah diambil hanyalah mengenai hukuman bagi para kriminal besar yang ditangkap oleh Kaizer dan rekan-rekannya. Keputusan ini pun memicu keributan besar karena melibatkan nama-nama besar yang mengejutkan.
Menjamin kehidupan para warga dan menjaga reruntuhan Code memerlukan biaya besar. Namun, meminta bantuan organisasi lain hanya akan memperumit pembagian hasil nantinya. Keputusan dari pihak atas hanya satu: “Urus semuanya sendiri.”
Hat meminum kopi yang begitu pekat seperti lumpur, tetapi minuman itu pun sudah tidak mampu mengusir rasa kantuknya.
“Aku mengerti sekarang,” kata Tony dengan nada yakin.
“Aku cukup paham budaya dunia luar. Mereka menyelesaikan segalanya dengan uang, bukan? Kalau begitu, membuat koin emas dilarang, ya... Baiklah, aku tidak punya pilihan lain. Aku akan menjual salah satu laba-labaku. Laba-labaku istimewa, bisa berfungsi meskipun tanpa sistem kota. Aku punya lima puluh unit, jadi menjual satu tidak masalah.”
“Tony, aku tidak tahu kalau kau punya laba-laba yang bisa menembus Menara Raja sebanyak itu. Aku juga tidak tahu kalau kau begitu ambisius mengejar tahta,” komentar Nora dengan nada sinis.
“Aku tidak peduli ke mana, yang penting keluarkan aku dari sini. Aku tahu kita punya banyak tawaran. Negara mana pun tidak masalah. Aku ingin tahu seberapa jauh kekuatan pasukan kesatria elitku bisa diakui di dunia luar,” tambah Nora tegas.
“Tony, Nora, berhentilah bicara sembarangan,” potong seorang pria dengan nada serius. “Code sudah tidak ada. Kita harus bekerja sama dan bergerak bersama. Bagaimanapun, meskipun tidak ada tahta lagi, aku tetap saudara tertua selain Jean.”
“Kuh... Kakak, semua risetmu hanya berfungsi dengan sistem kota. Di dunia luar, riset itu tidak berguna sama sekali. Sungguh situasi yang terbalik, ya?” ejek pria lain dengan nada mengejek.
“Kalian berisik sekali! Kalau aku memberi perintah, semua warga akan patuh. Kalau ada masalah, bicarakan denganku!” bentak Angus.
“Untung saja hasil risetku adalah unit serba guna. Itu bisa berfungsi meskipun tanpa sistem kota, jadi tidak sia-sia. Ngomong-ngomong, di mana Alisha?”
Para anggota keluarga kerajaan Code terus berbicara semaunya, membuat semua orang kewalahan. Padahal mereka kabarnya dulu saling berselisih di dalam Code. Kini semua ini berubah menjadi kekacauan besar yang membuat kepala Hat pening.
Tiba-tiba terdengar suara indah seperti lonceng yang bergema di ruangan itu.
“Apa!? Krai sudah pergi!? Padahal dia sudah berjanji mau menunjukkan dunia luar padaku!”
Alisha Code, gadis yang konon akan menjadi raja berikutnya jika kota tidak jatuh, berseru dengan nada kaget.
Sekilas dia tampak seperti gadis lemah lembut, tetapi kenyataannya dia adalah seorang gadis luar biasa. Meski bukan seorang pemburu, dia memiliki tubuh yang kuat dan lentur, kemampuan komputasi tinggi, serta perangkat canggih yang masih berfungsi meski Code telah jatuh. Selain itu, dia juga sangat disayangi oleh saudara-saudaranya dan warga.
Kabarnya, dia telah diselamatkan dari penawanan oleh Senpen Banka, dan kini dia sering menyebut nama itu, yang semakin memperkeruh keadaan.
Alisha mendekatkan wajahnya ke salah satu staf dan berkata dengan nada memohon.
“Aku ingin bertemu Krai. Tolong, boleh tidak?”
“Alisha! Hentikan rengekanmu! Pria itu sudah mengajarkan hal-hal yang tidak perlu padamu,” seru Nora dengan panik.
“Dan jangan sampai ada adegan sujud lagi. Itu benar-benar memalukan dan mencoreng martabat keluarga kerajaan Code,” tambah Angus.
Zachari hanya memandang mereka dengan wajah tidak senang.
Tiba-tiba, seolah mendapatkan ide cemerlang, Alisha berseru penuh semangat.
“Aku tahu! Aku akan jadi pemburu harta karun!”
“Apa!?”
“Kita punya enam orang, jadi pas sekali untuk membentuk tim, bukan begitu, Nora Onee-sama?” ujar Alisha dengan penuh semangat.
Hat hanya bisa tertawa kaku melihat sang putri yang melontarkan ide gila itu.
“Ini sudah tidak bisa diselamatkan. Aku ingin pensiun saja,” pikir Hat dengan pasrah. Tapi dia ingat, menjadi pemburu harta karun memang tidak butuh syarat khusus selain catatan bersih dari kriminalitas...
Interlude: Keanehan
Konon, ada sebuah ruang harta karun yang dapat memberikan artefak yang diinginkan siapa pun yang menemukannya.
Desas-desus aneh ini mulai beredar di Akademi Sihir Zebrudia, lembaga sihir tertinggi di Kekaisaran Zebrudia, tepat setelah sekolah tersebut akhirnya selesai diperbaiki dan kembali berfungsi sepenuhnya setelah rusak parah akibat insiden kutukan yang mengguncang ibu kota. Para siswa pun perlahan kembali menjalani kehidupan normal mereka.
Tidak ada yang tahu pasti siapa yang pertama kali membawa cerita ini. Namun, kabar yang nyaris terdengar seperti dongeng itu menyebar perlahan seperti wabah penyakit di kalangan para siswa.
Konon, ruang harta karun ini hanya akan muncul di hadapan mereka yang terpilih. Ruang tersebut diyakini memiliki kehendak sendiri dan akan memberikan artefak yang diinginkan kepada pemburu yang cukup berani untuk menjelajahinya.
Yang diuji oleh ruang ini bukanlah kekuatan, melainkan hati. Berbeda dengan ruang harta karun lainnya, mereka yang masuk ke dalamnya pasti dapat kembali dengan selamat.
—“Hei, tahu tidak? Ada kabar tentang ruang harta karun baru yang ditemukan di negara tetangga. Katanya, peluang mendapatkan artefak jenis tongkat di sana cukup tinggi. Bahkan, ada kakak kelas yang mencoba masuk dan benar-benar membawa pulang tongkat sihir.”
Di lantai tertinggi salah satu dari enam menara yang ada di Akademi Sihir Zebrudia, seorang profesor bernama Sage Cluster, yang dikenal dengan gelar Fumetsu, seorang Half-Noble, mengerutkan dahi sambil berbicara.
“Pihak akademi baru menyadari situasi ini sekitar seminggu yang lalu, suatu hal yang sangat memalukan. Sebelum itu, kami bahkan tidak tahu bahwa desas-desus konyol ini telah menyebar di kalangan siswa. Kami terlalu sibuk dengan kekacauan yang ditimbulkan oleh ramalan kutukan dan pembebasan Yggdra.”
Dia menatap muridnya, Lucia.
“Lucia, apa kau pernah mendengar kabar ini?”
“Tidak... Aku jarang datang ke akademi belakangan ini,” jawab Lucia setelah berpikir sejenak dan menggelengkan kepala.
“Namun, rumor tentang ruang harta karun itu sudah banyak sekali. Aku rasa tidak perlu dipikirkan terlalu serius. Tempat yang bisa memberikan artefak sesuai keinginan? Mana mungkin ada ruang harta karun seajaib itu.”
Memang ada pengecualian seperti Lost Inn, yang lebih dari sekadar rumor, tetapi itu kasus langka. Para pemburu dan penyihir memang terkenal punya rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga rumor yang jelas-jelas tidak masuk akal pun tetap sering beredar.
Tentu saja, kakak angkat Lucia yang tergila-gila dengan artefak mungkin akan langsung terpikat jika mendengarnya.
Namun, Sage hanya menyilangkan tangan dan berkata,
“Andai semua orang sepintar dirimu, tentu tidak akan ada masalah... tapi kenyataannya berbeda. Lucia, masalahnya bukan hanya rumor itu sendiri, melainkan ada yang benar-benar mempercayainya dan mulai mencari tempat tersebut.”
Sage membuka sebuah buku nama yang memuat daftar panjang siswa. Dia menatap Lucia dengan mata emas transparannya.
“Kami belum tahu jumlah pastinya, tetapi lebih dari seratus siswa sudah menghilang.”
Mendengar angka itu, mata Lucia membelalak.
Akademi Sihir Zebrudia hanya menerima siswa elit—putra-putri bangsawan serta pelajar dari luar negeri. Menghilangnya lebih dari seratus orang tanpa menimbulkan kegemparan adalah hal yang aneh.
Seolah mendukung keraguan Lucia, Sage melanjutkan,
“Hingga baru-baru ini—tepat ketika kakakmu kembali setelah menyelesaikan masalah di Yggdra—tidak ada seorang pun yang menyadari hal ini, termasuk keluarga dan teman para siswa yang hilang. Ini adalah situasi yang tidak wajar. Jika hanya hilang saja mungkin masih bisa dijelaskan, tetapi fakta bahwa ingatan orang-orang juga terganggu menunjukkan bahwa ini bukan sihir biasa. Ini adalah efek perubahan aturan yang dimiliki oleh beberapa ruang harta karun.”
“Kami sudah memberi tahu Asosiasi Penjelajah, tetapi sumber desas-desus ini tidak jelas dan sulit dihentikan. Penyihir yang mendambakan artefak tidak akan pernah habis.”
Sage menatap Lucia dengan tajam dan berkata,
“Banshou Jizai, aku ingin kau menyelidiki masalah ini sebagai seorang pemburu.”
Side Story: Kebangkitan Greg, Pedagang Pemula
Greg Zangief, mantan pemburu level 4 yang kini memulai karier barunya sebagai pedagang pemula, selalu memulai pagi harinya dengan membaca koran.
Tanpa memiliki toko tetap, pekerjaan Greg mirip dengan pedagang keliling. Dia mendengarkan permintaan pelanggan, lalu menggunakan koneksi dan hubungan dengan para pemburu untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan, kemudian menerima bayaran. Pekerjaan ini hanya dapat berjalan dengan baik jika memiliki kepercayaan dan reputasi yang cukup, namun meski pekerjaan ini dimulai dengan iseng, hasilnya ternyata cukup memuaskan.
Walaupun tidak punya pengalaman sebagai pedagang, Greg memiliki reputasi dan jaringan luas yang diperoleh dari karier panjangnya sebagai pemburu. Terutama di ibu kota, dia memiliki banyak kenalan di kalangan pemburu dan memahami toko-toko yang ada di sana.
Pendapatannya memang sedikit lebih kecil dibandingkan saat menjadi pemburu, tetapi sekarang dia tidak perlu lagi menghadapi risiko hidup dan mati. Selain itu, pekerjaan baru ini memiliki daya tarik yang tidak dia temukan di dunia pemburu. Dia berpikir bahwa suatu saat, jika modal sudah terkumpul, membuka toko sendiri mungkin bukan ide yang buruk.
“Sungguh, belakangan ini ibu kota benar-benar ramai. Tampaknya perekonomian sedang bagus.” Greg bergumam sendirian sambil menyeruput kopi di ruang tamunya.
Belakangan ini, berbagai peristiwa besar terjadi di ibu kota. Ketika Institut Astrologi mengeluarkan ramalan kutukan, banyak orang yang meninggalkan kota. Namun setelah masalah itu diselesaikan dan Putri Kerajaan Yggdra datang berkunjung, para wisatawan dari negeri asing pun membanjiri ibu kota untuk melihat putri tersebut. Jumlah permintaan yang diajukan ke Asosiasi Penjelajah juga meningkat pesat.
Greg adalah salah satu pedagang yang bergerak paling cepat ketika Putri Selene tiba di ibu kota. Dengan memanfaatkan koneksi, dia segera memproduksi boneka Selene dan, melalui First Step, mendapatkan izin dari Senpen Banka yang membawa Selene ke ibu kota. Meskipun boneka itu akhirnya disita oleh pemerintah karena berbagai masalah, Greg tetap mendapatkan keuntungan besar karena pemerintah membeli sepenuhnya.
Faktanya, Greg mulai dikenal sebagai pedagang sejak dia menjadi perwakilan Senpen Banka dalam sebuah lelang dan memenangkan golem untuk para pedagang. Jika melihat hanya dari sudut pandang ini, Greg memang sangat berhutang budi pada Senpen Banka.
Sebagai pedagang, Greg masih pemula. Dia tidak memiliki karyawan dan kepercayaannya di kalangan pedagang juga belum besar. Namun, dia tidak merasa terburu-buru. Lonjakan karier yang terlalu cepat dapat memicu kecemburuan, dan Greg tidak lagi muda untuk memiliki ambisi besar menjadi pedagang yang sukses.
Selama dia bisa memperluas koneksi dan membantu mantan rekan-rekannya sambil terus berdagang, dia sudah merasa puas.
Sambil santai, Greg membaca majalah yang berisi informasi tentang dunia pemburu. Tiba-tiba matanya membelalak.
“Hmm... Jadi level klan First Step naik? Sepertinya aku harus mengirimkan bunga sebagai ucapan selamat.”
Dia teringat bahwa sekarang seharusnya adalah waktu untuk ujian pengakuan level 9. Bagi Greg yang hanya pernah mencapai level 4 di masa jayanya, ujian itu adalah sesuatu yang tak terjangkau. Namun kali ini berbeda.
Berdasarkan pencapaian terbaru Senpen Banka dan fakta bahwa sudah lama tidak ada level 9 baru di ibu kota Zebrudia, sangat mungkin Gark, kepala cabang Asosiasi Penjelajah di ibu kota, akan merekomendasikan Senpen Banka menjadi level 9.
Greg menarik napas dalam-dalam untuk mengumpulkan semangatnya dan berdiri dari kursi.
“Gedung ini masih sebesar dulu...”
Clan House adalah simbol kekuatan sebuah klan. Markas First Step yang menjulang tinggi di pusat ibu kota menunjukkan bahwa klan ini adalah salah satu yang terkuat di sana. Dinding putihnya masih terlihat baru dengan simbol jejak kaki besar yang terukir di depannya.
Ketika Putri Selene datang dan Senpen Banka menggiringnya keliling kota, area depan markas ini sampai harus dijaga oleh pasukan ksatria karena kerumunan yang begitu besar. Namun kini suasana telah kembali tenang.
Saat Greg sedang tenggelam dalam nostalgia, sebuah suara memanggilnya dari belakang.
“Selamat siang, Greg-san. Sedang apa di sini? Ada urusan dengan First Step?”
Suara itu berasal dari Eva Renfied, wakil Clan Master yang dikenal sebagai pengelola yang cakap. Dulu dia bekerja di Wells Trading Company, salah satu perusahaan dagang terbesar di kekaisaran.
Dengan kacamata berbingkai merah yang ramping dan tatapan tajam, Eva adalah sosok yang memimpin klan penuh pemburu muda yang berbakat.
Greg mengenal Eva melalui koneksi dengan Senpen Banka. Jika bukan karena itu, seorang pemburu biasa sepertinya mungkin hanya akan diabaikan.
“Hei, Wakil Clan Master. Aku dengar klan kalian naik level. Hanya dalam beberapa tahun jadi level 7, itu kabar yang hebat. Aku pikir akan mengirim bunga nanti. Ngomong-ngomong... apa Clan Master ada di sini?”
Eva menatap Greg sejenak sebelum menggeleng pelan.
“Tidak, dia sedang tidak ada. Dan aku tidak tahu kapan dia akan kembali.”
Mendengar itu, Greg menyembunyikan ekspresi wajahnya namun memastikan bahwa dugaannya benar. Clan Master kemungkinan besar sedang mengikuti ujian pengakuan level 9.
Jika Senpen Banka lolos ujian itu, Greg perlu segera bersiap mengambil langkah. Hubungan baik dengan mereka terlalu berharga untuk dilepaskan.
Ketika Greg sedang berpikir, Eva menatapnya dengan tajam dan berkata sambil menyipitkan mata.
“Aku mengerti. Maksudmu adalah... ada yang bisa kubantu, bukan?”
“Uh, ya... yah, semacam itu...” Greg terkejut dan mengangguk pelan.
Eva tersenyum tipis dan berkata,
“Kebetulan sekali. Aku punya pekerjaan untukmu. Silakan masuk.”
“Ah... ya, tapi aku masih pedagang pemula, jadi...” Greg merasa curiga dengan betapa mulusnya situasi ini.
Namun Eva, seorang pedagang ulung, tetap tenang meski mendengar keraguan Greg.
“Dengan pengalamanmu menghadapi berbagai bahaya sebagai pemburu, kau adalah orang yang paling cocok.”
“Tapi bukankah First Step punya banyak koneksi ke perusahaan besar? Kalau butuh pemburu, gunakan saja anggota klan yang lebih kuat.”
Eva menatap Greg tanpa sedikit pun goyah.
“Kau sendiri yang tadi bertanya, kan? Ada masalah yang bisa kubantu?”
Tidak, aku tidak pernah mendengar ini...
Greg mengejar Eva yang sudah berjalan cepat masuk ke dalam Clan House. Ruangan para staf administratif seharusnya berada di lantai atas, namun Eva justru menuju ke lantai bawah tanah.
Tangga menuju bawah tanah terang benderang, tanpa kesan suram atau berusaha menyembunyikan sesuatu. Tampaknya ada arena latihan yang dipasang di bawah tanah markas First Step. Beberapa petualang terlihat berlatih dengan tekun. Greg bahkan mengenali beberapa wajah yang pernah bekerja sama dengannya saat masih menjadi petualang.
“Apa yang sebenarnya ingin diminta Eva dari pedagang pemula sepertiku?” gumam Greg dengan rasa penasaran.
Begitu tangga berakhir dan mereka mencapai lantai paling bawah, Greg merasa sedikit tegang tanpa alasan jelas. Namun tiba-tiba, sebuah pintu besar di depannya terbuka, dan sebuah bayangan besar muncul dari dalam.
“!? ”
Itu bukan manusia. Tubuh abu-abu kekar yang jauh lebih besar dari Greg, dengan rambut yang menggeliat seperti tentakel—itu adalah Underman, ras humanoid yang belakangan ini sering terlihat di ibu kota. Si makhluk besar tersebut mengangkat rambutnya dengan ramah saat melihat Eva.
“Ryu-ryu-ryu-ryu-ryuu!”
“Ryu-ryu-ryu-ryuu!” balas Eva tanpa ragu.
Greg teringat bahwa Underman ini pertama kali dibawa ke ibu kota oleh kelompok Senpen Banka. Meski ia tidak ikut dalam ekspedisi itu, cerita tentang betapa beratnya perjalanan tersebut sempat didengar dari teman-temannya seperti Gilbert dan Rhuda.
Namun kini, Underman telah menjadi tenaga kerja yang diperbincangkan banyak pihak di ibu kota. Kekuatan fisik mereka yang luar biasa dan ketahanan tubuh yang tinggi membuat mereka sangat berguna dalam sektor konstruksi. Satu-satunya masalah adalah bahasa mereka yang tidak dimengerti oleh manusia. Banyak perusahaan dagang telah mencoba bekerja sama dengan mereka namun gagal karena kendala komunikasi.
“Kau bisa mengerti bahasa mereka?” tanya Greg penasaran.
“Mana mungkin aku bisa tahu. Aku bukan Sitri-san atau Krai-san,” jawab Eva santai. “Tapi tidak masalah, karena meski kami tidak mengerti mereka, mereka tetap memahami maksud kami.”
“Uh, begitu ya... pasti merepotkan ya…”
Jadi, balasan ryu-ryu tadi hanyalah asal-asalan? Greg merasa bingung melihat sisi unik dari wakil klan yang biasanya tegas itu.
Eva kemudian menatap Greg dengan serius dan berkata,
“Mulai dari sini, jangan ceritakan hal ini pada siapa pun.”
Greg menelan ludah. Dengan wajah serius, Eva memberikan instruksi kepada Underman yang lalu membuka pintu besar tersebut.
—Yang ada di dalam adalah kerumunan besar Underman.
Ruangan itu mungkin dulunya adalah gudang atau semacamnya, tetapi sekarang telah berubah menjadi tempat tunggu para Underman. Para lelaki bertubuh besar dan wanita yang seukuran manusia terlihat bersantai dalam berbagai posisi. Ruangan itu bahkan telah diperluas dengan tembok yang tampak dihancurkan secara rapi. Tampaknya mereka telah memanfaatkan keterampilan konstruksi mereka di sini juga.
Namun yang paling mencolok adalah lubang besar di tengah lantai ruangan tersebut.
Melihat Greg yang terpaku, Eva menghela napas panjang dan menjelaskan,
“Mereka mengikuti Krai-san dan menggali hingga ke sini. Apa yang ada di luar hanya sebagian kecil dari mereka. Kami sudah meminta mereka untuk tidak menarik perhatian, tapi sepertinya mereka bergantian pergi bekerja.”
“...Jadi stamina mereka yang tak terbatas itu memang benar adanya...”
Greg terdiam. Pemandangan ini jauh dari apa yang ia bayangkan. Bagaimana mungkin mereka menyembunyikan sebanyak ini tanpa ketahuan?
Lagipula, menyembunyikan makhluk-makhluk seperti ini jelas melanggar hukum kekaisaran. Apalagi jika mereka masuk tanpa prosedur resmi.
Sambil mencoba menenangkan pikirannya yang kacau, Greg melirik Eva yang tetap tenang tanpa ekspresi.
“Dan itu belum semuanya. Silakan ikut aku,” ujar Eva lagi dengan nada serius.
“Masih ada lagi?” gumam Greg tak percaya sambil mengikuti Eva melewati kerumunan Underman yang kekar.
Melihat dari dekat, Greg menyadari betapa luar biasanya fisik makhluk-makhluk ini. Potensi mereka jelas jauh di atas manusia biasa. Jika mereka mengamuk, bahkan pasukan ksatria ibu kota mungkin akan kesulitan menangani mereka.
Pasti ini tidak punya izin resmi... Apa sebenarnya yang dipikirkan oleh Senpen Banka?
Eva berhenti di depan sebuah pintu kayu besar yang tampaknya terletak di ujung terowongan yang mereka gali sendiri. Setelah mengambil napas dalam-dalam, ia membuka pintu tersebut.
—Dan yang terbentang di hadapan mereka adalah pemandangan alam terbuka.
Cahaya matahari menyinari mereka, udara segar menyapa wajah Greg. Di sekelilingnya, hutan lebat yang tumbuh subur tampak begitu nyata.
“Hah…? Apa-apaan ini…?”
Greg tertegun. Ini mustahil. Bukankah tadi mereka masih di bawah tanah?
Bahkan jika mereka sudah di permukaan, ibu kota tidak memiliki hutan seperti ini di sekitarnya. Terlebih lagi, vegetasi di sini tampak sangat berbeda dari apa yang biasa terlihat di sekitar ibu kota.
Melihat kebingungan Greg, Eva kembali menghela napas panjang sebelum menjelaskan,
“Ini semua karena Putri Selene... Katanya repot kalau harus terus menerus menggunakan sihir teleportasi. Tentu saja aku tidak diberitahu sebelumnya, tapi tahu-tahu ini sudah begini.”
“Hah…?” Greg hanya bisa mengeluarkan suara bingung, tak tahu harus berkata apa lagi.
“Jadi... maksudmu? Apa ini berarti tempat ini adalah Yggdra, wilayah misterius yang belum pernah dijelajahi itu?”
Greg pernah mendengar legenda tentang Yggdra, yang konon memiliki teknologi sihir yang sangat maju. Namun, apakah hal seperti ini mungkin dilakukan? Bahkan jika mungkin, bukankah itu melanggar aturan? Tentu saja melanggar.
Jika pihak kekaisaran sampai mengetahui hal ini, klan First Step bisa dihancurkan tanpa ampun.
Di ibu kota saat ini, banyak perusahaan dagang berkumpul demi mencari jalur perdagangan dengan Yggdra. Meski belum ada kesepakatan yang jelas, jika keberadaan pintu masuk ini sampai terungkap, pasti akan terjadi kekacauan besar.
Bahkan Greg, dengan keterbatasan pemahamannya, dapat menyadari risiko besar yang ada. Eva tentu lebih memahami hal ini dibanding dirinya.
“Jadi inilah yang dimaksud dengan mendukung seorang pemburu level 8...” gumam Greg, bingung apakah harus kagum atau iba.
Namun sebelum Greg bisa memutuskan perasaannya, Eva mengatakan sesuatu yang sangat mengejutkan.
“Jadi, Putri Selene sedang merencanakan kerja sama dengan para Underman untuk membangun berbagai hal di Yggdra. Para Underman juga tampaknya sangat antusias,” jelas Eva. “Karena itu, Greg-san, aku ingin kau menyediakan bahan bangunan dan kebutuhan lainnya secara diam-diam tanpa ada yang tahu.”
“K-Kolaborasi!? Serius!?”
“Kami tidak bisa menggunakan perusahaan besar. Jika hal ini terbongkar, segalanya akan berakhir.”
“Eh, tunggu dulu! Mana mungkin aku bisa melakukannya!? Lagipula, bukankah di Yggdra sudah ada banyak bahan bangunan? Hutan di sekitarnya lebat, kan!?”
“Itu permintaan langsung dari Putri Selene. Lagi pula, para Underman ternyata kurang mahir dalam memproses kayu,” jawab Eva tenang. “Selain itu, aku juga ingin kau mengurus pasokan makanan mereka. Tampaknya mereka tidak terlalu suka makanan dari hutan ini. Memang, Ryuulan, ratu para Underman, mengatakan dia bisa makan apa saja kalau terpaksa... tapi tetap saja.”
“!? T-Tunggu dulu. Bukankah kau bilang kau tidak bisa mengerti bahasa mereka!?”
Kebingungan Greg membuatnya refleks mengajukan pertanyaan itu. Eva hanya menghela napas dan menjawab serius,
“Aku memang tidak mengerti bahasa mereka, tapi Ryuulan bisa membaca tulisan kami. Mereka punya kemampuan belajar yang tinggi... dan dia benar-benar sangat menyukai Krai-san.”
Ini benar-benar kacau.
Greg memahami bahwa permintaan Eva masuk akal. Situasi seperti ini memang tidak mungkin bisa ditangani oleh perusahaan besar. Namun tetap saja, meminta seorang pedagang pemula seperti dirinya untuk mengurus semua ini terlalu berlebihan.
Belum lagi, bukankah Eva khawatir kalau Greg akan membocorkan informasi ini?
“Putri Selene bilang dia akan membayarmu dengan permata, jadi kau tidak perlu khawatir soal keuntungan. Kalau mau, kau juga boleh menaikkan biaya jasa dan mengambil komisi tambahan. Jika berhasil, kau bisa mendapatkan posisi penting dalam perdagangan dengan Yggdra. Untuk transportasi, para Underman akan mengurusnya. Jadi, kau bisa melakukannya, kan?”
Mata Eva memancarkan tekanan yang luar biasa.
Jika ditanya apakah Greg bisa melakukannya atau tidak, jawaban paling realistis adalah “tidak tahu sebelum mencoba.” Kota kekaisaran memang dipenuhi dengan barang-barang, dan mengumpulkan bahan bangunan serta kebutuhan lain secara rahasia mungkin saja dilakukan. Jika dia kesulitan, dia bisa meminta bantuan kenalannya di kalangan petualang.
Namun, ada satu hal yang masih membuat Greg bingung.
“...Jelas sekali bahwa terowongan menuju Yggdra ini ilegal. Kenapa First Step mau mengambil risiko besar dengan terlibat? Kalau ini semua ulah Putri Selene, bukankah kau tinggal melaporkannya agar klan kalian tidak dihukum?”
Greg tahu bahwa Eva Renfied bukanlah tipe orang yang rakus atau seenaknya melanggar hukum.
Namun Eva menatap Greg dengan ekspresi penuh tekanan, hampir seperti orang yang terpojok.
“Greg. Kalau aku melaporkan ini dan kehilangan kendali atas situasi, menurutmu apa yang akan terjadi? Apa kau pikir Putri Selene dan para Underman akan patuh? Mereka tidak benar-benar memahami aturan dunia manusia. Di dunia mereka, merekalah yang membuat aturan.”
Ah... Greg akhirnya mengerti. Ini adalah ujian berat—Ribuan Ujian yang harus dihadapi oleh Eva.
“...Tapi tetap saja, aku tidak paham. Kalau kau sampai meminta bantuan padaku, bukankah kau seharusnya bisa menyelesaikannya sendiri? Dengan kemampuanmu, pasti ada cara lain, kan?”
Greg masih berusaha mencari celah untuk kabur dari tugas besar ini.
Namun Eva hanya tersenyum tipis, dengan sudut bibir yang terangkat.
“Sederhana saja. Pekerjaanku bukan hanya ini, Greg-san. Kau tahu sendiri bagaimana Krai-san itu, kan? Atau jangan-jangan... kau mau menggantikan posisiku untuk menangani dia?”
‹›—♣—‹›
Greg Zangief, seorang pedagang pemula berusia tiga puluh lima tahun. Saat itulah kehidupan bisnisnya yang penuh gejolak dimulai.
【Bonus Eksklusif BOOK☆WALKER】
Senpen Banka Melihat Mimpi Rahasia Lucia
Belakangan ini, Lucia bertingkah aneh.
Aku duduk di ruang Clan Master dengan tangan terlipat, alis berkerut seorang diri.
Lucia Rogier, adikku, adalah orang yang sangat sibuk. Sebagai anggota Strange Grief, dia aktif berburu, sementara sebagai penyihir dari Akademi Sihir Zebrudia, dia juga terlibat dalam berbagai penelitian sihir. Selain itu, dia menerima berbagai pekerjaan pribadi, yang membuatnya sangat aktif bergerak, berbanding terbalik denganku yang lebih sering bersantai di ruang Clan Master.
Meski begitu, bukan berarti kami jarang bertemu. Mungkin karena dia khawatir dengan kakaknya yang kurang bisa diandalkan, Lucia selalu menyempatkan diri datang seminggu sekali atau dua kali ke Clan House kecuali ketika sedang bertugas di luar ibu kota kekaisaran untuk waktu yang lama.
Biasanya, setelah memarahiku yang sedang bersantai membersihkan artefak, dia berbincang dengan Eva atau membantu mengurus klan, lalu mengecek kabar anggota klan di ruang lounge. Tapi belakangan ini, rutinitas tersebut berubah.
Pertama kali aku merasa ada yang aneh adalah ketika dia tiba-tiba meninggalkan percakapan di tengah jalan. Lucia yang biasanya sopan dan serius tidak pernah melakukan hal seperti itu. Ketika hal ini terjadi beberapa kali, aku mulai merasa ada sesuatu yang tidak biasa.
Jadwalnya selalu padat, jadi seharusnya dia hanya datang saat ada waktu luang. Lebih aneh lagi, ada urusan mendadak yang membuatnya pergi di tengah obrolan ringan? Itu hampir tidak masuk akal.
Ketika kutanyakan alasannya, dia hanya diam—ini benar-benar pertama kali terjadi.
Karena penasaran, aku mencoba bertanya kepada anggota klan lainnya, dan ternyata Lucia bersikap seperti itu bukan hanya padaku.
Beberapa mengatakan dia tiba-tiba pergi di tengah percakapan, makan, atau bahkan ketika sedang berjalan bersama mereka. Ada yang mengatakan dia meninggalkan misi yang sedang dijalankan bersama mereka di tengah jalan. Meski semua orang maklum karena tahu sifat Lucia, jika sampai mengganggu orang luar, pasti ada alasan besar di baliknya.
“Maaf, ada urusan mendadak. Sampai jumpa!”
“Eh... Sampai jumpa.”
Lucia tiba-tiba keluar dengan langkah cepat dari ruang Clan Master.
Benar-benar mencurigakan. Apa yang dia sembunyikan?
Hari ini, aku tidak akan membiarkannya begitu saja.
Aku mengambil mantel tebal dari dalam laci meja.
Artefak berbentuk mantel Absence Cloak. Mantel ini memiliki kekuatan luar biasa yang mampu membuat pemakainya sepenuhnya menghilang, baik wujud maupun keberadaannya. Bahkan thief seperti Liz tidak akan mampu mendeteksi kehadiranku.
Setelah mengenakan mantel itu, aku segera mulai mengikuti Lucia.
Dia berjalan menuju lantai tiga rumah klan. Mengejutkan, dia masuk ke gudang material yang terhubung dengan laboratorium penelitian Sitri, tempat yang jarang dikunjungi siapa pun.
Lucia, yang tampak gelisah, memeriksa sekeliling sebelum menuju jendela dan berkata dengan nada kesal pelan.
“Lagi-lagi waktu ngobrol dengan Nii-san—kenapa selalu begini sih!?”
“Tidak ada yang bisa dilakukan, hat.”
!?
Suara siapa itu!?
Aku hampir berseru kaget. Suara seorang pria dewasa yang berwibawa—dan jelas bukan halusinasi.
Sambil menahan napas, aku terus memperhatikan.
“Dia datang kapan saja tanpa jadwal, hat. Bahkan aku pun tidak tahu kapan dia muncul, hat.”
...Topi Lucia, sedang berbicara!?
Lucia yang tampaknya tak menyadari keberadaanku terus mendengarkan.
“Kau sudah bekerja keras, hat. Aku mengerti itu.”
Cara bicara yang aneh, ya.
“Tapi kalau sumber masalahnya tidak dihentikan, semua ini tidak akan selesai, hat.”
“Aku tidak bisa meninggalkan semuanya selama sebulan penuh! Lagipula, kenapa tidak boleh memberitahu orang lain!? Mereka pasti mau membantu!”
“Itu sudah kubilang berulang kali, hat! Kekuatan sihirku semakin kuat jika hanya sedikit orang yang tahu, hat. Sekarang kekuatanku sangat melimpah, begitu juga kemampuanmu mengalahkan mereka dengan mudah—semua itu karena rahasia ini terjaga, hat! Jika ada satu orang saja yang tahu identitasmu, kekuatanku akan turun jadi nol dan dunia akan berakhir, hat!”
“Ugh…!”
Lucia menghentak-hentakkan kakinya.
Lucia, kau tertipu... Aku tahu rahasiamu tapi kekuatan itu tidak berkurang sama sekali.
“Sekarang saatnya menghadapi mereka, hat! Siapkan dirimu demi menjaga perdamaian, hat!”
“Ugh…”
Jadi ini alasannya dia tiba-tiba sering pergi. Meski ada banyak hal yang ingin kutanyakan, setidaknya semuanya masuk akal sekarang. Dia berjuang demi perdamaian.
Entah siapa musuhnya, sebaiknya aku tidak ikut campur.
Saat hendak diam-diam keluar dari ruangan, suara topi itu kembali terdengar.
“Tidak ada waktu lagi, hat! Bertransformasilah, Magical Girl Lucian! Cepat!”
…Hah?
Aku terdiam di tempat.
Dari belakangku, terdengar suara Lucia yang tampak menahan malu.
“‘He... hen-shin! Ma… magical, lovely, freeze power! Ma-magical girl, Magical Lucian, muncul!’ Aaahhh! Kenapa aku tidak bisa berubah lagi!? Tidakkkk!!!”
Tln: jir magical girl siapa sangka
“Itu tidak cukup, hat! Transformasi harus tanpa rasa malu, hat! Harus ada simbol ☆ dan ? dalam seruanmu, hat! Pose transformasimu juga kurang sempurna, hat! Kalau kau malu-malu, Lovely Magical Power milikmu tidak akan cukup!”
!?
‹›—♣—‹›
Lalu, aku terbangun dari tempat tidur dengan tiba-tiba. Sepertinya aku baru saja bermimpi aneh yang benar-benar absurd.
Dan yang menyebalkan... aku terbangun di saat yang paling seru.
Padahal aku ingin melihat transformasi Magical Girl Lucia... Tapi bukankah menjadi gadis ajaib di usia sembilan belas tahun itu terlalu berat?
Namun, yang paling membuatku iri adalah mantel ajaib Absence Cloak yang membuat pemakainya tidak terlihat oleh siapa pun. Tentu saja, aku tidak mungkin memiliki pusaka yang seenak itu.
Aku menguap, lalu memutuskan untuk segera mencatat kata-kata transformasi Magical Girl Lucia di buku sihir buatanku sebelum lupa.
Lain kali, aku akan memintanya untuk mencobanya.
Kata Penutup
Mulai Oktober, animenya akan tayang!
Halo, sudah lama tidak berjumpa. Saya, Tsukikage.
Kali ini, buku ke-12 dari Nageki no Bourei wa Intai Shitai terbit bersamaan dengan penayangan animenya. Saya merasa lega bisa menyampaikan volume ini dengan selamat.
Volume kali ini adalah bagian akhir dari arc “Code”, dengan tema... slow life!
Saya sudah lama memberi tahu editor bahwa volume berikutnya akan bertema slow life. Saya harap Anda dapat menikmati dan melihat bagaimana tema ini diterapkan dalam cerita.
Dan akhirnya, anime Nageki no Bourei wa Intai Shitai akan mulai tayang.
Saya pertama kali mendengar rencana ini lebih dari dua tahun lalu, jadi perasaan saya campur aduk—rasanya lama sekaligus cepat, sulit sekaligus menyenangkan.
Ada begitu banyak proses yang harus dilalui, mulai dari pengecekan naskah, rapat dengan penulis skenario yang memahami karya saya, hingga pemeriksaan berbagai detail lainnya. Saya juga terlibat dalam proses seleksi pengisi suara setelah mendengarkan demo audisi mereka, serta menghadiri sesi rekaman.
Yang paling membuat saya terkesan adalah banyaknya profesional yang terlibat dalam produksi anime ini. Mereka semua benar-benar ahli di bidangnya. Dalam rapat skenario dan sesi rekaman, saya sering mendapat masukan yang berbeda dari sudut pandang mereka, dan itu sangat memotivasi saya.
Bagi mereka yang menonton siaran langsung PV anime pada bulan Agustus dan mendengar rekaman langsung para pengisi suara, pasti terpesona dengan keahlian mereka. Untuk bisa menyelenggarakan acara tersebut, begitu banyak orang bekerja keras di balik layar. Sebagai penulis asli, saya benar-benar merasa berutang budi kepada semua yang telah terlibat. Rasanya ingin menuliskan nama mereka satu per satu!
Ketika pertama kali saya memulai serialisasi di web, hanya saya seorang yang mengerjakan karya ini. Namun berkat berbagai kesempatan, karya ini diterbitkan dalam bentuk buku, diadaptasi menjadi komik, dan kini menjadi anime dengan semakin banyak orang yang berkontribusi.
Pada titik ini, karya ini bukan lagi milik saya saja.
Saya yakin versi anime Nageki no Bourei wa Intai Shitai akan menjadi sesuatu yang lebih kuat dan penuh energi dibandingkan versi aslinya. Mohon jangan lewatkan penayangannya! Saya mungkin juga akan menonton sambil ikut memberikan komentar langsung.
Akhir kata, seperti biasa, izinkan saya menyampaikan rasa terima kasih. Karena keterbatasan halaman, akan saya buat singkat!
Untuk ilustrator Chyko, terima kasih atas ilustrasi luar biasa di volume ini. Untuk editor Kawaguchi, Takahashi, dan Nagafuji, saya minta maaf karena selalu di batas waktu. Mohon dukungannya ke depan!
Dan yang paling penting, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pembaca yang telah mendukung hingga karya ini dapat mencapai tahap adaptasi anime.
Agustus 2024
Tsukikage
Post a Comment