Penerjemah: Nobu
Proofreader: Nobu
Kata Penutup
Anda tipe yang mengizinkan pasangan Anda pergi bermain dengan lawan jenis?
Atau tipe yang sama sekali tidak bisa mentolerir hal seperti itu?
Ini adalah salah satu persoalan pelik yang tak bisa dilewatkan ketika membicarakan soal persahabatan antara laki-laki dan perempuan.
Topik ini juga cukup sering dibahas dalam "Danjoru?", tapi seperti halnya hidup, semuanya tak akan langsung berakhir dengan happy ending layaknya cerita. Meskipun Anda berhasil saling jatuh cinta dengan orang yang Anda sukai, kenyataannya, waktu setelah itu justru jauh lebih panjang. Dengan kata lain, ini bisa dibilang semacam struktur cerita di mana Nanana akan terus menerima royalti sampai Yuu-kun meninggal dunia... ah, sepertinya candaan soal royalti ini mulai membosankan, ya. Iya, iya, kami tahu kok...
Yang jelas, Yuu-kun langsung saja melakukan dosa besar yang tak terampuni. Tapi, coba pikirkan: bahkan kalau seseorang sudah punya pacar, lalu diminta untuk “tinggalkan semua teman lawan jenis yang pernah menjalin hubungan baik denganmu selama ini”—bukankah itu terdengar seperti pelanggaran terhadap hak asasi manusia? Namun di sisi lain, melakukan sesuatu yang jelas-jelas tidak disukai oleh orang yang seharusnya jadi yang paling penting dalam hidup Anda juga terasa seperti, “Eh, kok gitu, sih?”
Kalau saja Nanana ini dewa, pasti sudah saya bocorkan jawabannya diam-diam ke kalian semua, para pembaca tercinta. Sayangnya, saya bukan, jadi... silakan kalian pikirkan sendiri jawabannya, ya. Oh, dan satu hal lagi: kalau suatu saat kalian nginep bareng teman lawan jenis dan bilang, “Tapi Yuu-kun juga pernah, jadi ini enggak papa dong!”—jangan coba-coba lempar tanggung jawab ke Nanana, ya ☆
Nah, setelah terkena “sihir cinta musim panas” (haha), Yuu-kun pun berubah menjadi playboy yang bahkan melebihi Makishima-kun! Lantas, tantangan seperti apa yang sudah menunggu dirinya di Tokyo!? Dan, mampukah ia menyembunyikan kencan bersama sahabat ini dari sang pacar tercinta (haha)? Jangan lewatkan kelanjutannya!
Berikut ini adalah ucapan terima kasih.
Kepada Editor Penanggung Jawab, K-sama, dan ilustrator kami, Parum-sensei. Serta semua pihak yang telah terlibat dalam proses produksi dan distribusi buku ini—saya sungguh-sungguh meminta maaf karena kembali merepotkan kalian di volume kali ini. Rasanya saya makin lama makin tidak becus sebagai penulis, namun berkat kalian semua, buku ini kembali hadir dalam bentuk yang luar biasa, sama seperti volume sebelumnya. Saya benar-benar berterima kasih!
Dan terakhir, untuk para pembaca tercinta... Maafkan kelemahan Nanana yang tak mampu mewujudkan impian akan boomerang pants-nya Hibari-san dalam adegan baju renang. Saya akan berusaha lebih keras agar bisa menjadi penulis yang lebih tangguh. Jadi mohon terus dukung saya... Eh? Kalian berhenti dukung Nanana? Kenapa, dong!?
Baiklah, kalau begitu... semoga kita bisa berjumpa lagi di lain kesempatan.
November 2021
Nanana Nana
Bonus
Turning Point.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
♢♢♢
Aku, Inuzuka Himari!
Sekarang aku menggantikan Enocchi yang sedang ikut pelatihan klub musik tiup, dan bekerja paruh waktu di toko kue! Hari ini pun, dengan pesona khasku sebagai Yoghurppe Komachi, aku bakal menjual banyak kue lezat~☆
Dan nanti, saat Yuu tercinta pulang dari Tokyo, aku mau dapat pujian yang banyaaak darinya♪
※Muncullah si ganteng Yuu
“Jadi, Himari, kamu bikin penjualan toko Enomoto-san naik tiga kali lipat? Memang pantas, soalnya kamu pacarku yang imutnya sempurna.”
“Jangan memuji terus gitu dong… jadi malu, tahu…”
“Tapi, pesona Himari yang cuma milikku ini… rasanya nyesek juga kalau sampai orang lain menyadarinya.”
“Yuu…”
※Mereka saling menatap dengan mata yang berkaca-kaca
Lalu Yuu mengangkat daguku pelan… dan mendekatkan bibirnya padaku──.
Kyaaa! Kyaa, Yuu, jangan gitu dong di depan orang banyak, enggak boleh, tahu, kyaa! Tapi tenang aja, aku ini cuma milik Yuu seorang, jadi enggak usah khawatir, kyaa!!
…Waktu lagi heboh sendiri begitu, aku malah ditegur sama Mama Enocchi.
“Himari-chan~. Yuk, balik ke dunia nyata~?”
“Ah, maaf yaaa~!”
Aduh, enggak boleh, enggak boleh.
Memang sih aku pacarnya Yuu, tapi sekarang aku ini gadis andalan di toko Enocchi. Harus kerja dengan semangat penuh biar bisa jadi modal masa depan bareng Yuu♪ (pose misterius: byushh!)
Dengan celemek yang kupinjam dari Mama Enocchi, aku pun berubah jadi pegawai toko sejati! Lihatlah, dunia! Tunduklah pada wujudku yang super imut dan tak tertandingi ini!
Hari ini pun aku ambil selfie lagi, buat ditunjukin ke Yuu. Pashaa!
…Hmm, andai aja ponsel Yuu enggak disita, pasti aku udah langsung dapet tanggapan darinya, deh.
Yah, tapi kan dia lagi ke Tokyo juga. Jadi mau gimana lagi, ya. Tapi aku tetap suka banget kok, sama Yuu yang selalu bertanggung jawab sama urusan keluarga♪
“Kami akan membuat kue di dapur, jadi Himari-chan, hari ini tolong bantu layani pelanggan lagi ya~?”
“Okeee~!”
Kalau sudah masuk hari ketiga kerja paruh waktu, rasanya sih udah mulai terbiasa.
Kalau begitu, saatnya jaga toko! Toko udah mengilap dan bersih, jadi enggak ada yang perlu dibersihkan lagi. Aku pun berdiri tegak di balik konter, menunggu pelanggan dengan sopan.
Pufufu. Sebenarnya aku jago banget, lho, dalam hal beginian. Soalnya aku sering diajak Kakek bertemu orang-orang penting dan belajar cara menyapa mereka. Punya tata krama yang baik itu enggak akan merugikan siapa pun, kan?
Pas aku merasa sebentar lagi pasti ada pelanggan yang datang, cling-cling—bel pintu berbunyi. Dan benar saja, pelanggan pertama hari ini pun masuk ke toko!
“Selamat datang~♪”
Seorang ibu langganan menyapa dengan wajah cerah.
“Aduh, Himari-chan. Hari ini pun kamu kelihatan imut, ya.”
“Makasih banyaaaak~♡”
Ibu itu memesan kue favoritnya seperti biasa—shortcake dan mont blanc. Aku segera menyiapkan kotak ukuran dua potong.
Dengan hati-hati, aku mengambil kue-kue itu menggunakan penjepit. Dan tentu saja, sambil mempersiapkan pesanannya, aku—gadis super cekatan ini—enggak lupa menghibur pelanggan dengan obrolan ringan nan menyenangkan (kilau~☆).
“Jadi, pacarku itu lagi ke Tokyo, lho~”
“Menjenguk pamannya, ya? Wah, pasti repot juga.”
“Betul banget~. Dan parahnya lagi, dia enggak balik selama seminggu! Tapi ya, namanya juga jauh-jauh ke Tokyo, aku pikir ya sudahlah~.”
“Tapi… kamu enggak khawatir?”
“Eh? Khawatir kenapa, ya?”
Karena ucapan yang di luar dugaan, tanganku langsung berhenti membungkus kotak kue. Dengan ekspresi polos, ibu itu melanjutkan ucapannya sambil tersenyum, seolah tak berkata sesuatu yang mengejutkan.
“Soalnya… Tokyo itu kan banyak cewek cantik, ya? Siapa tahu dia jadi kelewat senang di sana…”
“Ahaha. Enggak mungkinlah~♪”
Oh, jadi maksudnya itu toh.
Sempat waspada segala, padahal enggak perlu. Soalnya Yuu itu—enggak mungkin melakukan hal semacam itu. Dia tuh pemalu banget, lho. Apalagi kalau berhadapan sama cewek cantik, dia langsung bungkam enggak bisa ngomong. Jadi, sama sekali enggak ada masalah!!
“…………”
Eh… emangnya beneran nggak ada masalah?
Yuu memang pemalu, dan dia bukan tipe cowok yang gampang ngikutin cewek asing gitu aja, tapi…
Tunggu deh?
Yuu mungkin pemalu, tapi dia itu pacarku, tahu? Dan gantengnya tuh udah enggak perlu diragukan lagi. Soalnya yang milih dia kan cewek paling imut sedunia: aku sendiri?
(Tapi gimana kalau ada cewek yang agresif banget? Soalnya Yuu juga bukan tipe yang tega nolak cewek dengan kasar…)
※Di dalam kamar remang sebuah love hotel
※Entah bagaimana ceritanya, Yuu kini sedang didorong jatuh oleh seorang Onee-san cantik nan menggoda
“Wah, anak tampan, ya? Ini pertama kalinya main di atas ranjang sama cewek?”
“M-m-mohon jangan… Aku punya pacar, Himari. Dia itu cewek paling imut sedunia, perhatian, dan penuh kasih seperti seorang malaikat…”
“Ufufu, masih polos, ya. ──Tapi, kamu yakin benar-benar sayang sama pacarmu itu?”
“Maksudnya… apa?”
“Soalnya pacarmu itu, ya memang paling imut sedunia sih, tapi… cemburuan, suka ribet, gampang banget terbawa suasana… Kamu enggak capek, gitu, sama dia?”
※Mata Yuu mendadak terbuka lebar
“T-tapi itu memang benar!”
“Kalau begitu, beda sama onee-san manis dari Tokyo yang suka banget sama cowok-cowok imut yang lebih muda~. Onee-san bakal membebaskanmu, lho~. Dan tentu saja, bakal dukung impian kreatifmu juga♡”
“Aneh ya? Emangnya aku sempat bilang soal impianku jadi kreator?”
“Namanya juga khayalan. Enggak usah terlalu mikirin detailnya.”
“Benar juga, ya… Kalau dipikir-pikir, Onee-san yang dewasa dan pengertian kayak kamu mungkin memang lebih cocok buatku.”
“Bener, ‘kan~?”
“Aku… aku akan mengejar impianku jadi kreator di Tokyo bersama Onee-san!”
“Terus, gimana dengan pacarmu?”
“Aku akan melupakannya! Cewek kayak dia tuh, hidupnya cuma buat ngerjain orang dan ngetawain mereka! Puhha—dasar cewek nyebelin!”
“Ufufu… itu baru benar~. Onee-san akan membawamu menuju happy ending yang menyenangkan…♡”
※Tayangan yang terlalu tidak pantas untuk disaksikan oleh remaja sehat.
“APA KAMU BILANG!!”
Braaak!—Kue itu hancur lebur bersama kotaknya dalam genggamanku!
Ibu langganan menjerit pelan, “Hii!” Mendengar itu, aku langsung sadar diri dan buru-buru menyembunyikan kotak kue itu di rak belakang.
“A-Ahaha! Pacarku sih enggak mungkin kayak gitu yaa~♪”
“B-begitu ya? Ya sudah kalau begitu…”
Setelah menyiapkan kue yang baru, aku pun mengantar Ibu itu sampai keluar dengan senyum profesional.
Pas banget, Mama Enocchi keluar dari dapur sambil membawa nampan berisi fruit tart yang baru selesai dipanggang. Harum mentega yang manis langsung menggelitik hidungku.
Lalu Mama Enocchi melihat kotak kue yang penyok dan matanya langsung membelalak.
“Aduh, aduh~. Itu kenapa, sayang~?”
“Ah, maaf banget! Aku ganti rugi ya, aku beli aja!”
“Ufufu. Enggak apa-apa, namanya juga manusia, pasti pernah gagal~”
Sambil menata fruit tart di etalase, aku curhat sedikit pada Ibunya Enocchi.
“Tadi ada yang bilang, gimana kalau Yuu di Tokyo digoda sama Onee-san cantik gitu… jadi kepikiran deh…”
Mama Enocchi mengangguk pelan sambil berkata, “Aduh, aduh,” dengan raut wajah penuh kekhawatiran.
“Itu bikin khawatir, ya~. Rion juga, tahu-tahu bilang mau ke Tokyo bareng kakaknya. Anak-anak zaman sekarang tuh, energinya luar biasa~.”
“Oh, iya ya… Enocchi juga ke Tokyo sama Kureha-san, kan…”
Gusrak!—aku refleks menghancurkan fruit tart yang sedang kupegang dengan penjepit kue.
“Eh?”
“Eh?”
Kami saling menatap dalam hening…
Mama Enocchi menepuk dahinya pelan sambil bilang, “Aduh, aku lupa~☆” dengan gaya ceria.
“Ufufu. Selanjutnya, aku mau bikin roll cake dengan krim melimpah yang Himari-chan suka banget, ya~. Kalau sudah jadi, kita ngopi-ngopi bareng, yuk~♪”
“Tunggu dulu!? Mama Enocchi, maksudnya apa tuh!? Jelasin dong, yang lengkap…!!”
Dan begitulah, hari penuh kejutan dalam pekerjaan paruh waktuku pun terus berlanjut dengan semangat~☆
Post a Comment