Penerjemah: Nobu
Proofreader: Nobu
Epilogue
Kebangkitan
♢♢♢
Hari pertama festival budaya telah usai.
Dari luar, terdengar suara para murid yang sedang membersihkan area festival.
Di aula penjualan yang disinari matahari senja kemerahan—kami membunyikan cracker yang telah disiapkan.
"Selamat atas keberhasilan mencapai keuntungan!"
Pada hari pertama saja, delapan puluh persen dari stok telah terjual!
Hasilnya, kami berhasil mencapai keuntungan tipis!
Acara penjualan perdana kami, "you", berakhir dengan sukses gemilang!
Eh? Bukankah ini sukses besar?
Padahal kami sempat berpikir apakah ini akan habis terjual dalam dua hari, bukan?
Pasti gila sekali, ya, puncak penjualan yang luar biasa di akhir itu.
Aku yang bertugas di luar pun merasa sangat kewalahan.
Untungnya, Yuu dan yang lainnya juga bisa mengelola dengan baik, sungguh melegakan.
(Yah, ini semua berkat kemampuan produksiku!)
Pencapaianku adalah milikku.
Pencapaian Onii-chan juga milikku.
Bisa dibilang ini adalah hasil dari jurus andalanku: "memohon".
Meskipun ada masalah karena kesalahan desain di area penjualan, kami berhasil memulihkannya di bagian lain.
Jika ini bukan kemampuan produksi, lalu apa namanya?
Memang ada banyak keraguan, tapi pada akhirnya, hasil adalah segalanya.
Bagaimanapun, aku adalah sosok yang sempurna sebagai mitra impian Yuu!
Oh, aku takut dengan diriku yang terlalu dicintai Tuhan ini.
Yuu!
Ayo kita bersama selamanya sampai suatu hari nanti tiba saat kehancuran menyapa♡
... Cuma bercanda.
Tapi masa itu tidak akan pernah datang, kok. Puhahaha.
"Himari, kamu pasti lelah."
"Ya! Yuu juga, terima kasih atas kerja kerasnya!"
Aku dan Yuu bertukar high five yang menyenangkan.
High five yang menyenangkan....
... High five yang menyenangkan?
"Pelanggan terakhir benar-benar luar biasa. Kalau Himari dan Enomoto-san tidak menangani di luar, tempat ini pasti sudah meledak."
"U-uh, ya. Benar. Aku juga terkejut sekali, kok."
Aku tertawa, lalu memalingkan wajah dari Yuu.
...Eh?
Aku menggelengkan kepala, berusaha menghilangkan perasaan janggal barusan.
K-kira-kira, hanya perasaanku saja, ya?
Emm, itu... Ah!
"Enocchi juga, terima kasih atas kerja kerasnya♪"
"Ya. Hii-chan juga, terima kasih."
Aku pun saling bertukar ucapan selamat atas pencapaian dengan Enocchi.
Wah, tapi Enocchi juga hebat, ya.
Meskipun laju pelanggan begitu dahsyat, pakaiannya sama sekali tidak kotor.
Karena ini barang sewaan, aku sempat khawatir kalau sampai robek.
"Ah, Mei-chan, terima kasih atas kerja kerasnya♪"
"Ya..."
Mei-chan sedikit kehilangan semangatnya...
Sepertinya dia benar-benar cukup lelah.
Aku harus benar-benar mendukungnya. Bagaimanapun, dia adalah murid pertama kami, "you".
Aku mengulurkan Yoguruppe padanya.
"Ini. Kamu suka yang manis-manis?"
"A-ah, terima kasih...."
Mei-chan menyeruput minuman untuk mengisi ulang bakteri asam laktatnya.
Dalam suasana menikmati sisa kemenangan seperti itu, kami pun membereskan segalanya.
Yuu tampak bergumam-gumam sambil memasukkan aksesori yang tersisa ke dalam kotak kardus.
Oh, dia sedang berbicara dengan bunga-bunga.
Memang Yuu, dia adalah alkemis berwajah rupawan (tertawa) yang selalu mencurahkan cinta pada bunga-bunga!
Aku sangat mencintai Yuu yang seperti itu—
Mata Yuu terlihat kosong.
............
...Eh?
Kita berhasil mencapai keuntungan, kan?
Target kita tercapai, kan?
Aku kira dia akan lebih senang... atau lebih tepatnya, ke mana perginya mata berkilau seperti biasanya?
Aku pikir Yuu akan langsung memikirkan target berikutnya dan bersemangat, "Wooaaah!"
Ada apa?
Perasaan tidak enak yang membuatku merinding ini...
"Hei, Yuu? Ada sesuatu terjadi...?"
"Eh?"
Yuu menggelengkan kepala, matanya tetap kosong.
"Tidak, tidak ada apa-apa..."
"H-hemm. Begitu, ya...."
...Tidak, tidak, tidak, tidak.
Jelas sekali ada sesuatu yang terjadi.
Ini pertama kalinya aku melihat Yuu berpura-pura sekuat ini!
Aku berbisik pada Mei-chan.
"Mei-chan. Ada apa dengan Yuu?"
"Yuu-senpai?"
"Itu lho, apa ada yang mengatakan sesuatu saat penjualan, atau aksesorinya rusak..."
"...Dia sempat membantuku saat ada sedikit masalah, tapi dia sudah seperti itu sejak tadi."
Yah, wajar kalau dia tidak tahu.
Pokoknya, aku tahu kalau mental Yuu sedang terganggu.
Sebagai mitra sehidup semati, aku harus melakukan sesuatu!
"Yuu, begini..."
"Ah, benar, Himari."
"Eh!? A-ada apa?"
Aku sedikit terkejut karena tiba-tiba dia bicara.
itu adalah sebuah kesalahan.
Dengan senyum tenang, Yuu berkata padaku,
"Karena penjualan sudah mencapai keuntungan, bagaimana kalau besok kita jadikan hari untukmu, Himari?"
"Eh..."
Aku memikirkan arti dari perkataan itu.
Penjualan mencapai keuntungan.
Target tercapai.
Stok juga sedikit, jadi tidak ada gunanya lagi untuk melanjutkan?
Kalau begitu?
Besok—
"Boleh, nih!?"
"Ya. Himari juga sudah menahan diri, dan kita sudah mencapai keuntungan."
Besok adalah hari untuk menikmati festival budaya!
Karena impian sudah berakhir, besok adalah hari untuk berusaha dalam cinta!
Artinya, hari hadiah!
Aku melonjak gembira, "Yaaay!"
Aku meraih tangan Mei-chan dan menari tarian sukacita bersamanya.
"Mei-chan juga ikut main, kan?"
"Boleh, nih!?"
"Tentu saja! Ayo kita semakin akrab, ya!"
Mei-chan pun menyipitkan matanya dengan gembira.
Betapa polos dan manisnya gadis muda ini.
Festival budaya kali ini sangat menyenangkan.
Aku telah membuktikan bahwa aku pantas menjadi mitra impian, dan sekarang aku punya junior semanis ini.
Kalau ini mimpi, kuharap aku tidak akan pernah terbangun, ya♪
Benar....
—Keadaan yang terlalu sempurna membuatku lengah.
Aku terlalu gembira karena Yuu mengatakan untuk menikmati festival budaya, sehingga aku tidak menyadarinya.
Saat aku bersukacita—Yuu sedikit menunduk dengan raut sedih.
"Baiklah! Kalau begitu, hari ini kita beres-beres dengan semangat—"
Saat kami sedang bersemangat—
"Itu tidak boleh."
Yang menghentikan kami adalah... Enocchi, yang sejak tadi diam.
Enocchi menatap kami dengan pandangan serius.
"Eh, Enocchi? Kenapa..."
"Penjualan harus dilanjutkan. Itu hanya karena Hii-chan ingin bersenang-senang, kan?"
"Bukan begitu! Yuu yang mengatakannya..."
Eh?
Yuu hanya diam saja.
Ada apa?
Kenapa malah aku yang terlihat aneh?
"Ah, jangan-jangan Enocchi cemburu karena mengira tidak akan diajak, ya? Tentu saja, Enocchi juga ikut, kok♪"
—Plak, Enocchi menepuk tanganku.
Suasana langsung membeku.
Enocchi dengan tenang… namun dengan suara yang jelas dan nyaring, menyatakan:
"Ada 'tiga syarat' dari Shii-kun, kan? Kalau ada perbedaan pendapat, dahulukan kepentinganku."
"...!?"
Sebelum festival budaya.
'Tiga syarat' yang diusulkan oleh Makishima-kun dan disetujui oleh Yuu.
1. Selama pembuatan aksesori, ketiga anggota harus selalu bergerak bersama hingga festival budaya berakhir.
2. Motif aksesori harus 'Enocchi'.
3. Ketika ada perbedaan pendapat di antara anggota, prioritaskan pendapat Enocchi.
Enocchi kini menoleh ke arah Yuu.
"Yuu-kun, apakah kamu hanya ingin membuat kenangan di festival budaya ini?"
"B-bukan begitu maksudku..."
"Lalu, kenapa kamu merasa semuanya sudah berakhir?"
"Karena sudah mencapai keuntungan. Target sudah tercapai, dan sisanya bisa dialokasikan untuk waktu bermain dengan Himari..."
"Itu—"
Enocchi memotongnya dengan suara yang lebih keras.
"Itu semua berkat Hibari-san dan yang lainnya, kan?"
"...!?"
Enocchi terus mendesak dengan kejam.
"Yuu-kun, apa yang sudah kamu lakukan?"
"I-itu..."
Aku mendengarkan semua itu dengan tercengang.
Yuu membuat aksesori.
Seharusnya itu adalah perannya.
Menyampaikannya ke dunia luar adalah peranku.
Itu sebabnya aku memproduksinya, dan membawanya hingga mencapai keuntungan.
Itu adalah janji yang selalu ada di antara kami.
Tujuan seharusnya sudah tercapai.
Tapi, kenapa Yuu terlihat seperti ingin menangis?
"...Aku tidak mau melakukannya lagi."
Kata-kata yang terucap lirih itu, terdengar seperti sebuah jeritan.
Aku punya firasat buruk.
Aku spontan ingin menutup telinga—tapi tidak bisa.
"Aku menargetkan mencapai keuntungan di acara penjualan. Aku juga memahami hubungan antara produk harga rendah dan penataan lokasi. Faktanya, aku berhasil mencapai keuntungan di hari pertama. Ini adalah kesuksesan besar yang tak terhingga...."
Kemudian, dia berteriak dengan nada menyakitkan.
"Tapi, bunga-bungaku tidak menginginkan acara penjualan ini...!"
Sesuatu di dalam diri Yuu telah patah.
Itu pasti impiannya.
Aku merasa seperti bunga impian yang begitu ia kejar telah patah tepat di akarnya.
Meskipun begitu, dia tidak ingin mengakuinya, ingin meraih sesuatu... dan hatinya seolah masih berteriak.
"Di pameran tunggal di Tokyo, aku bisa melihatnya. Saat aksesori petunia terjual, ada sesuatu yang berkilauan menunjukkan masa depan kepadaku. Di baliknya ada Tenma-kun, Sanae-san, dan aku bisa melihat semua orang berlari mati-matian, ingin mencapai tujuan itu...."
Kata-kata itu, aku tidak bisa memahaminya.
Karena aku tidak ikut ke Tokyo.
Yuu mengatakan sesuatu yang tidak bisa kupahami—itu sangat tidak kusukai.
"Aku ingin pergi ke sana. Tapi, tempat itu..."
Yuu mengatupkan giginya erat-erat.
Aku bisa melihat matanya keruh dan keruh.
"Tempat itu bukan tempat di mana bunga-bungaku akan bahagia. Aku tidak bisa menjadi kreator yang kuat sampai harus membunuh diri sendiri seperti Tenma-kun. Kalau begitu, bukankah lebih baik kita melakukannya dengan kecepatan kita sendiri, seperti yang Himari inginkan. Jadi..."
"Aku tidak butuh impian lagi."
Pada saat dia mengucapkan kata-kata yang menentukan itu.
Enocchi menampar kedua pipi Yuu dengan kedua tangannya.
Mulut Yuu yang terjepit erat tampak seperti bebek.
"...E-Enomoto-san?"
Menatap tajam wajah itu, Enocchi berkata.
"Sekarang kepalamu sudah kosong?"
Sambil mencubit-cubit pipi Yuu, Enocchi menyatakan dengan sikap tegas.
"Itu hanya karena jalannya berbeda, kan? Yuu-kun belum mencapai apa pun. Berhentilah berbicara seolah kamu tahu segalanya."
Mendengar perkataan Enocchi, Yuu bergetar seolah baru tersadar.
"Kalau memang jalan buntu, tinggal jalan lagi saja. Mundur, cari jalan lain, lalu jalan lagi. Karena, masih ada aksesori, kan? Festival penjualan juga masih ada satu hari lagi."
Kemudian, dia tersenyum tipis.
Itu adalah senyum penuh tantangan. Senyum yang indah, seperti wanita jahat yang merayu pria. Namun, entah mengapa senyum itu begitu lembut dan penuh kasih sayang.
Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari ekspresi itu.
Karena Enocchi, sangat cantik.
"Hanya karena salah, bukan berarti semuanya berakhir. Sampai kapan kamu akan tetap berada di dalam dunia kecil itu? Kamu sudah memutuskan untuk hidup di luar, kan?"
Dan terakhir, seolah mengusir, dia berbisik di telinga Yuu.
"Pengalaman tidak akan didapatkan oleh orang yang tidak berjuang sampai akhir, bodoh."
............
Mata Yuu yang keruh, sedikit bergetar.
Itu hanya sesaat.
Perlahan-lahan, kilauan di matanya semakin bertambah.
Impian itu, kembali bernapas.
Seolah-olah emosi yang selama ini tertahan dan tertidur paksa, kini terbangun.
Ada emosi yang, berapa kali pun dilupakan, akan selalu bangkit kembali.
Meski sempat patah, ia akan bangkit lagi.
Meski sempat memalingkan muka, ia akan mengejar lagi.
Meski sempat menyerah, ia akan menemukan jalan baru dan kembali menantang diri.
Mungkin orang yang mewujudkan impian adalah orang seperti ini, pikirku.
Sekalipun dibuang, ia akan memungutnya lagi berkali-kali.
Meskipun sudah usang, robek, dan bentuk aslinya sudah tidak dikenali lagi.
Orang yang terus maju dengan emosi murni, pastilah yang akan meraih impian.
Tidak melirik hal lain.
Mungkin ada tempat di dunia ini yang hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang tidak membutuhkan apa pun lagi.
Enocchi baru saja menjawabnya.
Padahal itu adalah hal yang seharusnya aku lakukan.
—Jadi, aku yang sekarang ini tidak cukup?
♢♢♢
Setelah selesai membereskan acara penjualan, jam pelajaran selesai.
Yuu pergi bersama Mei-chan untuk mendesain ulang area penjualan untuk acara besok.
Aku—berdiri berdua dengan Enocchi di depan petak bunga Klub Hortikultura.
Di petak bunga yang kosong itu, sedikit demi sedikit mulai tumbuh tunas-tunas ilalang kecil. Sambil memandanginya, Enocchi berkata.
"Hii-chan."
"A-ada apa...?"
Aku bertanya balik dengan gugup.
Merasa sangat tidak nyaman, aku memelintir-melintir poni rambutku.
"Kamu ingat saat aksesoris Yuu-kun dulu rusak?"
"U-um, ya..."
Itu terjadi pada bulan Juni.
Yuu membuat aksesori pesanan untuk salah satu murid sekolah, dan salah satu di antaranya merusaknya. Akibatnya, penjualan Yuu di festival budaya ini dikenakan penalti besar.
Saat itu, Yuu bahkan sempat berkata, "Aku ingin berhenti membuat aksesori dan beristirahat."
"Waktu itu, saat Yuu-kun bilang ingin istirahat membuat aksesori, Hii-chan yang menghentikannya, kan? Kalian berjanji akan terus berusaha mencapai puncak bersama, kan? Kenapa sekarang kamu malah memanjakannya? Kenapa kamu membiarkan aku mengatakan hal seperti tadi?"
"I-itu... karena..."
Karena.
Apa?
Karena, apa?
Aku—apa yang sebenarnya kuinginkan?
"Apa kamu berpikir, setelah jadi pacarnya, semua sudah cukup?"
Kata-kata Enocchi menusuk tajam dadaku.
Sesak napas, rasanya menyakitkan seperti tenggelam.
Meskipun aku mencoba mengatakan sesuatu, tidak ada kata-kata yang keluar.
Karena aku tidak punya kata-kata untuk meyakinkan Enocchi.
Aku lengah.
Aku berusaha keras membuktikan bahwa aku bisa terus menjadi mitra impian, tapi pada akhirnya aku lengah. Ini adalah kesempatan untuk menikmati festival budaya bersama Yuu. Aku langsung menyambar wortel yang digantungkan di depan mataku.
"Bagi Hii-chan, apakah impian yang ingin kamu capai bersama Yuu-kun hanya sebatas itu?"
"............"
Setetes air mata jatuh.
Bukan karena perkataan Enocchi salah.
Semua itu benar.
Karena benar, rasanya begitu sakit.
Tanpa kusadari, aku sudah salah jalan.
Sejak kapan?
Sejak kapan aku berpikir bahwa jalan yang kutempuh selalu merupakan jalan yang benar?
Saat tersadar, aku tidak bisa melihat apa-apa lagi.
Di tengah kabut pekat, aku terdiam.
Apa yang selama ini kuanggap sebagai impian.
Apa yang kuanggap sebagai jalan menuju kebahagiaan, berjalan bersama Yuu.
Semuanya, hanyalah ilusi.
Kemudahan dan ambiguitas manis terasa nyaman, membuatku lupa untuk membuat keputusan yang kejam.
Padahal aku seharusnya tahu bahwa itu adalah hal yang paling merugikan bagi mitra sehidup semati.
Ketika aku tidak bisa menjawab, Enocchi menghela napas.
"Kalau begitu, aku akan mengambil alih mitra sehidup semati ini, ya?"
Mata Enocchi—serius.
Kata Penutup
"Nanana-san. Jilid berikutnya akan mengawali festival budaya, bukan?"
Rapat perencanaan untuk serial Danjoru volume keenam dibuka dengan pertanyaan dari sang editor.
Suara editor terdengar serius.
Mengingat berbagai ulah yang telah dilakukan Nanana dan laju perkembangan cerita sejauh ini, wajar jika ia menyimpan keraguan apakah festival itu benar-benar akan dimulai.
Padahal, Musim Kedua adalah "Festival Budaya".
Orang yang dengan penuh semangat menceritakan semua itu, tak lain dan tak bukan pastilah Nanana sendiri.
Namun, Nanana sama sekali tidak menunjukkan sedikit pun penyesalan.
"Bukankah masa persiapan festival budaya itu yang paling menyenangkan?"
Sang editor pun murka.
Dia bertekad untuk menyingkirkan penulis yang tiran dan bengis itu.
"Mulailah."
"Baik..."
Dengan demikian, dimulailah babak Festival Budaya dengan selamat!
Saya Nanana. Terima kasih banyak atas dukungan Anda untuk volume ini.
Ah, tidak, ini hanya fiksi.
Editor saya adalah orang yang sangat baik hati. Beliau bukanlah seseorang yang akan memberikan tekanan seperti ini. Sungguh. Terima kasih selalu atas segalanya.
Baiklah, Musim Kedua yang diawali dengan perjalanan ke Tokyo ini sepertinya akan berakhir di jilid berikutnya.
Suasana kini mulai sedikit tidak menyenangkan, jadi izinkan saya memberikan sedikit bocoran.
Akhirnya, perangkap Aliansi Aksesori menampakkan wujudnya! (Bohong!)
Shiroyama Mei, dialah pembunuh pertama yang dikirim dari "Organisasi"! (Bohong!)
Para petarung perkasa menghalangi setiap langkah Yuu, diawali dengan pertarungan hidup mati yang mempertaruhkan nyawa! (Bohong!)
Makishima yang jatuh ke tangan musuh demi melindungi Yuu, lalu Himari melihatnya dan langsung meninggalkannya!? (Setengah bohong!)
Dan kemudian, bilah tajam nan kejam mendekati "you"! (Bohong!)
Semuanya bohong. Jangan percaya, ya! ☆
★☆ Pengumuman Penting! ★☆
Selain "Danjoru 6" ini, saya juga berkesempatan merilis karya baru.
Diterbitkan oleh Dengeki Bunko setiap bulan Januari:
'Shounen, Watashi no Deshi ni Natte yo.: Saijaku Munou na Ore, Seiken Gakuen de Saikyou wo Mezasu' (Watadeshi)
"Eh!? Fantasi modern yang tampak spektakuler dan menarik itu... Nanana yang menulisnya!?"
Bagi Anda yang berpikiran demikian!
Ya, benar! Itu adalah Nanana!!
Nah, hanya dengan itu saja, ekspektasi Anda pasti langsung melonjak drastis dan keinginan untuk membeli pun tak terbendung, bukan?
Mungkin hari ini Anda baru saja pergi ke toko buku.
Saya benar-benar minta maaf. Saya sangat menyesal harus merepotkan Anda untuk datang lagi besok. Tapi Anda tidak akan rugi... Eh? Besok tidak bisa karena ada acara?
....................Kalau begitu, saya akan sangat senang jika Anda bisa datang lusa! Tidak masalah jika Anda sekalian mampir setelah bermain dengan teman-teman! Terima kasih banyak!
Berlatar di akademi raksasa di kota mata air panas, kisah fantasi olahraga pedang suci ini mengisahkan ikatan guru dan murid antara seorang pemuda yang tidak kompeten dan wanita tercantik di dunia yang juga terkuat.
Mohon dukungannya untuk cerita tentang "Mencapai Puncak Pendekar Pedang Suci bersama Kakak Perempuan yang Menggemaskan namun Menyebalkan!"
★☆ Ucapan Terima Kasih Spesial ★☆
Kepada Editor K-sama dan I-sama, Ilustrator Parum-sensei, seluruh rekan-rekan produksi, dan semua pihak yang terlibat dalam penjualan, Sekali lagi, saya sangat berterima kasih atas dukungan Anda semua untuk volume ini. Dengan dua buku yang terbit bersamaan, Nanana sendiri pun sempat kebingungan, namun kali ini, apakah saya berhasil menepati tenggat waktu? Saya akan sangat senang jika memang begitu. Jika ternyata tidak... saya benar-benar minta maaf.
Kepada seluruh pembaca sekalian, terima kasih karena telah memegang volume ini di tangan Anda. Saya percaya, setelah sejauh ini, Anda tidak akan terkejut lagi dengan apa pun yang akan terjadi.
Dengan demikian, "Danjoru?" akan menuju akhir kisah musim gugur.
Kemudian, kisah musim dingin di baliknya... dan bahkan hingga kisah melelehnya salju yang ada lebih jauh lagi, saya harap Anda bersedia menemani perjalanan ini.
Sampai jumpa di neraka pada volume berikutnya.
Desember 2022, Nanana
Post a Comment