-->
NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Igirisu Eikoku Kanojo Volume 1 Chapter 5

Chapter 5 - Makan siang bersama Gadis Suci


"Manaka, ayo makan siang bersama."

“Oh, oke."

Untuk beberapa alasan, sebagian siswa melihatku pergi ke sekolah dengan Hiiragi dan entah bagaimana aku berhasil mengatasi tatapan mengerikan dari teman sekelasku selama pelajaran pertama sampai istirahat makan siang.

Dan saat aku hendak membuka kotak makan siangku, Souta datang dari belakang.

“…Ah, kau bawa bento hari ini 'ya Manaka."

"Yah, begitulah..."

Dia sepertinya ingin mengajakku ke kantin, ya? Haruskah aku ikut dengannya?

"Ara, Manaka juga membawa bento hari ini."

Giliran Toudou juga datang dari belakangku.

“Uh—yah, aku biasanya membawa bento.”

"Haha~, itu benar..."

Souta menemukan sesuatu yang lucu, tapi dia tersenyum kecil.

......Jujur, hanya melihat ikemen tertawa membuatku ingin muntah.

Itu terbuka untuk kita lihat. Apa kau ingin berpuas diri bahwa kau memiliki wajah tampan?

“......Orang sepertimu harus mati, Souta.”

"Kenapa!?"

Itu sangat menjengkelkan, pria tampan sepertimu itu! Hakim, tolong beri orang ini hukuman paling berat!

"Kisaragi-san, kamu tidak boleh mengatakan hal seperti itu."

Dan kemudian, Hiiragi datang dari belakang kami ketika dia mendengar perkataanku.

"Tapi, itu kebenarannya.."

"Kebenaran apa yang kau maksud itu?" kata Toudou.

“Sebenarnya, aku sangat membenci ikemen.”

"Hah? Bukankah kau hanya cemburu?"

"Ugh..!"

Toudou mengatakan itu dan kemudian mengangkat bahu dengan ekspresi terdiam.

..... Nih cewe, mulutnya gak bisa di jaga apa? Apa kau tidak sadar pada dirimu sendiri?

"Ngomong-ngomong, Stella-san... apa kamu perlu sesuatu dengan kita?"

“Ah, aku hanya ingin makan siang bersama kalian."

"Oh, begitu ya... Ya, silahkan.."

“Terima kasih, Miyuki-san!”

Hiiragi menggenggam kedua tangannya dan bersukacita.

......Oi, jangan putuskan sendiri.

Bukannya aku tidak mau atau apa. Tapi, aku bingung kenapa kalian membuat keputusan tanpa melihat sekitar.

Haa..  mau bagaimana lagi.

"Btw, sejak kapan kalian berdua memanggil satu sama lain dengan nama depan?"

"Yah, banyak hal yang terjadin dan kami akhirnya berteman, 'kan Stella-san?"

"Mnm! Miyuki-san adalah temanku!"

“Hm, begitukah.."

Yah, apapun itu... kurasa itu hal yang baik bagi keduannya..

"Yah, terserah.. Kalau begitu, ayo pergi ke kantin.."

Aku menghela nafas dan perlahan bangkit dari tempat duduk.

“Tapi, bagaimana dengan Hiragi--san? Dia mungkin membawa bento.."

"Jangan khawatir. Dia tidak membwa kotak makan siangnya. Lagipula, dia nggak bisa masak sendiri..."

“T-Tunggu Kisaragi-san! Apa yang kamu bicarakan!"

Ketika aku mengungkapkan bahwa Hiragi tidak bisa memasak kepada Toudou dan Souta. Hiragi menghampiriku, lalu memukul dadaku dengan wajah merah.

"Aduh.."

Meskipun pukulannya sama sekali tidak sakit, aku tetap mengatakan itu.

"Dia tidak bisa masak..?"

"Sepertinya itu benar. Tapi..."

Nah, tidak ada yang perlu disembunyikan. Toh, suatu saat itu akan terungkap dengan sendirinya. Jadi, tidak masalah.

“(......Hei, Souta.. dia berbeda dari gambaran gadis suci yang kita pikirkan, bukan?)"

"(Benar. Aku juga terkejut. Tapi, seperti yang dikatakan Manaka...dia tidak pandai dalam hal memasak..)"

"(Dan, ternyata dia lebih mudah didekati dari dugaanku. Apakah ini karena pengaruh Manaka?)"

"(Aku pikir juga begitu)"

Sementara aku dipukuli oleh Hiragi, dua lainnya dengan asik membisikkan sesuatu di belakangku.

"Hei, Hiragi-san... Apa kau buruk dalam memasak?"

“Ugh~! ……I-Iya ..."

Ketika ditanya tentang memasak oleh Souta, Hiiragi menjab dengan suara sangat kecil.

“B-begitukah.. Yah, kurasa tidak bisa masak bukan hal yang buruk. Lagipula, masih ada Ibumu di rumah.."

"Tidak, gadis ini tinggal sendiri."

“Ah, begitu?”

“J-Jangan lihat aku..."

Hiiragi bersembunyi di belakangku.

Melihatnya seperti itu membuat Toudou ingin menggodanya.

"Jangan khawatir, Stella-chan. Tidak bisa memasak bukan berarti kamu tidak bisa menikah.. Yah, kamu hanya peerlu belajar memasak untuk masa depanmu.."

"M-Muu, Miyuki-san!"

"Tapi, aku juga terkejut. Orang yang dijuluki 'Gadis Suci' tidak bisa masak. Ketika aku pertama kali mendengar itu, aku pikir 'Eh, benarkah? Apa tidak apa-apa membiarkannya hidup sendiri?'..."

Yang dikatakan Toudou ada benarnya. Awalnya aku juga berpikir begitu, seorang gadis muda dengan penampilan yang bisa melakukan apa saja, kenyataannya dia buruk dalam 'memasak' yang harusnya dimiliki oleh gadis pada umumnya.

......Dan bahkan sekarang, dia berani hidup sendiri.

“K-Kisaragi-san juga tidak bisa bersih-bersih, kau tahu! Dia sangat payah dalam 'menjaga kebersihan kamar'!"

“Ha? Meskipun aku payah dalam hal bersih-bersih, tetapi aku bisa masak! Kalau kau tinggal sendiri dan bisa memasak, itu sudah cukup!"

"Salah! Kalau kamu tidak membersihkannya dengan benar, kamu akan sakit! Mengetahui cara membersihkan lebih baik daripada mengetahui cara memasak!”

“Tidak, memasak adalah cara untuk hidup! Jika masalah bersih-bersih, panggil saja jasa layanan kebersihan untuk menyelesaikannya!"

“T-Tapi.. kamu tidak bisa terus menggunakan layanan itu setiap hari, kan!?"

"Kau juga tidak bisa makan di luar setiap hari, kan?! Makan di luar setiap hari tidak baik itu tubuhmu, kau tahu?"

"M-Mungkin kamu benar.. T-Tapi tetap saja, kebersihan adalah hal yang paling penting!"

“Masak!”

"Bersih-bersih!"

"Memasak!"

"Kebersihan!"

Kenapa anak ini tidak mengerti aku!? Memasak harus di utamakan, kan!?

Makan makanan di luar itu sudah cukup membuat dompet menangis. Jadi, kalau kau bisa masak, itu sudah cukup.

""Geeezz""

Dan kemudian, kami saling melotot dari jarak dekat.

""Hmph.""

Untuk mengekspresikan kebijakanmu sendiri adalah hal yang benar untuk dilakukan.

Wajah Hiiragi yang sangat dekat menunjukkan ketidaksenangan dengan menggembukan pipinya.

....Sial! Aku benar-benar ingin menyentuhnya. Y-yah.. kalau hanya menyentuhnya sedikit. Tidak apa-apa, kan?

Dengan pemikiran itu, aku menyentuh pipi Hiragi dengan jariku. Dan....

“Hyaa!? A-Apa yang kamu lakukan!?"

Mungki karena terkejut, Hiragi melompat  menjauh dariku dengan wajahnya yang memerah.

"T-Tidak... aku hanya ingin menyentuh pipimu saja.."

“Muu! Jangan lakukan itu tiba-tiba!"

"Ohh, itu artinya aku boleh menyentuhnya jika aku bilang padamu?"

"Iya~, Ah, t-tidak.. tentu saja tidak!" kata Hiragi menyangkalnya dengan wajah memerah.

......Um, perasaan tadi.. pipinya lembut sekali.

S-Sial! Pikiran-pikiran jahan mulai melintas di kepalaku.

"Apa-apaan itu?"

"Entahlah... Yah, apapun itu. Aku senang mereka berdua dekat."

"Sungguh, beraninya kau mengatakan kita saling menggoda."

Sementara kami berbicara bolak-balik seperti itu, untuk beberapa alasan dua lainnya berbicara dengan ekspresi lelah seperti itu.

‎.........

......

Pada akhirnya, aku memutuskan untuk meninggalkan bentou untuk makan malam dan pergi ke kantin sekolah untuk makan siang bersama mereka.

‎◆ ◆ ◆

Bagaimanapun, setelah perang kata-kata dengan Hiiragi berakhir, kami pergi ke kafetaria.

Kantin sekolah kami lebih besar dari sekolah lain dan dapat menampung lebih dari 500 orang dengan nyaman.

Namun harga di kantin ini sangat cocok untuk dompet anak SMA, terkadang ada lebih dari 500 orang yang makan dan dalam sekejap mata tidak ada tempat terisisa jika kita tidak cepat.

“Ahh~, ada banyak orang hari ini juga.”

"Tapi ada beberapa kursi kosong yang tersisa. Jadi, kupikir kita bisa duduk di sana."

Berkat berdebat dengan Hiiragi, sepertinya kita terlambat.

Di dalam kantin sangat ramai, hanya beberapa kursi yang kosong.

"Kalau begitu, ayo pesan sesuatu untuk dimakan." kataku.

"Oke.."

Di saat seperti, kalian bertiga benar-benar kompak ya?

Sebelum kami memesan makanan, orang-orang yang ada di sana.. terutama anak laki-laki mulai membuat keributan seperti,

'O-Oi! Bukankah gadis yang ada disana itu 'Gadis Suci' Hiragi Stella?'

'Eh, di mana!? Oh, kau benar. Gadis suci itu ada di sini!'

'Ohh! Aku tidak menyangka akan bertemu dia di sini!'

'Benar! Hei, bagaimana kalau kita menyapanya!'

'Ide yang bagus. Tapi..'

'Apa?'

'Gadis yang satunya lagi tampak berbahaya!'

'Hah? Uh-huh. Kau benar.'

Hanya melihat kedatangan Hiragi saja, sudah membuat pria jones ketar-ketir.

Hiragi-san, kau benar-benar populer 'ya? Hampir semua anak laki-laki di sekolah ini mengenalmu, kau tahu? Bukankah itu luar biasa?

Mengesampingkan kepopuleran Hiragi, tampaknya anal laki-laki yang mencoba mendekati Hiragi memilih mengurungkan niat mereka karena tatapan tajam dari Toudou..

.... Nice, Toudou-sama! Berkatmu mereka tidak datang ke sini. Akan merepotkan jika aku terlibat dengan mereka..

Sebaliknya, orang yang dibicarakan..

"Uuu, mereka sama saja.."

Hiiragi menunjukkan ekspresi bermasalah, mungkin karena dia merasa tidak nyaman terus di panggil gadis suci?

Yah, mungkin ini hal yang biasa bagi Hiragi. Itu karena, tidak hanya di kelas saja bahkan di luar kelas Hiragi selalu menjadi pusat perhatian dan tentu saja mereka memanggilnya dengan nama yang sama 'Gadis Suci'.

Aku turut bangga sekaligus merasa kasihan padamu Hiragi.. kau pasti lelah—

"Cih.."

Tiba-tiba aku mendengar seseorang seperti mendecakkan lidahnya yang membawaku kembali ke kenyataan.

Ketika aku mencari sumber suara itu, aku melihat Toudou membuat ekspresi kesal yang terlihat jelas di wajaahnya.

Oi, kenapa kau begitu kesal? Apa kau cemburu atas popularitas si Gadis Suci itu? Bukankah kau temannya?

“Padahal aku juga ada di sini. Tapi, kenapa mereka hanya melihat Stella-san saja.. Sial, aku ingin membungkam mulut mereka."

......Biarkan aku mengatakannya lagi lain kali.

Sekilas, aku bisa melihat alat setrum di dalam sakunya memperingatkanku untuk tidak terlibat dengannya.

“Tidak apa-apa, Miyuki. Di mataku, kamu memiliki pesona yang setara dengan Hiiragi-san."

“......Souta.”

“…… Miyuki.”

Mereka berdua mulai tenggelam dalam dunia mereka sendiri.

Hei, dua sejoli di sana? Bisakah kalian berhenti bermesraan didepanku?

Orang-orang bodoh ini bahkan menunjukkan adegan manis di tempat seperti ini.

“Hei, kalian berdua. Sudahkah kalian memesan sesuatu?" tanyaku mencela adegan bucin mereka.

"Ah, benar juga. Maaf, Manaka."

"Cih, dasar pengganggu." gerutu Toudou.

"Ya, iya. Maaf, tapi, kalau kalian tidak segera memesan. Kita tidak akan kebagian kursi, kau tahu?"

"Itu benar... Btw, apa ada menu rekomendasi di sini?" tanya Hiragi, sedikit penasaran.

"Hiragi, bukankah kau selalu makan di sini. Kau 'kan nggak bisa masak?"

"H-Hah!? M-meskipun aku tidak bisa masak. Bukan berarti aku selalu makan di sini. Terkadang aku juga beli bentou di toserba.."

"Hee..."

"A-Apa?"

"Tidak, bukan apa-apa.. Btw, di sini ada menu yang super pedas sehingga membuat mukamu merah. Mau mencobanya?"

“Hm, menu super pedas 'ya? Jadi, ada hidangan seperti itu juga.."

"Ya, seperti yang kukatakan. Hidangan itu sangat pedas sampai membuatmu sakit perut."

“......Um, Kisaragi-san.. Kenapa kamu mengatakan kata-kata itu sambil melihat ke arah Miyuki-san dan yang lainnya?”

"Hmm, kenapa ya?"

"Pfft, apa-apaan itu?" 

Hiragi membuat tawa yang sangat lucu.

"Tapi yah.. Mereka berdua sangat dekat 'ya..." kata Hiragi, sambil menyerahkan uang kepada bibi kantin.

Hmm.. sepertinya dia memesan spageti.

“Ya, mereka sudah seperti itu sejak SMP. Kupikir sudah waktunya untuk mendinginkan suasana panas itu." kataku, sambil memesan omurice.

Perasaan tadi mereka berhenti bermesraan, kenapa mereka semakin nempel aja? Bagus sih untuk hubungan kalian. Tapi, setidaknya lihat kondisi teman kalian lah...

Lu pada buat gw iri aja ...!

“Fufu~, bukankah itu bagus. Menjadi dekat satu sama lain adalah hal yang luar biasa, bukan? Kalau kamu melihatnya dari sisi seorang gadis, kamu akan sangat cemburu."

"Hmm? Itu artinya, apa kau juga cemburu?”

“Mnm, aku juga ingin seperti itu suatu hari nanti dengan orang yang aku suka.”

Hiiragi mengatakan itu, menatap mereka berdua dengan tatapan cemburu.

......Apakah ada hal seperti itu?

Kalau dari sisiku, aku tidak ingin terlalu menonjol untuk saling menggoda di depan orang lain—Tidak, sepertinya aku juga ingin menggoda jika aku punya pacar di depan orang lain. (Cinta pertamaku).

......Nah, apa ini?

Apakah aku masih berpikir tentang keinginan untuk memiliki hubungan seperti itu dengannya?

Aku mencoba meletakkan tanganku di dada dan berpikir sebentar.

Yang kuingat adalah senyumnya. Membayangkan diriku di sampingnya tersenyum bersamanya—Benar, kupikir aku masih menginginkan hubungan seperti itu dengannya.

Karena, hanya membayangkan itu......jantungku berdegup kencang lagi.

"Kau benar, aku sedikit iri dengan hubungan mereka."

“Kisaragi-san juga berpikir begitu?”

"Yah, begitulah. Tapi, bukankah kau memiliki banyak kesempatan melakukan itu? Lihat, banyak anak laki-laki yang mengaku padamu, kan?"

“Mnm, itu benar…… Tapi, dari semua anak laki-laki itu tidak ada yang kusuka. Aku hanya ingin melalkukan hal seperti itu dengan orang yang aku cintai.."

Untuk beberapa alasan, Hiiragi tersipu dan melirik ke arahku.

"……Hmm? Ada apa, Hiragi? Apakah ada sesuatu di wajahku?"

“T-tidak! Bukan apa-apa! A-Ayo kita duduk dan makan siang bersama!"

Setelah mengatakan itu, Hiragi meraih kursi kosong dan duduk di sana.

Ada apa dengan gadis ini?

"Maaf membuat kalian menunggu, ini spageti, omurice dan dua menu super pedas."

"Terima kasih."

Setelah itu, aku mengambil pesanan untuk mereka bertiga.

Meski begitu,

“Aku tidak bisa begitu saja membuang cinta pertamaku seperti ini..... Lagipula aku pria yang sangat lemah.”

Saat aku menggumamkan itu pada diriku sendiri, aku membawa makanan ke meja Hiiragi dan duduk di sebelahnya.

Kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu, membiarkan dua orang lainnya yang masih saling memandangi dengan penuh kasih dan menegaskan cinta mereka satu sama lain.

Tapi, meski begitu... semangkuk nasi super pedas ini. Apakah ini benar-benar pedas? Warnanya tidak terlalu merah. Apakah mereka akan baik-baik saja makan ini?




|| Previous || Next Chapter ||
10 comments

10 comments

  • Unknown
    Unknown
    2/2/22 06:13
    Ase gantung bat
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    29/1/22 20:25
    Masih penasaran kapan tuh cewe nongol
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    28/1/22 14:48
    Lanjut👍
    Reply
  • Oniscorn
    Oniscorn
    26/1/22 09:44
    Lanjut min
    Reply
  • Tear
    Tear
    26/1/22 09:28
    Up
    Reply
  • Arcturus
    Arcturus
    25/1/22 23:01
    Naisu, lanjut min
    Reply
  • Trawacha
    Trawacha
    25/1/22 22:27
    Lanjutkan min
    Reply
  • Lana
    Lana
    25/1/22 21:21
    Naise
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    25/1/22 21:20
    Lanjut...
    Reply
  • Dandi
    Dandi
    25/1/22 20:47
    Naisu
    Reply
close