NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Futokou no Osananajimi ga Kiss Suru Kotodatta V1 Chapter 7

Chapter 7 - Kouhai Yang Serius Dan Seseorang Tertentu


Saat itu di hari Sabtu, sehari sebelum turnamen. Dalam persiapan untuk pertandingan yang akan datang, semua orang berusaha keras dalam latihan pagi mereka. Kami tidak mampu untuk kehilangan pertandingan pertama kami.

“Ahhh, aku sangat lelah. Jangan paksa aku untuk banyak berlatih di pagi hari, meskipun ini sehari sebelum pertandingan.”

“Tapi sebaliknya, kita hanya akan melakukan latihan ringan sepulang sekolah, ingat? Cobalah untuk tetap kuat.”

"Benar. Tapi, itu tidak membuatku merasa termotivasi…!!!”

Dalam perjalanan kembali ke ruang klub, kami melihat tiga gadis mendekati kami. Kurasa aku belum pernah melihat mereka sebelumnya, apa yang mereka inginkan?

“Oh, um.....Yanagi-senpai! Bolehkah aku berfoto denganmu?”

"Ya, aku juga, tolong!"

Rupanya, mereka adalah siswi kelas satu dan datang ke sini untuk berfoto dengannya. Kouichi memiliki wajah yang tampan. Tidak heran siswi kelas satu tertipu ketika mereka tidak tahu tentang Kouichi.

“Hm, boleh saja. Selagi tidak ada Yukari di sini. Oke, mari kita berfoto!”

“Oi, Kouichi!”

Aku mencoba menghentikannya. Tapi, dia tidak mau mendengarkanku. Kouichi dengan senang hati berfoto dengan mereka...... Ah, aku tidak iri padanya. Bukannya aku mencoba menjadi terkenal atau semacamnya. Jadi, aku memutuskan untuk kembali ke ruang klub. Aku tidak peduli jika Kouichi terlambat.

Setelah itu, aku pergi ke ruang klub terlebih dahulu untuk berganti pakaian dan kemudian kemabli ke kelas.

“Umesaki-senpai, selamat pagi.”

"Ah, Ayukawa-san. Selamat pagi."

Dalam perjalanan ke kelas, aku bertemu dengan Kaede Ayukawa, gadis bertubuh kecil dengan gaya rambut bob dan memakai kacamata. Dia adalah Kouhai-ku di Komite Percantik Lingkungan.

Pada musim seperti ini, Komite Percantik Lingkungan harus merawat beberapa bunga di halaman sekolah. Tetap saja, aku tidak bisa berpartisipasi karena sesi latihan pagi dari kegiatan klub untuk kompetisi yang akan datang. Jadi, aku meminta Ayukawa-san, yang bertanggung jawab atas tugas lain, untuk mengurusnya. Dia setulus penampilannya. Jadi, aku yakin dia juga merawat petak bunga hari ini.

"Terima kasih untuk hari ini. Kau sangat membantu.”

"Tidak, tidak. Itu bukan masalah besar. Tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang Senpai lakukan untukku saat aku mengikuti ujian masuk SMA.”

“───Tidak, tidak, tidak apa-apa.”

"Tidak. Senpai adalah satu-satunya orang yang menyelamatkanku dari orang itu pada hari ujian masuk dan satu-satunya orang yang menjagaku setelah itu dan menemaniku ke sekolah. Jika Senpai tidak menolongku waktu itu, aku mungkin tidak ada di sini.”

Memang, kami kebetulan berada di kereta yang sama hari itu dan aku menyelamatkan Ayukawa-san dari pelaku pelecehan. Karena semua orang berpura-pura tidak melihat apa yang dilakukan si pelaku. Setelah itu, ketika aku mengetahui Ayukawa-san mendaftar di SMAku, aku menemaninya.

Jadi, aku senang ketika aku bertemu Ayukawa-san lagi di rapat komite untuk pertama kalinya. Karena dia telah berhasil masuk SMA kami.

“Itu sebabnya, aku ingin membalas budi kepada Senpai sebanyak yang kubisa. Jadi, Senpai bisa mengandalkanku. Beritahu aku, jika Senpai membutuhkan bantuanku."

“Tidak, aku tidak bisa melakukan itu. Saat kegiatan klub selesai, aku akan melakukan pekerjaan yang Ayukawa-san lakukan untukku.”

"Hm, begitu ya.. Yah, kalau itu mau Senpai.. maka tidak apa-apa.. Btw, turnamen sepak bola bentar lagi, bukan?"

"Ya. Besok adalah pertandingan pertama kami."

"Besok? ...... Nggak bisa di tunda atau semacamnya ya?"

Ayukawa-san bertanya padaku dengan ekspresi kecewa di wajahnya.

“Eh? Yah, kalau hujan deras, mungkin.. Btw, apa kau berencana untuk datang dan mendukung kami?"

"I-iya.. Tapi, ada hal lain yang harus kulakukan besok. Jadi, kurasa aku tidak bisa datang."

"Begitu. Yah, tidak apa-apa. Jangan khawatir, aku yakin kami akan memenangkan pertandingan besok dan akan ada satu lagi di hari-hari mendatang.”

"Oh benarkah? Kalau begitu, aku akan datang menonton pertandingannya."

“Ya, aku menantikannya. Tapi Ayukawa-san. Apa kau tahu aturan sepak bola?”

“Saat aku dipaksa untuk menonton pertandingan kakakku. Aku tahu beberapa aturan dasar."

"Hee, begitu ya. Kakakmu bersekolah di SMA mana?”

“Kakakku bersekolah di SMA Tokyo. Orang tuaku bercerai. Jadi, Kakakku ikut dengan Ayahku, sedangkan aku ikut bersama Ibuku."

Oh tidak. Aku memaksa Ayukawa-san untuk mengatakan sesuatu yang sulit untuk dijawab.

"M-Maaf, Ayukawa-san."

“Tidak, Senpai tidak perlu meminta maaf. Lagipula, hubungan kami tidak begitu dekat. Meskipun Kakakku memiliki penampilan yang bagus di luar., di dalam, dia adalah orang yang sombong, cemburuan dan merepotkan."

Ayukawa-san berkata dengan desahan dan ekspresi ketakutan di wajahnya. Aku tidak tahu apakah hubunganmu dan Kakakmu itu begitu buruk. Sebagai anak tunggal, aku iri padamu karena memiliki saudara.

"Dibandingkan dia. Aku ingin Senpai yang menjadi Kakak laki-lakiku."

"Hmm?"

“Tidak, bukan apa-apa. Nah, aku menantikan pertandingan kedua. Oh, bagaimana kalau kita bertukar informasi kontak? Aku baru-baru ini mulai menggunakan LINE.”

“Oh. Jadi, Ayukawa-san juga mulai menggunakan LINE. Karena Sensei tidak ada di sini, mari kita bertukar di sini.”

Kami berdua mengeluarkan smartphone kami dan bertukar informasi kontak. Ngomong-ngomong smartphonenya memiliki sebuah gantungan seperti yokan kecil.

... Hmm, kurasa itu karakter dari sebuah anime?

"Terima kasih. Nanti aku kasih tahu Senpai kapan aku datang. Oh, ya.. ada satu hal yang ingin aku tanyakan padamu.”

"Apa?"

Apakah Ayukawa-san punya pertanyaan?

Aku yakin dia lebih akrab dengan panitia dibandingkan denganku.

"Senpai, apa kamu punya pacar saat ini?"

“............Eh?”

Pertanyaan itu jauh di luar imajinasiku.

.... Apa yang dia bicarakan?

“Tidak, tidak ada.” kataku dengan jujur.

Memang benar, aku tidak punya pacar. Aku hanya punya teman masa kecil yang telah membuat beberapa janji denganku. Tapi, itu bukan sesuatu yang bisa kukatakan padanya.

"Begitu, ya.. Yah, aku hanya ingin tahu apa Senpau punya pacar atau tidak. Soalnya, baru-baru ini aku melihatmu bergaul dengan teman sekelas yang cantik di sekolah.”

“'Oh, maksudmu Yuki? Namanya Yukiho Hamachi dan dia adalah teman masa kecilku. Dia baru masuk ke sekolah baru-baru ini. Jadi, wajar saja kalau kau tidak mengetahuinya.”

“......Ah, begitu. Jadi, kalian tidak berpacaran?"

"Tidak. Kami hanya teman masa kecil.”

"Begitu, ya. Maaf aku menanyakan sesuatu yang aneh padamu. Nah, semoga sukses dengan pertandingan besok. Sampai jumpa."

Ayukawa-san menundukkan kepalanya dan berjalan pergi.

Aku ingin tahu apakah Yuki dan aku terlihat seperti itu, ya?

Tidak, memang Yuki sangat imut jika dilihat secara objektif. Lain kali aku harus berhati-hati agar tidak ada orang yang salah paham.

* * *

“Selamat pagi, Yuki.”

Ketika aku pergi ke loker untuk mengganti sepatu bolaku dengan sepatu sekolah. Aku bertemu Yuki di sana.

"Ah, selamat pagi, Hiro-kun."

Yuki menatap wajahku seolah ingin mengatakan sesuatu. Aku bertanya-tanya apakah ada sesuatu di wajahku.

"Ada apa, Yuki?"

"Tidak, hanya saja.. Aku melihatmu sedang berbicara dengan gadis cantik tadi..."

"...... Ah! Dia, ya..."

Sepertinya dia melihatku berbicara dengan Ayukawa-san dan salah memahami sesuatu.

“Orang yang kuajak bicara sebelumnya adalah Ayukawa-san, Kouhaiku di Komite Percantik Lingkungan. Kami hanya mengobrol sebentar.”

"B-begitu, ya. Senang mend───”

“Haa, menjadi populer benar-benar membuatku lelah. Ah, pagi. Hamachi-san.”

Ketika Yuki ingin mengatakan sesuatu. Kouchi yang tadinya sedang berfoto dengan anak kelas satu datang menghampiri kami d loker sepatu.

“Oi, lu mau nyombong ya?.. Yah, lupakan saja.."

"Iri bilang bos!"

"Siapa juga yang iri denganmu -Lupakan saja. Btw, Yuki. Tadi mau ngomong apa?"

“...T-tidak, bukan apa-apa.”

Kurasa tadi dia ingin mengatakan sesuatu. Apa itu hanya imajinasiku saja?

Tapi, yah...sudahlah. Lagipula, aku tidak ingin memaksa Yuki untuk mengatakannya.

“Yosh, mari kita berlomba ke kelas. Kalau aku menang, traktir aku jus!”

"...Hah?"

Kouichi mulai mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal saat dia memakai sepatunya dan tiba-tiba mulai berlari.

Tidak, tidak... tidak mungkin kau bisa menang dariku jika kau memulai balapan sendirian. Yah, aku akan memberitahu Yukari kalau kau tadi berfoto dengan anak kelas satu dan membatalkan taruhannya...

"Yah, mari kita abaikan si idiot itu. Ayo, Yuki."

"I-Iya  ...... Um ... Hiro-kun." kata Yuki, dengan suara pelan berbisik di telingaku.

"Hmm?"

"Aku menantikan hari ini juga ......"

"......Ah."

Aku membalas. Jadi, kami memulai hari kami di sekolah.

* * *

Karena ini adalah hari Sabtu, jam pelajaran hari ini lebih sedikit dibandingkan hari-hari lainnya.

"Chu ......"

Di ruang kelas yang kosong, kami berciuman seperti yang telah kami janjikan. Meskipun aku sudah terbiasa dengan ciumannya sekarang, ciuman Yuki semakin lama semakin baik, membuatku tidak punya ruang untuk bersantai dan membiarkannya melakukan apa yang dia mau. Aku tidak tahu apakah aku bisa menemukan cara untuk menjaga kepercayaan diriku.

"Terima kasih untuk hari ini. Semoga sukses dengan kegiatan klubmu, Hiro-kun.”

"Ya, aku akan melakukan yang terbaik."

Yuki menyemangatiku dan aku merasa bisa melakukan yang terbaik lagi hari ini. Lalu aku pergi ke kegiatan klub sedangkan Yuki pulang. Jika aku memiliki hari libur dari kegiatan klub, aku bisa pulang bersamanya, tetapi karena aku hanya memiliki waktu libur seminggu sekali, itu tidak mudah.

"......Hmm?"

Setelah berganti pakaian di ruang klub dan menuju tempat latihan, aku melihat sesuatu yang berisik di lapangan.

Eh, munginkah latihannya sudah dimulai? Tidak, tapi saat aku melihat jam di ruang klub tadi, masih ada banyak waktu tersisa. Apa yang telah terjadi?

"Sial, aku tidak bisa merebut bolanya!"

"Apa-apaan orang itu?"

“...Dasar bajingan tampan─── Jangan terbawa suasana kau..."

Sosok yang tidak dikenal dengan mudah menghindari pemain lain saat mencoba merebut bola.

Aku bisa melihat Senpai dan Kouichi bermain secara seimbang dengannya. Itu berarti dia cukup bagus dalam permainan jika orang-orang itu bisa bermain-main dengannya seolah-olah dia bermain dengan masih kecil.

“Aku tidak yakin apa yang harus dilakukan. Oi Hiroki, kaulah lawan orang ini. Kami bukan tandingan orang ini!”

Ketika Senpai-ku melihatku, dia memberi isyarat kepadaku.

“Sebenarnya siapa orang ini? Jika pelatih datang─── Ah, tunggu? Kau…"

“Lama tidak ketemu, Umezaki-kun. Aku senang melihatmu baik-baik saja.”

Ketika aku melihat wajahnya, aku terkejut. Pihak lain tampaknya tidak seperti ini dan berbicara kepadaki dengan ramah. Aku tidak berharap dia mengingatku dan mau tak mau aku terkejut.

“Hei, Hiroki. Apa kau mengenal orang ini?”

"Yah begitulah. Um───”

“Ngomong-ngomong...Aku belum memperkenalkan diri pada kalian ya. Aku Kengo Akutagawa, siswa kelas tiga di SMA Teisei . Senang berkenalan dengan kalian. Kudengar Yukiho sudah mulai bersekolah. Jadi, aku datang ke sekolah hari ini untuk memeriksanya. Tetap saja, ketika aku melihatmu menikmati bermain sepak bola, aku memutuskan untuk bergabung.”

“SMA Teisei adalah sekolah turnamen nasional, bukan? Dan Yukiho ......"

“Ini tentang Yuki. Dia tunangan Yuki.”

"...Apa? Orang ini?"

Kouichi dengan jujur ​​mengungkapkan keterkejutannya. Anggota klub lainnya bereaksi dengan cara yang sama. Namun, anggota klub lain yang tahu tentang Yuki tidak akan tahu bahwa dia memiliki tunangan. Jadi, mereka mungkin terkejut.

“Heh, heh....... Dia tampan, jago main bola dan terlihat keren......"

Meskipun Koichi mengatakannya secara misterius, suaranya bergetar. Sepertinya dia berpikir dalam hatinya dia tidak cocok untuknya.

"Yah, itu berarti kau tinggal di Tokyo, kan?"

“Ya, aku bisa datang hari ini karena ini hari Sabtu dan aku libur dari kegiatan sekolah dan klub.”

"Kau libur pada hari Sabtu ...... seperti yang diharapkan dari sekolah elit !?"

“Tidak, itu tidak ada hubungannya dengan itu. Tapi, Yuki sudah pulang.”

“Yah, kupikir kita bisa bertemu hari ini. Tapi, ternyata tidak. Sebenarnya, aku ingin menunjukkan betapa hebatnya diriku daripada Umezaki-kun."

"Tidak, ini bukan permainan yang adil."

Aku pernah melihatmu bermain sebelumnya. Tapi, kau bukan tipe lawan yang bisa kulalahkan. Kau mungkin tidak akan kalah telak. Tapi, aku sama sekali tidak melihat kemenanganku

"Begitu? Mari kita mencobanya kapan-kapan. Aku tidak bisa melakukannya hari ini karena aku harus menemui Yukiho. Yah, itu sih kalau kau lolos di turnamen nasional."

“Hahaha..... Yah, aku akan melakukan yang terbaik.”

Oh, jadi wajar saja baginya untuk menghadiri turnamen nasional. Dia benar-benar berada di level yang berbeda dariku.

“Tidak, kami pasti akan bermain! Tunggu saja!"

Kouichi dengan berani menyatakan tantangannya. Anggota klub lainnya, yang telah dipermainkan oleh Akutagawa-san, tampak penuh energi.

"Aku tak sabar untuk itu. Sampai jumpa, Umezaki-kun. Kita akan bertemu lagi."

Akutagawa-san membungkuk sopan dengan senyum menyegarkan dan meninggalkan halaman sekolah. Aku tidak menyangka dia tiba-tiba datang ke sekolahku. Jika orang ini melihat Yuki dan aku berciuman di sekolah, aku mungkin tidak akan pernah melihatnya lagi. Lebih baik aku berjaga-jaga di akhir pekan.

“Hei Hiroki. Bukankah kau terlalu takut padanya?"

“Eh, begitukah? Mungkin karena itu......kepribadiannya.”

“Meskipun aku tidak tahu seperti apa hubungan kalian. Tapi.... kau juga pemain yang luar biasa. Jadi, percaya pada dirimu sendiri! Oh, kau terlambat, Yukari."

Saat kami berbicara, Yukari datang dalam suasana hati yang marah. Aku belum pernah melihatnya, meskipun dia biasanya datang lebih awal.

“Tanaka! Sudah kubilang 'kan? Roknya terlalu pendek. Aku membutuhkan waktu yang lama untuk, tidak. Lupakan saja. Btw, siapa pria tampan tadi?"

“Oh, dia sepertinya tunangan Hamachi-san. Tadi aku bermain sebentar dengannya."

"Serius!? Dia milik Hamachi-san....... Hiroki, apa kamu ingin aku membelikanmu sesuatu hari ini juga?”

“Oi, jangan menganggapku seperti anak kecil. Ah, pelatih sudah datang."

Begitu pelatih datang, kami bersiap-siap untuk latihan. Sebenarnya, aku khawatir tentang Yuki dan Akutagawa-san. Tapi, itu bukan tempatku untuk ikut campur. Akutagawa-san adalah orang yang sangat baik dan aku yakin dia baik-baik saja dengan Yuki.

Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan. Oleh karena itu hari ini, aku akan berlatih keras untuk memenangkan pertandingan besok.




|| Previous || Next Chapter ||
5 comments

5 comments

  • Noir
    Noir
    1/5/22 17:03
    Tikung Hiroki, gue dukung lu ngerebut yuki
    Reply
  • Oniscorn
    Oniscorn
    28/3/22 12:12
    Lanjut
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    27/3/22 20:21
    Sad Hiroki
    Reply
  • Udin
    Udin
    27/3/22 15:05
    Hiroki minder 😩
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    27/3/22 14:51
    Lanjut min 👍
    Reply
close