NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kurasu de Nibanme ni Kawaii Onna no Ko to Tomodachi ni Natta [WN] Chapter 100

Chapter 100 – Keegoisan Terakhir

 
[Bagian 2]

Kembali ketika Minato-san memberiku kartu namanya, aku tidak pernah berpikir bahwa itu akan berguna dalam situasi seperti ini.

Dia juga tidak menyangka akan menerima telepon dariku dan dia terdengar sangat terkejut ketika aku meneleponnya pagi ini.

“Umm… Di sini dingin, kurasa kita harus pindah ke tempat lain …”

“Tidak, tidak apa-apa. Aku harus segera kembali ke kantor. Bagaimana kalau kita berbicara sambil berjalan?”

Setelah dia mengatakan itu, dia berbalik dan mulai berjalan. Aku mengikuti tepat di belakangnya.

"Minato-san, kau memakai kacamata?"

“…Mn. Ah, soal itu. Yah, karena aku datang ke sini untuk berbicara denganmu tentang masalah pribadi. Jadi, aku berdandan sedikit. Fufu, kamu bisa menganggap ini sebagai kencan~"

"Uh-huh.."

Karena ini akan memakan waktu 10-15 menit agar bisa sampai ke stasiun terdekat dari sekolah. Jadi, aku memutuskan untuk memotong obrolan ringan dan langsung ke topik utama.

Aku juga tertarik dengan sisi cerita Minato-san.

“Ngomong-ngomong, bagaimana dengan Ayah?”

"Dia mengatakan bahwa dia memiliki bisnis penting dan seperti yang diharapkan, dia bingung tentang hal itu ... Tapi karena itu adalah panggilan penting dari putranya, dia berkata bahwa dia bisa meluangkan waktu."

Sebelum aku menelepon Minato-san, aku menelepon Ayahku terlebih dahulu.

Tentu saja dia menolakku pada awalnya karena dia sibuk dengan pekerjaannya.

'Setelah aku lulus, aku tidak tahu di mana aku akan tinggal. Haruskah aku tinggal di rumah Ibu atau rumahmu, Ayah?'

Setelah aku mengatakan itu padanya, dia langsung menjawab bahwa dia akan meluangkan waktu untukku.

Aku menebak dari percakapan terakhir kami bahwa dia masih belum menyerah untuk mengambil hak asuhku. Jadi, aku melemparkan umpan itu dan dia menggigitnya.

Tentu saja, ini hanya umpan. Aku hanya membutuhkan dia untuk datang ke tempat yang kuatur sebelumnya, tempat pesta Natal.

Aku juga mengatakan hal yang sama kepada Ibuku.

Tak satu pun dari mereka tahu bahwa aku memanggil mereka berdua untuk datang pada waktu yang sama.

Selain aku, hanya Umi yang mengetahuinya karena dia yang menyusun rencananya denganku.

“Saat pertama kali bertemu denganmu, kupikir kamu adalah anak yang pendiam, aku tidak pernah menyangka kanu akan melakukan hal seperti ini…”

“Biasanya, itu akan terjadi. Tapi untuk hari ini, aku ingin menjadi anak nakal yang egois dan sedikit mempermainkan perasaan orang dewasa.”

Setelah berhasil memancing Ayah, satu-satunya hal yang akan menghalangi kami adalah Minato-san, yang mungkin akan bersamanya sampai menit terakhir.

Jadi, aku menghubungi dia dan sekali lagi, aku melemparkan beberapa umpan. Aku mengatakan kepadanya bahwa Ayah akhir-akhir ini bertindak aneh dan meyakinkannya untuk datang dan menemuiku.

“Tapi tetap saja, Minato-san. Aku tidak menyangka kau akan menerima undanganku untuk bertemu denganku. Bukankah aku orang asing bagimu? Kita hanya bertemu sekali, bukan?”

“Itu wajar, lagipula orang yang kucintai bertingkah aneh… Dan aku ingin membantunya jika aku bisa…”

“…Seperti yang diharapkan, kau benar-benar mencintainya, ya?”

"Iya, aku tidak akan menjelaskan secara rinci. Tapi ketika aku masih menjadi pemula, aku adalah yang terburuk di antara rekan kerjaku. Ayahmu adalah orang yang membawaku ke titik ini. Dia tidak pernah meninggalkanku dan terus mendukungku, aku memiliki hutang budi yang besar untuknya…”

Seperti yang Umi dan aku duga, perasaannya terhadap Ayah adalah tulus.

Minato-san adalah seseorang yang akan tetap bersamanya sampai akhir. Itu sebabnya, kami memutuskan untuk berurusan dengannya terlebih dahulu sebelum melanjutkan rencana kami.

Melihat bagaimana percakapan kami sejauh ini, aku bisa memprediksi apa yang akan dia katakan selanjutnya.

“Aku ingin berterus terang padamu, Maki-kun… Setelah kamu lulus, bisakah kamu tetap di sisi Ayahmu?”

Setelah mengatakan itu, dia membungkuk dalam-dalam padaku.

"…Untuk apa?"

“Dibandingkan aku, orang itu.. Itsuki-san lebih membutuhkanmu, Maki-kun… Dia membutuhkan putranya untuk berada di sisinya…”

Minato-san adalah orang yang paling dekat dengan Ayah saat ini.

Aku teringat kembali sikap Ayahku saat di restoran tempo hari, saat itu dia tampak ragu-ragu. Mungkin alasannya bersikap seperti itu karena Ayah masih tidak yakin apakah dia akan menjadikan pacar barunya 'pasangan' atau tidak.

Karena bahkan aku bisa sampai pada kesimpulan itu, Minato-san, yang sudah lama bersamanya sekarang seharusnya tahu tentang itu juga.

“Setiap kali Itsuki-san berbicara tentangmu, dia selalu menunjukkan padaku wajah manis yang tidak pernah dia tunjukkan setiap kali dia bersamaku…”

“…Itu… Bukankah menurutmu aku hanya akan menjadi penghalang bagi kalian? Jika dia terus memikirkanku, dia tidak akan pernah bisa memikirkanmu.”

Jika aku tinggal bersamanya, hubungan mereka mungkin akan kembali ke 'bos dan bawahan'.

“… Meski kamu mengatakan itu.. Itulah kebenarannya… Tidak peduli seberapa keras aku mencoba, orang sepertiku tidak akan pernah bisa mengisi kekosongan di hatinya…”

“Apa kau baik-baik saja dengan itu, Minato-san? Bukankah kau mencintainya?”

"Iya, aku mencintainya. Itu sebabnya, aku menanyakan ini padamu, Maki-kun.”

Di bawah salju yang mulai turun, Minato-san sekali lagi menundukkan kepalanya dalam-dalam.

“Aku mohon, Maki-kun. Tolong tetap bersama Itsuki-san…”

Dia mengatakan itu dengan jelas tanpa keraguan sedikitpun.

“…Minato-san, apa kau sadar betapa egoisnya dirimu saat ini? Bahkan lebih dari apa yang aku lakukan."

Selain itu, orang dewasa seharusnya tidak menundukkan kepalanya dengan mudah.

"Aku tahu. Lagipula aku akan dihukum karena berbohong dan membolos kerja tanpa izinnya… Aku sudah membawa cukup banyak masalah untukmu dan Ibumu, kamu mungkin berpikir bahwa aku merusak pemandangan, kan? Tidak apa-apa, kalau kamu memutuskan untuk tinggal bersamanya, aku tidak akan pernah muncul lagi..."

“…...”

“Aku juga akan menghilang dari kehidupan Itsuki-san dan berhenti dari pekerjaanku… Jika itu bisa membantu Itsuki-san, aku siap melakukannya.”

Dia menatap lurus ke arahku dengan tekad di matanya.

... Orang ini benar-benar serius.

Mempertimbangkan pekerjaannya, aku tidak menganggapnya sebagai orang bodoh yang gegabah. Bahkan Ayah menyetujuinya. Jadi, dia seharusnya cukup mampu untuk mendapatkan persetujuan itu dan biasanya, dia seharusnya bisa membuat keputusan yang lebih baik dari ini.

Namun, sepertinya cintanya pada Ayahku telah membutakan penilaiannya.

'Cinta' apakah itu merepotkan, ya? Bahkan orang dewasa yang cakap seperti dia bisa dibutakan olehnya....

“…Aku mengerti perasaanmu, Minato-san, tapi…”

"Tidak bisa, ya?"

“Yah, tentu saja. Aku tidak akan menyerah begitu saja karena kau memohon padaku.”

Setidaknya aku mengerti perasaannya.

Lagipula, kalau aku berada di posisinya, aku akan melakukan hal yang sama untuk meringankan penderitaan Umi.

“Minato-san, bisakah kau meluangkan waktu untukku setelah ini? …Yah, aku tahu kau tidak bisa tetapi kau harus… Tidak, kau harus berhasil, jika tidak, aku tidak akan pernah memaafkanmu.”

“Eh? Um… Mnn, baiklah.. Tapi, apa yang ingin kamu lakukan, Maki-kun?"

"Tidak banyak..  Hanya sedikit keegoisan dari anak nakal sepertiku.."

Aku berharap agar pembicaraan berjalan sedikit lebih lancar, tetapi itulah yang terjadi. Bagaimanapun, ini akan menjadi bagian terakhir dari keegoisanku. Jadi, aku harus berusaha sekuat tenaga.

Tapi pertama-tama, aku harus menghadapi omelan Umi setelah ini.

Catatan Penerjemah: 

Yay~ project pertama mimin yang berhasil capai 100 chapter~




|| Previous || Next Chapter ||
20 comments

20 comments

  • Anonymous
    Anonymous
    30/4/22 14:51
    Selamat min
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    17/4/22 13:15
    Selamat min
    Reply
  • Zinia
    Zinia
    11/4/22 14:09
    Kanpai! Hmm kek gitu kan? Atau pake "m" ? Yah biarlah. Btw thx min! ... Walau gw reader baru yg baru komen sih🗿
    Reply
  • Kasumix
    Kasumix
    25/3/22 20:30
    congrats smangat min wkwk
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    23/3/22 00:06
    Semangat min
    Reply
  • I8 roadster
    I8 roadster
    22/3/22 21:13
    Lanjuut min👍
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    22/3/22 19:11
    mantap min, lanjutt
    Reply
  • Oniscorn
    Oniscorn
    22/3/22 19:00
    Lanjut min
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    22/3/22 17:17
    Penasaran ama Minato-san😏
    Reply
  • N0 Name
    N0 Name
    22/3/22 16:57
    Yeah,omedeto...btw seperto biasanya,end di nih novel bikin penasaran
    Reply
  • Kuro
    Kuro
    22/3/22 15:10
    mantap min, semangat terus
    Reply
  • MR.Eza
    MR.Eza
    22/3/22 14:15
    Gokil min buat 100 chapternya, btw mau nanya, tobioriyo gk dilanjut lagi kah min? Gua masih setia nungguin disini
    Reply
  • Hinagizawa Groups
    Hinagizawa Groups
    22/3/22 13:03
    Eh, ternyata ini yang kedua.. yg pertama Saijaku Muhai no Bahamut wkwk
    Reply
  • Nanashi
    Nanashi
    22/3/22 12:39
    100 chapter.....update tiap hari.......keren min.....pertahankan semangatnya
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    22/3/22 12:33
    semangat terus min
    Reply
  • xO
    xO
    22/3/22 12:04
    lanjut n terus semangat!!!
    Reply
  • Arcturus
    Arcturus
    22/3/22 12:03
    Diam hanya mengekor, bergerak menghadang pelakor 🗿
    Reply
  • KaoriTLReader
    KaoriTLReader
    22/3/22 12:02
    Congrats min ttp semabgat
    Reply
  • NoCure
    NoCure
    22/3/22 11:53
    Mantap min , es kopi meluncur.... 100 chapter
    • NoCure
      Hinagizawa Groups
      22/3/22 12:01
      Wah~ Makasih lho~
    Reply
close