Chapter 99 – Keegoisan Terakhir
[Bagian 1]
24 Desember, Malam Natal.
Upacara penutupan semester kedua akhirnya selesai dan liburan musim dingin akhirnya tiba.
Libur musim dingin akan berlangsung selama sekitar dua minggu, hingga akhir tahun dan tahun baru. Meskipun, liburan kali ini lebih pendek daripada musim panas, tetapi ini jauh lebih menarik, terutama bagiku.
Setelah selesai, para siswa/i mulai meninggalkan sekolah dengan ekspresi ceria di wajah mereka. Aku bisa mendengar percakapan mereka, beberapa dari mereka berencana untuk menghabiskan waktu bermalas-malasan dan bersantai di rumah, ada juga yang membuat rencana untuk memanfaatkan liburan panjang sepenuhnya.
Hal itu juga berlaku bagiku, aku berencana untuk bermalas-malasan seperti biasanya. Aku tidak bisa menahan godaan memikat dari kotatsu, pemikiran menghabiskan seluruh liburan musim dingin meringkuk di dalam kotatsu membuatku bersemangat.
Atau setidaknya itulah rencananya. Sayangnya, aku harus menetap di sekolah karena aku memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Tentu saja, aku tidak sendirian. Umi, Amami-san dan Nozomu bersamaku. Kami saat ini berada di ruang OSIS.
“Baiklah, pestanya akan diadakan hari ini, sesuai rencana. Kita memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan, termasuk berkoordinasi dengan sekolah lain, menyiapkan tempat dan hal-hal kecil lainnya. Tapi jangan khawatir, selama kita memberikan yang terbaik, semuanya akan berjalan lancar.”
Anggota terdiri dari lebih dari dua puluh orang, ini lebih dari yang aku harapkan. Anggotanya terdiri dari OSIS, sukarelawan dan untuk beberapa alasan jumlah anak laki-laki sangat tinggi.
Ini mungkin karena partisipasi dari SMA khusus perempuan tertentu.
“…Ya, tentu saja, Tachibana adalah sekolah khusus perempuan. Tapi, sepertinya tidak ada banyak gadis cantik di sana… kan, Yuu?”
“Mm, entahlah~.. Lagipula kita tidak tahu banyak tentang SMA… Tapi, apa itu penting? Aku lebih penasaran untuk melihat anggota OSIS mereka! Aku ingin bertemu dengan mereka!”
Percakapan antara mantan siswi sekolah khusus perempuan Tachibana membuat beberapa ekspresi anak laki-laki membeku. Yah, mereka mungkin mengajukan diri karena mereka memiliki motif tersembunyi. Tapi, menurutku itu bukan hal yang buruk. Lagipula, sangat jarang bertemu dengan siswi dari sekolah lain di luar acara semacam ini.
Selain itu, ini berfungsi sebagai umpan yang bagus untuk mengumpulkan lebih banyak sukarelawan. Ketua OSIS seharusnya menghitung ini.
“Kalian bisa merujuk pada formulir yang baru saja aku bagikan untuk denah tempat tersebut. Ini memiliki nomor meja, jadwal waktu terperinci dan peran kalian masing-masing. Jika ada masalah yang muncul, pastikan untuk menghubungiku atau anggota OSIS yang bertanggung jawab.”
Kami berempat akan bertanggung jawab untuk membantu OSIS. Acaranya sendiri berlangsung dari jam 6 sore sampai jam 8 malam. Jadi, kami akan cukup sibuk selama dua jam.
Kami sepakat untuk bertemu di tempat pesta satu jam sebelum acara dimulai. Aku akan hadir dengan seragam sekolahku karena aku tidak merencanakan apa pun untuk pesta, tidak seperti Amami-san dan Umi.
Sebenarnya, tidak, aku merencanakan sesuatu untuk acara tersebut..
"Ketua, boleh aku bicara?"
Aku memanggil Ketua saat dia akan meninggalkan ruangan.
"Ada apa, Maehara-kun?"
“Um… Nanti saat kita sedang bekerja, bolehkah aku meninggalkan venue sebentar?”
Setelah mendengar itu, dia langsung mengerutkan alisnya.
Aku tahu, aku merepotkannya dengan membuat permintaan mendadak seperti ini.
"…Apa itu mendesak?"
"Ya. Aku akan menyelesaikan semuanya dalam lima belas… Tidak, sepuluh menit.”
"Apa harus hari ini?"
"Ya, maaf…"
Aku tahu bahwa ini akan merepotkan semua orang, tetapi aku punya alasan.
Hari ini tanggal 24 Desember, hari yang berarti bagiku.
"…Baiklah. Kalau begitu, kami akan memperlakukan waktu itu sebagai waktu istirahatmu. Beri tahu aku nanti, oke?”
"…Terima kasih banyak…"
"Oh, apakah itu untuk kalian berempat?"
“Tidak, hanya aku dan Asanagi.”
Aku sudah mendiskusikan ini dengan Amami-san dan Nozomu sebelumnya dan kami memutuskan bahwa akan lebih baik jika aku dan Umi yang menanganinya. Lagipula, kita seharusnya tidak merepotkan Ketua lebih dari ini.
Aku harus berterima kasih kepada Umi karena mau mengikuti keegoisanku ini nanti.
"Oke. Kalau begitu, Nozomu, kamu harus bekerja lebih keras menggantikannya. Tidak ada istirahat untukmu hari ini, kamu harus menghabiskan sisa pesta denganku.”
“Apa kau serius? Dengar, aku tidak keberatan mengambil tanggung jawab untuknya. Tapi, kenapa aku harus tetap bersamamu? Ini Malam Natal lho!”
"Ara, daripada mengeluh.. Kamu seharusnya senang dong, bisa berduaan dengan Kakakmu yang baik dan cantik ini.."
“Hah? Baik dan cantik? Lihat di cermin untuk– Aduh!”
“Maaf. Tapi, bisakah kalian bertiga meninggalkan ruangan ini? Aku punya masalah keluarga untuk didiskusikan dengan adik laki-lakiku yang tersayang di sini."
“M-Maki… T-Tolong aku …”
Segera setelah itu, kami langsung meninggalkan ruangan OSIS untuk memberikan ruang bagi Kakak-adik itu bersama.
Kau tahu, ikatan dengan kelurgamu adalah hal yang terpenting dari semua hal. Itu sebabnya, kita tidak boleh menghalangi mereka.
... Yah, kurasa itu caranya menunjukkan cintanya pada adik laki-lakinya … Mungkin…
“Apa rencanamu setelah ini, Umi?”
“Hm... aku mau pulang, makan siang dan pergi ke rumah Yuu. Aku hanya ingin bersantai sampai pesta dimulai.."
" 'Aku ingin segera ke pesta itu dengan Maki.' katanya~.. Maki-kun, apa kamu tidak tahu seberapa banyak dia berteriak ketika kamu memutuskan untuk hadir— Mmph!"
Umi memotong kalimat Amami-san dengan cakar besi.
"Apa yang kamu katakan, Yuu.. hm? Setelah kamu memohon padaku untuk mengajarimu agar kamu tidak mendapatkan nilai merah lagi, apakah ini caramu untuk membalas budiku, hm?”
"Aku minta maaf! aku yang salah!”
Dia benar-benar mendapat hasil yang layak pada ujiannya. Yah, dengan layak, maksudku dia hampir tidak berhasil mencapai nilai rata-rata dalam mata pelajaran yang aku ajarkan padanya. Itu adalah awal yang baik setidaknya, kita selalu bisa membuatnya belajar lebih keras tahun depan.
“…Jangan khawatir, Umi. Aku juga menantikan pestanya.”
“B-Begitukah? …Y-Yah, sebenarnya, aku juga… Aku sangat menantikannya… Hanya sedikit…”
Aku ingin bersenang-senang dengannya malam ini. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang harus kulakukan. Dan juga, aku belum menyelesaikan urusanku dengan Umi, aku akan menyampaikan perasaanku padanya dengan benar setelah semuanya selesai.
Setelah itu, aku berharap bisa menikmati tahun baru bersama Umi dan yang lainnya.
“Kalau begitu, Maki. Aku dan Yuu akan pulang dulu.."
"Ya.."
"Um, Maki. Apa kamu baik-baik saja menghadapi orang itu sendiran?"
“Hm, ah.. tidak apa-apa. Lagipula, kita akan menghabiskan waktu berdua sebagai gantinya.."
Sebelum mereka menuruni tangga, aku menggandeng tangan Umi.
Apa yang akan aku lakukan bukanlah sesuatu yang terpuji. Itu adalah tindakan sia-sia yang tidak akan mengubah apa pun dan hanya akan menyusahkan semua orang di sekitarku.
Tapi, ini perlu bagiku. Untuk berdamai dengan perasaanku
“… Maki-kun, para tamu akan datang.”
“Mm… Baiklah, Amami-san, Umi, sampai jumpa lagi.”
Setelah melihat mereka pergi, aku pergi ke gerbang sekolah dimana seseorang sedang menungguku.
Ini pertama kalinya aku berbicara dengannya sendirian seperti ini.
“Maaf sudah memanggilmu jauh-jauh ke sini… Minato-san…”
"…Tidak apa-apa. Aku juga ingin berbicara denganmu sekali saja, Maki-kun…”
Ini mendandai awal dari Natalku yang berharga.
|| Previous || Next Chapter ||
15 comments
Labraknya langsung gass🤣
udah lupa saya