-->
NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Inkya no Boku ni Batsu Game V1 Chapter 4 Part 1

Chapter 4 - Kencan Pertamaku Dengan Pacarku


[Bagian 1]

Sabtu pagi.

Itu adalah hari libur seperti biasa, tidak ada pelajaran yang harus aku ikuti atau rencana yang lainnya. Hanya menghabiskan waktu liburku dengan bersantai di depan layar komputer sejak pagi hari.

Dan itu adalah hari libur yang sudah aku nantikan. Biasanya satu atau dua hari dalam seminggu.

Itulah yang aku pikirkan, tetapi...

Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku tidak merasakan kesenangan saat bermain game sejak pagi hari, sepanjang permainan aku merasa gelisah akan sesuatu hal.

Aku tidak bisa berkonsentrasi pada game yang aku mainkan atau lebih tepatnya, aku ingin segera melakukan sesuatu yang lain.

... Besok adalah hari kencan pertamaku dengan Nanami.. Oh, iya. Dia bilang bahwa hari ini dia akan pergi ke bioskop dengan kedua temannya, kan? Dua hari berturut-turut, pergi ke bioskop.. bukankah itu ide yang buruk..?

Sambil bermain game, aku terus memikirkan tentang hal ini dan tanpa sadar.. partyku telah dikalahkan.

> (Peach-san): Sangat jarang melihat Canyon-san dikalahkan. Apakah suasana hatinya sedang tidak baik?

> (Baron-san): Benar, apakah terjadi sesuatu?

Baik Baron-san dan Peach-san mengkhawatirkanku. Alasan kekalahanku hanyalah kesalahan yang ceroboh. Ini adalah jenis kekalahan yang jarang terjadi pada orang yang terbiasa bermain game.

Saat ini, aku kurang konsentrasi hingga mengganggu permainanku. Aku sendiri tahu penyebabnya. itu…

"Besok adalah kencan pertamaku dengan pacarku! Tidak mungkin aku tidak memikirkan hal itu!"

Aku terus memikirkan kencanku besok dengan Nanami sehingga aku tidak bisa berkonsentrasi pada game. Tapi, kurasa aku sudah membuat persiapan yang sempurna untuk kencan besok.

Aku sudah membeli tiketnya secara online dan memilih tempat duduk. Awalnya, kami berpikir untuk bertemu di bioskop. Tapi, aku dengan tegas menolak saran itu.

Mempertimbangkan apa yang terjadi dengan Shibetsu-senpai tempo hari, ada kemungkinan bahwa Nanami akan diganggu oleh beberapa pria random sangat tinggi. Apalagi, Nanami sangat imut, tidak heran bahwa dia akan didekati oleh beberapa pria jika dia datang sendirian.

Oleh karena itu, aku menyarankan kepadanya dengan mengatakan,

'Kalau begitu, aku akan menjemputmu di rumahmu, Nanami.'

Kalau dipikir-pikir, itu adalah ide yang sangat bagus. Jika kau menjemput pacarmu yang imut di rumahnya, kemungkinan dia akan di ganggu oleh pria random sangat kecil.

Lagipula, daripada membuatnya menungguku di sana.. lebih baik akulah yang menjemputnya, bukan?

... Ngomong-ngomong, awalnya Nanami bersikeras untuk menjemputku di rumahku, tetapi seperti yang kau pikirkan... membiarkan seorang gadis menjemputmu akan merusak harga diriku sebagai laki-laki. Jadi, aku dengan lembut menolak sarannya itu. Aku yakin semua pria di dunia ini akan melakukan hal yang sama sepertiku, kurasa...

Jadi kemarin, untuk pertama kalinya aku mengantarnya pulang ke rumahnya. Itu adalah hari terlama aku bisa menghabiskan waktuku bersama Nanami dan itu cukup menyenangkan.

.... Ah, asal kau tahu saja. Aku sama sekali tidak berencana menggunakan alasan itu sebagai alasan untuk mengetahui lokasi rumahnya.

'Ehehe~. Jadi, seperti ini 'ya.. pulang bersama pacar~'

Nanami-san memberitahuku hal seperti itu dalam perjalanan pulang dan yang bisa kulakukan hanyalah panik.

Namun, setelah itu.. Nanami mengatakan, "M-Maaf, tolong lupakan itu..' dengan wajah memerah hingga ke telinganya.

Pulang bersama Nanami ke arah rumah yang sama... Membayangkannya saja membuatku menggeliat kesakitan.

Dan, ketika aku berpikir bahwa pada hari Minggu besok, waktu yang akan kita habiskan bersama semakin banyak membuatku tidak bisa tidak memikirkannya.

Itu membuatku merasa agak gelisah.

Untuk sesaat, aku berpikir untuk menghubunginya. Tapi, aku langsung menghentikan niatku karena takut itu akan mengganggunya dan teman-temannya.

Ngomong-ngomong, Nanami memberiku laporan terperinci setiap filmnya. Ini sekali lagi mengakibatkan percepatan kegelisahanku untuk besok.

'Filmnya sangat bagus. Meskipun ada adegan erotis yang memalukan.. tetapi, kupikir aku belajar banyak hal dari film itu?... Aku akan menantikan lebih banyak lagi di masa depan, oke?'

Nanami, apa yang kau pelajari, apa yang kau nantikan? aku sedikit bingung…

'Aku sedang makan hamburger untuk makan siang. Bagaimana denganmu, Youshin? Aku berharap aku bisa membuat makan siang untukmu di hari liburmu, mungkin lain kali aku bisa membuatkanmu makan siang?'

Berbicara tentang makan siang, aku teringat bento buatan Nanami yang dia buat tempo hari dan mie cup yang biasanya kuanggap enak tiba-tiba terasa hambar……

'Aku tidak sabar menunggu besok. Aku ingin segera bertemu denganmu. Ah, malam nanti.. aku akan menelponmu~ ... Ayo buat kencan pertama kita menjadi menyenangkan.'

Mengirimiku pesan kecil yang lucu seperti itu, bersama dengan gambar makanan dan di mana dia berada saat ini.

Tentu saja. Tidak mungkin aku bisa masuk ke dalam game...

Mengesampingkan foto-foto makanan dan di mana dia berada, yang dia kirimkan padaku... aku merasa ada yang berbeda di sini.. dari semua foto-foto itu.

Kenapa tidak ada foto Nanami? Kupikir, gadis-gadis lebih suka berfoto selfie di saat seperti ini. Kenapa, ya? ..... Yah, terserahlah.

Namun, memikirkan kembali tentang kencan besok.. membuatku tersenyum, yang mungkin menurut orang lain, agak aneh.

> (Baron-san): Bukankah itu ide yang bagus, ini baru anak muda .... Kau tidak bisa tidak merasa bersemangat pada kencan pertamamu, kan? Kau sudah siap untuk kencan besok 'kan? Anak muda! .....

> (Youshin): Ya, santuy ... Aku sudah memutuskan untuk menjemputnya di rumahnya.

> (Baron-san): Ya, iya ...Oh, jangan khawatir tentang party kita. Pokoknya, kau harus bersenang-senang dengan pacarmu besok.

> (Peach-san): Hati-hati, Canyon-san.

Oh, ini pertama kalinya Peach-san memberikan komentar yang mendukungku. Ini terasa sangat mengharukan… pikirku.

> (Peach-san): Tolong, tetap kuat jika dia mengatakan sesuatu seperti 'filmnya membosankan', 'kencan ini membosankan atau tidak menarik' ....

Dia memberiku dukungan, tetapi dengan nada negatif.. Aku merasa kegelapannya tumbuh semakin dalam.

... Apakah dia benar-benar tidak menyukai wanita tipe gyaru?

> (Baron-san): Peach-san, jangan katakan hal seperti itu. Tapi, aku setuju. Kau harus membuat kencan besok menyenangkan sehingga dia tidak akan mengatakan hal-hal yang dikatakan Peach-san. Dengan begitu, dia semakin menyukaimu. Tidak, kupikir rasa sukanya padamu tumbuh semakin kuat? .....

Benar juga, jika aku mengambil kata-kata Peach-san secara langsung, dapat dikatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan kencan besok tergantung pada diriku sendiri.

Bagiku, aku hanya menghabiskan beberapa hari dengannya. Tapi, bersama dengan Nanami itu menyenangkan.

Tapi, jika kau memikirkannya, itu tidak berarti dia bersenang-senang. Ini adalah pelajaran yang baik bagiku. Aku akan berhati-hati.

> (Baron-san): Btw, Canyon-kun. Apa kau sudah memutuskan pakaian yang akan kau pakai untuk kencan besok?

> (Youshin): Ah ... pakaian, ya? Bagusnya pakaian seperti apa, ya?

Sialan! Aku tidak memikirkan tentang itu...

.... Um, pakaian seperti apa yang aku pakai untuk kencan besok? Haruskah aku memakai pakaian sehari-hariku? Atau, haruskah aku membeli yang baru?

> (Youshin): Yah, hampir semua bajuku berwarna hitam atau abu-abu.. Untuk bagian bawah, aku punya beberapa celana longgar (Cino) dan jenas?

Kata-kataku membuat Baron-san berhenti…

> (Baron-san): Canyon-kun... kau dekat dengan Senpaimu itu, kan? Bisakah kau mengambil beberapa foto dan mengirimkannya pada Senpaimu itu?

> (Peach-san): Astaga.. Canyon-san, apa kamu yakin baik-baik saja...?

Aku menerima pesan yang mengkhawatirkan dari mereka berdua. Bahkan Peach-san, yang sebelumnya sangat negatif, mengirimiku pesan seolah-olah dia mengkhawatirkan sesuatu.

.... Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?

Aku mengganti pakaian santaiku, jersey, ke pakaian kasualku.

Selain jersey dan pakaian santaiku, aku hanya pergi keluar untuk membeli game atau buku. Jadi, aku tidak punya banyak pakaian untuk dipakai sehari-hari.

Yah, aku akan mencobanya dan ...... Nah, bagaimana aku harus memotret seluruh tubuhku?

Ah, aku ingat aku punya cermin yang Ayahku gunakan yang memperlihatkan seluruh tubuhku.......Biarkan aku menggunakannya.

Orang tuaku, yang berada di rumah, memiringkan kepala ketika aku tiba-tiba mulai mengambil foto seluruh tubuhku. Mengabaikan tatapan mereka, aku memotret seluruh tubuhku dan kemudian mengirim pesan ke Shibetsu-senpai.

> (Youshin): Apa kau punya waktu luang, Senpai? Aku ingin meminta pendapatmu tentang suatu hal.. Bisakah kau memberiku saran untuk pakaian yang akan aku kenakan pada kencan pertamaku dengan Nanami besok?

Sekitar sepuluh menit kemudian, Shibetsu-senpai menanggapi pesanku dan membalas seperti ini,

> (Shibetsu-senpai): Hou, berani juga kau menanyakan hal seperti itu kepadaku setelah kau menolak ajakanku bergabung klub basket. Tapi, yah.. aku sedang istirahat sekarang. Jadi, kau bisa mengirimkannya kepadaku.

Memang benar, jika kau melihat perilakuku sekarang, aku agak kurang ajar. Tapi, satu-satunya orang yang bisa aku andalkan tentang fashion saat ini adalah Shibetsu-senpai.

Di tempat pertama, aku hanya mengenal orang-orang yang dekat denganku melalui game online. Sedangkan, beberapa teman sekelas yang biasa aku ajak bicara di sekolah, mereka tidak tahu apa-apa tentang fashion selain hobi mereka. Terlebih lagi, aku tidak tahu informasi kontak mereka.

> (Youshin): Aku benar-benar minta maaf, Senpai. Tapi, hanya kau satu-satunya orang yang bisa aku andalkan soal fashion, Senpai. Ah, bentar dulu. Aku akan mengirimkan foto-fotonya kepadamu.

Aku mengirim fotoku dengan pakaian yang saat ini aku pakai kepada Senpai dan dia langsung melihatnya. Dan, setelah itu.. dia langsung meresponnya.

> (Shibetsu-senpai): Misumai, aku tidak terlalu paham tentang fashion karena aku kebanyakan disibukkan dengan klub basket …… Jadi, setidaknya dengarkan dengan pemikiran itu.

Senpai telah membuat pembukaan seperti itu...Aku ingin tahu apakah ada sesuatu yang lucu tentang itu.

> (Shibetsu-senpai): Kenapa pakaianmu serba hitam!? Pakaian dalam, pakain luar dan celana berwarna hitam? Apa kau itu seorang Shinobi atau pembunuh yang terlahir secara alami? Terlebih lagi, apa-apaan dengan tulisan merah di bajumu itu? Kata-katanya sangat menonjol karena semuanya serba hitam, bukankah itu menakutkan !?

> (Youshin): Senpai, aku tidak mengirimimu fotoku dengan pakaian dalamku, kan? Aku memakai celana boxer hijau sekarang.

> (Shibetsu-senpai): Bukan itu masalahnya!! Pakaian dalam, tidak.. maksudku, celana.. Kau tidak perlu menyelipkan lelucon bodoh di sana, oke ?!

Begitu, ya   . Aku selalu menyebutnya celana. Jadi, aku tidak terbiasa dengan istilah itu. Oh, jadi celana juga disebut celana dalam? Nah, kalau begitu, apa yang kau sebut pakaian dalam? Tidak, itu tidak penting.

> (Shibetsu-senpai): Misumai, kau ini.. Apakah semua pakaian yang kau miliki memiliki warna yang sama?

> (Youshin): Ya, itu benar. Hampir semua pakaianku berwarna serupa.

> (Shibetsu-senpai): Cepat sana pergi beli baju! Tidak masalah mau beli di pengecer massal atau yang bermerek mahal! Dan, jangan lupa.. kirimkan fotonya padaku saat kau melakukannya.

......Rupanya, pakaian yang aku miliki di tolak. Meski begitu, aku sangat berterima kasih padanya karena dia mau meluangkan waktunya di tengah-tengah kesibukkan dengan kegiatan klubnya untuk memeriksa setiap pakaianku.

Begitu, jadi yang ini juga tidak bagus, huh ... Tidak, sebenarnya aku juga tahu. Tapi, aku tidak menyangka akan seburuk ini.

> (Youshin): Baiklah.. Um, terima kasih, Senpai.

> (Shibetsu-senpai): Santai saja. Oh, selagi kau memilih pakaian, coba tanyakan kepada karyawan yang ada di sana. Saat ini, aku sedang berada di tengah kegiatan klub, jadi mungkin aku tidak sering meresponmu. Jadi, kau bisa menanyakan pendapat karyawan di sana pakaian yang cocok denganmu. Tenang saja, mereka sudah tahu dasar-dasarnya... Bagaimanapun juga, mereka sudah profesional.

Setelah itu, aku mengirim pesan ucapan terima kasih sekali lagi. Tapi, sejak saat itu.. aku tidak pernah mendapat tanggapannya.

Mungkin dia sudah kembali ke aktivitas klubnya? Yah, entahlah.. aku juga tidak tahu.

Setelah aku selesai bertukar pesan dengan Shibetsu-senpai, aku memberitahu Baron-san dan yang lainnya bahwa aku log out dari game.

> (Youshin): Aku mau log out untuk membeli beberapa pakaian untuk kencan besok.

> (Baron-san): Ah, santai saja.

> (Peach-san): ...... Aku tidak pernah berpikir bahwa itu akan seburuk itu.

Bahkan mereka berdua mengatakan hal seperti itu kepadaku dan tiba-tiba aku merasa malu untuk pergi berbelanja pakaian dengan pakaian yang selalu aku pakai.

Begitu ... Jadi, ini yang di sebut keadaan 'tidak punya pakaian untuk berbelanja pakaian'.

Tapi, aku sudah memutuskan untuk pergi keluar dan membeli beberapa pakaian. 

Setelah log out dari game, aku mengambil beberapa uang yang aku simpan dan pergi ke toko pakaian di pusat perbelanjaan di kota, meskipun agak jauh.

Oh, iya. Besok, aku dan Nanami akan kencan di bioskop juga. Tidak ada salahnya untuk memeriksanya.

Dan mulailah pemilihan pakaian kencan pertamaku.

Awalnya, di toko itu, aku seperti, 'Eh, pakaian tidak semahal itu, kan?' Alu berpikir sejenak ketika melihat-lihat satu set pakaian yang ada di sana. Namun, cukup mahal untuk mendapatkan semuanya.

Ini bukan jenis uang yang seharusnya dimiliki oleh seorang siswa yang tidak bekerja paruh waktu…

Oleh karena itu, aku sedikit menyesal tidak mendapatkan pekerjaan paruh waktu. Aku tidak yakin jenis pekerjaan paruh waktu apa yang bisa aku lakukan, tetapi uang sangat penting.

Kalau dipikir-pikir, bukankah Nanami punya pekerjaan paruh waktu? Memiliki pekerjaan paruh waktu bersama dengannya...Tidak, itu tidak baik. Aku hanya akan mengulangi kesalahan dengan melihat keimutan Nanami sepanjang waktu.

Memilih pakaian memakan waktu cukup lama karena aku harus mencobanya dan mengirim fotonya kepada Shibetsu-senpai.

Senpai sangat teliti dan memberiku umpan balik yang akurat pada foto yang aku kirim.

'Terlalu banyak pilihan dapat membingungkan. Jadi, kau harus membatasi diri pada skinnie hitam di bagian bawah. Dari sana, mari kita pilih apa yang akan dikenakan di atas. Ini kencan pertamamu. Jadi, pilih warna yang lebih ceria.'

Seperti yang disarankan oleh Shibetsu-senpai, aku memilih sepasang celana hitam panjang, kemeja bergaris putih dan biru tua, kemeja luar putih dan ikat pinggang sederhana tanpa hiasan.

Ketika aku mengatakan kepadanya bahwa sepatuku sebenarnya berwarna hitam, dia menyuruhku untuk membeli sepasang sepatu kets biru muda di toko yang berbeda.

Akhirnya, aku mengirim foto seluruh tubuhku kepada Senpai dan dia berkata, 'Nah, itu bagus. Kelihatan hidup dan cocok denganmu.' Jadi, kurasa tidak apa-apa.

Aku mengucapkan rasa terima kasihku pada Shibetsu-senpai, tetapi dia mengatakan 'Kalau kau ingin berterima kasih kepadaku, aku akan dengan senang hati menerima bento Barato.' tetapi, aku menolaknya dengan sopan.

Tapi, sebagai ucapan terima kasih, aku memberitahu Senpai bahwa aku akan dengan santai bertanya kepada Nanami apakah dia mau mengizikanku berbagi satu lauk dengannya atau tidak.

Tapi meski begitu, aku langsung menerima balasan yang menyampaikan kegembiraan yang luar biasa.

Apa kau benar-benar ingin memakannya sebanyak itu ....

Namun, aku mengeluarkan lebih dari dua kali lipat dari jumlah yang biasanya aku keluarkan untuk membeli pakaian ...... Yah, mari kita ambil itu sebagai kesempatan yang baik. Sekarang aku hanya harus berhati-hati agar orang tuaku tidak mengetahuinya. Mereka pasti akan berpikir bahwa ada sesuatu yang salah jika mereka melakukannya.

... Huh, hanya membeli pakaian sudah membuatku lelah.

Yosh, ayo pulang dan bersantai sambil menunggu kencan besok ... 

Sementara aku memikirkan itu……Aku mendengar suara yang familiar di telingaku.

“Hei, apa kau tidak mendengarkanku? Kami sudah punya pacar, ngerti?"

"Ayolah, cuma kalian bertiga 'kan? Ayo ikut dengan kami, ini akan menyenangkan lho. Selama pacar kalian tidak mengetahuinya, kalian akan baik-baik saja, kan?”

Aku melihat ke arah suara tersebut… dan melihat teman Nanami, Otofuke-san disana. Kalau dipikir-pikir, Nanami memang mengatakan bahwa mereka bertiga akan menonton film hari ini. Jadi, aku bertanya-tanya apakah gadis-gadis itu akan datang…

Saat aku melihat mereka lagi dari jarak kecil…..Aku sedikit bingung dengan atmosfir yang tidak biasa dari para gadis.

Ada Otofuke-san, Kamiechi-san, dan...seorang gadis tak dikenal, mereka bertiga diganggu oleh tiga laki-laki random yang sok ganteng. 

“Ini bukan tentang mereka akan mengetahuinya atau tidak. Dengar, kami itu sudah punya pacar! Kalau kau ingin bersenang-senang dengan gadis, carilah ke tempat lain."

"Ahaha, jangan katakan hal dingin seperti itu dong. Kalian berpakaian modis seperti itu. Jadi, kalian pasti akan bersenang-senang, kan?"

Otofuke-san mengenakan celana pendek dan baju dengan kedua bahu terbuka, sedangkan Kamiechi-san dengan berani menonjolkan dadanya yang diberkati dan bahunya sambil mengenakan liontin sebagai aksesori. Itu memberi kesan fesyen tipe wanita.

Bahkan dalam seragam sekolah, roknya agak pendek. Memperlihatkan pahanya yang mulus seperti biasa. Tapi, aku lebih gugup dengan bahu terbuka yang biasanya tidak aku lihat.

.... Tidak, aku juga gugup soal paha.

Di sisi lain, gadis yang bersama mereka. Dia terlihat agak dewasa.

Aku ingin tahu apakah dia tipe yang pendiam?

Dengan kulit sesedikit mungkin, dia mengenakan rok panjang berbulu. Artinya, dia berpakaian persis kebalikan dari mereka.

Dia memakai kacamata, yang cocok dengan ekspresi lembut yang dia tunjukkan. Aku belum pernah melihat gadis ini sebelumnya, setidaknya tidak di sekolah.


Aku ingin tahu apakah mereka sudah berpisah dengan Nanami dan bermain dengan teman lain hari ini?

Tidak, itu tidak penting. Pertama-tama, mari kita selesaikan situasi ini.

Mereka sedang diganggu pria random dan mereka tampak risih dan kesal dangan pria itu.

Aku menyaksikannya.

Sekarang, haruskah aku membantu mereka?

Tentu saja, aku harus membantu mereka. Aku tidak perlu memikirkannya.

Jika aku mengabaikan teman-temannya di sini, aku tidak akan bisa menghadapi Nanami pada kencan kita besok. Jadi, aku harus membantu mereka.

Tentunya, protagonis dari cerita fiksi, yang dipenuhi dengan rasa keadilan, bisa melakukannya tanpa memikirkan konsekuensinya. ......Namun, aku belum pernah berkelahi dan ada tiga dari mereka. Sangat disayangkan, tetapi jika mereka melakukan tindakan kekerasan, maka itu akan menjadi kerugian mereka.

Oleh karena itu, mari kita pakai cara lain.

Memikirkan itu, aku mendekati tiga orang yang sudah ditetapkan. Dia baru saja akan meraih tangan gadis itu. Hampir saja.

“Hei, kebetulan sekali. Melihat kalian bertiga ada di sini? Apa orang-orang itu temanmu?”

Aku menyapa kelompok itu dengan senyum berseri-seri dan memanggil mereka dengan keramahan sebanyak mungkin. Aku tidak memanggil mereka dengan nama mereka.

Privasi itu sangat penting...

Ketiga gadis itu menoleh ke arahku seolah terkejut dengan kemunculanku yang tiba-tiba, tapi...laki-laki random itu mengangkat alis mereka dan menatapku kesal karena memanggil mereka begitu tiba-tiba.

"Apa? Siapa kau?"

Mereka berada pada titik didih rendah.

Aku berharap aku memiliki senyum yang lebih segar di wajahku, seperti ketika aku berbicara dengan para gadis. Yah, senyumnya tidak terlalu halus.

Orang yang mengancamku dan paling agresif saat berbicara dengan gadis-gadis itu adalah pria tampan dengan rambut cokelat panjang sebahu, mengenakan topi miring.

Namun, dia tidak setampan Shibetsu-senpai. Dia adalah orang yang payah. Aku tidak bermaksud kasar padanya. Jadi, aku akan memanggilnya begitu saja di pikiranku.

“Ah, mereka itu tem-…”

“Haa!? Ini tidak ada hubunganya denganmu, kan? Pergilah dari sini, kroco! Kau tidak ingin merasakan rasa sakit, bukan? Sekarang pergi dari pandanganku!"

…….Setidaknya biarkan aku menyelesaikan kalimatku. Mereka memberitahuku bahwa aku tidak ada hubungannya dengan itu dan aku bahkan mendapat julukan tidak terhormat "Manusia kroco".

Kedua pria di belakangnya juga menatapku, menyeringai dan menertawakan kata-kata orang itu. Pria lumayan tampan vs Manusia kroci yang suram… kedengarannya seperti judul B-movie. Sepertinya itu tidak akan menjadi film populer.

“Woi, apa kau mendengarkanku !? Jika kau tidak ada hubungannya dengan mereka, maka pergilah dari sini!!”

"Santai dong, biarkan aku menyelesaikan kalimatku, bung.."

Aku melihat mereka, sedikit ketakutan oleh anak laki-laki yang meneriakiku.

Dari kelihatannya, bahkan jika aku mengatakan aku teman mereka, itu tidak relevan.

.. Um, bagaiamana aku mengatakannya?

Aku melihat Otofuke-san dan dua lainnya menatapku dengan tatapan khawatir.

Orang yang terlihat sangat khawatir adalah seorang gadis dewasa yang tidak kukenal. Dia menatapku seolah dia akan menangis.

Tatapanku berpapasan dengannya. Aku menatapnya dan memberi isyarat.

Ah, aku minta maaf karena membuatmu khawatir.

Aku tersenyum untuk meyakinkannya.

….Hmm?

Ada sesuatu yang familiar… tentang matanya. Mata itu, kalau tidak salah, mungkinkah…? Tidak, tapi...aku tidak begitu yakin.

Tapi..... tolong, maafkan aku Nanami jika aku salah.

Aku minta maaf dalam pikiranku kepada pacarku. Lalu, aku menunjuk seorang gadis yang tidak kukenal di antara ketiganya.

“Aku pacar gadis yang di tengah itu. Sebagai pacarnya, wajar saja bagiku untuk membantunya jika dia diganggu, kan?”

Aku tidak mengenali gadis yang aku tunjuk. Itu sudah pasti. Tapi aku mengenali matanya, yang menatapku dengan prihatin.

Aku mengatakan kepada mereka bahwa aku adalah pacar gadis itu.

Dan kemudian ketiga pria itu tertawa terbahak-bahak ketika mereka mendengar itu.

Apakah itu sesuatu yang perlu di tertawakan?

Kemarahan dan tawa mereka berada pada titik didih yang rendah,

“Oh, kau pacar gadis culun itu? Baiklah kalau begitu, bawa saja dia pulang bersamamu. Pria suram dan gadis culun sangat cocok. Kami hanya tertarik dengan mereka berdua.."

“Tidak, aku tidak bisa mengabaikan mereka juga. Mereka berdua juga tidak menyukainya, kan? Aku tidak bisa meninggalkan teman-temannya begitu saja.”

Kali ini, aku menyela kata-kata pria yang lumayan tampan itu dengan santai.

Aku pasti benar-benar membuatnya kesal karena dia mencengkeram kerahku dan meneriakiku seolah-olah dia akan meninjuku.

“Jangan mencoba bersikap keren, dasar brengsek!! Kalau kau tidak ingin merasakan rasa sakit, pergi dari sini!! Apa kau ingin aku menyingkirkanmu dan pacarmu juga!? Hah!?”

Ketika aku dicengkeram kerahnya, orang yang sudah aku rencanakan datang. Meskipun saya telah memperkirakannya, waktunya tepat.

“Apa yang kalian lakukan? Bisakah kalian ikut dengan kami agar tidak mengganggu yang lain?"

Ada beberapa penjaga keamanan yang tampak kuat.

Mereka mengepung para pria random itu termasuk kami, untuk mencegah mereka melarikan diri. Aku terkejut melihat bahwa ada lebih banyak orang daripada yang kuperkirakan.

"Eh? …Tidak… .kami tidak melakukan apa-apa.”

“Oh, waktu yang tepat, Pak. Seperti yang Anda lihat. Dia mencoba melakukan penyerangan. Bisakah Anda mengubungi polisi?"

"Hah!? Apa maksudmu dengan penyerangan!? Aku tidak melakukan apa-apa!!”

Pria itu, yang masih memegang kerahku, memelototiku dan mengangkat suaranya dengan campuran keterkejutan dan emosi.

“Apa kau tidak tahu? Hanya meraih kerah seseorang adalah tindakan penyerangan. Ada begitu banyak saksi mata. Jadi, kau tidak bisa lolos begitu saja. Polisi akan menangkapmu.”

Aku mencoba yang terbaik untuk tetap tenang dan mengatakan yang sebenarnya sambil mati-matian menahan tubuhku, yang hampir gemetar ketakutan. Sulit untuk menahan suaraku agar tidak gemetar.

Aku pernah mendengar cerita seperti itu sebelumnya, meskipun pengetahuanku didasarkan pada apa yang kulihat di internet.

Yah, itu hanya siasat untuk menakut-nakuti, karena sebenarnya tidak mudah untuk memanggil polisi…

Seolah membeku oleh kata "penangkapan", dia tidak bisa melepaskan tangannya dari kerahku.

"Bukankah kalian berdua akan sama bersalahnya dengan orang ini?"

Aku menoleh ke dua pria yang tersisa, tidak peduli dengan pria yang masih memegang kerahku.

Aku melihat mereka dan membuka mulutku.

Aku tidak bermaksud mengatakan bahwa mereka bersalah atas kejahatan yang sama hanya karena mereka bersamanya…tetapi ketika mereka bertemu dengan tatapanku, senyum yang mereka miliki di wajah mereka memudar dan mereka langsung terlihat ketakutan.

“T-Tidak … kami tidak ada hubungannya dengan dia. Pria itu baru saja mengatakan mari kita goda seorang gadis dan… Dialah yang mencengkeram kerahmu. Jadi, dialah yang harus ditangkap.”

“I-Itu benar. Kami baru saja mengobrol dengan pria itu. Kami tidak ada hubungannya dengan dia. Aku tidak peduli. Oi, ayo pergi.”

Apakah pertemanan orang-orang ini hanya sebatas itu?

Dua teman orang itu mencoba meninggalkan tempat kejadian dengan dikelilingi oleh penjaga keamanan.

Pria tampak itu memiliki ekspresi putus asa dan kemarahan bercampur ke arah mereka.

“Yah, dia memang satu-satunya yang mencengkeram kerahnya… kalian berdua mungkin tidak ada hubungannya dengan itu. Jadi, kalian berdua bisa pergi.”

Mereka tampak lega mendengar kata-kata penjaga keamanan, lalu mereka menerobos celah kecil di antara kerumunan penjaga keamanan dan berjalan.

Mereka benar-benar baru saja meninggalkannya dengan cepat …

“Oi! Tunggu, kalian! Kalian!!"

Di sisi lain, pria itu akhirnya melepaskan kerahku dan mencoba mengejar mereka saat mereka melarikan diri…tetapi dia dihentikan oleh penjaga keamanan.

Bukannya aku benar-benar ingin menuntutnya karena penyerangan atau apa. Jadi, aku akan menyerahkan sisanya kepada penjaga keamanan. Aku tidak peduli tentang yang lain setelah aku berhasil membantu gadis-gadis itu.

Hal pertama yang kulakukan adalah berterima kasih kepada penjaga dan berlari ke mereka bertiga.

“Apa kalian bertiga baik-baik saja? Maaf aku tidak bisa membantu kalian dengan cara yang keren.”

"Tidak, tidak, tidak. Terima kasih, Misumai. Jika bukan karena dirimu, aku hampir meninju pria brengsek itu."

“Aku benar-benar mengira Hatsumi akan menghajar orang itu sampai habis, tetapi aku lega dia bisa menahan emosinya.”

Otofuke-san mengepalkan tangannya dan membawanya ke depan dan Kamiechi-san melihatnya dengan cemas.

…Eh? Jadi, mereka bisa mengatasi masalah ini tanpa bantuanku?

“Kau kuat, kan, Otofuke-san…?”

“Aku sering diganggu ketika aku berpakaian seperti ini. Untuk melindungi diriku sendiri… Aku meminta pacarku melatihku. Mungkin, dia bahkan lebih kuat dari kebanyakan pria.”

"Oh…?"

“Pacar Hatsumi adalah Kakak tirinya. Apa kamu pernah mendengar tentang Otofuke Souichirou?”

"Saudara tiri bisa menikah. Jadi, tidak ada masalah."

Sayangnya, aku tidak akrab dengan seni bela diri dan belum pernah mendengar nama itu. Tetapi jika kakak laki-laki seperti itu melatihnya, aku bertanya-tanya apakah aku melakukan sesuatu yang tidak perlu.

Tapi…sepertinya Otofuke-san adalah orang yang sangat kuat.

Oh, soal Kakak tirinya yang ternyata pacarnya, entah mengapa seperti cerita di light novel atau manga.

"Begitu, ya. Tapi, mereka tidak melalukan sesuatu yang tidak perlu terhadap kalian, kan?"

“Tidak, tidak, terima kasih sudah membantu kami. Jika itu adalah Kakak tiriku, dia pasti akan menghajar para bajingan itu…Maksudku pacar, karena dia mengatakan bahwa dia akan selalu menjagaku."

Begitu, kuharap aku tidak melakukan sesuatu yang tidak perlu.

“Tapi tetap saja, Misumai-kun .. tadi itu luar biasa. Apakah ini juga kekuatan cinta? Nee, Nanami? Berhentilah cemberut seperti itu dan cepat temui pacarmu."

Kamiechi-san memanggil gadis pendiam di belakangnya. Aku akhirnya menyadari bahwa prediksiku benar.

Aku menatap matanya lagi…dan aku tahu aku mengenali mata bersinar di balik kacamata itu. Mata indah itu adalah…

“Nanami?”

“Mn, ini aku Youshin…terima kasih sudah menyelamatkanku. U-Um, aku senang kamu mengenaliku…bahkan dengan penampilanku ini…”

Itu dia, penampilannya sangat berbeda dari dirinya ketika di sekolah...Nanami mengenakan pakaian yang bisa dikatakan sangat bertolak belakang dengan yang dia kenakan di sekolah.

“Memang benar, aku suka fashion seperti gyaru. Tapi, aku juga suka berpakaian seperti ini… Saat aku bersama mereka berdua, aku cenderung berpakaian seperti ini… Um… apa aku mengecewakanmu?”

Dia mengatakan itu dengan tatapan cemas, seoalah-olah dia baru saja membaca pikiranku.

"…. Itu tidak benar, Nanami. Pakaian itu sangat cocok denganmu dan kau terlihat imut dengan pakaian itu. Lagipula, kalau aku kecewa dengan pakaianmu itu. Aku tidak akan memiliki kepercayaan diri dengan pakaianku saat ini, tahu? Lihat, serba hitam seperti ksatria baja hitam."

Mendengar kata-kataku, Otofuke-san dan Kamiechi-san mulai tertawa. Ya, itu ekspresi yang bagus. Bagiku, aku lebih senang daripada marah.

Mengesampingkan itu, aku senang bahwa aku membeli pakaian hari ini. Berkat itu, aku bisa bertemu Nanami dan menyelamatkannya dari pria random yang ingin mengganggunya.

"Tapi tetap saja, bagaiamana kamu tahu itu aku, Youshin?"

"Mungkin itu karena kekuatan cinta?"

"Apakah dia benar-benar Misumai-kun?"

Ketika mereka mengatakan itu, perasaan bersalahku muncul di benakku. Aku tidak menyelamatkannya karena aku yakin dia adalah Nanami. Aku tahu mereka akan kecewa jika aku memberitahu mereka, tetapi aku harus mengatakan yang ​​​​sebenarnya.

“Um, maafkan aku, Nanami. Awalnya aku tidak yakin bahwa gadis yang memakai kacamata itu Nanami, tetapi setelah aku melihat matamu. Aku sadar, bahwa itu benar-benar Nanami.. Apa kau kecewa?"

Mendengar kata-kataku, Nanami perlahan menggelengkan kepalanya dan tersenyum padaku. Dia memakai kacamata dan berpakaian berbeda dari biasanya, tetapi senyum itu adalah senyumnya yang biasa.

"Tidak, sebaliknya.. aku sangat senang bahwa Youshin adalah orang yang baik dan lembut yang membantuku bahkan ketika kamu tidak tahu itu aku.”

“Senang mendengarnya, jujur saja.. tadi itu agak menakutkan, tetapi itu sepadan dengan usahaku."

Sekarang aku tahu kenapa dia tidak pernah mengirimiku foto dirinya. Kurasa dia ragu-ragu untuk menunjukkan penampilannya saat ini kepadaku. Tapi, menurutku itu lucu juga.

Untuk beberapa saat, Nanami dan aku saling memandang, melupakan orang yang ada di sekitar kami. Itu saja membuatku merasa bahagia.

Namun, setelah itu.. komentar dari keduanya membawaku kembali ke kenyataan.

“Uwah, entah mengapa di sini panas sekali 'kan, Nona?"

"Fufu, benar.. panas sekali~"

Mengatakan itu, keduanya menatap kami dengan seringai di wajah mereka.

"Ah, benar juga. Bagaimana kalau kalian pergi berkencan hari ini? Tidak, tunggu dulu.. Besok kalian akan pergi kencan, kan? Itu artinya, dua hari berturut-turut, hm~?"

"Muu, kalian berdua!"

Dengan kata-kata itu, kami dibawa kembali ke kenyataan. Nanami marah pada mereka berdua karena menggodanya dan aku hanya bisa tersenyum tipis.

Kupikir akan baik-baik saja jika mereka berdua setuju. Tapi, setelah melihat penampilanku hari ini, aku mempertimbangkannya kembali.

“Sejujurnya, aku ingin. Tapi, aku akan menahannya. Hari ini, aku hanya membeli pakaian untuk kencan besok. Jadi, kalian bisa melanjukan rencana kalian dan bersenang-senanglah."

"Youshin, apa kamu datang jauh-jauh ke sini.. hanya untuk membeli pakaian baru?"

“Yah, seperti yang Nanami lihat. Hampir semua pakaianku memiliki warna yang serupa. Sangat di sayangkan kalau aku pergi denganmu dengan pakaian seperti ini, kan? Jadi, Nanami bisa menantikan kencan kita besok."

"Youshin.."

Mendengar kata-kataku, Nanami tampak sedikit cemberut.

Tolong jangan memasang wajah seperti itu...

Bagiku, hanya bisa melihat Nanami hari ini sudah lebih dari cukup, aku tidak akan memaksakan diri untuk hari ini. Dan juga, setelah melihat penampilanku yang serba hitam, aku yakin bahwa aku tidak pantas berdiri di samping Nanami untuk kali ini.

"Baiklah.. Kalau begitu, lakukan apa yang harus kamu lakukan, Misumai."

“Kami akan meminjam Nanami untuk hari ini. Sampai jumpa, Misumai-kun."

Keduanya tampak yakin dan membawa Nanami, yang tampaknya masih agak enggan meninggalkan tempat itu, bersama mereka. Aku mengucapkan selamat tinggal pada Nanami dengan "sampai jumpa besok," dan dia diam-diam menganggukkan kepalanya dan mengikuti mereka.

Kemudian, saat aku berbalik, pertanyaan Nanami menghantam punggungku.

"Nee, Youshin. Kamu ingin melihat yang mana untuk kencan besok?"

Aku berbalik dan melihat Nanami. Itu adalah pertanyaan yang sangat sulit. Tapi, aku sudah memikirkannya dengan caraku sendiri dan menjawabnya dengan senyuman.

"Aku tidak masalah dengan keduanya. Selama Nanami merasa nyaman dengan penampilanmu, itu baik-baik saja."

Dia tersenyum bahagia mendengar jawabanku, meskipun sepertinya dia kesal saat aku menanyakan bahwa aku akan membagi bento buatannya kepada Shibetsu-senpai sebagai ucapan terima kasih.




|| Previous || Next Chapter ||
16 comments

16 comments

  • CourtesyCall
    CourtesyCall
    12/5/22 11:47
    Pacara ama kaka tiri kah?, Wkwk🤣 kek gimai seikatsu tapi bedanya asamura ama saki belum pacaran aja🤣.
    Reply
  • Deo Febriant
    Deo Febriant
    19/4/22 18:17
    lanjut cuy
    Reply
  • Oniscorn
    Oniscorn
    18/4/22 19:22
    Lanjut min
    Reply
  • iou
    iou
    17/4/22 21:37
    Yah Merasa Iri Seperti biasa....
    Reply
  • Yuukunfamily
    Yuukunfamily
    16/4/22 09:01
    Semangat TL nya
    Reply
  • MR.Eza
    MR.Eza
    12/4/22 16:50
    Gulanya mantap cuk
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    12/4/22 15:41
    Semangat ngetlnya min
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    11/4/22 18:45
    lanjut terus minn
    Reply
  • Yntkts
    Yntkts
    11/4/22 18:26
    Mati, diabetes
    Reply
  • SiManiac ||-_-||
    SiManiac ||-_-||
    11/4/22 17:37
    Next ngab, 😏
    • SiManiac ||-_-||
      Unknown
      13/4/22 18:34
      Bca aja bng di Shiraori translation ,tapi bnyak kata yg susah di pahmi
    • SiManiac ||-_-||
      Anonymous
      15/4/22 20:15
      Iya banyak kata yg gk gue paham klo baca di web itu
    • SiManiac ||-_-||
      Unknown
      22/4/22 22:04
      Disana yang tl ngantuk berat cuk jadinya agak ngelantur 😂
    • SiManiac ||-_-||
      Anonymous
      30/4/22 15:07
      Halo kak saya Iqbal, Translator dan juga owner Shiraori Translation

      Sebelumnya saya minta maaf Anda harus mengalami masalah ini. Bisakah Anda menjelaskan sedikit lebih detail tentang keluhan Anda? agar saya bisa mengetahuinya dengan lebih baik?

      Jika anda ada keluhan kepada Translator saya satu lagi, akan saya sampaikan kepada Translator saya
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    11/4/22 17:26
    kalo mau buat dunia sendiri liat tempat dong -,-
    Reply
  • Fella
    Fella
    11/4/22 17:06
    Nitip emas dulu~
    Reply
close