NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Make Heroine ga Oosugiru Volume 2 Chapter 2 Part 1

Chapter 2 - Kecurigaan Chihaya Asagumo


[Bagian 1]

Sudah dua hari sejak kami menerima permintaan bantuan Chihaya Asagumo. 

Yanami dan aku menerima pesan daruratnya. Dia menyuruh kami datang secepatnya.

Tempat pertemuannya adalah Kalmia Department Store di Stasiun Toyohashi. Itu di pintu masuk utara stasiun.

Aku dengan cepat berjalan di dalam stasiun dari peron luar dan melihat sekeliling. 

Tidak ada wajah yang familiar. Sepertinya aku datang lebih awal.

Aku mengatur napasku dan berdiri di depan pintu masuk Kalmia.

Sekarang sudah lewat pukul 14:30. Aku bisa melihat orang-orang sedang berbelanja dan menunggu orang lain. Ini ramai sekali.

Aku menundukkan kepalaku sedikit tidak nyaman dan bergumam, "Kenapa aku bahkan mengatakan aku membantunya ...?"

Aku tidak ingin membeberkan rahasia Yakishio. 

Hanya saja situasinya tidak mendukung Yakishio. Sejujurnya, aku merasa sangat terpuruk.

Jadi, aku tidak bisa tidak berpikir, apakah ini jawaban yang benar untuk situasi ini? 

Aku bisa merasakan seseorang berdiri di sampingku.

Aku meliriknya. Itu adalah seorang gadis yang mengenakan seragam pelaut.

Dia memakai kacamata berbingkai hitam. Ada dua kepang berbulu di kepalanya. Dia memakan Takoyaki di kotak merah satu per satu.

Apa-apaan itu? Gadis ini memiliki begitu banyak karakter.

“Eh, Yanami-san!?” kataku dengan nada terkejut.

Sebaliknya, Yanami mengangkat kepalanya dan memandangku dengan anggun.

“Kamu akhirnya memperhatikanku, Nukumizu-kun.” 

Yanami melepas kacamatanya dan melipatnya.

"Itu bukan kacamata asli, kan?"

“Ini hanya untuk pertunjukan. Bukankah aku terlihat pintar dalam satu hal?”

Dia sama sekali tidak mengeluarkan suasana semacam itu.

Aku mengangguk setuju.

“Meskipun aku tidak tahu dari mana kau mendengarnya, ada apa dengan pakaianmu hari ini?”

“Menyamar adalah suatu keharusan jika kita membuntuti seseorang, kan? Ini seragam yang aku pakai ketika masih SMP. Bagaimana? Imut, kan?"

"Yah, ya, tidak apa-apa bagimu untuk mengenakan seragam tahun lalu."

Aku tiba-tiba terdiam di tengah. Ukuran seragamnya sepertinya tidak pas…

"Apa? Kamu tiba-tiba terdiam. ”

Yanami memasukkan semua takoyaki ke dalam mulutnya dengan tak percaya.

“Tidak, bukan apa-apa. Hanya saja, itu cocok untukmu. Seperti Yanami-san."

...Ngomong-ngomong, kita semua ada di sini. Namun, orang yang memanggil kami ke tempat ini tidak terlihat. Yanami mencoba menelpon orang itu, tapi tidak ada yang jawaban.

“Tapi tetap saja, ini tidak terduga. Kupikir kamu akan menganggap ini merepotkan, Nukumizu-kun." kata Yanami sambil mengutak-atik smartphonenya mencoba menelpon seseorang lagi.

"Apa maksudmu?"

“Aku sedang berbicara tentang penyelidikan kita tentang perselingkuan Remon-chan. Kamu benar-benar menerima ajakanku untuk penyelidikan ini."

Itu karena kau memaksaku, kan? Huh ....

Aku bertanya padanya dengan mata tidak senang.

“Kau juga, Yanami-san. Kenapa kau mau membantunya?”

“…Apa kamu melihat bagaimana penampilan Remon-chan ketika dia bersama Ayano-kun beberapa hari yang lalu?”

Aku mengangguk dalam diam.

Ketika Yakishio berada di sebelah Ayano, wajahnya memang menunjukkan bahwa dia tidak bisa menahan diri. Ini seperti bunga yang sedang mekar.

Bahkan aku langsung menyadarinya. Di sisi lain, aku yakin Ayano pasti menyadarinya.. tidak peduli seberapa tidak pekanya orang itu.

Jika dia menyadarinya dan mereka masih di jalan bersama, ...dan Yakishio juga menyadari bahwa dia tahu.

"Jangan tunjukkan wajah itu kepada seseorang yang sudah menyerah."

Setelah mengatakan itu, Yanami menunjukkan giginya yang bersinar seperti Yakishio dan tertawa kecil.

“Itulah mengapa kita harus melindungi Remon-chan di saat-saat penting seperti ini.” 

“Bahkan jika kita mengeluh, hanya kita yang bisa melakukan itu.”

* * *

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya aku mendapat balasan dari Asagumo-san.

Dia bilang dia melihat mereka berdua. Dia ingin kita pergi ke Minamiguchi Plaza di sebelah stasiun.

Ada stan Takusan ketika kami berada di sana. Mereka tampaknya menjual produk dan makanan lokal. Ini semua hiruk pikuk.

“Nukumizu-kun, kamu bisa makan ini bersama tulangnya. Ah, ini enak banget, tahu...."

…Yanami. Gadis itu membeli ikan bakar dengan garam ketika aku tidak menyadarinya.

Aku mencoba mengabaikan Yanami ketika dia sedang asyik dengan dunianya sendiri. Aku menemukannya siluet seorang gadis. Dia bersembunyi di balik stan dengan sikap mencurigakan.

Oke, santai saja. Aku akan berbicara dengannya...

Dia mengenakan gaun oranye terang. Ada topi besar di kepalanya, seperti yang dikenakan aktris.

Ada stiker pendingin di kepalanya. Dia memakai kacamata hitam renda.

Gadis ini dan gadis itu. Kenapa kalian hanya pandai membuat omong kosong mewah ini? Sejujurnya, aku benar-benar tidak ingin dia tahu kita di sini.

Yanami mengunyah kepala ikan sambil berdiri di sampingku. Dia bertanya.

“Apa gadis itu kenalan Nukumizu-kun?”

“Kau juga, Yanami-san. Bukankah dia kenalanmu?”

Yakishio, ...bagaimana kau bisa kalah dari gadis seperti dia? 

...Kami berduka atas kekalahan Yakishio, tetapi dia sepertinya memperhatikan kami. Asagumo-san dengan cepat mendekati arah kami.

“Eh, … yah, … halo.”

Aku menyapanya dengan kaku. Asagumo-san terkekeh sambil merobek stiker pendingin di kepalanya. 

“Penyamaranku luar biasa, kan? Apa kamu tahu bahwa orang itu aku? Ini sebenarnya aku, Asagumo.”

Woah, aku tidak tahu itu kau, Asagumo-san. Aku Nukumizu...

Dia dengan hati-hati memasang kembali stiker pendinginnya.

Apa itu adalah bagian dari penyamaranmu juga?

"Apa Remon-chan datang ke sini?" 

Yanami menjaga jarak yang halus darinya saat dia bertanya.

“Iya, mereka ada di sisi lain alun-alun. Sepertinya mereka memeriksa stan secara berurutan. Mari kita bersembunyi dan menunggu di sekitar sini untuk mengawasinya.”

Dengan itu, dia bersembunyi di balik stan. Kami berdiri di belakangnya.

Asagumo-san mengeluarkan perangkat dengan antena. Dia melepas kacamata hitamnya dan menatap susunan dasbor.

“Um, … Asagumo-san, … bagaimana kau tahu mereka bertemu di sini?”

Tunggu, apakah perangkat aneh ini sebenarnya adalah alat kejutan yang akan membantu kita nanti?

“Aku melakukan analisis lengkap dengan data dari penyelidikanku. Semuanya dalam perhitunganku. Hari ini adalah waktunya untuk menebar jaring.” kata Asagumo-san, membusungkan dadanya.

Sebaliknya, Yanami memiringkan kepalanya seolah-olah dia tidak mengerti apa yang dikatakannya.

"Kamu tahu semua ini dengan perhitungan saja?"

“Ya, akurasi dan sensitivitas mesin saja tidak cukup. Itu sebabnya, aku mengimbanginya dengan data dan perhitungan. Setelah mencobanya berulang kali, aku akhirnya berhasil memahami spesialisasi pemancar.”

Kupikir aku baru saja mendengar kata benda yang cukup mengkhawatirkan di sana.

“Kau baru saja mengatakan pemancar, kan …?”

“Ya, karena ini GPS.”

Gadis ini baru saja mengatakan sesuatu yang gila dengan wajah yang polos. …Yanami diam-diam menjauhkan diri lagi.

“Eh, um, apa kita melakukan sesuatu yang ilegal…?”

"Shesh, diam sebentar. Mitsuki-san dan Yakishio-san akan datang.”

Apakah mereka benar-benar di sini? 

Yanami dan aku bertukar pandang sebelum mengintip keluar dari bilik sambil gemetaran. Alun-alun dipenuhi orang-orang yang datang berbelanja.

Kami diam-diam melirik ke tengah jalan. Kedua sisi dipenuhi dengan warung makan.

“Sisi kanan! Toko gelato Italia itu!”

Kami melihat ke arah itu. Ada seorang pria dan seorang gadis di antara kerumunan. Yang laki-laki tinggi dan tampan berkacamata, sedangkan yang perempuan berkulit sawo matang- mereka pasti Ayano dan Yakishio.

Ayano mengenakan kemeja, sedangkan Yakishio masih mengenakan seragam sekolah. Mereka terlihat seperti MC di film. Ada es krim di tangan mereka saat mereka berkeliling stan dengan gembira. Duo ini terkadang bercanda satu sama lain. Mereka pasti terlihat seperti pasangan yang dekat dengan orang asing.

Yanami melihat mereka dan menghela nafas, “Woah.”

“Itu Ayano-kun, kan? Dia tinggi dan tampan. Remon-chan juga terlihat keren. Mereka pasti cocok satu sama lain-“

“Oi, Yanami-san!”

Yanami menyadari apa yang dia katakan dan menutup mulutnya.

“Maaf, Asagumo-san! Aku tidak bermaksud menyinggungmu.."

"Tidak apa-apa. Aku sudah merasa keduanya cocok satu sama lain bahkan sebelum kami mulai pacaran.”

Asagumo-san tersenyum dan mengatakan itu.

“…Aku sudah kaget saat Mitsuki-san menerima pengakuanku. Kupikir cintaku tidak berbalas.”

Dia mengatakan itu dengan tenang, tapi kemudian dia bergumam.

“Jadi, aku hanya…mendapatkan apa yang pantas aku dapatkan.”

Yanami dan aku tidak tahu bagaimana menjawabnya. Kami hanya bisa melihat mereka berdua dalam diam.

Mereka mengobrol dengan gembira saat mereka berkeliling toko bahu-membahu. Yakishio tertawa riang. Senyumnya yang sempurna berkilau di bawah sinar matahari.

'Jangan tunjukkan wajah itu kepada seseorang yang sudah menyerah.'

Apa yang dikatakan Yanami beberapa lalu muncul di kepalaku.

Kami berdua tidak mempermasalahkan adegan itu. Tapi, aku tidak ingin Asagumo-san menonton ini lebih jauh.

"Asagumo-san, kurasa kita sudah melakukan penyelidikan yang cukup."

"Sepertinya mereka sedang berbelanja."

Suara Asagumo-san menutupi suaraku.

Aku berbalik. Yakishio menarik lengan Ayano. Mereka pindah ke kios berikutnya. Kurasa kios menjual makanan ringan barat. Ini adalah tempat di mana kau dapat memasukkan apa pun yang kau inginkan ke dalam keranjang.

Masih ada gelato di tangan mereka. Aku memikirkan apa yang harus mereka lakukan. Kemudian, Ayano mengambil keranjang, dan Yakishio memutuskan untuk memasukkan makanan ringan ke dalamnya.

Mereka memilih makanan ringan dengan santai. Ayano tersenyum dan menggelengkan kepalanya saat dia mengangkat keranjang dengan nakal. Adapun Yakishio, dia dengan cepat melompat dan memasukkan makanan ringan.

...Jumlah waktu yang tidak diketahui telah berlalu.

Mereka selesai berbelanja dan menghilang ke kerumunan. Asagumo-san masih menatap jalan tanpa bergerak.

“Hei, apa kau baik-baik saja, Asagumo-san?”

Asagumo-san melepas stiker pendingin dengan jari rampingnya dan berbalik.

"…Aku baik-baik saja. Aku akan memperbaiki riasanku.”

Asagumo-san mengatakan itu dengan tenang. Dia berjalan lurus menuju stasiun.

Setelah dia menghilang, Yanami dan aku menghela nafas panjang.

“Kurasa dia baru saja menerima serangan kritis.”

“Ya, hati seorang gadis jauh lebih rapuh daripada yang Nukumizu-kun pikirkan.”

Benar, kupikir seseorang sudah mengatakan perempuan terbuat dari gula. Yanami terbuat dari gula dan lipid. Mereka seharusnya mirip, kan?

Aku tenggelam dalam pikiranku. Yanami menggelengkan kepalanya dan meletakkan tangannya di bahuku.

“Huhh, kamu benar-benar tidak memikirkan komentarku saat itu, kan? Kau tahu, hubungan adalah masalah yang cukup sensitif. Kamu harus ekstra hati-hati.”

“…Tunggu, Yanami-san, apa kau mencoba menyalahkanku atas apa yang kau katakan?”

"Apa yang akan kamu lakukan jika aku mengatakan 'ya'?"

Dia hanya menimpa masalahnya kepadaku.

“Tidak apa-apa kalau kau pikir itu salahku. Tapi, apa kau yakin kita harus meninggalkan Asagumo-san seperti ini?”

"Aku? Kenapa tidak kamu saja yang pergi, Nukumizu-kun?”

“Bukankah memperbaiki riasannya berarti dia ada di toilet? Tidak ada yang bisa aku lakukan bahkan jika aku pergi, kan?"

“Kamu tidak perlu menghampirinya di toilet. Tingga menunggunya di luar."

“Eh, … apa kau yakin ini baik-baik saja?”

“Ya, cukup selama dia tahu ada yang khawatir dan peduli padanya. Benar, ketika aku-“

Yanami menatap lurus ke arahku.

"-Apa seseorang di sini peduli padaku ketika aku seperti itu?"

“Lagian, sekarang bukan saat yang tepat bagiku untuk menemuinya, kan?”

“Iya, komentarmu yang cocok saat itu terlalu konyol.”

“Oke, ini salahku. Bagaimanapun, kau harus memeriksanya."

“Terima kasih, Nukumizu-kun.”

Aku kembali ke stasiun dari alun-alun. Meskipun aku tidak tahu di mana dia, mari kita periksa toilet terdekat dulu. Kemudian, aku melihat seorang gadis dengan topi besar dan gaun di toko kelontong. Itu Asagumo-san.

Dia meletakkan tangannya di belakang punggungnya dan menyilangkan jarinya. Dia menatap sampul kulit sebuah buku.

“Hei, Asagumo-san, … kau baik-baik saja?”

“Oh, Nukumizu-san.”

Asagumo-san menjawab tanpa berbalik.

Ada ngidam di sampul kulit. Dia mengulurkan tangannya untuk itu. Tapi, kemudian dia ragu-ragu dan menarik diri.

“Sampulnya bagus. Itu pasti cocok untuk orang itu, kan?”

“Ya, itu menarik. Ini sangat cocok dengan gayanya.”

“Ya, Mitsuki-san sangat menyukai buku.”

Asagumo-san menatap sampul buku untuk sementara waktu. Dia bergumam.

“…Mitsuki-san mengatakan bahwa dia ingin bekerja di industri buku.”

"Dia?"

Ini pertama kalinya aku mendengar tentang ini.

Tapi, kalau dipikir-pikir, apa sebenarnya tujuan bekerja di industri buku?

Asagumo-san dan aku hampir tidak mengenal satu sama lain, namun dia mulai memberitahuku semua tentang Ayano. Situasi ini terasa tidak terlalu realistis. Aku pusing.

“Mitsuki-san berkata meskipun mimpinya adalah menjadi seorang penulis, itu sama sekali berbeda dari karir masa depannya. Dia berencana untuk belajar Sastra di Tokyo. Dengan tekad itu, dia bisa bekerja sebagai, penerbit, pembantu toko buku, …selama berhubungan dengan buku.”

Asagumo-san melanjutkan seolah dia berbicara pada dirinya sendiri.

“Aku terkejut ketika pertama kali mendengarnya. Aku tidak tahu seseorang dengan minat yang sama begitu dekat denganku.”

“Ah, … begitu.”

Itu saja yang bisa kujawab.

“Keinginan pertamaku adalah menjadi pustakawan, kau tahu? Pasti sulit.”

Asagumo-san mengambil keputusan dan mengambil sampul bukunya. Dia membelai permukaan.

“Memang, … semuanya ada dalam perhitunganku.”

“Eh?”

"Aku pernah melihat mereka bersama."

“Eh, yah, … kau benar.”

Dia mengatakan perhitungan, tapi itu adalah GPS.

“Sebenarnya dia tidak suka yang manis-manis. Apa makanan ringan yang dia belikan untukku?”

"Mungkin. Lagipula, pria itu cukup lembut. …Ya."

Aku mengangguk dengan kecepatan tinggi.

“Ya, dia sangat baik. Itu sebabnya dia makan gelato dengannya setelah undangannya. Itu sebabnya, mereka mengobrol dengan gembira. Itu sebabnya dia bahkan menunjukkan ekspresi seperti itu…”

Asagumo-san sepertinya menahan sesuatu. Nada suaranya cukup suram.

“Mitsuki-san terlihat sama bahagianya saat dia bersamaku.”

Kata-kata terakhirnya tampaknya telah larut di department store yang ramai ini.

“… Gelato.”

“Eh?”

Aku bersuara dengan perubahan topik yang tiba-tiba.

“Aku belum pernah makan manisan dengan Mitsuki-san sebelumnya. Aku tahu dia tidak menyukainya.”

Asagumo-san mengambil topinya dan meletakkannya di kepalanya lagi.

“Jadi,…Aku agak sedih saat melihat Yakishio dan dia makan itu bersama-sama.”

“Yah, … mungkin yang Ayano tidak terlalu suka manis? …Bukankah ada sisi asin untuk crepes juga?”

"Huh? A-Apa itu?”

“Seperti isian tuna…atau semacamnya.”

Itu adalah alasan yang setengah-setengah, namun mata Asagumo-san melotot.

"Yang di kerucut semuanya tuna?"

“Y-Ya, …bukankah tuna yang paling populer di Onigiri juga?”

Asagumo-san terlihat seperti semua beban dalam dirinya menghilang. Dia menutup mulutnya dan terkekeh.

“Hoho, … perutnya tidak bisa menerima semua tuna itu. Aku juga harus membuat salad untuk Mitsuki-san.”

Setelah beberapa saat, Asagumo-san menundukkan kepalanya.

“Aku benar-benar iri pada Yakishio-san. Dia selalu bisa mengungkapkan perasaannya sementara aku hanya berpikir untuk tidak menyebabkan masalah pada Mitsuki-san.”

“Bukankah itu hal yang bagus?”

Mata Asagumo-san melotot kaget lagi.

“…Apa dia tidak akan membenciku?”

“Yah, aku tidak terlalu dekat dengan Ayano. Namun, kurasa dia tidak akan membencimu hanya karena makan es krim bersamanya.”

Keduanya jauh lebih baik daripada seorang gadis tertentu yang terus membuatku kerepotan meskipun tidak berpacaran dengan seseorang.

“Aku tidak tahu Nukumizu-san orangnya seperti ini. Sepertinya aku memiliki kesalahpahaman yang cukup mendalam tentangmu."

Apakah ada kesalahpahaman aneh tentangku yang menyebar di seluruh kelas...?

Asagumo-san terlihat bingung. Dia mengangkat kepalanya dan menatapku dengan matanya yang berair.

"Apa ada yang salah?"

“Aku ingin tahu orang seperti apa yang menyukai Nukumizu-san? Aku ingin melihatnya.”

Dengan itu, dia tertawa lagi.

"Ha…"

Aku menyukai gadis biasa seperti orang lain. Tapi, aku tidak bisa membayangkan bahwa aku bisa menjalin hubungan dengan seseorang.

Bahkan Heroine pemenang seperti Asagumo-san memiliki masalah pasca-kemenangannya, belum lagi Yanami, yang bahkan tidak bisa melewati tahap kencan. Dia menyesal karena tidak bisa mengakui perasaannya.

Aku memiliki lebih banyak hubungan akhir-akhir ini, namun aku merasa cinta terdengar lebih jauh sekarang.

“Sudah waktunya untuk kembali, oke? Lihat, Yanami-san menunggumu.”

"…Iya, kamu benar. Aku tidak melakukan hal-hal secara berurutan hari ini." kata, Asagumo-san tersenyum.

Dia merasa lega sejenak. Tapi, kemudian Asagumo-san tiba-tiba menegakkan punggungnya karena terkejut.

“Ayo bersembunyi, Nukumizu-san!”

Asagumo-san meraih tanganku.

"Ah? Hei, ada apa?"

"Cepat! Sembunyi di sini!”

Genggaman Asagumo-san secara tak terduga kuat. Dia menarikku ke ruang ganti toko pakaian di dekatnya.

“Oi, Asagumo-san!?”

"Diam! Atau Mitsuki-san akan menemukan kita.”

.... Tunggu, Ayano ada di sini? 

Meskipun aku mengerti betapa cemasnya Asagumo-san, kami tidak melakukan kesalahan. Seperti kita sedang berbelanja bersama, tapi itu pasti…

“Eh? Bukankah akan menjadi hal yang buruk jika dia melihat kita seperti ini?”

"Makanya, sembunyi!"

Aku melihat ke atas. Wajah Asagumo-san praktis menempel di wajahku di bawah topinya.

"Uh, sakit."

"Oh maaf. …Ruangan ini cukup sempit.”


Secara alami, ruangan ini terlalu kecil untuk dua orang. Topi itu menekan rambut Asagumo-san. Ini menggosok lenganku.

Ah, Asagumo-san sangat wangy. A-Aku sama sekali bukan pria terhormat. Tapi, kenapa gadis-gadis manis selalu memiliki aroma yang menyenangkan?

“Btw, apa Ayano tidak bersama Yakishio?”

Aku mendengarkan suara-suara di luar saat aku berbisik.

“Ya, Mitsuki-san sendirian. Aku akan memeriksa situasi di luar."

Asagumo-san mengintip dari celah di tirai pintu.

…Bukankah plot ini menuju ke arah yang salah? Kami di sini untuk memata-matai Ayano dan Yakishio. Kenapa kita terlihat seperti pasangan yang selingkuh sekarang?

Kemudian, Asagumo-san mudur kembali ke dalam ruangan.

Dia mengambil stiker pendingin baru dan menempelkannya di dahinya.

“Uh, Nukumizu-san, sulit untuk mengatakan ini, tapi…”

"Ha?"

"Mitsuki-san menemukanku."

“Eh.”

Asagumo-san segera membuka tirai. 

Mitsuki Ayano mendekati kami dengan wajah kaku.

Asagumo-san menyerah dan menundukkan kepalanya.

"Halo, Mitsuki-san."

“Chihaya dan… Nukumizu!? Kenapa kalian berdua bersama?”

Aku tidak tahu bahkan jika kau bertanya kepadaku, ngab. 

Namun, aku harus menghindari mengatakan sesuatu yang aneh dan menyebabkan kesalahpahaman di sini. Di saat seperti ini, mari kita serahkan pada kefasihan Asagumo-san.

Aku melirik ke arah Asagumo-san untuk meminta bantuan. Asagumo-san memperhatikanku dan mengangguk.

.... Bagus, kurasa dia bisa menjelaskan alasan kita.

Asagumo-san mengambil langkah menuju Ayano.

“Mitsuki-san, kami sebenarnya…”

Dia tiba-tiba berhenti. Aku punya firasat buruk tentang hal ini.

Asagumo-san berbalik. Mata tupainya mencerminkan bayanganku.

“-Nukumizu-san bisa menjelaskannya padamu.”

* * *

Stasiun Barat.

Namanya terdengar seperti stasiun yang sebenarnya, tetapi mengacu pada pintu keluar barat Stasiun Toyohashi.

Ayano dan aku berjalan di eskalator bahu-membahu tanpa suara.

Setelah Asagumo-san mengacau, Ayano dan aku memutuskan untuk berbicara empat mata.

Ini adalah pintu keluar barat dari stasiun terbesar di kota. Itu cukup dekat dengan peron Shinkansen. 

Transportasi mudah.

"Nukumizu, mari kita bicara di tempat yang tenang."

“Ah, kau benar. Baiklah, mari kita cari tempat yang tenang-“

Kami melihat sekeliling. Ayano bergumam pelan.

"... Ini lebih seperti ini adalah tempat yang paling tenang."

“Tidak ada orang di sekitar juga.”

Berbeda dengan timur yang ramai, Stasiun Barat jauh lebih tenang.

Tempat ini adalah tempat terbaik untuk membicarakan topik yang rumit.

Meski begitu, kenapa ada begitu sedikit orang di sini...?

Ayano berhenti di depan sebuah gedung merah dengan nama “Yamasa Chikuwa”. Kami saling memandang.

Dia tidak marah. Sebaliknya, wajahnya tampak seperti dia siap untuk apa pun.

“Nukumizu, tolong jelaskan apa yang terjadi saat itu.”

“Yah, … err.”

Aku meletakkan tanganku di daguku dengan tatapan penuh arti. 

Meskipun aku cukup tenang di permukaan, keringat dingin menetes di hatiku.

…Bagaimana aku harus menjelaskan situasi tadi?

…Kalau dipikir-pikir, aku bahkan tidak melakukan kesalahan apapun. Aku di sini karena Asagumo-san meminta bantuanku dan kami di sini setelah dia mengacau.

Baiklah, sudah diputuskan kalau begitu. Aku akan menjelaskan dengan jujur...

Wajahku penuh dengan tekad. Aku menatap mata Ayano di balik kacamatanya.

“Ayano, bukankah kau seharusnya yang menjelaskan terlebih dulu?”

"Apa maksudmu?"

Ayano mengerutkan kening karena terkejut.

"Kau bertemu dengan Yakishio, kan?"

Satu-satunya alasanku di sini adalah karena orang ini melakukan sesuatu yang tidak perlu.

“Aku baru saja berbelanja dengannya hari ini. Setelah itu, kami berpisah."

“Yah, lalu mengapa kalian berdua berjalan di sekitar balai kota terakhir kali? Ada beberapa hal lain. Apa kau ingin aku mengatakan semuanya?”

Aku membuat yang terakhir. Keheningan terjadi. Kemudian, Ayano tiba-tiba tertawa. Dia mengangkat tangannya untuk menyerah.

"…Aku ketahuan 'ya. Apa kau melihat semuanya? Kau benar-benar tidak boleh diremehkan, Nukumizu."

“Y…Ya! Aku sudah melihat semuanya!”

Aku tidak tahu orang ini sangat memikirkanku. Sisanya kau harus belajar darinya.

Ayano dengan cepat menjabat tangannya.

“Tunggu, kami tidak melakukan hal buruk. Lagipula, kau tahu Remon tidak seperti itu, kan?”

Memang, Yakishio bukan orang seperti itu. Aku tahu itu bahkan jika kita tidak dekat...

Itu sebabnya Yanami dan aku mendukungnya.

Namun, aku dengan lembut menggelengkan kepala.

"Coba pikirkanlah. Asagumo-san itu pacarmu. Tapi, kau pergi kencan dengan gadis lain secara diam-diam dan itu bukan hanya sekali atau dua kali. Bahkan jika dia adalah Yakishio, …tidak, dialah yang membuat kami tidak bisa meninggalkan kalian berdua.”

Kami terdiam. Orang-orang yang selesai berbelanja di Yamada Chikuwa berhamburan keluar.

…Lebih baik bagi Ayano untuk mengetahui di mana dia harus berhenti.

Aku berbicara lagi setelah pelanggan pergi.

"Btw, apa yang kalian berdua lakukan?"

Ayano tampaknya menemukan ini sangat sulit untuk dijelaskan. Mulutnya membuka dan menutup. Akhirnya, dia menyerah dan menjelaskan.

"Aku- meminta nasihat cinta dari Remon."

... Saran cinta?

Dia memang sedikit aneh, ... tidak, pacarnya sangat aneh. Tapi, dia cukup lucu. Untuk apa dia meminta nasihat? Belum lagi kita berbicara tentang Yakishio di sini.

Ayano menggaruk pipinya karena malu. Dia membuang muka.

“I-Ini pertama kalinya aku pacaran dengan seorang gadis. Aku tidak tahu bagaimana aku harus bersikap di sekitarnya. Jadi, itu sebabnya aku ingin mendapatkan beberapa saran.”

“Lalu, kenapa kau memilih Yakishio dari semua orang…?”

“Yah, bahkan jika kau bertanya, Remon cukup populer, kan? Dia mengerti perasaan seorang gadis.”

"Begitu. Itu sebabnya, kau memilih Yakishio, …Yakishio.”

...Uwah, orang ini idiot. Pendapatku tentang Ayano langsung berubah.

"Jadi, saran apa yang kau dapatkan?"

“Yah, … agak sulit untuk mengatakannya. Jangan katakan ini pada orang lain.”

"Santai saja..."

Aku tidak punya siapa-siapa untuk diajak bicara.

Meskipun dia tampan, dia masih sangat tidak berpengalaman dengan cinta. Jika dia harus bertanya kepada Yakishio tentang hal itu, masalahnya pasti sangat lucu dan penuh dengan masa muda.

“Chihaya selalu sangat antusias ketika kita berduaan, …dan aku harus mengatakan itu sedikit ke arah sisi cabul.”

“O-Oh…”

Tidak, itu tidak terdengar lucu....

“Aku juga laki-laki. Secara alami, aku tidak membenci hal-hal semacan itu. Tapi, Chihaya sepertinya tidak ingin melakukan itu. Aku satu-satunya yang maju untuk hal-hal seperti ciuman.”

Ayana melihat sekeliling. Tidak ada seorang pun di sini. Dia terus berbisik.

“Bahkan jika ini terlalu dini, aku masih takut seberapa dalam aku harus melangkah. …Akankah Chihaya membenciku jika aku tidak sengaja menyakitinya?”

…Begitu, ya. Meskipun aku sama sekali tidak mengerti perasaan itu, aku mengerti.

Meski begitu, aku jauh lebih lega sekarang. Jika apa yang dia katakan dapat dipercaya, orang ini tidak akan selingkuh dengan Yakishio. Dia hanya meminta nasihat cinta.

 …Hmm? Tunggu.

“Jangan bilang kau menanyakan hal yang sama pada Yakishio juga!? Apa kau bercanda !?"

“Ah, satu-satunya teman wanita yang bisa aku ajak berdiskusi adalah Remon.”

"…Serius, ngab?"

Aku mengingatnya sekarang. Orang ini lebih padat dari lubang hitam. Namun, bahkan jika kau tidak menyadari perasaan Yakishio, apakah rata-rata orang akan benar-benar mendiskusikannya dengan gadis-gadis…?

Pendapatku tentang Ayano jatuh lagi. Ini hampir pada level yang sama dengan Yanami.

"Sekarang, saatnya bagimu untuk menjelaskan."

Aku tiba-tiba dipajang di acara itu.

"Apa maksudmu?"

Aku tetap diam. Ayano mengambil langkah ke arahku.

“Katakan semuanya. Aku sudah siap untuk itu.”

"Siap?"

“Aku tahu aku pria yang tidak senonoh. Jadi, jika Chihaya mengubah perasaannya dan itu kau, aku juga bisa menerima-“

"Ha!? Tidak, tunggu, tunggu, tunggu! Bukan itu masalahnya!”

Apakah orang ini serius? Apa-apaan dengan pikirannya itu? Kau terlalu memikirkanku.

“Lalu kenapa kalian berdua bersama? Ini benar-benar seperti yang aku katakan, kan?"

"Kau salah! Aku juga meminta saran.”

Aku tidak bisa menjelaskan semuanya.

Seberapa jauh aku harus mengatakannya? Asagumo-san mengira kau selingkuh dengan Yakishio. Itu sebabnya , dia memata-matai kencan rahasiamu ...

Kami hampir tidak berhasil kembali ke jalur yang benar. Aku akan benar-benar kehilangan nafsu makan dan tidur jika mereka putus karena diriku.

“Saran dari Chihaya?”

"Y-Ya! Aku, yah, … aku juga meminta saran percintaan dari Asagumo-san.”

Ayano menjatuhkan rahangnya karena terkejut.

Tentu saja, bahkan aku tercengang dengan apa yang aku katakan.

"Ini pertama kalinya aku mendengar kau punya pacar."

“Aku tidak- Tapi, aku punya seseorang yang kusuka. Aku meminta nasihatnya untuk itu.”

“Tidak, kau tahu gadis-gadis dari Klub Sastra, kan? Kenapa kau memelih Chihaya?”

Ayano terdiam setelah mengatakan itu. Dia berdiri diam untuk sementara waktu.

“…Hei, apa kau baik-baik saja, Ayano?”

Pengumuman dapat terdengar dari peron jauh, menandakan kedatangan kereta Shinkansen.

Kemudian, Ayano akhirnya tersadar dan bertepuk tangan saat bel keberangkatan berbunyi.

"Aku mengerti!"

…Ha, apanya yang mengerti?

"Tidak apa-apa. Kau bisa menyerahkannya kepadaku."

“Eh? Oh baiklah? Aku akan menyerahkannya padamu. Terima kasih."

Itu adalah jawaban setengah hati.

... Apa yang aku harapkan darinya?

Ekspresi Ayano akhirnya melunak. Dia lega. 

“Kalian semua selalu mengatakan aku tidak peka. Sekarang saatnya bagiku untuk memperbaikinya.”

“Eh, maaf, apa yang terjadi…?”

Ayano masih berpikir aku bermain bodoh. Dia tertawa dan menepuk punggungku.

“Dengan kata lain, orang yang kau suka ada di Klub Sastra, kan? Itu sebabnya, kau tidak bisa berbicara dengan gadis-gadis di klub.”

“Ada gadis yang aku suka di Klub Sastra? Seharusnya tidak termasuk karakter Light Novel di rak buku, kan?”

Namun, aku hanya bisa mengikuti jika orang ini salah paham. Aku tidak ingin menjadi biang keladi mereka putus.

"Ya, kau benar."

"Jangan bilang kau menyukai Remon?"

Aku menggelengkan kepalaku secepat mungkin.

“Tidak, tenanglah. Aku akan memikirkan ini sendiri. Lebih baik kau pikirkan saja pacarmu itu."

Aku langsung menolaknya. Tapi, jika bukan Yakishio. Rasa sukaku yang tersisa adalah Yanami atau Komari.

.... Bagaimana aku harus meletakkannya?

Mereka berasal dari dua ekstrem, …namun mereka berasal dari klub yang sama.

“Jangan khawatir. Ajak gadis itu, dan kita akan jalan-jalan bersama.”

“Eh? T-Tidak perlu untuk itu. Dengar, ini hanya pemikiran rahasia, kan? Aku hanya bisa menyimpan ini untuk diriku sendiri sampai lulus.”

Ayano tersenyum pahit.

“Aku tidak menyuruhmu untuk mengaku. Hal pertama adalah memperdalam hubunganmu selama kegiatan klub. Kalian berdua harus keluar dari ikatan mitra klub itu.”

Orang ini tiba-tiba menjadi sangat serius.

“Kau bisa menyerahkan pengaturannya kepadaku. Lalu, biarkan Remon bergabung juga.”

“Yakishio? Kenapa?"

Berapa banyak lagi masalah yang ingin ditimbulkan oleh Protagonis yang tidak peka ini?

“Itu karena kau tidak menyukai Remon, kan? Bukankah lebih mudah ketika ada gadis Klub Sastra lain? Remon bisa mengundangnya kalau kau tidak bisa."

Ah, aku mengerti. Orang ini cukup bijaksana....

"Hah? Tunggu! Jangan bilang pada Yakishio kalau aku menyukai salah satu gadis di Klub Sastra! Sama sekali tidak!"

“Oh, aku tahu. Tapi, ini sebenarnya bukan yang kau pikirkan, kan?”

"Tidak! Aku bisa melakukan apa saja! Jangan katakan hal yang tidak perlu pada Yakishio! Aku bersungguh-sungguh ketika aku mengatakan sama sekali tidak!”

Suaraku pecah.

Kenapa aku harus berteriak untuk hal seperti ini?

"Baiklah. Aku akan membuat semuanya mudah bagimu.”

Aku mulai muak dengan betapa tak terduganya Ayano. Pada saat yang sama, aku memperhatikan sesuatu.

“...Orang ini secara tak terduga cocok dengan Asagumo-san.”




|| Previous || Next Chapter ||
1 comment

1 comment

  • KaoriTLReader
    KaoriTLReader
    12/5/22 06:24
    Nicesuu
    Reply
close