Setelah kami berurusan dengan drama Arae-san, Umi dan aku akhirnya bisa kembali ke rutinitas sehari-hari kami.
Keesokan harinya setelah Arae-san meminta maaf kepada kami, aku pergi ke rumah Umi. Sora-san mengatakan kepadaku bahwa dia merindukanku, dia menyuruhku untuk mengunjunginya sesekali. Jadi, aku melakukannya. Terakhir kali aku mengunjunginya adalah selama liburan musim semi dan sejak saat itu, aku terlalu sibuk untuk berpikir tentang berkunjung.
Selain itu, aku jelas memiliki alasan lain untuk berkunjung.
"Fiuh, aku kenyang... Maaf, ya. Maki, Ibu memasak terlalu banyak makanan karena sudah lama kamu tidak datang ke sini. Apa perutmu baik-baik saja?"
"Aku ingin mengatakan bahwa aku baik-baik saja tapi... Ugh, ini terlalu banyak bahkan untukku. Seperti yang diharapkan, masakan Ibumu sangat lezat."
"Fufu~ Makasih."
Setelah melahap semua yang disiapkan oleh Sora-san, aku pergi ke kamar Umi untuk bersantai.
Ketika Umi mengunjungi rumahku, aku selalu memastikan bahwa dia akan tiba di rumahnya dengan selamat pada pukul 10 malam, tetapi ketika hal sebaliknya terjadi. Aku biasanya tidak akan kembali sampai tengah malam. Sora-san mengatakan kepadaku untuk menginap saja jika aku ingin, tetapi aku merasa bahwa aku akan merepotkan kalau aku melakukan itu.
"Maki."
"Mm."
"Akhirnya, kita bisa bersantai bersama lagi."
"Mm."
Untuk pertandingan antar kelas, kami harus menghabiskan sebagian besar akhir pekan kami berlatih dengan Nitori-san dan Houjou-san, sementara di hari-hari dimana kami tidak harus berlatih, kami malah berkumpul dengan Amami-san. Sudah cukup lama sejak kami bisa menghabiskan waktu bersama seperti ini.
Karena kami berada di rumah Umi, kami tidak bisa membuat terlalu banyak keributan karena Sora-san dan Riku-san ada di sini, tetapi itu tidak masalah. Selama aku bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan gadis ini.
"Maki..."
"Umi..."
Duduk di tempat tidur Umi, kami meringkuk bersama, berpegangan tangan sambil mendengarkan detak jam Umi yang tenang.
Bergaul dengan teman-temanku dan menjadi gaduh cukup menyenangkan. Tapi seperti yang diharapkan, aku lebih menikmati suasana seperti ini. Mencium aroma orang yang kucintai, mendengar suaranya di telingaku, merasakan sentuhan lembut tubuhnya, tidak ada yang bisa mengalahkan ini.
"Otsukare, Umi. Kau berhasil melawati semua itu."
"Mm! Kamu juga, Maki. Kamu sudah membantuku dengan pelatihan khusus, masalah dengan Yuu dan yang lainnya..."
Tentu saja, aku mencondongkan wajahku lebih dekat ke wajahnya dan memberinya ciuman.
Meskipun kami sepasang kekasih, tetapi kami harus diam-diam melakukan ini karena kami tidak sendirian di rumah ini.
Sebelumnya, Sora-san mengatakan padaku bahwa aku bisa mencium Umi di depannya. Tapi tetap saja, aku tidak berpikir mencium Umi dengan berani di depan Sora-san adalah hal yang benar.
Dan juga, baik Sora-san maupun Daichi-san tidak menetapkan batas bagi kami. Aku tahu itu karena mereka memiliki kepercayaan padaku. Jadi, aku tidak akan mencoba untuk mengkhianati kepercayaan itu.
Suatu hari, akan tiba waktunya dimana perasaan kami tumbuh semakin kuat dan kami tidak dapat menahan diri lagi. Tapi, kami akan melewati itu sampai pada waktunya nanti.
Setelah sekitar 10 detik atau lebih, kami melepaskan diri. Aku ingin tetap seperti ini sedikit lebih lama dan aku tahu bahwa Umi merasakan hal yang sama, tetapi aku merasa itu akan berbahaya jika kami melanjutkannya. Ini bukan waktunya bagi kami untuk melewati garis itu. Jadi, ini sudah cukup untuk saat ini ...
Kami melakukan hal yang biasa setelah itu. Membaca manga, meminjam game Riku-san, bermain-main satu sama lain sampai tiba saatnya aku pulang.
Aku menyadari bahwa waktu kami bersama sudah berakhir dan kami harus menunggu seminggu lagi sebelum kami bisa bersama seperti ini lagi. Mudah-mudahan ini cukup untuk membuatku bertahan selama seminggu.
Tapi tetap saja, aku ingin tinggal bersamanya sedikit lebih lama. Jadi, aku memegang tangannya sambil mengobrol tanpa berpikir panjang di depan gerbang rumahnya.
"Maki, sampai jumpa besok."
"Mm... Kita akan lebih sibuk lagi, ya?"
"Apa yang kita miliki minggu depan? Ah, benar, ujian ulangan... Dan setelah itu, ujian tengah semester, ya? Tapi setidaknya kita akan memiliki liburan musim panas setelah ujian."
"Yah, seperti yang mereka katakan, 'tugas seorang siswa adalah belajar'. Jadi, kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan."
"Mm. Akan menjadi bencana kalau kita tidak bisa bersama karena salah satu dari kita harus mengikuti remidiasi."
Aku harus melakukan yang terbaik dalam studiku untuk ujian yang akan datang kalau aku ingin berada di kelas yang sama dengan Umi tahun depan.
Jika nilaiku sama dengan Umi, aku bisa masuk ke Universitas yang sama dengannya. Menjalani kehidupan kampus yang santai dengan Umi adalah tujuanku untuk saat ini.
Tapi pertama-tama, ada sesuatu yang ingin kulakukan.
Aku menelan ludah sebelum meremas tangannya dengan erat.
"Uh, Umi... Bisakah kau... Um... Bolehkah aku bertanya sesuatu?"
"Hm? Iya, tentu saja... Tapi, kamu baik-baik saja 'kan, Maki? Wajahmu terlihat pucat loh."
"Ya, aku baik-baik saja. Daripada itu, um..."
"Mm? Ada apa?
"Bulan depan... Um, yah.. kau tahu, kita mendapatkan tiga hari libur, kan? Hari jadi sekolah kita tumpang tindih dengan akhir pekan. Jadi, kita mendapat libur hari Sabtu, Minggu dan Senin."
"Ah, tentang itu. Aku juga sudah membicarakannya dengan semua orang di kelasku. Kita beruntung, ya? Tidak ada hari libur di bulan Juni. Jadi, mendapatkan liburan yang lebih panjang seperti itu adalah berkah~"
Sekolah kami, SMA Joutou, akan merayakan ulang tahun kedua puluh tahun ini. Mereka biasanya akan mengabaikannya, tetapi ada kemungkinan besar mereka akan memberi kami hari libur tahun ini karena mereka melakukan hal yang sama selama ulang tahun kesepuluh.
"Kau tahu... Bukankah akan lebih baik kalau kita melakukan perjalanan ke suatu tempat selama waktu itu? ...Tidak harus ke suatu tempat yang jauh."
"Eh? Sebuah perjalanan? ...kamu tidak berbicara tentang perjalanan satu hari, kan? Apakah itu akan menjadi perjalanan tiga hari dua malam? Hanya kita berdua?"
"Ya... Aku belum membicarakannya dengan siapapun. Jadi, aku tidak tahu apa aku akan mendapatkan izin atau tidak. Oh, tentu saja. Aku akan membicarakan tentang ini kepada Sora-san."
Baru setengah tahun sejak kami menjadi sepasang kekasih. Aktivitas semacam ini mungkin terlalu cepat bagi kami, tetapi ini adalah satu-satunya kesempatan yang kami miliki. Ada kemungkinan besar bahwa kami akan terlalu sibuk selama liburan musim panas karena sekolah kami entah bagaimana memiliki jadwal yang ketat selama periode itu.
Dari awal liburan musim panas sampai akhir Juli, kami harus mengambil kelas musim panas wajib.
Kami harus mempersiapkan diri untuk Festival Olahraga pada bulan Agustus.
Festival Olahraga yang sebenarnya akan diadakan pada bulan September
Itulah jadwal kami selama musim panas sejauh yang kutahu.
Kami masih memiliki liburan musim dingin, tetapi aku berasumsi bahwa kami akan sibuk belajar selama periode itu.
Ada sedikit sekali kesempatan bagi kami untuk melakukan perjalanan seperti ini. Jika memungkinkan, aku ingin pergi ke suatu tempat berdua dengan Umi sehingga kami bisa bersantai bersama.
...Yah, aku juga memiliki tujuan lain dalam pikiranku. Tapi, mari kita tidak membicarakannya untuk saat ini.
"Aku tahu tidak banyak tempat bagi anak SMA seperti kita untuk dikunjungi. Tapi, kalau aku bisa mendapatkan izin Ibuku dan Sora-san, aku bisa saja-"
"Iya! Ayo kita pergi liburan bersama!"
Kupikir dia akan lebih ragu-ragu. Tapi, sepertinya aku tidak perlu mengkhawatirkan apapun.
Dia meremas tanganku lebih erat saat suaranya menjadi lebih hidup.
"Aku juga punya ide yang sama denganmu! Sebenarnya, aku sudah mencari-cari tempat untuk kita kunjungi. Tapi, aku belum bisa menentukan tanggalnya. Makanya, aku belum memberitahumu tentang hal itu. Aku tidak menyangka bahwa Maki akan mengundangku liburan bulan depan.."
"Ah, aku mengerti... Yah, aku tidak berpikir itu menyenangkan untuk menunda rencanaku, itulah mengapa aku memutuskan untuk mengundangmu sedini mungkin."
"Sikap yang bagus, Maki. Tapi, pastikan untuk hanya menunjukkan ketegasan itu di depanku, oke? Aku tidak ingin ada orang yang merebutmu dariku."
"Ya, iya. Aku mengerti."
"Hehe... Itu pasti mengangkat suasana hatiku~
"Aku senang kau bahagia, Umi."
"Fufu, Maki. Mengapa kamu menyeringai seperti itu~? Menyeramkan~"
Dia mengatakan itu, tapi dia juga memiliki seringai menyeramkan di wajahnya. Terlepas dari itu, aku merasa senang bahwa dia bereaksi positif terhadap undanganku.
Aku masih harus meyakinkan Ibu, Sora-san dan mungkin Daichi-san tentang hal ini. Jadi, aku masih punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Jika nilai kami cukup tinggi, apakah mereka akan memberi kami izin? Aku harus mencobanya.
"Aku akan berbicara dengan Ibuku tentang hal itu terlebih dahulu, lalu aku akan berbicara dengan Sora-san."
"Mm! Aku akan berbicara dengan Ibuku juga."
Aku meninggalkan rumahnya dengan dia melihatku dari belakang.
Aku bilang aku ingin menghabiskan waktuku perlahan-lahan dengan Umi, tetapi tanpa sadar aku membuat diriku lebih sibuk.
Tapi aku bisa terus berjalan. Bagaimanapun juga, ini untuk memungkinkan perjalanan kami.
"Ah, Maki, tunggu! Aku baru saja mengingat sesuatu!"
"Apa itu?"
"Sini mendekat.."
Tiba-tiba Umi berlari ke arahku. Setelah mengatakan itu, dia meringkuk lebih dekat padaku dan berbisik.
"Kamu memikirkan hal yang sama 'kan, Maki?"
Kata-katanya mengejutkanku. Aku menyadari bahwa dia mencoba untuk menggodaku.
"Um... Apa maksudmu?"
"Entahlah~ Hehe~"
Dia mengirimiku tatapan nakal sebelum berbalik dan berlari menuju rumahnya.
Dia menyadarinya, ya?
Dia menjadi lebih menarik akhir-akhir ini.
"...Aku ingin membuat lebih banyak kenangan yang tak terlupakan bersamanya."
Aku mengambil keputusan dan bergegas pulang.
Musim panas sudah dekat.
Catatan Penerjemah:
Hayo, coba tebak.. kenangan musim panas 'tak terlupakan'. Apa itu? Dengan ini Arc3 (Amami Yuu) kelar juga. Sampai jumpa lagi di Arc4 (Umi-chan) ~!!
Post a Comment