Setelah kami selesai menyantap makanan yang di sediakan Eri-san, tiba saatnya untuk menyerahkan hadiah kami kepada Amami-san. Kecuali Nozomu, yang hadiahnya adalah kue, semua hadiah kami ditinggalkan di luar ruangan.
Hadiah kami jauh lebih besar daripada hadiah orang lain sehingga Amami-san bertanya-tanya hadiah apa yang kami berikan padanya.
"Selamat ulang tahun, Yuu-chan. Ini dari Manaka dan aku."
"Selamat ulang tahun~!"
Orang pertama yang memberikan hadiah mereka adalah Nitori-san dan Houjou-san. Itu adalah sebuah kotak kecil yang dibungkus dengan pita yang cantik dan tampak mahal. Meski mereka berdua tampak seperti sepasang gadis SMA biasa setiap kali mereka bergaul dengan Umi dan Amami-san, tapi tetap saja keduanya berasal dari keluarga orang kaya. Jadi, tidak ada yang tahu seberapa mahal hadiah yang mereka beli.
"...Ini dariku, Amami."
"Eh, bukannya kamu barusan bilang bahwa kamu tidak membawa hadiah apapun, Nagisa-chan.."
"Hei, aku bukan orang yang seburuk itu, oke? Selain itu, hadiah dariku tidak sebanding dengan mereka berdua. Jadi kalau kau tidak menyukainya, buang saja atau apalah."
"Muu, kenapa kamu berpikir begitu? Tentu saja, aku akan menghargai hadiah darimu. Makasih banyak, Nagisa-chan!"
Amami-san memeluk hadiah Arae-san dengan erat.
Hadiah itu terlihat jauh lebih murah dibandingkan dengan apa yang dibawa Nitori-san dan Houjou-san, tetapi karena hadiah itu datang bersama dengan sisi dere-nya yang jarang terlihat, Amami-san merasa pusing karenanya.
"Ya, iya. Sekarang kita sudah melihat gadis tsundere, sekarang giliranku. Ini hadiah dariku.."
"Oi, siapa yang kau panggil tsundere!?"
"Ah, meski aku datang sendirian. Tapi, aku juga membawa hadiah dari tiga lainnya. Maaf, ini sedikit besar.."
"Oi, megane, aku sedang berbicara denganmu."
"Namaku Nakamura Mio. Panggil aku dengan benar, Arae Nagisa-kun."
"Kalau kau tahu namaku maka panggil aku dengan nama yang benar... Nakamura Mio... Benar, kan?"
"Yup. Yah, maaf tadi aku sedikit menggodamu. Aku hanya tidak bisa menahan diriku."
Keduanya menarik diri pada saat yang sama. Keadaan menjadi sedikit memanas, tapi kurasa mereka tidak cukup gila untuk memulai perkelahian di rumah orang lain.
"Ya ampun, kenapa kalian tidak pernah akur sih? Btw, bolehkah aku membuka hadiahnya, Nakamura-san?"
"Tentu. Ah, aku tidak melakukan ses6yanh aneh terhadap hadiah itu. Jadi, jangan khawatir.."
Setelah menerima izin dari Nakamura-san, Amami-san membuka kotak yang berisi hadiah-hadiah dari para gadis kelas 2-11.
Sudah jelas siapa di antara mereka yang mengirimkan hadiah itu. Kacamata dari Nakamura-san, pick gitar warna-warni dari Shichino-san, pita berwarna nila dari Hayakawa-san dan gaun cosplay karakter anime tertentu dari Kaga-san. Hadiah-hadiah itu juga dilengkapi dengan pesan dari masing-masing dari mereka. Amami-san membacanya sambil tersenyum.
"Yang terakhir adalah dari Maki dan aku. Maki, tolong bawa ke sini hadiahnya.."
"Oke."
Aku mengabaikan tatapan semua orang dan pergi mengambil hadiah itu. Aku menyerahkan kotak yang berisi boneka besar kepada Amami-san bersama dengan Umi.
Segera setelah wajah tak bersahabat boneka itu muncul dari balik bungkusan kertas, wajah Amami-san berbinar-binar.
"Bukankah ini boneka yang sama yang kuberikan pada ulang tahunmu, Umi?"
"Yup, aku membelinya di toko yang sama saat kamu membeli boneka itu untukku. Boneka itu yang selalu menemaniku tidur dan nyaman untuk dipeluk. Dan juga, aku tahu kamu sangat menyukai boneka. Jadi, kurasa itu hadiah yang cocok untuk ulang tahunmu.."
"Bukan hanya itu saja. Dengar Amami-san, Umi bilang boneka itu mirip sepertiku. Bukankah itu aneh? Yah, setidaknya dia tidak mengambilnya hanya karena alasan itu."
"Emm, wajahnya...? Ah, pfft.. Kamu benar, Umi. Wajah boneka ini mirip seperti Maki-kun ketika dia sedang bermalas-malasan di dalam kelas. Bukankah kamu juga berpikir begitu, Nagisa-chan?"
"Mana aku tahu, lagian aku tidak sering melihat wajahnya. Selain itu, mereka tidak terlihat mirip.."
"Ehh? Bukankah Boneka ini dan Maki-kun mirip? Yah, bagaiamanapun juga, boneka ini lucu~"
Aku setuju dengan pendapat Arae-san di sini. Meskipun Amami-san tampaknya setuju dengan Umi.
Kurasa mereka berbagi pendapat yang sama karena mereka dekat?
"Makasih, ya. Umi, Maki-kun. Aku akan menempatkannya di kamarku segera~ Ah, sebenarnya, aku bisa menggunakan boneka ini sebagai bantal ... Hm, apa yang biasanya kamu lakukan dengan itu, Umi?"
"Hm? Yah, aku hanya meninggalkannya di tempat tidurku dan kapanpun aku akan tidur di malam hari, aku..."
Untuk beberapa alasan, wajah Umi memerah di tengah kalimatnya.
Itu hanya pertanyaan polos, apa yang membuatnya begitu malu?
"Ada apa, Umi?"
"E-Eh? Tidak, bukan apa-apa! Sungguh, bukan apa-apa!... Y-Yuu, kamu sengaja ingin menjebakku, kan?!"
"Eee? Apa yang kamu bicarakan, Umi? Padahal aku hanya menanyakan pertanyaan biasa~"
"Ugh, dasar kau ini..."
Melihat seringai Amami-san, jelas bahwa dia sedang menggodanya.
Untuk beberapa alasan orang-orang di sekitar kami memberikan kami berdua tatapan hangat.
"Maehara-kun, biarkan aku menjelaskannya padamu. Gadis ini kesepian di malam hari, itulah mengapa dia tidur dengan sebuah boneka di pelukannya dan berpikir bahwa itu adalah kamu. Jaga pacarmu lebih baik lagi, oke? Kamu adalah pacarnya yang berharga, kan?"
"N-Nakamura-san!"
"...Ah, begitu ya."
Aku mengerti untuk apa dia menggunakan boneka itu sekarang.
Dulu ketika dia memiliki masalah dengan Amami-san, dia mencoba menjauhkan diri dari sahabatnya dan karena itu, dia sering merasa kesepian. Dia menggunakan boneka untuk meredakan kesepian itu dan masih melakukannya sampai hari ini. Kupikir panggilan telepon dan chattingan kami di malam hari akan meringankan kesepiannya, tapi kurasa itu tidak cukup, ya?
...Dia sangat imut.
"Er, Umi?"
"A-Apa?"
"Menurutku sisi dirimu itu imut."
"Kalau kamu mengatakan itu lagi, aku akan membunuhmu lalu aku akan bunuh diri."
"Maaf, tolong jangan lakukan itu."
Setelah menenangkan Umi, pesta dilanjutkan dalam suasana yang hangat.
Eri-san dan Rocky juga duduk di meja yang sama dengan semua orang. Kami melakukan berbagai hal seperti bermain-main di kolam renang, bermain gim dan berkaraoke dengan semua orang.
Aku masih tidak bisa menangani bersenang-senang dengan banyak orang. Tapi berkat Umi dan Amami-san, aku bisa menikmati waktuku tanpa merasa canggung.
Kuharap aku juga bisa melakukan hal yang sama tahun depan.
Post a Comment