Tanpa kami sadari pesta ulang tahun Amami-san dengan cepat berakhir.
Meski hari masih sore, tetapi tidak pantas untuk tinggal terlalu lama di sini. Selain itu, Amami-san juga membutuhkan waktu untuk merayakannya bersama keluarganya sendiri. Semua orang membersihkan sisa hidangan dan memutuskan untuk pulang.
"Terima kasih sudah datang, semuanya! Ada lebih banyak orang dari biasanya hari ini, aku sangat senang! Sampai jumpa di sekolah! Sanae, Manaka, ayo kita nongkrong bersama nanti, oke?"
Amami-san mengantar semua orang pergi. Beberapa dari mereka langsung pulang ke rumah dan beberapa dari mereka pergi ke suatu tempat untuk bersenang-senang.
Hari ini, semua orang tampak bersenang-senang dan menikmati diri mereka sendiri di pesta ulang tahunnya. Dari para pemain basket, Nitta-san dan Nakamura-san, semua orang bersenang-senang mengobrol satu sama lain. Nozomu tidak bergabung dengan kelompok gadis-gadis itu, tetapi dia sudah puas hanya dengan diundang. Rocky juga menemaninya. Jadi, dia tidak merasa kesepian sepanjang pesta.
"Nah. Habis ini mau kemana lagi, Maki?"
"Hm? Nggak ke mana-mana... Aku ingin pulang-"
"Fufu.. Apa yang kamu bicarakan, Maki?"
"....Baiklah, ayo kita pergi ke rumahmu."
"Ehehe, nah gitu dong. Ayo makan malam di rumahku. Jangan khawatir, aku sudah memberitahu Ibu tentang hal ini sebelum aku pergi."
Nasibku telah diputuskan tanpa aku sadari. Meski lelah, tetapi aku tidak keberatan tinggal dengan Umi sedikit lebih lama.
Aku bisa mengundangnya ke rumahku sebagai gantinya, tetapi jika kami melakukan itu, kami pasti akan terbawa suasana dan melakukan lebih dari sekedar nongkrong.
"Ah, tunggu dulu, Umi, Maki-kun."
Namun saat kami hendak pergi, Amami-san menghentikan kami.
Kami sudah mengucapkan selamat tinggal kepada Eri-san dan Rocky. Jadi, kurasa mereka tidak membutuhkan apapun dari kami.
Apa kita melupakan sesuatu?
"Ada apa, Yuu?"
"Um... Aku ingin berbicara dengan kalian berdua sedikit lebih lama... Apa kalian tidak keberatan?"
"Aku tidak keberatan, tapi... Bagaimana denganmu, Maki?"
"Aku juga tidak keberatan."
"Benarkah? Hehe, yay~"
Senyum lembut mekar di wajah Amami-san.
Kami datang lebih awal, tetapi kami tidak banyak mengobrol karena kami mempertimbangkan orang lain di sekitar.
Kami harus mengakomodasinya karena hal ini, tetapi karena ini adalah ulang tahunnya, tidak apa-apa untuk membiarkan dia menjadi sedikit egois.
"Nah, karena hanya ada kita bertiga. Maukah kalian mengobrol di kamarku? Mama, tolong bawakan minuman dan camilan untuk Umi dan Maki-kun."
"Ah, tentu saja. Tunggu sebentar, kay~?"
Setelah menerima izin Eri-san, Umi dan aku memasuki rumahnya sekali lagi.
Kami melewati ruang tamu di lantai pertama dan menaiki tangga menuju kamar Amami-san di lantai dua.
Ini akan menjadi pertama kalinya aku mengunjungi kamarnya.
"Silakan masuk~ Aku mau ke bawah sebentar. Jadi, kalian berdua bisa menunggu di dalam~"
"Apa kamu sudah bersih-bersih? Aku bukan satu-satunya yang memasuki kamarmu kali ini, kau tahu? Kamu harus menyingkirkan apapun yang kamu tidak ingin dia lihat."
"Err, seharusnya baik-baik saja, aku sudah membersihkannya dengan benar... Yah, kurasa tidak ada salahnya untuk memeriksanya.."
'Wash! Mama! Kenapa ada pakaian dalam di atas mejaku!?'
"Astaga, dia ceroboh seperti biasanya..."
"Ahaha... Setidaknya dia menyadarinya sebelum terlambat."
Ada keributan di balik pintu. Merupakan suatu berkah bahwa aku tidak memasuki ruangan itu terlebih dahulu.
Sekarang, aku sudah terbiasa melihat Umi dalam pakaian dalamnya, tapi dia adalah pacarku. Jadi, dia adalah kasus khusus. Akan canggung jika aku melihat pakaian dalam gadis lain.
"Ahaha, maaf ada gangguan kecil.. Yah, aku sudah membereskannya. Jadi, kalian bisa masuk sekarang."
"Lain kali jangan ceroboh, oke?"
"Permisi, Amami-san."
"Silakan~ Aku akan mengambil cemilan dan minuman dulu, oke?"
Setelah memberinya sedikit membungkuk, aku memasuki kamarnya.
Aku sudah berada di dalam kamar Umi berkali-kali, tetapi aku masih merasa gugup di dalam rumah gadis lain terlebih lagi di kamarnya.
Jika aku menatap satu titik terlalu lama, Umi akan mencubit pipi atau pinggangku. Yah, bukan berarti aku akan melakukan itu karena itu tidak sopan terhadap Amami-san. Bagaimanapun, kamarnya tidak terlihat begitu berbeda dari kamar Umi, kecuali untuk jumlah boneka, dia memiliki lebih banyak dari Umi. Selain itu, ada lebih banyak aksesoris dan barang-barang feminin di mejanya. Rak bukunya dipenuhi dengan manga shoujo populer dan BD anime. Ada buku-buku referensi dan buku-buku lain untuk belajar, tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak.
...Juga, aroma kamarnya sangat manis.
"Nee, Maki. Barusan kamu mengendus kamarnya, kan? Dasar mesum."
"Aku hanya mencoba untuk bernafas dengan normal, oke? Aku benar-benar gugup di sini... Aku tidak bisa bersantai di sini seperti yang biasanya aku lakukan di kamarmu."
Ini tidak seperti ada sesuatu yang salah dengan kamar Amami-san, hanya saja, aku merasa lebih santai di kamar Umi. Sebaliknya, seluruh ruangan di dalam rumah Umi terasa lebih nyaman daripada di sini.
Mungkin karena sekarang, rumahnya sudah menjadi rumah kedua bagiku. Sejak kami mulai berpacaran, keluarganya sangat ramah kepadaku dan karena itu, aku sering mengunjungi rumahnya.
Aroma masakan Sora-san yang familiar, bau sayuran segar di kebun, aroma manis kamar Umi... Mereka menjadi bagian dari hidupku, rumah keduaku...
"Huh, mau bagaiamana lagi. Kalau begitu, aku akan tetap berada di sisimu untuk menghilangkan kegugupannu itu ."
"Tolong lakukan."
Setelah itu, kami saling menatap satu sama lain dan hendak hanyut ke dalam dunia kami sendiri. Tetapi pemandangan asing dari kamar Amami-san berhasil menyadarkan kami. Berkat itu, kami menahan diri untuk tidak terlalu terbawa dengan rayuan kami.
Jika ini adalah kamar Umi atau kamarku, kami tidak perlu menahan diri, tetapi karena ini adalah kamar Amami-san, kami tidak bisa melakukan itu.
"Makasih sudah menunggu, Umi, Maki-kun! Aku tidak sengaja menaruh terlalu banyak makanan di piringku. Tapi, seharusnya kita bisa menghabiskan semuanya... Eh? Ada apa, Umi, Maki-kun?"
""Tidak, bukan apa-apa.""
Untuk saat ini, mari kita fokus pada Amami-san. Kita bisa menyimpan godaan untuk lain waktu.
Post a Comment