-->
NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Make Heroine ga Oosugiru Volume 5 Interlude 1

Interlude 1 - Semua Anggota OSIS


Sepulang sekolah, ruang OSIS.

Wakil Ketua OSIS, Teiara Basori membanting pintu.

"Dengarkan aku, Ketua!"

Teiara langsung berlari ke arah tempat duduk Ketos dan membanting tangannya ke meja.

Ketua OSIS SMA Tsuwabuki, Hibari Hokobaru, mengangkat kepalanya dari meja. Dia memiringkan lehernya dengan sikap tenang.

"Ada apa? Kamu terlihat sangat ketakutan."

Teiara mendekati Ketos. Wajahnya semerah tomat.

"Shikiya-senpai membuka bra-ku lagi! Di depan cowok juga!"

Hokobaru tersenyum kecut sambil menutup buku referensi.

Ini ketiga kalinya ia mendengar keluhan seperti itu tahun ini.

Sebuah bayangan tiba-tiba muncul di belakang Teiara saat ia hendak mengatakan sesuatu.

Dia adalah sekretaris OSIS, Yumeko Shikiya. Ia melingkarkan lengannya di sekitar Teiara dan bersandar padanya dengan lembut.

"Ukurannya tidak pas denganmu, .. tidak bagus..."

"Bodo amat dengan ukurannya! Bentar lagi juga pas kok!"

"Tapi... bentuknya... akan berubah,... kan?"

"Tidak akan! Meskipun aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan!"

Hokobaru memperhatikan interaksi kedua gadis itu. Ia melambaikan tangannya tanpa berusaha menyembunyikan senyumnya.

"Kamu belum berubah, Shikiya. Tapi tidak baik melakukan hal ini di depan orang lain, kau tahu?"

"Iya, ... lain kali, ... aku akan mencari tempat yang kosong ... untuk melakukannya ..."

"Senang mengetahuinya."

Kedua senpai itu mengangguk. Teiara tak bisa menahan diri untuk tidak berteriak.

"Apanya yang kosong!? Dia tidak seharusnya melepasnya sejak awal! Katakan sesuatu juga, Ketua!"

"Tapi tidak ada gunanya aku bicara, kan?"

Hokobaru tersenyum pahit dan mengerutkan kening.

"... Apa? Apa salahnya menunjukkan sebuah masalah?"

"Tidak perlu bersembunyi. Basori-kun dan Shikiya juga begitu, kan?"

"Kami tidak, oke!?"

"Ada banyak jenis cinta. Aku akan melakukan yang terbaik untuk menghilangkan prasangkaku. Jangan ragu untuk bicara padaku jika kalian berdua punya-"

"Aku bilang kita tidak seperti itu, oke!?"

Teiara menyangkalnya dengan keras. Shikiya menggelengkan kepalanya perlahan.

"Kamu sudah tahu. ... Mau bagaimana lagi..."

"Tidak ada yang tahu! Tidak, kami sama sekali tidak seperti itu. Aku harus mengatakan itu kebalikannya- a-ahh! Apa yang sebenarnya terjadi!?"

Teiara menjadi kacau. Kemudian, ia mendengar suara lembut.

"Cukup, aku sudah menyiapkan teh untuk kalian. Ayo kita istirahat sejenak."

Orang yang melihat ketiga gadis itu bersenang-senang adalah anggota OSIS terakhir, bendahara kelas 1, Hiroto Sakurai.

Dia adalah satu-satunya anggota laki-laki. Ada sebuah teko di tangannya.

Sakurai-kun meletakkan cangkir itu di tempat duduk Shikiya dan menuangkan teh hitam yang masih mengepul ke dalamnya.

"Teh persik, ... Aku suka..."

Shikiya tertarik dengan teh itu. Dia mendekati tempat duduknya dengan bingung.

"Istirahatlah juga, Basori-chan. Ini, duduklah dan minumlah teh."

"Tentu, aku kelelahan..."

Teiara meletakkan tangannya di dahinya dan merosot ke kursi.

Setelah memeriksanya, Sakurai-kun membagikan piring-piring kecil kepada semua orang.

"Ada cokelat sebagai camilan juga. Silakan mencobanya. Ini buatan tangan, kau tahu?"

"Oh? Buatan tangan. Siapa yang memberikannya padamu?"

Hokobaru memandangi cokelat-cokelat itu dengan penasaran.

Sakurai-kun menuangkan teh kepada ketiganya dan menjawabnya dengan senyuman hangat.

"Kalian tahu tentang Nukumizu-kun dari Klub Sastra, kan? Dia yang memberikan ini padaku."

"Ha!?"

Dentang. Teiara menjatuhkan cangkirnya ke lantai.

"Basori-chan, apa kau baik-baik saja?"

Sakurai-kun dengan cepat berlari ke arahnya.

Teiara segera berdiri dan mengabaikan sapu tangan yang disodorkan Sakurai-kun. Ia mencengkeram pergelangan tangan Sakurai-kun dengan erat.

"Sakurai-kun!? Kau menerima cokelat dari Nukumizu-san!?"

"Y-Ya. Aku memberinya info tentang hari terbuka tahun lalu. Dia memberiku ini sebagai ucapan terima kasih."

"Orang itu... tidak puas dengan Ketua. Dia sekarang ingin menyeret Sakurai-kun juga...?"

Teiara memegang lengan Sakurai-kun dengan erat sambil bergumam.

"...Apa itu tadi?"

"Sakurai-kun! Tolong ceritakan lebih lanjut tentang saat kau menerima cokelat itu-"

Teiara tiba-tiba menutup hidungnya dengan kedua tangannya.

.
"Eh? Ada apa, Basori-chan?"

Teiara-san mengangkat kepalanya dan menatap langit-langit. Ia menggelengkan kepalanya perlahan.

"Bukan apa-apa. Aku hanya terlalu bersemangat. ..."

"... Kenapa?"

Sakurai-kun bingung. Shikiya muncul entah dari mana dan meletakkan tangannya di bahu Teiara.

"Tidak, ... kamu harus istirahat ... di tempat yang tenang ..."

"Ah, tentu saja. Maaf, ayo kita istirahat di sofa yang ada di pojok sana-tunggu, kenapa kamu mengajakku keluar kamar? Shikiya-senpai? Kemana kita akan pergi!?"

"Tidak apa-apa. ... Aku tidak akan melakukan apa-apa, ... sungguh..."

"Kenapa kamu mengajakku keluar kalau kamu tidak akan melakukan apa-"

Bam. Pintu ruang OSIS tertutup.

Sakurai memperhatikan kepergian mereka sebelum menghela nafas panjang.

"Mau bagaimana lagi. Hiba-nee, ayo kita minum dulu."

Ia berbalik. Hokobaru berdiri di sana dengan canggung dengan gagang cangkir di tangannya.

Sekali lagi, hanya gagang cangkir yang ada di tangannya. Pecahan cangkir dan teh berserakan di lantai.

"Gagangnya patah saat aku hendak menuangkan teh untuk Hiroto. Aku tidak melakukan apa-apa."

"Apa kau baik-baik saja? Tidak apa-apa. Aku akan mengurusnya. Silakan duduk."

Sakurai-kun menekan perutnya pelan sambil berjongkok dan mengambil pecahan teko.

OSIS SMA Tsuwabuki. Meskipun itu adalah kelompok elit, tidak semua orang tahu orang keempat yang benar-benar membawanya.





|| Previous || ToC || Next Chapter ||
Post a Comment

Post a Comment

close