NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

One Day Repeat Volume 1 Prolog

Prolog
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯

"A-Aku menyukaimu! Maukah kau menjadi pacarku!"

Saat aku menekan perasaanku, aku menyadari bahwa suaraku ternyata serak dan terdengar sangat menyeramkan.

Di atap. Setelah sekolah. Hanya kami berdua. Situasi yang terlalu klise. Aku tahu itu, tapi aku tidak punya pilihan selain melakukannya.

Demi menyampaikan perasaanku padanya, tanpa kelebihan atau kekurangan.

"…Aku senang mendengarnya. Terima kasih banyak."

Gadis di depanku, Sayahara Kiki, tersenyum saat dia membalasku. Dia memiliki senyum yang manis dan malu, seolah-olah dia mencoba mempertahankan bantuan yang telah kuberikan padanya.

Padahal beberapa orang munafik yang hanya ingin diperhatikan mengatakan bahwa yang di dalam lebih penting dari yang di luar. Ada satu poin yang bisa diambil dari situ.. Aku juga ingin bersama seseorang yang memiliki kepribadian yang baik dan hati yang indah.

Tapi itu dengan asumsi mereka tidak jelek, kan?

Wanita jelek dengan kepribadian yang baik dan wanita cantik dengan kepribadian yang baik. Sangat disayangkan untuk membandingkan keduanya, tetapi begitulah adanya. Pada akhirnya, lawan jenis ideal yang dicari pria — adalah seorang gadis dengan penampilan yang baik dan kepribadian yang baik.

Tentu saja, tidak ada yang akan mengatakan ini di depan umum. Karena tidak ada manfaatnya. Kau akan dimusuhi dan dibenci oleh orang-orang di sekitarmu. Jadi, kau hanya akan menyimpannya untuk diri sendiri.

Tapi alasan kenapa aku ingin berpacaran dengannya, Sayahara Kiki, adalah karena satu setengah tahun yang lalu, aku jatuh cinta padanya pada pandangan pertama ketika dia naik ke panggung untuk memberikan pidato sebagai perwakilan dari siswa baru.

Aku menyukainya karena dia imut — aku benci diriku sendiri karena begitu naif.

Tapi.... aku menyukainya.

Karena aku serius tentang itu, aku akhirnya mengaku padanya seperti ini.

"Tapi, aku.…"

Aku tidak menyadarinya saat itu.

Sama seperti aku jatuh cinta padanya karena penampilannya, dia, sebagai manusia, juga jatuh cinta pada orang dengan cara yang sama seperti orang lain.


“Aku tidak bisa berkencan dengan seseorang yang wajahnya terlihat seperti kentang. Maafkan aku."


Kupikir aku akan muntah. Saat itu aku sangat terkejut dan terpukul.

"....."

Dan, hari itu menjadi hari terburuk dalam hidupku.



¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯
2 comments

2 comments

  • Anonymous
    Anonymous
    7/5/22 12:45
    Hahahaha
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    25/11/21 10:51
    Awokawok
    Reply
close