-->
NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Dokuzetsu Kuudere Bishoujo Volume 2 Chapter 1

Chapter 1 - Strategi pertemuan


".... Fufufu."

Di pagi hari, sebelum kelas dimulai.

Koyuki sedang duduk di kursinya, menatap layar smartphonenya.

Dia menggeser jarinya di layar untuk melihat-lihat foto.

Toko krep yang dia kunjungi bersama Naoya.. Boneka kucing yang Naoya berikan padanya sebagai hadiah. Kari yang dia buat dengan Naoya…dll.

Kari itu sangat istimewa. Di tengahnya, ada sepotong keju yang dipotong berbentuk kucing.

Naoya membuatnya hanya untuk Koyuki, sebagai hadiah atas bantuannya dalam memasak.

Kari itu benar-benar enak ....

Dia tidak bisa menahan senyum, mulutnya secara alami tersenyum.

Foto-foto dari dua bulan terakhir ini dipenuhi dengan segala macam kenangan yang menyenangkan.


Koyuki melihat foto-foto itu satu per satu, tapi—

"..…!"

Satu foto tertentu memenuhi layar dan tangannya langsung berhenti.

Itu adalah foto Naoya.

Koyuki diam-diam mengambil foto Naoya saat berbicara dengan orang lain. Jadi, dia pikir Naoya tidak memperhatikanya, tapi-

Sebaliknya, Naoya sudah menyadari hal itu. Dia tahu bahwa Koyuki mengambil fotonya secara diam-diam dan memyimpan foto itu di tempat yang aman.

Ughh, ternyata dia tahu!

Koyuki menghela nafas.

Namun, juga benar bahwa Koyuki diselamatkan oleh "persepsi" anehnya. Dia dengan lembut menyentuh foto Naoya di layar smartphonenya dan memanggil namanya dengan berbisik.

"Naoya-kun… uuu."

Kemudian, pada saat itu, dia tidak perlu melihat ke cermin untuk melihat rona merah di wajahnya.

Baru tiga hari sejak dia mulai memanggilnya dengan nama depannya.

Koyuki mengingat kejadian waktu itu dan sepertinya dia masih belum terbiasa dengan panggilan "Koyuki".

Koyuki berhenti, menatap foto Naoya di layar smartphonenya.

Kemudian ...

"Shirogane-san!"

"Gyaahh!"

Tiba-tiba, sebuah suara memanggilnya dan dia hampir menjatuhkan smartphonenya.

Ketika dia mendongak, dia melihat seorang gadis dari kelasnya berdiri di depannya.

Dia adalah seorang gadis yang ceria dengan gaya rambut ponytail.

Natsume Yui. Dia adalah salah satu teman masa kecil Naoya.

"Ah, N-Natsume-san…Selamat pagi."

"Selamat pagi. Kamu terlihat agak bahagia. Apa yang kamu lihat?"

"Y-Yah, aku mengambil beberapa foto beberapa hari yang lalu."

"Heee. Boleh nggak aku melihatnya?"

"I-Iya ..."

"Serius? Terima kasih, Shirogane-san!"

Koyuki mengangguk malu-malu dan Yui tersenyum seolah-olah bunga telah mekar.

Karena kepribadian dan rasa malunya yang bertolak belakang, Koyuki tidak pernah bisa berbicara dengan banyak teman sekelasnya. Namun, berkat Naoya, Yui baru-baru ini mulai lebih sering berbicara dengannya.

Saat Yui bersamanya, dia merasa hangat dan tidak nyaman di dalam.

Namun…ini masih baru baginya. Jadi, dia sangat gugup di setiap kesempatan. Koyuki tidak yakin apakah dia bersikap kasar atau apakah dia membuat kesalahan, jadi dia gugup.

Dan bukan hanya Yui yang mulai berbicara dengannya baru-baru ini.

"Hei, hei, apa yang kalian bicarakan?"

"Ah."

Koyuki melihat tepat di sebelahnya dan ada gadis lain yang berdiri di sana.

Gadis itu memiliki rambut panjang yang di ikat dalam satu kepang dan mengenakan kacamata. Mungkin dia bisa digambarkan sebagai siswi teladan.

Namanya Suzuhara Emika.

Sama seperti Yui, dia adalah teman sekelas Koyuki.

Koyuki juga menyambutnya dengan takut-takut.

"Umm, Suzuhara-san…Selamat pagi."

"Selamat pagi, Shirogane-san. Jangan panggil aku 'Suzuhara-san', itu terlalu formal."

Dia tersenyum pada Koyuki, yang menegang karena gugup.

Dia kemudian menepuk dadanya sendiri.

"Jangan ragu untuk memanggilku 'Ketua Kelas'."

"Eh, jadi bukan seperti, 'panggil aku Emika?'"

Faktanya, dia adalah ketua kelas di sini.

Dia sudah menjadi ketua kelas sepanjang tahun pertamanya dan nilainya sangat bagus. Dengan penampilannya, tentu pantas untuk memanggilnya Ketua Kelas.

Tapi daripada memanggilnya dengan nama belakangnya, akan lebih jauh untuk memanggilnya dengan nama depannya…

Koyuki memikirkannya, tapi kemudian dia menyadari sesuatu.

Tidak. Tapi, bahkan kalau kau memintaku untuk memanggilmu dengan nama depanmu, itu terlalu banyak rintangan ... Aku masih belum terbiasa memanggil Naoya-kun dengan nama depannya ...

Dia agak terlalu malu untuk ini.

Yui terkekeh di sebelah Koyuki saat dia memikirkannya.

"Yah, Ketua Kelas tetaplah Ketua Kelas, bukan? Kurasa aku belum pernah memanggilnya Emika sebelumnya."

"Benar. Siswa/i lain di kelas bahkan memanggilku Ketua Kelas."

Emika—Ketua Kelas, berkata dengan bangga.

Rupanya, dia cukup menyukai nama itu.

"Jadi tolong panggil aku seperti itu, Shirogane-san."

"I-Iya, Ketua Kelas…san?"

“'San', ya? Itu terasa baru bagiku!"

Ketua Kelas tersenyum dan mengacungkan jempol pada julukan yang diucapkan Koyuki dengan canggung.

Baik Yui dan Ketua Kelas sangat berbeda dalam penampilan. Tapi keduanya ceria dan mudah bergaul, dan memiliki banyak teman karena mereka memperlakukan semua orang dengan hormat.

Ugh…mereka berdua sangat ramah! Terlalu kontras denganku…!

Bagi Koyuki, yang kesulitan berkomunikasi dengan orang lain, mereka berdua terlalu pintar.

Bahkan satu lawan satu menegangkan, tetapi dua lawan satu terlalu sulit.

Saat Koyuki membeku pada ketidaktahuan komunikasi, Ketua Kelas tidak peduli dan memberinya senyum berkilau.

"Oh ya, Shirogane-san. Terima kasih untuk kemarin."

"Eh? A-Apa yang kamu bicarakan?"

"Itu lho, waktu itu kamu pernah membantuku dengan tugas komite kelas sepulang sekolah, ingat?"

"Ah… Soal itu, ya ... aku ingat."

Kemarin, Koyuki melihatnya mengganti air dalam vas. Jadi dia memberinya sedikit bantuan. 
 
Mungkin bagi Koyuki hanya bantuan kecil sehigga dia hampir melupakannya sampai Ketua Kelas menyebutkannya.

Sebelumnya, Koyuki kerap kali membantu pekerjaan dari Ketua Kelas seperti membawa barang-barang, bersih-bersih, membantu mengatur cetakan dan sebagainya.

Dia mengucapkan terima kasih setiap kali, tetapi Koyuki sangat malu sehingga dia bertingkah kesal… Karena Naoya telah memarahinya, ada sedikit perubahan dalam hal itu.

Koyuki, sedikit ketakutan, menatap Ketua Kelas dan berbisik padanya.

"Y-Yah… sama-sama. Tapi, kamu tidak perlu berterima kasih kepadaku untuk itu. Itu hanya hal yang biasa…"

"….."

"Eh, ada apa? Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?"

Mulut Ketua Kelas ternganga dan dia membeku, yang menyebabkan Koyuki panik.

Koyuki berpikir dia telah melakukan yang terbaik untuk mengekspresikan dirinya dengan jujur. Tapi, mungkin dia telah melakukan sesuatu yang kasar lagi.

Tapi Emika tiba-tiba kehilangan ekspresinya, menggaruk pipinya dan tersenyum.

"Tidak, aku sedikit terkejut kamu mengatakan itu kepadaku. Biasanya, kamu akan memberiku balasan seperti halnya 'Putri Salju Berbisa'."

"Ugh…"

Kata-katanya menusuk Koyuki...

Kenangan dari hal-hal yang Koyuki katakan padanya di masa lalu, seperti, "Kau terlalu membosankan untuk ditonton," "Kau bahkan tidak bisa melakukannya sendiri," dan "Kau dan aku memiliki status yang berbeda," melintas. melalui pikirannya seperti kilas balik.

Pada akhirnya, Koyuki membungkuk dalam-dalam.

"A-Aku benar-benar minta maaf…Aku sudah mengatakan begitu banyak hal yang mengerikan kepadamu…"

"Eh? Ah, tidak apa-apa.. Aku sama sekali tidak keberatan kok ..."

Ketua Kelas menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

"Aku tahu bahwa Shirogane-san benar-benar gadis yang baik. Itu sebabnya, aku senang kita bisa berbicara seperti ini."

"Ketua Kelas-san…"

Kata-katanya yang lugas menghantam dada Koyuki dengan keras.

Dia memiliki sejarah panjang tidak memiliki teman. Jadi, bahkan dialog sederhana ini sudah cukup untuk membunuh Koyuki.

Dia meraih tangan Ketua Kelas dan berkata dengan wajah serius.

"Aku juga senang berbicara denganmu, Ketua Kelas-san! Banyak yang harus kita bicarakan!"

"Tentu saja, aku juga ingin! Kalau begitu, bolehkah aku bertanya apa yang kamu dan Yui bicarakan?"

"Ya! Natsume-san bilang dia ingin melihat foto yang ada di smartphoneku."

"Eh, sepertinya itu menyenangkan! Bolehkah aku melihatnya juga?"

"Tentu saja!"

Mata Ketua Kelas berbinar dan tanpa ragu, Koyuki mengulurkan smartphonenya padanya.

Dia cukup terbuai oleh perasaan bahwa dia semakin dekat dengannya.

Itu sebabnya dia bahkan tidak memeriksa file foto apa yang ditampilkan di smartphonenya sekarang.

Koyuki menyadari bahwa dia telah melakukan sesuatu yang salah ketika Ketua Kelas menatap layar smartphonenya dan memalingkan wajahnya.

"Ah-eh, ini kan ..."

"Ah…!"

Apa yang memenuhi layar adalah foto tersembunyi Naoya yang telah dilihat Koyuki sebelumnya.

A-Aku sudah melakukannya...! Aku benar-benar bodoh...!

Wajah Koyuki memucat dengan cepat.

Ketua Kelas, di sisi lain, menganggukkan kepalanya dan memberi Koyuki pandangan yang murni.

"Mungkin dia yang bersamamu tempo hari?"

"Eh, ern... I-Iya.."

"Coba kulihat. Ah, itu foto Naoya. Kamu sangat berani, Shirogane-san!"

Yui juga melihat smartphonenya, mengelus dagunya dan tersenyum.

"Tapi, Naoya cukup bagus dalam merasakan itu. Tidak setiap hari dia tertangkap kamera."

“Yah, ya, aku yakin dia tahu itu, tapi…”

"Tidak, tidak. Naoya sangat intuitif. Tidak peduli seberapa banyak kamu mencoba menyelinap dalam bidikan, dia akan selalu melihat ke kamera."

Rupanya, dia juga sensitif terhadap kehadiran.

Karena itu, tidak peduli jenis foto apa yang dia ambil, dia akan menemukan dia melihat ke kamera setiap saat.

"Ini adalah bukti kepeduliannya karena membiarkan Shirogane-san mengambil fotonya yang tersembunyi!"

“A-Aku tidak tahu itu…!”

Itu Koyuki yang berada di atas kepalanya.

Dia tahu dia telah memperhatikannya, tetapi dia tidak berharap dia begitu perhatian.

Jika itu masalahnya, dia mungkin sudah menduga bahwa Koyuki sedang melongo melihat foto itu… Dia tidak tahu bagaimana dia akan memandangnya nanti.

“Ah, sepertinya aku pernah mendengarnya sebelumnya.”

Ketua Kelas, yang mendengarkan percakapan itu, bertepuk tangan.

“Dia orang aneh dari kelompok ketiga, bukan? Dia bisa menebak segalanya tentang seseorang hanya dengan berbicara dengan mereka.”

“Aneh …”

Itu terlalu lugas, tapi dia tidak bisa menyangkalnya, jadi dia tetap diam.

Di tengah semua ini, Ketua Kelas tersenyum padanya.

"Hmmm. Tapi, aku terkejut."

“Eh, tentang apa?”

"Hmm, itu lho.. Kamu berpacaran dengan orang aneh ini, bukan, Shirogane-san?"

'Fuehh!? Aku berpacaran dengannya!?"

Bahu Koyuki melonjak ketika kata yang tidak dia pikirkan keluar.

Wajahnya langsung berubah semerah gurita rebus dan jantungnya berdebar kencang.

Ketua Kelas mungkin menganggap reaksi ini sebagai tanda bahwa dia benar dan dia bahkan lebih tersenyum dan menusuk Koyuki.

"Aku tidak tahu! Jadi sudah berapa lama kalian berpacaran? Aku ingin tahu siapa di antara kalian yang mengaku satu sama lain!"

“Ahh, ugh…ehh, itu, umm…!”

Koyuki tidak bisa melakukan apa-apa selain menatap kosong saat dia dibombardir dengan pertanyaan.

Namun, pada akhirnya, yang biasa — “Putri Salju Berbisa” — keluar.

Tanpa alasan sama sekali, Koyuki membusungkan dadanya dan mendengus tertawa mengejek.

"Hmph, memalukan bagiku berpacaran dengan orang aneh itu. Jika pria itu ingin berdiri di sampingku, dia harus bereinkarnasi ke dunia lain dan meningkatkan spesifikasinya.”

"Ah masa? Jadi, kalian berdua tidak berkencan saat itu."

“T-Tentu saja.”

“Heh. Jadi, kamu menyimpan foto-foto anak laki-laki yang bahkan tidak kamu pacari.”

“Ughh…!”

Serangan yang dikeluarkan oleh Ketua Kelas adalah serangan kritis pada Koyuki.

Dengan ini, "Putri Salju Berbisa" menghilang.

Bahu Koyuki merosot dan dia menceritakan dengan suara seperti nyamuk.

"Tapi…aku belum benar-benar menjalin hubungan dengan Naoya-kun atau lebih tepatnya…"

"'Belum?' Jadi, hanya Shirogane-san yang mencintainya, ya ...?"

"Tidak, bukan itu.… Aku cukup yakin dia mencintaiku …"

"Kamu sudah menyadari itu tetapi kalian masih belum pacaran? Aku semakin bingung."

“Ugh… Ada banyak hal yang terjadi…”

Ketua Kelas menganggukkan kepalanya sebagai hal yang paling wajar untuk dilakukan.

Koyuki tidak punya pilihan selain mulai berbicara dalam potongan-potongan kecil.

Dari bagaimana dia bertemu Naoya hingga insiden kecil yang terjadi tempo hari.

Ketika dia selesai berbicara, Ketua Kelas menyilangkan tangannya dan memasang wajah misterius.

"Hmm, begitu ya... Jadi, kamu masih belum bisa mengungkapkan perasaanmu saat itu?"

"Iya …"

Koyuki tidak punya pilihan selain menutupi wajahnya yang merah cerah dengan tangannya.

Dengan kata-kata, dia pikir dia melakukan sesuatu yang sangat buruk.

Dia melanjutkan perkataannya yang menyedihkan dengan desahan cemberut.

"Aku tidak pandai mengungkapkan perasaanku dengan jujur ​​... Jadi, aku belum bisa merespons dengan benar."

"Tapi, Naoya bilang dia akan menunggumu, kan?"

"Mnmm ..."

Yui, yang tahu apa yang sedang terjadi, menawarkan bantuan, tetapi Koyuki semakin kecil.

D sisi lain, Naoya sebenarnya sudah mengetahui perasaan yang Koyuki miliki untuknya. Meski begitu, Naoya tetap menunjukkan kasih sayangnya melalui kata-kata dan tindakannya sendiri.

Namun, dia menahan tanggapan atas pengakuannya.

Tidak peduli bagaimana orang melihatnya, itu adalah kesalahan Koyuki.

"Hmm… begitu, ya .."

Ketua Kelas juga memberikan tatapan bermasalah dan terdiam.

Mencoba melarikan diri dari keseriusan situasi saat ini, Koyuki dengan cepat memalingkan wajahnya ke bawah.

Dia meremas tangannya di pangkuannya dan ketukannya membuat bagian belakang hidungnya mengerut.

Aku tahu itu, ini salahku .....

Saat itulah dia benar-benar muak dengan dirinya sendiri karena begitu keras kepala.

"Ayolah, itu bagus!"

"… Eh?"

Koyuki menatap suara ceria itu dan melihat Ketua Kelas dengan senyum lebar di wajahnya.

Koyuki bertanya dengan takut-takut.

"Bukankah menurutmu itu aneh?"

"Tidak, menurutku hubungan semacam ini aneh.."

"Ku…!"

Dia mengatakannya dengan wajah lurus dan Koyuki tersedak kata-katanya.

Tapi Ketua Kelas, sebaliknya, memberikan senyuman yang menyegarkan.

Tapi, apa yang dia katakan dengan binar di matanya adalah—

"Tapi, kupikir hubungan canggung semacam itu sangat indah! Aku akan melakukan yang terbaik untuk mendukungmu!"

"Apa, huh…"

Koyuki tidak bisa membantu tetapi menjadi bingung dengan dukungan yang sangat langsung.

Antusiasmenya mengingatkan Koyuki pada adiknya sendiri.

Di tengah semua ini, Yui menganggukkan kepalanya.

"Lagipula, ini jarak yang tepat untukmu, bukan, Shirogane-san?"

"Ugh. Itu… aku tidak tahu."

Memang benar bahwa hubungan mereka saat ini tidak buruk.

Dia bisa melihat bahwa mereka merasa nyaman satu sama lain dan merasa bahagia ketika mereka bersama.

Namun, jika dia ingin—

"Kalau aku bisa, aku akan lebih jujur… tentang perasaanku, mungkin…"

Keahlian khusus Naoya memungkinkan dia untuk membaca pikiran Koyuki.

Jadi, dia bisa sepenuhnya merasakan betapa dia mencintainya.

Meski begitu, Koyuki ingin mengatakannya dengan keras.

Karena, itu tidak adil…Naoya-kun berkata "Aku mencintaimu!" dengan kata-katanya sendiri.

Saat dia mengambil keputusan sendiri, dia tiba-tiba menyadari bahwa sekelilingnya sunyi.

Ketika Koyuki mendongak, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berseru, "Heee!"

Bagaimanapun, Yui dan Ketua Kelas sama-sama memiliki wajah yang lurus. Mereka berdua diam, menatap Koyuki.

Koyuki bertanya-tanya apakah dia mengatakan sesuatu yang salah

Saat Koyuki mulai cemas, Ketua Kelas bergumam.

"Shirogane-san, kamu ternyata imut juga, ya?"

"…Iya?"

"Itu benar. Meskipun mereka memanggilnya 'Putri Salju Berbisa'. Tapi, dia hanyalah gadis yang imut. Naoya benar. Kamu benar-benar imut, Shirogane-san…"

"Tunggu, apa yang kalian berdua lakukan!?"

Mereka berdua membelai kepalanya dan Koyuki hanya bisa menatap kosong.

Kemudian Ketua Kelas mengangkat tinjunya dengan api panas di dalam kacamatanya.

"Baiklah! Jika itu masalahnya, maka aku telah mengambil keputusan! Kami akan melakukan yang terbaik untuk mendukung hubunganmu dengan orang itu, Shirogane-san!"

"Ohh!! Aku juga ingin melihat mereka berdua bermesraan!"

"Ehhhh!? T-Tunggu, aku belum siap mendengar itu tiba-tiba…!"

Gadis-gadis itu sangat bersemangat sehingga Koyuki tidak bisa menahan diri untuk tidak bergerak.

Dia ingin mengatakan "Aku mencintaimu."

Itu kebenaran yang kuat.

Namun, masih dibutuhkan banyak keberanian untuk memberi tahu orang yang bersangkutan secara langsung.

Bahu Koyuki merosot dan dia berbisik pada dirinya sendiri.

"Mungkin jika aku terus melakukan apa yang kulakukan, aku akan membuat kesalahan lain yang aneh dan berbisa ..."

"Hmm. Jadi, kamu ingin mencoba beberapa acara komedi romantis?"

Ketua Kelas mengangkat jari telunjuknya dan berkata.

"Kamu tidak memiliki toleransi yang besar untuk hal semacam itu, kan, Shirogane-san? Setelah kamu terbiasa dengan acara komedi romantis, kamu akan bisa jujur."

"Begitu ya...Tapi, berapa jumlah acaranya?"

"Yang terbaik adalah bertanya kepada seseorang yang sudah berpengalaman. Hei, Yu?"

"Eh, aku?"

Yui memalingkan wajahnya saat air tiba-tiba menerpanya.

Koyuki menatapnya.

"Oh, itu benar, Natsume-san punya pacar…"

Pacarnya juga merupakan teman masa kecil Naoya dan Koyuki juga mengenalnya. Mereka mulai berpacaran ketika mereka memasuki sekolah menengah dan telah bersama selama sekitar satu tahun. Koyuki iri dengan hubungan dekat mereka.

Tapi, Yui hanya menggaruk pipinya seolah sedang bermasalah.

"Yah, kami tidak jauh berbeda dengan Shirogane-san dan Naoya.. Kami pulang bersama, berbelanja, pergi ke rumah masing-masing pada hari libur dan sebagainya."

"Mmm, sama di sini, kurasa."

Kalau kau menghitung itu sebagai sejumlah peristiwa, Koyuki adalah seorang prajurit yang terampil dengan seratus pertempuran di bawah ikat pinggangnya.

Faktanya, mereka tidak lebih baik dari rekrutan baru yang baru saja berdiri di medan perang.

Tapi, apakah itu benar-benar semua yang ada untuk berkencan…?

Koyuki tiba-tiba punya pertanyaan.

Ada banyak hal yang dilakukan oleh dua orang yang sedang menjalin hubungan, tetapi hal pertama yang terlintas dalam pikiran adalah sesuatu yang Koyuki tanyakan padanya tanpa ragu-ragu.

"Umm… Apa kalian pernah berciuman atau semacamnya?"

"…Ahaha."

Memalingkan pandangan sejenak, Yui tersenyum ambigu.

Itu hampir sebuah penegasan.

Ini membuat Koyuki menggigil karena terkejut, seolah-olah dia disambar petir.

C-Ciuman…! Kau masih SMA, itu tidak boleh…!

Dia selalu berpikir bahwa berciuman hanya ada di manga, light novel dan film saja.

Namun, ada seseorang yang begitu dekat dengannya yang pernah mengalaminya. Dia merasa bahwa apa yang dia pikir adalah keberadaan imajiner tiba-tiba menjadi lebih dekat dengan kenyataan.

Aku ingin tahu apakah kita akan melakukannya… c-ciuman ...

Dia merasa wajahnya terbakar hanya dengan memikirkannya.

Namun, dia tidak pernah ... membenci pikiran itu.

Ketua Kelas melambaikan tangannya ke udara saat Koyuki memerah dan cemberut.

"Kamu bahkan tidak bisa mengatakan padanya bahwa kamu mencintainya, ciuman masih terlalu dini. Kita juga tidak bisa mengandalkan Yui."

"I-Itu ... Jadi, apa kamu punya ide yang lebih baik?"

"Ya, kurasa aku punya ide .."

Ketua Kelas mengeluarkan smartphonenya dan mulai mengoperasikan layarnya. Dia sedang mencari sesuatu untuk sementara waktu dan kemudian dia mengangkat layar ke arah Yui.

“Ah, bagaimana kalau di sini? Ini adalah tempat yang sempurna untuk komedi romantis.”

"Mnm…Oh, itu ide yang bagus!”

Mereka saling memandang dan tersenyum.

"Eh, apa yang kalian berdua bicarakan?"

“Fu-Fu-Fu~. Kupikir aku akan memberi Shirogane-san pelajaran ekstra spesial.”

Ketua Kelas menyeringai dengan tatapan penuh arti.

Dia menunjukkan kepada Koyuki smartphonenya, lalu berkata dengan tegas.

"Disini! Kamu harus mengundang orang itu untuk datang ke sini! Kalian akan membuat kemajuan!"

"Eh, EHHHHHHHH!!!?"



|| Previous || Next Chapter ||
8

8 comments

  • gua
    gua
    6/9/21 23:20
    Kapan update?
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    30/8/21 07:24
    Lanjut min
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    29/8/21 01:29
    Mantap min, gasss
    Reply
  • Pann
    Pann
    28/8/21 22:00
    Gwasss
    Reply
  • F
    F
    28/8/21 01:47
    Gas min
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    27/8/21 15:12
    Mantap, lanjut min
    Reply
  • Oniscorn
    Oniscorn
    27/8/21 12:15
    Mantap, lanjut min
    Reply
  • Rofiko
    Rofiko
    27/8/21 09:54
    Lanjot
    Reply
close