¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯
Ketika kami pulang dari akuarium, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Ibuku ada di rumah setelah pulang kerja.
Mana menyerahkan tas hadiah kepada Ibu.
“Bu, ini oleh-oleh dari Erika dan aku.”
“Ara~! Terima kasih, Mana dan Erika-chan.”
Yang keluar dari tas adalah kaleng kue yang dihias dengan ilustrasi ikan. Ibu menyukai hal-hal yang lucu, jadi dia tampak sangat bahagia.
"Yah, kalian berdua punya boneka pinguin yang lucu, bukan?"
Ibu memandangi boneka pinguin yang dipegang Mana dan Erika-chan dengan penuh kasih sayang. Kemudian Erika-chan berkata dengan gembira.
"Iya, punya namanya pinguin Adelie dan punyaku adalah pinguin Kaisar!
“Ara ara! Erika-chan, kamu seperti ahli pinguin!”
Erika-chan begitu terpesona oleh pujian Ibu sehingga dia bahkan mulai menunjukkan buku bergambar yang dia beli hari ini.
"Aku masih belajar! Mulai sekarang, setelah aku mempelajari segala sesuatu tentang pinguin, aku akan mengajari Ibu Mana juga!"
“Mmhmm. Aku akan menantikannya.”
Erika senang melihat Ibu begitu bahagia.
Melihatnya seperti ini membuatku berpikir bahwa aku bukan tandingan ibuku.
Ibu selalu luar biasa.
Ketika Mana menjadi seorang yankee dan ketika Mana membawa semua teman yankee-nya, dia menerimanya dengan sangat alami. Dia tidak terlihat enggan sama sekali.
Ketika aku mengatakan kepadanya bahwa Erika-chan akan tinggal di rumah kami selama liburan musim panas, dia dengan mudah menerima, mengatakan, "Ara, sepertinya ini akan sangat menyenangkan." Dia mendengarkan cerita Erika-chan seolah-olah dia sedang mendengarkan cerita anaknya sendiri.
——Itulah kenapa aku menghormatinya, karena dia memang seperti itu. Ayahku juga berwawasan luas. Aku senang bahwa kedua orang tuaku sangat baik ...
Mana dan Erika-chan sibuk menceritakan tentang perjalanan mereka ke akuarium kepada Ibu. Aku meninggalkan mereka di sana dan pergi ke kamarku dulu.
Aku ambruk ke tempat tidurku.
Aku cukup lelah dengan semua hal yang terjadi hari ini.
Jika itu adalah permainan, pergi ke akuarium sambil mengendalikan empat gadis yankee akan menjadi mode yang sulit. Runa-chan dan Arisa-chan sangat menyebalkan karena mereka menggodaku kapan pun mereka bisa dan menguras energi mentalku. Tapi jika aku membiarkan mereka lepas, mereka akan membuat keributan besar di depan umum dan aku akan berada dalam masalah.
Yah, meski begitu... Hari ini juga aku memiliki pencapaian besar yang menutupi semua itu.
Aku teringat wajah bahagia Erika-chan saat aku mengaku padanya. Itu saja meningkatkan detak jantungku secara tidak perlu.
Aku belum punya pacar selama 20 tahun. Tapi, sekarang aku punya pacar. Dan terlebih lagi, dia sangat cantik dan imut …
Namun, aku tidak bisa hanya bersemangat tentang hal itu selamanya. Hari ini bukanlah tujuannya. Itu adalah awalnya.
Aku mengaku pada Erika-chan setelah memutuskan untuk melindunginya. Untuk Erika-chan, aku harus lulus dari universitas, mendapatkan lisensi mengajarku, mendapatkan pekerjaan yang baik dan mendapatkan uang…
Apa yang harus kulakukan untuk mencegah Erika mengalami kesulitan di masa depan? Ketika aku mulai memikirkan hal-hal yang agak sulit, aku tiba-tiba menjadi mengantuk.
——…Tapi, tidak apa-apa untuk hari ini. Lagipula, hari ini adalah hari yang spesial karena kami resmi menjadi sepasang kekasih ....
Semakin aku rileks, semakin aku mengantuk.
Aku mulai merasa pusing dan akhirnya, aku tidak bisa memikirkan apa pun.
Tampaknya gadis-gadis yankee bukan satu-satunya yang bersemangat.
Aku lupa makan malam dan tertidur.
* * *
Ketika aku tiba-tiba terbangun, waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam.
"Ah, gawat... aku ketiduran."
Aku tidak percaya bahwa aku, dari semua orang, lupa mandi dan ketiduran. Aku kacau.
Aku merasa ingin mandi sekarang. Tapi, aku benar-benar lapar. Jadi aku mengambil baju ganti dan menuju ruang tamu terlebih dahulu.
Lorong itu sudah gelap. Sepertinya Mana dan Erika-chan sudah tidur lebih awal.
Aku berjalan ke ruang tamu, berusaha untuk tidak membuat suara dengan langkah kakiku dan menemukan makanan yang dibungkus untukku di atas meja.
"Ittadakimasu…"
Aku menyatukan kedua tanganku di atas steak hamburger dingin dan salad kentang.
“Terima kasih atas makanannya.”
Saat itu sudah larut malam. Jadi, aku memutuskan untuk tidak makan terlalu banyak. Aku baru saja makan steak hamburger dan salad kentang dan minum secangkir teh. Dengan itu, aku merasa perut kosongku terpuaskan.
“Mandi dulu dah…”
Berhati-hati untuk tidak membuat terlalu banyak suara, aku berjalan ke kamar mandi, menyalakan lampu, membuka pintu dengan lembut dan menutupnya dengan lembut.
Aku sudah terbiasa mandi di saat keluargaku sudah tidur. Meskipun tidak ada seorang pun di keluargaku yang mengeluh tentang suaraku saat mandi. Tapi, sebisa mungkin aku tidak membuat suara terlalu keras yang mengganggu waktu istirahat (tidur) mereka.
Aku melepas pakaianku, pergi ke kamar mandi, dan menyalakan shower. Airnya nyaman dan hangat, dan aku mulai membasuh keringatku.
Karena aku tertidur lelap baru-baru ini, aku bertanya-tanya apakah aku bisa kembali tidur… Sementara aku mengkhawatirkan hal-hal aneh ini—
Tiba-tiba, pintu kamar mandi mengeluarkan suara gemerincing——dan terbuka.
“Eh?”
Terkejut oleh suara itu, aku melihat ke arah pintu. Kemudian, seorang gadis cantik berambut pirang mengintip dengan malu-malu.
"Haruskah aku membasuh punggungmu untukmu?"
"Hah!?"
Orang yang berdiri di depan pintu adalah Erika dengan handuk yang melilit tubuhnya. Melihat penampilannya seperti ini benar-benar membuatku gugup. Karena cara dia meletakkan tangannya di dadanya, keluasan dadanya ditekankan dan itu mempesona…
“Hei, hei, hei!”
"Ah! Tunggu!"
Aku buru-buru mendorong Erika keluar dan menutup pintu kamar mandi. Lalu aku menahan pintu agar tidak terbuka.
Di sisi lain pintu, Erika-chan memprotes, menggedor pintu.
“Kenapa kamu mengusirku!?”
"Justru sebalinya, kenapa kau mencoba masuk !?"
"Sudah jelaskan!? Aku ini pacarmu. Jadi, aku seharusnya diizinkan mandi bersamamu.”
"B-bahkan kalau kau pacarku ..."
——Eh? Apakah semua pasangan di dunia ini melakukan itu?
Aku tidak memiliki pengalaman dalam hal itu dan aku tidak tahu jawaban yang tepat. Aku ingin mencarinya di Internet. Tapi, aku tidak membawa smartphoneku.
Bagaimanapun, aku harus tenang dulu.
Aku menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.
Perkembangan terburuk yang bisa terjadi saat ini... adalah seseorang yang memperhatikan kebisingan di kamar mandi dan melihat situasi saat ini.
Dengan kata lain, jangan membuat keributan. Aku perlu berbicara dengan Erika-chan dengan tenang sebelum ada yang menyadari situasinya.
Aku berbisik pada Erika-chan di sisi lain pintu.
“Erika-chan, apa kau sudah mandi?”
"Nn? Yah, aku sudah mandi. Tapi, saat aku melihat Tsukasa masuk ke kamar mandi.. aku berpikir untuk ikut denganmu."
"Tidak, tidak… aku akan mandi sendiri jadi… bisakah kau menahan diri?"
"Kenapa kamu sangat ingin mandi sendiri? Bukankah lebih baik kita mandi bersama?"
"Lebih baik?"
"Kamu bisa melihat tubuhku sebanyak yang kamu mau, tahu?"
“Itu… Itu mungkin benar tapi…”
“Aku pacarmu. Jadi, tidak ada salahnya melihat tubuhku, oke? Apa kamu tidak ingin melihatnya?”
Tentu saja sah-sah saja melihat aurat orang yang kau kencani asalkan mereka mengatakan tidak apa-apa untuk menunjukkannya kepadamu. Dan kalau kau bertanya kepadaku apakah aku ingin melihatnya atau tidak, tentu saja…
——Tidak, ini buruk!
Jika aku akhirnya melihatnya, itu mungkin tidak bisa dimaafkan. Selain itu sekarang... bagian tertentu dari diriku sudah panas.
“Erika-chan, kau tahu…”
“O-owwww”
Saat aku hendak menyampaikan pendapat jujurku kepada Erika-chan, dia tiba-tiba membuat suara sedih di balik pintu.
“Eh? A-apa yang terjadi? Apa kau baik-baik saja?"
“Aduh… Tsukasa, tolong…”
“Eh? Tunggu apa kau baik-baik saja—”
Berpikir itu darurat, aku pergi untuk membuka pintu kamar mandi.
Begitu ada celah kecil di pintu, sebuah tangan muncul dari sisi lain pintu, meraihnya dan membukanya sepenuhnya.
"Fufufu! Kena kau! Tidak ada yang disembunyikan di antara kekasih, bukan? Dengan kata lain, kamu juga tidak boleh menyembunyikan tubuhmu!"
Erika-chan berdiri di ambang pintu kamar mandi.
Aku buru-buru menggunakan ember untuk menyembunyikan adik kecilku.
"Kenapa kau menyembunyikannya?"
"Aku malu! Tolong, biarkan aku mandi sendiri!"
“Eh~? Kenapa kamu lebih pemalu dariku?”
“Tidak, menurutku Erika-chan lebih berani dari kebanyakan gadis lain. Jadi, perhatikan itu baik-baik!"
“Haa? Jadi sepanjang hidup kita, kita tidak akan mandi bersama? Bahkan jika kita menikah? Bahkan jika kita menjadi suami dan istri?”
Erika-chan, yang hanya mengenakan handuk mandi, mendekatiku.
"Tidak, aku tidak tahu apakah itu untuk sisa hidup kita atau tidak, tapi tidak untuk sementara!"
"Untuk sementara? Berapa lama maksudmu dengan itu!?"
Ketika Erika-chan mengatakan itu dengan penuh semangat, handuk mandinya terlepas dari dadanya.
Handuknya, sementara dengan lembut mengambang di udara, dengan tenang ditarik ke lantai oleh gravitasi. Tubuh muda yang terbungkus handuk terbuka dan gundukan kembar yang indah dan tampak lembut bergoyang.
Kurasa dia tidak menyangka handuknya terlepas dari sini. Erika-chan membeku dalam keadaan telanjang bulat.
Tentu saja, aku juga membeku.
Beberapa detik berlalu.
Tiba-tiba, Erika-chan mengambil handuknya yang jatuh di lantai kamar mandi, berlari ke ruang ganti dan menutup pintu dengan keras.
Terdengar dentuman keras dan aku terkejut.
"Eh, Erika-chan?"
Dengan hati-hati aku memanggil Erika-chan, yang telah menghilang ke sisi lain pintu.
“Jadi Erika-chan, kau malu mandi bersama denganku, kan..?”
“B-baru saja, apa yang terjadi sedikit tidak terduga dan aku tidak siap secara mental untuk itu, itu sebabnya!”
“Tidak, bukankah itu sebabnya kau malu…?”
"Tunggu, aku akan mempersiapkan diri secara mental sekarang, jadi tunggu."
“Tidak tidak, kau tidak perlu melakukan itu! Bukankah sekarang baik-baik saja? Tolong kembalilah dengan tenang untuk hari ini.”
“Muuu… baiklah.”
Aku mendengar geraman kecil yang lucu dan kemudian suara cemberut datang sebagai jawaban.
Di sisi lain pintu, aku bisa mendengar Erika-chan berpakaian. Aku menyandarkan punggungku ke pintu dan menghela napas lega.
Aku belum bisa melewati batas dengan Erika-chan.
Ketika kami mulai berpacaran, aku memberi tahu Erika-chan bahwa aku ingin memiliki hubungan yang normal dengannya sampai dia lulus dari sekolah menengah. Aku tidak punya niat untuk membalikkan ini.
Erika-chan juga mengakui itu tapi... apa yang dia pikirkan saat dia menerobos masuk ke kamar mandi?
——Jangan bilang, apakah Erika-chan berpikir itu masih dalam lingkup hubungan yang normal?
Tidak, tidak, itu hanya melebih-lebihkan alasanku.
“Untung aku bukan satu-satunya. Selamat malam."
“…Kalau begitu, aku akan pergi. Selamat malam."
Kami bertukar suara melalui pintu.
Tak lama kemudian, aku merasakan pintu kamar mandi terbuka dan merasakan getaran pintu menutup.
——Apakah dia baik-baik saja dengan itu? Aku harap aku tidak membuatnya merasa buruk ...
Aku tidak tahu ekspresi apa yang Erika-chan miliki saat dia pergi. Dadaku sesak memikirkan apa yang akan kulakukan jika dia datang untuk membenciku.
"Aku tidak bisa menahannya... Ini adalah satu hal yang benar-benar tidak bisa aku kompromikan dan aku perlu Erika-chan untuk memahami ini juga."
Ada banyak variasi dalam cara pria dan wanita mengkomunikasikan cinta mereka satu sama lain. Jika mereka saling memberi tahu bahwa mereka tak tergantikan, hubungan dapat berlanjut tanpa harus melakukan apa pun dengan telanjang.
Aku mengganti shower ke air dingin dari air panas.
Aku terus mandi, air dingin sampai kepala dan tubuhku dingin. Hingga aku tak lagi mengingat apa yang baru saja terjadi.
Setelah pikiranku kosong, aku pergi ke ruang ganti.
…Lalu, aku menginjak sesuatu yang tertinggal di atas matras.
Aku melihat lebih dekat dan melihat bahwa itu adalah celana pendek wanita berwarna merah muda.
"Ha??"
Itu tidak ada sebelum aku pergi ke kamar mandi tadi. Dengan kata lain, ini punya Erika-chan. Dia pasti sudah berganti pakaian dan kembali ke kamarnya. Jadi, kenapa ini ada disini? Apakah dia terburu-buru dan melupakannya? Itu artinya, jangan bilang kalau dia tidak memakainya sekarang…
“Tidak, ini jebakan. Dia pasti mencoba menghasutku untuk berpikir bahwa…”
Aku pura-pura tidak memperhatikan dan meninggalkannya di atas matras.
Kenapa dia harus belajar karena dia tidak memiliki banyak akal sehat, tapi entah bagaimana dia bisa menunjukkan kecerdasan seperti ini? Dia memiliki penampilan seperti malaikat, tetapi di dalam dia adalah seorang yankee. Dan terkadang, dia bisa menjadi iblis kecil.
Benar saja, setelah aku naik ke tempat tidur lagi, aku akhirnya hanya memikirkan Erika-chan.
Aku baru saja mandi dengan air dingin untuk melepaskan diri dari keinginan duniawiku, tetapi berkat celana pendek itu, keinginan itu kembali.
Satu demi satu, kenangan itu dibawa bersama-sama.
Saat aku memejamkan mata, tubuh telanjang Erika-chan melayang di balik kelopak mataku.
Hanya dengan melihatnya selama beberapa detik, itu benar-benar terekam di otakku.
“Ah, ayolah…”
Suara menyedihkan keluar dari mulutku.
Apa tujuan dari cobaan ini? Aku ingin bertanya kepada siapa pun yang mau mendengarkanku.
Sebelum aku menyadarinya, aku sepertinya tertidur dan hari sudah pagi. Cahaya yang masuk melalui gorden menyilaukan dan aku berbalik dalam tidurku… Dan kemudian aku merasakan sesuatu yang lembut di tanganku.
“Eh? Apa ini…?"
Itu lembut dan hangat.
Aku masih setengah tertidur. Jadi, aku membelai dan menggosok benda misterius itu.
Kemudian benda misterius itu mencicit dengan suara yang lucu, "Hyaa!"
“Eh?”
Aku segera terbangun.
Di depan mataku, ada Erika-chan yang memerah.
“Astaga… Jangan sentuh aku di tempat itu. Ini menggelitik, kau tahu?”
Pipinya sedikit cemberut. Tapi dia tidak terdengar marah sama sekali.
"…Kenapa kau di sini?"
Aku bertanya dengan takut-takut.
"Aku pacarmu, jadi tidak apa-apa tidur denganmu, kan?"
"Tidak, tidak, Tidak! Bahkan jika kau pacarku, tidak bisa!"
“Eh~!? Kenapa tidak bisa!"
“Aku sudah memutuskan untuk berpacaran denganmu, Erika-chan. Tapi, sudah kubilang itu akan menjadi hubungan yang sehat! Perilaku apa pun yang dapat mengarah pada hubungan yang tidak sehat dilarang!”
“Aku tidak tahu apa yang sehat dan apa yang tidak! Aku menyukaimu. Jadi, kenapa tidak boleh bagi kita untuk bersama! Bukankah lebih tidak masuk akal jika kita tidak bersama!?"
“Aku mengerti apa yang Erika-chan katakan tapi, apa yang kukatakan tidak baik, tidak baik!”
"Kalau begitu, bukankah kencan kita sama sekali tidak ada gunanya!"
“Aku akan melakukan yang terbaik untuk tidak membuatmu merasa kesepian… Jadi tolong, maafkan aku untuk ini…”
Saat aku memohon padanya, Erika-chan menatapku dengan ekspresi frustrasi di wajahnya.
"Aku kesepian tahu." katanya, lalu meninggalkan ruangan.
Aku ditinggalkan di kamar, memegangi kepalaku dan mendesah.
"Aku harus melakukan sesuatu tentang ini ..."
Aku tidak ingin berpikir bahwa aki membuat kesalahan dalam mengakui perasaanku. Aku tidak ingin berpikir bahwa aku terlalu cepat berkencan dengannya. Aku harus menerima perasaan Erika-chan dengan baik dan membuatnya merasa nyaman.
"Bahkan, aku juga sangat ingin memelukmu, Erika-chan..."
Tempat di mana Erika-chan tidur beberapa saat yang lalu masih hangat…Dadaku terasa sesak.
|| Previous || Next Chapter ||
1 comment