Aku tiba-tiba menyadari bahwa sekolah sudah berakhir.
Saat aku berjalan pulang sendirian, pikiranku dipenuhi dengan gadis-gadis itu.
Sementara aku telah berpikir untuk melakukan rutinitas membaca harianku untuk hari ini, aku belum ingin tenggelam dalam sebuah cerita.
Bahkan sekarang, aku tidak bisa menyingkirkan gadis-gadis itu dari pikiranku, membuatku tidak punya kesempatan untuk beristirahat.
Azusa dan yang lainnya mungkin sedang bermain dengan Ryuzaki sekarang. ……
Sepertinya, acara yang Ryuuzaki dan yang lainnya sebutkan sebelumnya, “pergi untuk membeli baju renang”, terjadi hari ini.
Aku ingat pernah mendengarnya di kelas.
Bukan hanya saudara tiriku Azusa. Teman masa kecilku, Yuzuki dan sahabatku, Kirari, semua pergi berbelanja dengan Ryuzaki.
......Tidak, bukan hanya tiga gadis, tapi empat gadis.
Ada satu lagi; namanya Shimotsuki Shiho.
Dia mungkin bergaul dengan Ryuuzaki juga.
Mungkin mereka sedang mencoba baju renang sekarang dan tertawa bersama.
'Ryouma-onii-chan, bagaimana dengan ini?'
'Ryuu-kun, bagaimana menurutmu? Apa kamu suka ini?'
'Bagaimana denganku, Ryuu-kun? Kamu menyukai hal semacam ini, kan~?'
Di benakku, aku bisa melihat mereka bertiga dalam pakaian renang dengan penuh semangat berusaha mendapatkan perhatian Ryuuzaki.
Namun, aku belum pernah berbicara dengan Shimotsuki-san. Jadi, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan dia lakukan.
Tildak ...... apa gunanya memikirkan itu? Kalau dipikir-pikir, bukankah aku memiliki tugas matematika yang sulit yang harus kuselesaikan?
Dengan enggan aku menarik diri dari tempat tidur untuk menghilangkan semua pikiran negatif yang ada di kepalaku.
Aku membuka tasku untuk mendapatkan salinannya, tetapi tidak terlihat di mana pun.
“Sial, dimana aku menyimpannya? Apa yang sebenarnya kulakukan…"
Haruskah aku pergi ke sekolah lebih awal besok untuk menyelesaikannya? Hmm…tapi apa yang akan kulakukan kalau aku tinggal di rumah….?
Jika itu masalahnya, akan lebih bermanfaat bagiku untuk menggunakan waktu yang kumiliki untuk kembali ke sekolah dan menyelesaikannya.
◆
Ketika aku tiba di sekolah, sudah lewat jam 17:00 sore.
Saat itu pertengahan bulan Mei.
Sebentar lagi, langit akan berwarna merah tua dan akhirnya, berubah menjadi hitam pekat.
“…………”
Aku berjalan menyusuri koridor dalam hening.
Tidak ada tanda-tanda orang lain ketika aku memasuki gedung sekolah, kecuali anggota klub yang bisa kulihat dari jendela saat pelajaran.
Ini berlanjut selama beberapa menit.
Setelah menaiki tangga, akhirnya aku sampai di ruang kelas kelasku.
“Akhirnya tiba ….”
Butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai ke sini.
Aku hampir menghela nafas memikirkan untuk mengulangi proses yang keras ini sekali lagi ketika aku harus pulang.
“────Tsu…”
Tapi desahan itu tidak bocor; di sisi lain; itu menghilang ke bagian belakang tenggorokanku.
Tanpa sadar aku menahan napas.
Kupikir tidak akan ada seorang pun di sana, tetapi ada seorang gadis di dalam …….
“S-Shimotsuki-san?”
Aku hanya bisa memanggil namanya.
Yang tersisa di kelas adalah seorang siswa perempuan dengan rambut putih perak yang mencolok.
Dia tidak ikut pergi dengan Ryuuzaki dan yang lainnya…..!
Aku cukup terkejut karena aku tidak berharap dia ada di sini.
Pada saat yang sama, perasaan ingin melarikan diri menyerangku.
Aku bahkan takut untuk mendekatinya karena tidak mungkin bagiku untuk sendirian di kelas dengannya── itulah yang kupikirkan.
Kalau bisa, aku ingin berbalik dan pulang.
Tapi aku tidak bisa lari karena aku baru saja memanggilnya, aku juga tidak bisa melanjutkan kata-kataku selanjutnya.
“Eh…ehm…tunggu…!”
Pada akhirnya, yang bisa kulakukan hanyalah berdiri di sana dengan panik, menunggu jawaban Shimotsuki-san.
Namun, tidak peduli berapa lama aku menunggu, tidak ada jawaban.
“Mmm….”
Hanya ketika aku mendengar desahannya yang menyenangkan, aku menemukan dia sedang berbaring di mejanya tertidur.
“Fiuh ….”
Nafas lega keluar dariku. Untuk saat ini, aku mencoba yang terbaik untuk tidak membangunkannya, menutup mulut untuk mencegah monolog internal keluar.
Dia bahkan tidak memperhatikanku.
Yah, aku tidak peduli tentang itu...
Tapi…wajah mengantuk yang kulihat adalah kesenjangan besar dari wajah biasa, dingin, tanpa ekspresi dari Shimotsuki-san yang selalu kulihat setiap hari di sekolah, membuatku merasa seperti telah melihat sesuatu yang seharusnya tidak aku lihat.
Bukannya aku melakukan kesalahan di sini, tapi aku mulai merasa sedikit bersalah.
Benar, aku harus keluar dari kelas sekarang ...
Dengan pemikiran itu, aku mengambil salinan tugas matematika dari mejaku. Aku membelakangi Shimotsuki-san…namun, tubuhku tiba-tiba berhenti.
Ngomong-ngomong... jam berapa sekarang ini?
Aku melihat jam tanganku.
Saat itu masih pukul 18:00.
Bukannya sudah larut, tapi ini mungkin bukan waktu yang aman bagi seorang gadis untuk pulang sendirian.
Misalnya ...... jika orang jahat kebetulan menemukan Shimotsuki-san dan menyerangnya──
Ini adalah kebiasaan burukku karena pikiran negatifku sering membuatku khawatir yang tidak perlu.
Namun, kemunculan seorang gadis bernama Shimotsuki Shino membuatku terlalu cemas.
Jadi aku tidak bisa meninggalkannya sendirian.
Haruskah aku membangunkannya? Tapi jika aku tiba-tiba berbicara dengannya, dia mungkin akan ketakutan…tunggu──kenapa aku memikirkan hal seperti ini…!
Aku muak dan lelah menjadi pengecut dan selalu mencari alasan untuk melarikan diri.
Itulah mengapa aku tidak bisa melanjutkan hubungan yang baik dengan gadis-gadis itu.
Bertekad untuk melakukannya, aku mengumpulkan keberanianku.
“Um, hei!”
Aku berjalan ke kursi Shimotsuki-san dan memanggilnya sambil menjaga jarak di antara kami.
“Ern… hei.”
Tapi, suaraku tidak sampai padanya. Satu-satunya hal yang kudengar adalah suara napasnya.
“Shimotsuki-san!”
Aku memanggil sedikit lebih keras kali ini.
Aku mungkin digantung saat ini, karena melakukan sesuatu yang tidak biasa.
Aku tidak hanya memanggilnya, tetapi aki juga secara tidak sadar mengguncang bahunya.
Biasanya, aku tidak akan pernah melakukan apa pun yang melibatkan menyentuh orang lain.
Ah... gawat… aku menyentuhnya secara tidak sengaja….
Aku segera menyadari ini dan buru-buru mencoba menarik tanganku kembali.
Namun, sebelum aku bisa bergerak, mata Shimotsuki terbuka lebar dan aku terpaku.
“…………Eh?”
Mata biru langitnya yang jernih memantulkan wajahku yang membosankan.
Aku terlihat jelas.
Mataku bertemu dengan mata Shimotsuki.
“U-uhm, a-aku minta maaf──”
Aku mencoba meminta maaf untuk semuanya, karena melihat wajahnya yang tertidur, karena menyentuhnya, karena mendengarnya mengigau dan karena memanggilnya sejak awal, tetapi kata-kata itu tidak mau keluar.
Di sisi lain, Shimotsuki-san menatapku kosong saat aku panik.
“Ern…..Nakayama Koutarou-kun, kan?”
Jantungku hampir melompat keluar dari dadaku ketika dia tiba-tiba memanggilku dengan namaku.
Meskipun aku terkejut dia tahu namaku, aku pikir aku harus menjelaskan situasinya terlebih dahulu. Jadi, aku menjawab dengan lamban.
“Eh…erm…ya, aku N-Nakayama, teman sekelasmu. Tapi, aku tidak mencoba mengganggumu Shimotsuki-san atau apapun. Ern, aku hanya mencoba membangunkanmu dan itu......!”
Tapi, aku tidak bisa mengeluarkan kata-kataku dengan benar, mungkin karena aku terlalu gugup.
Berpikir bahwa aku akan menakuti Shimotsuki-san dengan penjelasan ini, aku menjadi semakin tidak sabar.
"Aku minta maaf!"
Itulah mengapa satu-satunya hal yang bisa kulakukan──adalah melarikan diri.
Shimotsuki-san sudah bangun. Jadi, tidak perlu percakapan lebih lanjut. Lagipula, ini masih sore dan tidak terlalu gelap. Jadi, jika dia berencana untuk segera pulang, kecil kemungkinan orang-orang yang mencurigakan akan menyerangnya.
Selain itu, Shimotsuki-san seharusnya tidak berbicara dengan karakter mob sepertiku sejak awal. Jadi, aku yakin dia tidak akan terlalu memikirkannya jika dia tidak bisa berbicara denganku.
Aku hampir berlari keluar kelas saat memikirkan hal itu.
“T-Tunggu!”
Tapi, luar biasa, Shimotsuki-san menghentikanku.
Untuk sesaat, kakiku mengendur.
Aku hampir berhenti, tetapi kemudian aku ingat posisiku dan memutuskan untuk melarikan diri, meskipun aku menyesal.
Tapi, seolah-olah ada kekuatan tak terlihat yang menarik punggungku.
Untuk beberapa alasan, aku sangat malu saat ini, lebih dari biasanya.
Itu hanya waktu seperti itu.
“Hei──ah!?”
> Bang! <
Sebuah ledakan keras terdengar di belakangku.
Menyadari bahwa itu adalah suara jatuhnya Shimotsuki-san, aku segera menghentikan langkahku.
Ah, gawat!
Berbalik, aku melihat Shimotsuki-san meringkuk di lantai.
Dia pasti membuat kakinya terjerat karena dia berdiri terburu-buru untuk mengejarku.
Dengan kata lain .... ini salahaku membuatnya jatuh..
Seperti yang diharapkan, aku tidak bisa meninggalkan hal seperti itu sendirian.
“Apa kau baik-baik saja──!?”
Saat aku berlari untuk membantu Shimotsuki-san, dia meremas tanganku dan mengucapkan kata-kata ini.
"──Kena kamu."
“Eh?”
“Kamu melarikan diri, jadi aku menangkapmu. Fufu~, aku cukup pintar bukan? Berpura-pura jatuh seperti itu.”
"Jadi, kau sengaja menjatuhkan diri?"
“Tentu saja, itu disengaja. Meskipun ini sedikit menyakitkan, tetapi sebagai hasilnya, aku berhasil menangkap Nakayama-Kun. Jadi, kamu bisa menyebutnya sebagai langkah yang diperhitungkan.”
"Jadi begitu….?"
Tidak, aku tidak ...
Apa yang dia bicarakan?
Kenapa Shimotsuki-san berbicara padaku!?
Apa maksudnya ini?
Pertama-tama, aku belum pernah melihatnya mengucapkan begitu banyak kata.
"Oke, tunggu dulu. Aku perlu memeriksa sesuatu."
Selain itu, aku tidak tahu mengapa tangan putih kecilnya memegang jariku.
“Hmmmm…..ini….huh, seperti yang kupikirkan, memang seperti itu, ya?”
"… Apa maksudmu?"
"Benar juga. Aku…..A-Aku sama sekali tidak Gugup!"
"…….Gugup?"
"Ya! Aku merasa cukup sempurna!”
Mungkinkah Shimotsuki-san senang…karena dia bisa berbicara tanpa gugup?
Jika aku harus memasukkan fakta ke dalam kata-kata sebagaimana adanya, mungkin itu yang akan ku katakan.
◆
Shimotsuki-san adalah seorang gadis yang terkenal karena kecantikannya.
Meskipun dia teman masa kecil dari Ryoma Ryuuzaki. Tapi, ketika dia berbicara dengannya, Shimotsuki-san hanya menjawab dengan tiga kata 'Ya, Tidak dan Apa' bahkan dia terkadang mengabaikannya.
Terlebih lagi, Shimotsuki-san tidak pernah tersenyum.
Kupikir apa yang disebut penampilan 'tanpa ekspresi' adalah normal baginya.
Dia adalah tipe gadis cantik yang akan menarik perhatian semua orang tanpa melakukan apa-apa dan sifatnya yang dingin dan pendiam.
Itulah mengapa tidak ada yang berani mendekatinya dan orang-orang mengenalinya sebagai gadis dingin yang tidak akan meleleh di bawah panas apapun.
Tapi, sepertinya itu tidak semuanya benar.
“Nakayama-kun! Aku punya cerita yang ingin kuceritakan padamu. Maukah kamu mendengarkannya?”
Aku lega melihat bahwa dia tidak mengalami cedera serius, meskipun kakinya terkilir karena jatuh.
Shimotsuki-san sepertinya tidak kesakitan karena dia berbicara denganku secara normal tanpa mempedulikan sekitar.
“Sejujurnya, aku sangat gugup di depan orang-orang, itulah sebabnya aku tidak bisa ngobrol santuy dengan teman sekelasku. Tapi, entah kenapa aku tidak merasa gugup di sekitar Nakayama-kun.”
Ke mana perginya gadis yang dingin, pendiam dan cantik itu?
Faktanya dia banyak bicara, pipinya yang memerah dan sedikit berkeringat, seolah-olah dia sangat menikmati momen ini.
“Ada yang aneh dengan itu….eh? Nakayama-kun, wajahmu terlihat lucu. Apakah ada yang salah?"
“Tidak…Aku hanya terkejut bahwa Shimotsuki-san bisa begitu ekspresif.”
“Ah soal itu.. Memang aku tidak banyak bicara di kelas. Tapi, bukan berarti aku tidak punya banyak teman untuk diajak bicara membuatku sulit di ajak ngobrol, oke? Aku hanya sedikit malu.."
“Oh ya… aku hanya sedikit terkejut.”
Shimotsuki-san adalah orang yang sangat pemalu, namun dia terlihat banyak bicara saat dia merasa nyaman dengan seseorang.
Namun, karena itu, satu hal yang menarik perhatianku.
“Bukankah Ryuuzaki sering berbicara denganmu? Kenapa kau tidak berbicara dengannya saja? Aku cukup yakin dia lebih mudah diajak bicara dibandingkan denganku.”
Sejujurnya, setiap kali aku melihat Shimotsuki-san, aku selalu teringat akan keberadaan Ryuuzaki.
Sebagai teman masa kecil dan laki-laki yang sempurna, dia mungkin sadar akan hal itu.
Bahkan kalau kau tidak berkencan… kau mungkin memiliki hubungan dekat dengan Ryuuzaki. Jika itu masalahnya, dia mungkin tidak menyukai gagasan bahwa kau berduaan dengan pria lain.
Aku senang bahwa Shimotsuki-san berbicara denganku.
Namun, jika hubungan Dia dan Ryuuzaki-san menjadi tegang karena aku──Aku merasa tidak enak hanya dengan memikirkannya.
Itulah mengapa sudah waktunya bagiku untuk mengakhiri percakapan ini atau begitulah menurutku.
“Ryuuzaki Ryoma.”
Tapi tanggapannya terhadap itu… tidak terduga.
“......”
Segera setelah aku mengucapkan namanya, semua warna terkuras dari wajahnya.
Senyum yang dia miliki sebelumnya menghilang dalam sekejap.
Dia kembali menjadi gadis yang dingin seperti yang selalu kulihat.
“Sebenarnya… aku tidak terlalu menyukai orang itu. Dia telah bersamaku sejak kecil; dia banyak bicara. Tapi, menurutku dia sedikit menyeramkan.”
“Eh? Bagaimana bisa?"
Mereka sudah saling kenal sejak kecil; mereka sudah bersama cukup lama, Ryuuzaki tampak dekat dengan Shimotsuki-san… Apakah aku baru saja berasumsi bahwa hubungan mereka baik-baik saja?
Tapi, sepertinya aku salah.
"Orang itu memiliki 'suara' yang tidak menyenangkan."
Sepulang sekolah, di ruang kelas, gadis dengan rambut putih keperakan yang mencolok memutar kata-katanya dengan hati-hati.
Matahari sudah terbenam dan langit mulai gelap. Tujuan awalku adalah membawa Shimotsuki-san pulang sebelum hari mulai gelap, tapi sepertinya aku telah melupakan tujuan itu.
Begitulah perhatianku saat mendengarkan cerita Shimotsuki-san.
“Sejujurnya, aku sebenarnya pendengar yang sangat baik. Aku secara alami dilahirkan dengan kemampuan yang dapat mendengar suara khusus, yang tidak dapat dipahami oleh orang normal.”
Kemudian Shimotsuki-san meletakkan tangannya di telingaku. Bahkan gerakan santai seperti itu sangat lucu sehingga aku hampir tidak bisa menahan diri untuk tidak menatapnya.
Mengutuk diri sendiri karena melakukannya, aku menenangkan diri dan fokus pada apa yang dia katakan.
"Apa yang kau maksud dengan .... suara yang biasanya tidak bisa dipahami orang lain?"
“Hmm…bagaimana aku menjelaskannya? Setiap manusia menghasilkan 'suara' yang berbeda. Orang yang baik akan menghasilkan suara yang 'tulus', sedangkan orang yang menakutkan akan menghasilkan sesuatu yang 'mengerikan', mirip dengan suara yang dihasilkan saat menggaruk papan tulis.”
Shimotsuki-san berbicara dengan acuh tak acuh tanpa mengubah ekspresinya.
Nada suaranya sangat berbeda dibandingkan dengan yang sebelumnya sehingga terdengar artifisial.
“Namun, Ryuuzaki-kun membuat suara yang tidak menyenangkan dan terdistorsi yang sulit untuk kugambarkan. Suara yang dia hasilkan sangat mengerikan sehingga aku mencoba untuk tidak mendengarkan apa pun setiap kali dia ada di sekitarku.”
Menjadi orang biasa, aku tidak bisa memahami semua penjelasan berdasarkan kepekaannya yang aneh.
Dengan kata lain, karena indera pendengaran bawaannya, dia bisa mendengar 'suara' yang tidak bisa didengar oleh orang biasa…apakah ini berarti bahwa 'suara' bagi Shimotsuki-san adalah indikator untuk menilai orang lain, seperti 'penampilan atau reaksi'── apakah itu yang dia katakan?
Ada sesuatu di dunia ini yang disebut synaesthesia .
Salah satu contoh konkret yang paling terkenal dari hal ini adalah 'Nada warna' yaitu melihat warna setiap kali kau mendengar suara.
Aku ingin tahu apakah miliknya sama seperti ini.
Mungkin Shimotsuki-san juga mengungkapkan penilaiannya terhadap manusia melalui 'suara'.
“Selain itu…kamu tahu betapa populernya dia di kalangan gadis-gadis, kan? Namun, dia bahkan tidak menyadari perasaan mereka dan terus berbicara denganku…karena itu, aku terus-menerus tersiksa oleh perasaan 'Kecemburuan' di sekelilingnya, itu berantakan.”
“Ryuuzaki memang populer di kalangan gadis-gadis.”
Meski begitu, dia tidak peka dan tidak menyadari kebaikan mereka.
Adik tiriku Azusa, sahabatku Kirari dan teman masa kecilku, Yuzuki, semuanya jatuh cinta pada pria itu, namun, tidak ada satupun dari perasaan mereka yang tersampaikan, semua karena…Ryuuzaki tidak peka.
Dia tidak pernah membalas perasaan mereka; Namun, dia menggunakan kebaikan yang tidak bertanggung jawab terhadap mereka.
Sama seperti protagonis harem.
Itu sebabnya, aku tidak tahu berapa banyak gadis yang jatuh cinta pada Ryuuzaki hanya untuk patah hati….tapi dari apa yang Shimotsuki-san katakan padaku, sepertinya ada banyak.
“Karena aku memiliki pendengaran yang baik… Aku bisa mendengar emosi orang-orang di sekitarku. Aku bahkan memperhatikan bahwa semua orang di sekitarku menganggapku sebagai pengganggu.”
“Kedengarannya sangat sulit…”
"Yah begitulah. Sudah seperti itu sejak aku berumur tiga tahun…kami tinggal bersebelahan, kami pergi ke sekolah bersama. Tapi kemanapun aku pergi, dia akan selalu disampingku. Aku merasa sangat tidak nyaman.”
Dia pasti menahan rasa frustrasinya secara teratur.
Bahkan sekarang, dia tidak akan berhenti mengeluh tentang Ryuuzaki.
“Selalu seperti ini sejak aku masih kecil, dipandangi oleh orang lain di sekitarku setiap kali aku bersamanya. Aku membencinya. Aku merasa…tidak nyaman……dan saat itulah aku menyadari… Aku telah mengembangkan rasa takut pada orang asing. Jika seseorang melihatku bahkan untuk sedetik, aku tidak akan bisa menggerakkan tubuhku. Rasanya benar-benar memuakkan.”
Rupanya, Shimotsuki-san tidak terlalu menghargai Ryuuzaki.
“Tentu saja, entah bagaimana aku mencoba menyampaikan perasaanku padanya, kau tahu? Aku tidak banyak bereaksi ketika dia berbicara kepadaku, aku jarang tersenyum dan reaksi yang selalu kuberikan kepadanya semuanya tidak ramah dan membosankan. Tapi, aku tidak bisa langsung mengatakan 'jangan terlibat denganku lagi' ke wajahnya. Itu sebabnya aku mencoba memberitahunya dengan cara tertentu.”
“…Kupikir kalian berdua dekat karena pada dasarnya kalian tumbuh bersama…”
“Hanya karena kami teman masa kecil bukan berarti kami dekat. Kami hanya kebetulan tinggal bersebelahan, bersekolah di TK, SD, SMP dan SMA yang sama. Adapun pengaturan tempat duduk kami, kami kebetulan pindah tempat duduk dan akhirnya duduk bersebelahan. Itu saja.”
Kupikir hubungan mereka tampaknya terlalu ditakdirkan untuk dijelaskan dengan mudah seperti itu.
Meski begitu, masih mengejutkan mengetahui bahwa Shimotsuki-san menganggap Ryuuzaki yang sangat disukai itu sangat rendah.
“Itulah kenapa aku sedikit pemalu. Tapi, untuk beberapa alasan, aku tidak merasa gugup sama sekali didekatmu, seolah-olah takdir telah menentukannya.”
Sekarang aku terkejut dengan cara yang berbeda.
“Aku cukup sensitif dengan kehadiran orang-orang di sekitarku yang sering kuanggap sebagai penganggu. Itulah kenapa aku selalu diam ketika ada orang lain di ruang yang sama denganku. Namun, aku sama sekali tidak merasa gugup ketika kamu menyentuhku ... bagaimana kamu tidak bisa menyebut ini takdir?"
"Tidak, tidak, tidak. Kupikir berlebihan menyebutnya sebagai takdir."
“Tidak ada yang berlebihan. Faktanya, aku sangat nyaman didekatmu, Nakayama-kun.. Ini sangat mirip dengan suara kicauan burung atau sungai yang mengalir. Itu membuatku merasa nyaman.”
Mengatakan itu, senyum yang kulihat sebelumnya kembali di wajahnya.
Begitu dia mulai berbicara tentangku, pipi putihnya berubah menjadi merah samar.
Cahaya telah kembali ke matanya, memberi mereka cahaya yang menyala-nyala.
“Kedengarannya seperti ibu dan ayahku, tapi itu sedikit berbeda dari keluargaku…. Agak aneh.”
Untuk seseorang yang menunjukkan minat langsung pada orang yang dikenal sebagai Nakayama Koutarou; apalagi, orang itu tidak lain adalah Shimotsuki-san.
“Lagipula, Nakayama-kun selalu gugup, bukan? Setiap kali aku bergerak atau berbicara, kamu menjadi gugup…tapi hal seperti itu sangat menggemaskan.”
Shimotsuki-san memiliki pendengaran yang bagus.
Jadi, dia mungkin entah bagaimana membaca emosiku dari membaca detak jantung atau napasku.
“Tapi sepertinya kamu tidak membenciku. Bahkan... kamu tampaknya cukup senang tentang hal itu. Aku suka orang-orang yang menerimaku apa adanya.”
Aku menyukainya ....
Beberapa kata itu menghantamku tepat di dada.
“Jadi, Nakayama-Kun….maukah kamu menjadi temanku?”
“Teman!?”
Tentu saja, aku senang dengan tawarannya.
“Emm, ya…!”
Namun, saat aku mencoba untuk mengungkapkan perasaan senangku, kata-kata gadis-gadis yang dekat denganku muncul di pikiranku.
'Aku benar-benar tidak tahu apa yang dipikirkan Onii-chan.'
'Kau seperti robot, Ko-kun.'
'Kotaro-san sepertinya tidak memiliki banyak......emosi.'
Aku hampir berhenti bernapas.
Aku harus mengatakan sesuatu. Kalau tidak…Shimotsuki-san akan kecewa padaku…seperti yang mereka lakukan.
“………..”
Tetapi semakin aku memikirkannya, semakin aku menjadi tidak sabar dan aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata.
Ini terjadi lagi.
Lagi-lagi aku seperti ini, tak bisa berkata apa-apa──!
“Kamu tidak bisa mengatakan kamu tidak menyukainya. Aku bisa mendengar suara kegembiraan Nakayama-kun, tahu.”
Meski begitu, dia memperhatikan perasaanku yang tak terucapkan.
Sebuah tangan kecil terulur ke arahku.
Tangan yang terulur meremas tangan kananku tanpa berpikir dua kali.
“Mulai sekarang, mohon bantuannya, Nakayama-kun!”
…..Dengan satu kalimat itu, entah bagaimana aku bisa merasakan seluruh tubuhku rileks.
Perasaan senang yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata mengalir dari dalam diriku.
Saat aku melihat wajah tersenyum polos di depanku, aku bisa menyampaikan perasaanku dengan benar.
“…..Ya, aku juga, Shimotsuki-san.”
Kali ini, aku meraih tangannya dengan kuat dan meremasnya kembali.
......Jadi, aku mendapat teman.
Sejujurnya, aku bahkan tidak tahu apakah aku layak menjadi temannya karena aku adalah karakter mob.
Namun, terlepas dari itu, Shimotsuki-san menemukan nilai dalam diriku.
“Fufu…kamu akhirnya tertawa.”
Rupanya, pipiku secara alami rileks.
Sudah lama sejak aku bisa tertawa dengan nyaman seperti ini──.
Illustrasi Karakter
Ket:
1. Rambut putih keperakan (Shiho Shimotsuki)
2. Gadis berambut pirang + big oppai (Asakura Kirari)
3. Loli twintail (Asuza Nakayama)
4.Cowo sok kecakepan (Ryoma Ryuuzuki)
5. Bishoujo rambut hitam panjang (Yuzuki Hojo)
|| Previous || Next Chapter ||
9 comments