NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Imouto no Shinyu? Mou Ore no Onna Tomodachi? Nara Sono Tsugi wa? V1 Chapter 2

Chapter 2
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯

 Aku benar-benar terbangun oleh kunjungan tak terduga ini.

 Tentu saja, aku tahu bahwa kami akan bertemu di suatu tempat di sekolah suatu saat nanti. Tapi, aku tidak pernah berpikir bahwa kami akan bertemu lagi secepat ini.

 Terlebih lagi, pertemuan pertama kali di sekolah itu di depan teman sekelasku.

 Jangan ditanya lagi, berkat hal itu semua orang di kelas menatapku, sebelum kembali ke tempat dudukku.

“Touma~? Siapa gadis itu?”

"Jangan bilang dia itu pacarmu!?"

 Saat aku kembali ke tempat dudukku, mereka segera mulai mengajukan pertanyaan kepadaku.

"Tidak, kalian salah paham."

“Ayolah, kawan.. Kau tidak perlu menyembunyikannya dari kami. Gadis itu rela datang jauh-jauh ke sini untuk menemuimu lho."

"Haa, sudah kubilang. Hubungan kami tidak seperti itu.."

 Ngomong-ngomong, rumor seperti ini pasti dengan mudah tersebar ke penjuru sekolah. Jadi, tidak peduli seberapa baik temanku, aku harus menyangkalnya dengan jelas.

 …Terutama dalam hal percintaan.

 Dengan penampilannya, dia pasti sudah menarik banyak perhatian dan semua orang pasti bertanya-tanya tentang kehidupan asmaranya.

 Jika desas-desus palsu menyebar ke teman dan keluarganya begitu dia masuk sekolah, dia pasti akan mendapat masalah.

"Kalau bukan pacarmu. Ngapain dia datang jauh-jauh menemuimu?"

“Ah, dia itu sahabat adik perempuanku.”

"Hmm.. Jadi, alasan dia datang ke sini untuk menyapamu?"

"Mungkin.. aku sudah sering melihatnya ketika dia main di rumahku dan semacamnya."

 Aku mungkin menyangkalnya, tetapi aku tidak harus menyembunyikan semua yang kukatakan kepada teman-temanku. Jadi, aku memberi tahu mereka semuanya dengan jujur.

“Bagaimana pendapatmu tentangnya?”

“Entahlah.. Aku juga tidak tahu mengapa aku bisa berteman baik dengan sahabat adik perempuanku."

“Begitu.. tapi.."

"Apa?"

“Bukankah kau benar-benar peduli padanya? Dia sangat imut. Sejujurnya, dia cukup imut untuk membuatnya menjadi populer dengan penampilannya. Selain itu, gadis itu memiliki kepribadian yang baik, kan?”

"Ya…"

 itu benar ....

 Aku yakin kalau aku berada di posisi mereka, aku akan mengatakan sesuatu yang sama dengan mereka.

 Memang benar, dia cantik, imut dan kupikir dia tipe gadis yang sempurna. Dia juga sangat menarik perhatian orang lain.

 Aku sudah memperhatikannya sejak dia masih duduk di bangku sekolah menengah (SMP) dan kupikir aku mengerti itu.

 Tapi, aku tidak bisa. Aku tidak ingin terlibat dengan kehidupannya.

 Dan alasannya adalah─

“Yah, dia sahabat adikku. Hal semacam itu tidak mungkin terjadi.”

 Hanya kata-kata ini yang perlu kukatakan.

 Pertama-tama, menurutku sangat jarang seseorang bisa berteman dengan teman saudara mereka sendiri yang usianya sama.

 Ada banyak hal yang ingin kita sembunyikan dan ada hal-hal yang tidak ingin kita sentuh. Apalagi jika itu lawan jenis.

 Meski begitu, kejujurannya tidak pernah berubah dan dia selalu bersedia berbicara tentang apa pun dan bekerja sama dengan adik perempuanku.

 Mana mungkin aku bisa memperlakukan teman yang berharga bagi adik perempuanku dengan perasaan seperti itu.

 Aku tidak bisa membayangkan betapa sakitnya adikku melihatnya.

 Dan lebih dari itu, aku tidak ingin melakukan apa pun yang akan mempermalukan gadis yang mempercayaiku sebanyak dia mempercayai adik perempuanku.

 Kalau aku mempermalukan mereka berdua, hubungan ini mungkin akan runtuh.

 Aku tidak ingin menjadi sosok Kakak yang bodoh yang merusak hubungan yang sudah kami bangun meskipun kami berada di sekolah yang berbeda.

"Yah, dari wajahmu aku bisa tahu bahwa kau sedang dalam masalah.”

"Sepertinya begitu. Yah, aku tidak akan bertanya lagi.”

"Maaf ya. Aku sangat menghargai perhatian kalian.”

 Mereka berdua memang baik hati, tetapi ketika menyangkut hal-hal penting, mereka cukup cepat dalam menyerapnya dan mereka juga perhatian padaku.

 Mereka adalah teman yang penting bagiku.

 Setelah percakapan kami selesai, bel berbunyi menandakan pelajaran berikutnya segera di mulai dan mereka kembali ke tempat duduk mereka.

"Dengar semuanya. Mulai hari ini, saya akan mengajar pelajaran sastra kuno untuk kelas dua─ ”

 Seperti biasa, pada semester baru.. Guru yang mengajar mata pelajaran hari ini, mulai memperkenalkan diri.

“Rin-chan ya…”

 Dia adalah sahabat adikku. Secara tidak langsung, aku juga menganggapnya sebagai adikku sendiri. [TN: Dari eng jika di terjemahin ke indonesia tuh "dia sudah menjadi bagian dari diriku". Karena aneh, Mimin ubah kata-katanya]

 Selain itu, aku juga mengetahui beberapa hal tentangnya karena dekatnya hubungan kami.

 Itu sebabnya, aku tidak bisa tidak memikirkan banyak hal.

'Aku harus melaporkan kejadian ini kepada Saki.'

 Dia sering membicarkan Rin-chan padaku beberapa hari terakhir. Jadi, aku yakin dia juga penasaran dengannya.

 Aku yakin adikku akan senang mengetahui sahabatnya 'Rin-chan' tidak mengalami kesulitan di hari pertamanya sekolah.

 Lagipula, aku hanya ingin menjadi orang yang bisa membantu teman yang berharga bagi adik perempuanku. 

 Dengan begitu, hubungan kami bertiga bisa tetap terjaga tanpa adanya konflik.




|| Previous || Next Chapter ||
3 comments

3 comments

  • Fajar
    Fajar
    14/4/22 23:26
    Nice
    Reply
  • Kang rebahan
    Kang rebahan
    15/12/21 21:54
    Hmmm,dari segi sifat Mc udh bagus,gw suka sifat Mc yg kek gini sih,kek bakalan kerasa aja perkembangan ceritanya,mantap👍
    Reply
  • AkiraRyo
    AkiraRyo
    13/12/21 18:03
    Lanjut
    Reply
close