NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Imouto no Shinyu? Mou Ore no Onna Tomodachi? Nara Sono Tsugi wa? V1 Chapter 3

Chapter 3
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯

 Setelah pelajaran terakhir selesai, aku memutuskan untuk langsung pulang ke rumah karena tidak ada kegiatan klub yang harus kuhadiri.

 Sebagai siswa kelas kedua, kau harus menjadi tokoh sentral dalam kegiatan klub dan meskipun teman-temanku dan aku semua bekerja keras. Tapi, hasilnya sungguh kacau.

 Nah, seperti yang kukatakan kepada mereka, bahkan jika aku tidak ingin bermain bola, aku tidak yakin apakah aku ingin bergabung dengan suatu klub atau tidak.

 Mungkin karena aku pernah mengalami cidera ketika masih SMP. Jadi, aku belum memutuskan untuk bergabung dengan klub.

 Melihat siswa/i kelas satu pulang. Aku memutuskan untuk bergabung dengan mereka agar terlihat seperti diriku di tahu yang sama, meskipun itu tidak berarti apa-apa.

 Hal pertama yang kulakukan ketika aku sampai di rumah adalah mengambil semua cucianku.

 Meskipun kami saudara, aku berusaha agar tidak menyentuh cucian adik permpuanku secara langsung.

 Setelah ini, aku harus menyiapkan makan malam.

"Aku pulang."

"Selamat datang kembali."

 Di saat yang sama, adikku pulang.

“Ah, aku akan membantumu.”

"Oh, ambil cucianmu dan ibu dulu di sana."

“Iya~.”

 Adikku dengan patuh mulai memilah-milah tumpukan cucian yang baru saja kuambil.

“Oh ya. Tadi pagi, Rin-chan datang menemuiku."

"Iyakah?"

"Ya. Dia nggak banyak berubah masih sama seperti dulu."

"Bagaimana menurutmu? Dia imut dengan seragamnya, kan? Aku tahu, karena dia menunjukkan fotonya terlebih dahulu kepadaku.”

“Yah, kurasa dia terlihat cocok dengan seragamnya. Maksudku, tidak ada yang tidak terlihat cocok untuknya.”

 Ketika aku mengatakan hal itu, kegembiraan adikku meningkat pesat.

 Dia berbicara tentang Rin-chan seolah-olah dia membual tentang dirinya sendiri.

“Hmm, sepertinya dia datang menemui Nii-san karena penasaran dengan kelasmu. Fufu, Nii-san.. kamu pasti senang, kan?”

“Ya… aku terkejut.”

“Muu, ada apa dengan balasan datar itu!? Padahal ada gadis imut yang datang menemuimu, lho!"

“Ugh, kau mungkin benar.. Tapi..."

 Tentu, aku bisa mengerti mengapa adik perempuanku mengatakan itu.

 Tapi seperti yang bisa kau lihat dari kata-katanya, dia berbicara dengan premis bahwa aku tidak memiliki perasaan romantis untuk Rin-chan.

 Adikku memiliki cara berpikir yang sangat sederhana, entah itu baik atau buruk.

 Dia bukan tipe orang yang sangat peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain, seperti yang kupikirkan saat itu.

 Aku terkadang terkejut dengan keberanianny. Tapi dari sudut pandangku, aku sangat iri padanya.

"Apa Nii-san mengatakan hal lain padanya?"

“Ermm… Tidak, dia datang saat istirahat singkatku. Jadi, aku hanya menyapa. Aku juga mengatakan kepadanya bahwa aku akan mendukungnya jika dia membutuhkan sesuatu.”

“Yah, itu benar, kurasa. Kalian berdua tidak punya waktu untuk mengobrol panjang lebar seperti itu~. Maksudku, Nii-san belum pernah berbicara banyak dengan Rin, kan?”

“Y-Ya.”

 Adikku merasa senang mengetahui Rin-chan dan aku bisa berbicara di sekolah meskipun cuma sebentar.

 Mungkin itu sebabnya dia tidak menyadari kegugupanku pada saat itu.

 Adikku berpikir bahwa Rin-chan dan aku hanya kenalan, bahwa kami hanya berbicara sedikit di depan satu sama lain.

 Fakta bahwa dia sangat bersikeras membantuku dengan masalahku membuktikan bahwa dia tidak terlalu memikirkannya.

“Kuharap Nii-san dan Rin bisa lebih mengenal satu sama lain  ...” kata adikku, sambil tertawa riang.

 Aku tidak bermaksud sombong, tetapi aku hanya bisa tersenyum membayangkan hal itu benar-benar terjadi.

 Tanpa sepengetahuan adikku, Rin-chan dan aku sudah menjadi teman yang cukup baik untuk melakukan percakapan yang berguna.

 Dalam singkatnya waktu yang kami habiskan bersama, saat adik perempuanku tidak ada. Kami mulai berbicara satu sama lain lebih dan lebih.

 Namun, tak satu pun dari kami menunjukkan perilaku seperti itu di depan adik perempuanku. Jadi, dia tidak tahu apa-apa tentang itu.

"Yah, kurasa itu tidak akan terjadi, kau tahu?"

 Itu saja yang kukatakan sambil tertawa.

 Adikku tersenyum dan tertawa lagi dengan senyuman manis.

“Rin, aku yakin dia sangat populer. Bahkan ketika kami masih di SMP, dia cukup populer lho ...”

“Aku juga berpikir begitu. Bahkan, teman sekelasku mengatakan kalau dia sangat imut."

“Itu benar~! Aku yakin dia mendapat banyak undangan untuk menjadi manajer~! Aku akan bertanya padanya klub apa yang dia minati!”

 Saat dia mengatakan ini, dia dengan cepat mengeluarkan smartphonenya dan menjentikkan jarinya dengan cepat.

 Itulah adikku yang selalu bertindak cepat setelah dia memikirkan sesuatu.

 Karena kepribadian inilah, Rin-chan terpaksa menunggunya di rumah kami berkali-kali.

 Biasanya, aku akan mengatakan, "Ada apa dengannya?", Tapi Rin-chan selalu mengatakan ini sambil tersenyum.

'Itu hal yang baik tentang Saki. Dia benar-benar baik dan ceria.'

 Aku sudah mendengar hal itu dari banyak orang. Jadi, kurasa itu bukan hal yang buruk.

“Fufu, Rin masih ragu-ragu mau bergabung dengan klub atau tidak. Bukankah dia sama sepertimu, Nii-san? Kamu masih belum bergabung klub manapun, kan?"

"Ugh.. aku tidak bisa menyangkalnya."


 Aku tidak bisa mengeluh tentang hal itu, tidak peduli apa yang mereka katakan atau lakukan kepadaku karena itu fakta.

"Atau sebaiknya…"

"Hmm?"

“Karena Rin terus bertanya tentang Nii-san, kenapa kalian tidak bertukar informasi kontak saja?”

“Ueeeh!?”

 Sebuah suara besar keluar. Bahkan aku tidak tahu dari mana suara itu berasal.

"Apa-apaan dengan suara itu?"

“Maaf, aku barusan tersedak. Kau tidak perlu melakukan sejauh itu, oke? Kau bisa memberitahuku apa yang terjadi."

“Tidak, ada banyak hal yang harus dibicarakan. Lagian, ini kesempatan yang bagus lho."

"Tidak tapi…"

“Astaga, Rin aja bilang nggak papa lho. Nanti kukirim ID-nya. Jadi, Nii-san nisa ngobrol dengannya."

"Adikku, bagaimana dengan pendapat Kakakmu ini..."

 Dia sama sekali tidak mendengarkan pendapatku ... Lagian, kepribadian adikku sangat bebal dan dia sepertinya tidak keberatan.




|| Previous || Next Chapter ||
7 comments

7 comments

  • Fajar
    Fajar
    14/4/22 23:33
    Beh adeknya
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    18/2/22 20:44
    tiba tiba saya lebih nge ship abang adek wkwkwwkwk
    Reply
  • Lucifer
    Lucifer
    31/12/21 21:42
    Beh adeknya
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    21/12/21 17:04
    👍
    Reply
  • Spight
    Spight
    17/12/21 09:35
    adeknya cakep cuk sumpah
    • Spight
      Unknown
      21/12/21 17:05
      Setuju 🤝
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    14/12/21 14:37
    Adenya mirip Uenohara + Kiyosato dri sebelah, makanya saya lbh suka, sekedar selera pribadi
    Reply
close