¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯
Setelah selesai melakukan Shuttle Run, dua orang yang tadi membuatku sangat kesal itu tersungkur di tempat dimana aku selesai berlari.
Seperti yang diharapkan dari seseorang yang memiliki tubuh atletik, mereka melakukan Shuttle Run lebih dari 130 kali.
Namun, aku tidak melihat banyak kerja keras mereka karena aku terganggu oleh percakapanku dengan Ketua.
Entah bagaimana aku berhasil melewati kelas PE terberat tahun ini.
"Hei, apa kalian punya parfum?"
"Ada nih.."
Berbeda dengan diriku, yang tidak pernah membawa parfum atau semacamnya ke sekolah. Mereka berdua selalu memiliki beberapa karena kegiatan klub.
Aku meminjam satu dari Yukito, yang nama mereknya tidak kukenal.
Setelah kami selesai berganti pakaian, kami bertiga kembali ke kelas.
Selanjutnya adalah jam istirahat. Waktunya kami para siswa/i berburu makan siang.
“Touma! Terima ini!"
"Woah!?"
Sebelum kami pergi untuk membeli sesuatu untuk dimakan. Aku mendengar suara yang familiar dari belakang. Ketika aku berbalik untuk melihat sumber suara tersebut, tiba-tiba aku disemprot dengan sesuatu ke seluruh tubuhku dengan gerakan cepat.
"Ketua, apa yang kau lakukan !?"
"Fufu~. Baunya wangy, kan?"
Dia menyemprotku dengan parfum yang dirancang dengan manis.
“Wangy sih.. Tapi, kau menyemprotnya terlalu berlebihan.."
"Begitu? Tapi baunya wangy, kan? Ini parfum favoritku lho."
"Uh-huh ...."
"Yuika, ayo cepat ..."
"Ah, oke! Kalau begitu, aku pergi dulu!Sampai jumpa!"
Setelah salah satu temannya memanggilnya, Ketua pergi meninggalkanku dan bergabung kembali dengan teman-temannya.
"Touma, kau sudah ditandai."
"Nggak usah aneh-aneh.."
“Seperti yang diharapkan dari Ketua, wangy parfumnya berbeda dari kami. Itu lebih kuat.."
“Benar, itu lebih kuat dari punyaku.."
"Tidak ... kupikir ini karena Ketua menyemprotkan padaku secara berlebihan."
Memang benar baunya berbeda, ini jauh lebih kuat dibandingkan dengan parfum milik Yukito.
Ini mirip dengan bau yang biasa dimiliki adik perempuanku.
Bukannya aku tidak terbiasa dengannya, tapi itu tidak terlalu menyenangkan.
Pada akhirnya, aku menghabiskan istirahat makan siangku dengan bau ini tidak pernah meninggalkan hidungku.
* * *
Seperti biasa, hari ini aku dan Rin-chan akan bertemu di tempat yang sama seperti kemarin untuk pulang bersama.
Sepertinya sesuatu yang kukatakan secara tidak sengaja kemarin membuat adik perempuanku terkejut.
Setelah itu, situasinya sedikit berubah. Jadi, aku menyerahkan sisanya pada Rin-chan, tapi bagaimana hasilnya?
“Terima kasih sudah menunggu~.”
“Oh.. Otsukaresama, yuk pulang."
"Iya..."
Aku mulai mengayuh sepedaku perlahan.
"Apa kau sudah membicarakannya pada Saki?"
"Tentang apa?"
"Soal itu lho.. Aku akan membantumu belajar sepulang sekolah.."
"Ah, itu ya.."
"Ya, bagaimana?"
"Mnm, aku sudah membicarakannya dengan Saki. Sebaliknya, dia malah menanyaiku banyak pertanyaan lho.. Onii-san, apa kau mengatakan sesuatu padanya?”
"Hmm... aku hanya mengatakan kepadanya bahwa aku akan membantumu belajar. Itu saja."
"Beneran?"
"Ya.."
"Tapi, kenapa Saki menanyaiku banyak pertanyaan."
"Hm, emang pertanyaan seperti apa?"
“Itu percakapan pribadi untuk anak perempuan. Tapi, aku tidak mengatakan sesuatu yang aneh.”
"Begitukah ..."
Aku merasa lega untuk saat ini.
Yah, dia pasti menemuiku di pagi hari jika ada sesuatu yang mengganggu dipikirannya. Jadi, kupikir tidak apa-apa jika dia tidak melakukan itu.
“Lebih penting lagi, Onii-san, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu juga.”
"Hmm? Apa?"
"Kenapa bau parfummu seperti milik wanita?"
"Eh? Ah… ini…”
“Aku tahu, karena aku juga menggunakan parfum yang mirip seperti itu."
Sial, bagaimana aku harus memberitahunya? Apa aku harus mengatakan sesuatu seperti 'Ah, ini.. teman sekelasku memakainya untuk bersenang-senang'.
Pada saat ini, aku berhenti di lampu lalu lintas dengan waktu yang lama.
“Onii-san, apa kamu mencoba menjadi pria populer. Dengan tujuan mendekati gadis-gadis di kelasmu?"
"Tidak, tidak ... Aku tidak akan melakukan itu, wajahku saja pas-pas'an.."
Kulitku tidak seputih itu dan wajahku bahkan tidak terlalu tampan.
"Mencurigakan .... Lalu, untuk apa kamu memakai parfum itu?"
“Ern, tidak ada alasan khusus. Hanya saja, teman sekelasku sering bercanda dan menyemprotkan parfum miliknya ke arahku. Itulah sumber aroma ini ..."
“Teman sekelas yang kamu maksud itu... dia perempuan, kan?"
"Eh? Ya, dia perempuan.."
"Hee, begitu ..."
Untuk beberapa alasan, Rin-chan mengeluarkan suara yang sepertinya dia tidak senang.
"Apa Onii-san dekat dengan dia?"
"Yah, bisa dibilang seperti itu.. Kami sudah saling kenal sejak kelas satu."
"Oh begitu."
Ketika aku melihat ke belakang untuk berbicara dengan Rin-chan seperti ini, aku menyadari bahwa ekspresinya wajahnya berubah.
“Apa kamu peduli dengan orang itu, Onii-san?"
"Hm... Meskipun dia gadis yang cukup populer di kelas, tetapi aku tidak yakin apakah aku tertarik dengannya atau tidak."
Setiap orang memiliki level yang berbeda-beda dan kurasa Ketua di level kelas atas.
Dengan mengingat hal itu, aku agak penasaran orang seperti apa yang dekat dengan Ketua saat ini.
Yah, bukan berarti aku ingin mencampuri urusannya.
"Apa kau ingin tahu tentang dia?"
Jarang bagi Rin-chan untuk bertanya sebanyak ini.
Meskipun, dia tidak berencana untuk bergabung dengan suatu klub. Dia mungkin ingin salah satu siswi yang lebih tua dapat diandalkan.
Jika itu Ketua, dia bisa diandalkan. Jadi, jika itu masalahnya, aku akan dengan senang hati memperkenalkannya.
"Nggak juga! Aku hanya ingin tahu seperti apa hubungan Onii-san dengan orang itu.”
"Untuk apa?"
Aku tidak berharap dia menanyakan pertanyaan seperti itu karena khawatir. Jadi, aku bertanya alasannya.
"Coba Onii-san pikir sendiri ...." kata Rin-chan, dengan wajah cemberut dan sedikit merah.
"Maaf."
Meskipun aku tidak tahu apa kesalahanku. Tapi, ekspresinya membuatku sadar bahwa aku harus meminta maaf.
“Aku akan memaafkan Onii-san, kalau kamu terus memperhatikanku lebih banyak dari orang itu..."
Saat dia mengatakan ini, Rin-chan meraih lengan bajuku.
Sama seperti kemarin, gerak-gerik gadis ini benar-benar imut.
Bahkan jika dia khawatir, aku tidak akan lengah.
Lampu lalu lintas berubah dan kami pun dapat melanjutkan perjalanan kami, tetapi kami berdua terjebak untuk sementara waktu.
|| Previous || Next Chapter ||
10 comments