¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯
Kemarin, ketika aku pulang bersama dengan Rin-chan. Kami membicarakan tentang belajar bersama sepulang sekolah karena Rin-chan mengalami sedikit kesulitan dalam pelajarannya. Jadi, aku memutuskan untuk membantunya... Dan, aku juga sudah memberitahu adikku tentang itu.
Mengesampingkan kejadian kemarin. Hari ini, aku menderita bukan karena tekanan mental, tetapi dari tekanan fisik dari kelelahanku yang hebat.
Kenapa minggu pertama tahun ajaran baru begitu sulit?
Saat ini, gedung olahraga dipenuhi dengan suara yang menurut kebanyakan orang mengganggu atau menakutkan untuk didengar.
Suara adalah skala musik yang berdetak satu per satu dalam ritme yang stabil.
Semakin cepat langkahku, semakin keras suara yang dikeluarkan dari sol sepatuku yang menggesek lantai gym.
"Kuh…!"
Ketika aku melakukan tes ini, aku harus menghindari berbicara tentang hal-hal yang tidak perlu, tetapi aku tidak bisa tenang jika aku tidak mengatakannya.
Saat ini, aku sedang melakukan shuttle run 20 meter, salah satu tes kebugaran fisik yang diadakan selama musim semi. [TN: Shuttle Run bagian dari jenis latihan yang cukup populer dan mengutamakan kecepatan, daya tahan, dan juga ketepatan. Tidak hanya itu saja, shuttle run juga melatih kontrol tubuh, kelincahan, hingga akselerasi ketika berlari]
Beberapa sekolah mungkin memiliki tes ketahanan, tetapi di SMA ini, kami memilih yang tes ini.
Ini adalah latihan paling berat tahun ini bagiku. Karena aku tidak memiliki tubuh atletis, apalagi kegiatan klub. Aku tidak memiliki kegiatan klub apapun.
Meskipun di musim semi, tetapi cuaca di bulan April ini terasa seperti musim panas saja. Itu membuatku berkeringat seperti orang gila
Sulit untuk melakukan ini di awal tahun ajaran baru, tetapi karena akan semakin panas, mungkin lebih baik melakukannya sekarang.
"Ohh! Jarang sekali melihat Touma bekerja keras seperti itu.."
Haruki dan yang lainnya, tampaknya menikmati penderitaanku ini.
Aku ingin mengeluh pada mereka. Tapi, untuk saat ini aku tidak punya waktu untuk itu.
"Benar.. biasanya dia cuma malas-malasan saja. Tapi, hari ini dia terlihat serius melakuan Shuttle Run."
“Hm... Sepertinya dia mencoba mengatakan sesuatu .."
Hal semacam ini sangat melelahkan bagiku yang tidak terbiasa dengan latihan fisik. Di saat yang sama, aku juga melihat beberapa siswa mulai menyerah. Kalau kau bertanya kepadaku, apa yang akan kulakukan. Tentu saja, aku tidak menyerah begitu saja.
Jika aku menyerah seperti mereka, aku tidak akan tahu seberapa jauh aku bisa bertahan dalam ketahanan fisik ini.
Selain itu, ini adalah sesuatu yang dilakukan seluruh kelas. Jadi, tentu saja gadis-gadis ikut menonton kami.
Itu sebabnya, setidaknya di depan gadis-gadis itu. Aku ingin menunjukkan sisi baikku pada mereka.
Jika aku melakukannya dengan serius, aku bisa menggunakan tes kebugaran fisik sebagai alasan dan jika aku mendapatkan hasil yang bagus, aku bisa menunjukkan bahwa aku bisa melakukannya.
Sebenarnya, aku tidak ingin pamer. Tapi, itu tidak berlaku hari ini. Karena aku tidak ingin dipandang mengecewakan oleh mereka. Jadi, aku memutuskan untuk serius ....
“Tapi, ini sulit…!”
Ngomong-ngomong, berapa kali aku harus melakukan ini? Kupikir aku sudah lebih dari 115 kali?
Ini mungkin lebih dari rata-rata untuk anak SMA kelas dua.
Akan kukatakan sekali lagi, siswa dari kelompok yang memulai Shuttle Run bersamaku mulai berhenti (menyerah) dan jumlah mereka mulai berkurang.
"Semangat ngab, kau pasti bisa 120 kali.."
"Tidak, kau pasti bisa 130 kali!"
Mereka berdua mengatakan hal-hal gila padaku.
Tingkat stamina mereka berada pada level yang berbeda denganku.
Setelah berlari ke sana kemari, aku akhirnya bisa bertahan sampai 125 kali.
Kau pasti berpikir, Itu bukan sesuatu yang bisa kau harapkan dari pria yang tidak mengikuti aktivitas klub mana pun, kan?
....... .......
.......
“Haa, haa.. nggak kuat lagi cuk!"
“Otsukaresama.. 125 kali itu hal yang bagus, kawan. Kau melebihi ekspetasi kami.."
"Itu benar. Btw, dari mana kau mendapatkan kekuatan semacam itu?”
Sepertinya aku mampu mempertahankan kekuatan fisik yang cukup untuk membuat mereka berdua terkesan.
"Yah, aku juga melakukan... beberapa latihan fisik ..."
“Sungguh mengesankan. Kurasa ini yang mereka sebut hasil dari latihan.."
Meskipun mereka mengatakan itu. Tapi, satu-satunya alasanku sejauh ini adalah agar terlihat keren di depan gadis-gadis.
“Wah, Itohara-kun. Kekuatan fisikmu sangat baik.."
"Terima kasih…"
Guru olahraga memuji kekuatan fisikku.
"Ngomong-ngomong. Kau masih belum bergabung dengan klub, kan?"
"Eh, yah... begitulah."
"Kalau begitu, bagaimana kalau kau bergabung dengan klub kami?”
“Tolong beri saya waktu istirahat. Bahkan jika saya bergabung dengan klub kendo. Saya tidak yakin apakah saya masih bisa melakukannya atau tidak."
Waktu SMP aku pernah bermain kendo.
Tapi, setelah mengalami cidera di bagian lutut. Aku benar-benar terganggu oleh rasa sakit yang membatasi kemampuanku untuk melakukan beberapa hal.
…Sejak saat itulah, aku memutuskan untuk berhenti bermain Kendo.
Aku masih ingat kejadian itu ketika aku mencoba latihan Kendo. Di mana gadis-gadis yang melihatnya merasa sangat khawatir padaku.
Btw, pada turnamen terakhir di sekolah menengah (SMP), aku tampil sangat baik. Mungkin, ini alasan guru ini mencoba membuatku bergabung dengan klubnya.
Yah, aku hanya melarikan diri dan di sinilah aku berada.
“Yah, kau selalu diterima. …Oke sekarang, mari kita lanjut ke kelompok berikutnya! Bersiap-siaplah!"
Dia memanggilku untuk mengucapkan beberapa patah kata seperti biasa dan kembali bekerja sebagai guru olahraga.
Setelah itu, aku pergi keluar dari tempat latihan untuk mencari udara segar.
Ah, angin sepoi-sepoi memang yang terbaik!
"Kerja bagus!"
“Oh, Ketua.”
Ketika aku sedang menikmati angin sepoi-sepoi, tiba-tiba Yuika Mikami.. Ketua kelas kami menghampiriku.
"Hya~. Tadi, kamu sangat keren lho."
“Tidak, kau terlalu melebih-lebihkanku."
"Tidak usah merendah. Sini biar kukipasi!"
Mengatakan itu, Ketua mulai mengipasiku menggunakan buku catatan dan mengirimiku angin sepoi-sepoi.
Meskipun itu cuma buku catatan biasa. Namun, itu cukup membuatku merasakan angin sepoi-sepoi darinya.
“Touma, sini mendekat. Aku juga ingin merasakannya juga."
"K-Ketua… Ini agak terlalu dekat!”
Tiba-tiba, Ketua menutup jarak di antara kami.
"Ara? Emang kenapa?"
"Y-Yah, kau tahu.. Aku berkeringat seperti orang gila."
“Ahahaha! Itu yang kamu pikirkan? Memang benar, kamu berkeringat begitu banyak sampai-sampai kamu terlihat seperti kehujanan.."
“Nah, kan? Makanya, aku tidak ingin kau dekat-dekat denganku saat ini."
Tidak baik bagi seorang gadis untuk mendekatiku dalam kondisi ini.
"Fufu~. Meskipun kamu tidak terlalu tertarik dengan perempuan. Tapi, sepertinya kamu peduli dengan mereka.”
"Bukan itu maksudku, ini lebih merupakan masalah citra."
Meskipun aku tidak populer, aku tidak ingin dinilai sebagai orang brengsek.
“Tidak perlu kaku seperti itu. Kita sudah saling kenal sejak kelas satu. Dan aku juga tahu kamu habis melakukan Shuttle Run, wajar saja kalau kamu berkeringat. Jadi, kamu tidak perlu khawtir soal itu!" katanya, sambil duduk di sampingku seolah-olah itu hal biasa.
Tidak peduli apa yang dikatakan Ketua, aku tetap merasa gelisah.
“Entah kenapa ini terasa baru bagiku. Meskipun kita sudah kenal sejak kelas satu. Mungkin karena kita sebelumya tidak pernah melalukan percakapan seperti ini, sama seperti kemarin dan sekarang, rasanya cukup menyegarkan.”
“Oh, aku mengerti! Aku juga merasakan hal yang sama ketika pertama kali berbicara dengan Haruki. Tapi, untungnya aku tidak memiliki kesan buruk ketika berbicara dengannya. Jadi, kami bisa berteman baik sampai sekarang."
"Ya, seperti itu!"
"Oh ya, kita belum pernah ngobrol lewat app LINE, kan? Dulu, kita cuma ngobrol dalam kelompok kelas.."
“Yah, mungkin karena pada saat itu kau sudah punya pacar. Jadi, aku tidak bisa berbicara langsung denganmu seperti ini. Itu akan membuat pacarmu cemburu, bukan? Juga, aku tidak pernah berbicara dengan gadis di kelas kita secara terbuka.”
“Hmm .... Tapi, Yukito dan aku bisa berbicara dengan normal, kan?"
Huh, Yukito?
"Oh, iyakah?"
“Mnm, seingatku.. Tapi, setelah Yukito punya pacar sejak itu dia sama sekali tidak berbicara denganku. Hal yang sama berlaku untuk Haruki.”
“Begitukah ..”
"Yah, itu hal biasa, kan? Ketika seseorang punya pacar akan canggung bagi kita untuk berbicara dengan mereka secara terbuka (blak-blak'an) karena kita harus menjaga perasaan pacar mereka."
"Kurasa, kau benar."
“Touma, apa kamu punya seseorang yang kamu anggap spesial?"
"Nggak juga. Aku jarang memiliki teman perempuan."
Hanya ada satu orang pengecualian. Tapi, aku bahkan tidak tahu apakah hubungan kita itu bisa dianggap sebagai 'Teman' atau tidak.
“Hoo~.. Jadi, aku mungkin orang yang paling dekat denganmu."
"Yah ... Huh?"
"Apa kamu ingin aku menjadi orang pertama yang menghubungimu?"
"Eh ...."
Itu yang dikatakan Ketua kepadaku.
“Touma menarik dan kamu tidak punya pacar. Jadi, kupikir tidak apa-apa.”
"......"
Aku tidak punya alasan untuk menolak. Jadi, aku memutuskan untuk menerima undangan itu.
"Oke, sudah diputuskan!"
Ketua tersenyum dan mengangguk puas.
Saat Haruki dan Yukito dengan panik melakukan shuttle run mereka, persahabatan yang tak terduga berkembang lebih jauh.
|| Previous || Next Chapter ||
2 comments