NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Saijo no Osewa V1 Chapter 2 Part 5

Chapter 2 - Bagian 5
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯

Hari ini, pelajaran terakhir telah selesai dan…

"Ah, Tomonari. Kerja bagus."

"Ah, benar juga. Nee, apa kamu mau ikut kami? Yah, paling cuma nongkrong.."

Taisho dan Asahi mendekatiku. Tapi, aku meminta maaf dengan senyum masam di wajahku.

"Maafkan aku. Aku harus pulang lebih awal.."
 
"Begitu, ya. Yah, mau bagaimana lagi..." kata Taisho, agak kecewa.

Aku mulai merasa bersalah. Mereka sudah bersikap baik padaku. Tapi, aku malah menolak ajakan mereka untuk makan siang dan nongkrong sepulang sekolah. Tapi, tetap saja.. aku harus memprioritaskan pekerjaanku sebagai pengasuh.

"Um, kalau kalian tidak keberatan. Bolehkah aku meminta bantuan kalian lagi lain kali? Aku ingin tahu lebih banyak tentang sekolah ini.."

""Oh! Tentu saja!""

Taisho dan Asahi-san tersenyum padaku.

Pada saat itu, Asahi-san mengeluarkan smartphonenya dari saku roknya dan melihat ke layar.

"Ah, sepertinya jemputanku sudah datang. Kalau begitu, aku pergi dulu. Dah~"

"Aku juga. Sampai jumpa besok, Tomonari."

"Ya, sampai jumpa."

Mereka berdua mengucapkan selamat tinggal kepadaku, lalu pergi meninggalkan kelas.

Aku mengambil tasku yang tergantung di mejaku dan memutuskan untuk meninggalkan sekolah. …Tapi pertama-tama, sebagai pengasuh, aku harus memastikan bahwa Hinako pulang ke rumah dengan aman.

"Nah, Hinako..."

Ketika aku ingin memanggilnya, dia sudah meninggalkan tempat duduknya.

Karena dalam pengaturan ini, seharusnya tidak apa-apa bagiku untuk melakukan percakapan normal dengannya. Tapi, kalau bisa, aku ingin menjaga jarak tertentu untuk mencegah masalah.

Hinako kemudian meninggalkan kelas dan aku mengikutinya, berusaha untuk tidak membiarkan siapa pun di sekitar melihatku.

Hinako meninggalkan sekolah, seperti yang kupikirkan... tapi untuk beberapa alasan, dia berhenti untuk membeli sesuatu.

"Tolong satu, ya?"

"Oke.."

Dia tampak membeli sepotong roti. Dengan roti di tanganya, Hinako berjalan ke arah taman.

.... Ngapain dia ke sana?

Ngomong-ngomong, di Akademi Kiou di sini terdapat beberapa taman untuk bersantai. Nah, taman yang dia datangi adalah taman yang terletak di dekat gedung tua. Di sana terlihat ada kolam kencil dengan beberapa meja di dekat kolam itu. 

Kupikir ini tempat yang jarang di kunjungi oleh siswa/i di sini. Itu terlihat dari sepinya tempat tersebut. Hampir tidak ada seorangpun di sana.

Berdiri di tepi kolam, Hinako melemparkan potongan kecil roti ke dalam kolam.

.... Hmm? Ah, ikan Koi 'ya?

Koi yang berenang di kolam itu mengerumuni roti yang dilemparkan Hinako.

Sebagai “Ojou-sama”, dia mungkin memiliki selera seni dan kasih sayang terhadap hewan.

Tapi, sebelumnya aku tidak pernah melihat Hinako memberi makan hewan. Atau .....

Oh, benar.. Shizune-san menyuruhku untuk tidak mengambil jalan memutar dalam perjalanan pulang. 

Sebelum aku mendekati Hinako, aku memeriksa sekeliling untuk memastikan tidak ada yang melihatku mendekati Hinako. 

.........

......

"Apa yang kau lakukan?"

"Memberikan makan ..."

Aku bisa melihat itu. Melepas topeng “Ojou-sama” yang sempurna, Hinako dalam keadaan malas yang alami, berjongkok dan menatap ikan Koi yang berkerumun di sekitar roti.

"Enak, kan ~"

Hinako bergumam dengan linglung.

"Jadi ikan enak juga ya. Mereka hanya perlu membuka mulut untuk diberi makan. Aku ingin tahu apakah kita bisa bertukar tempat…"

"Aku yakin bahkan ikan Koi memiliki kesulitan yang tidak diketahui manusia.."

"Aku ingin tahu tentang itu~"

Sepertinya dia tidak memiliki belas kasihan pada hewan, tetapi malah iri pada mereka.

Menyimpan perasaan yang rumit, aku menghela nafas.

"Ayo pulang. Shizune-san sedang menunggu kita."

"Nggak."

Hinako menjawab dengan nada cemberut.

"Kenapa? Kalau kita pulang, kau bisa bersantai, tahu?"

"Nggak mau.… Setelah ini, pasti ada pelajaran lainnya.."

Eh? Pelajaran lainnya?

Sepertinya tidak mudah menjadi Putri dari keluarga Konohana.

"Tapi, bukan berarti kau harus tinggal disini. Mungkin tidak nyaman untuk Hinako."

"Justru suasan sepi seperti ini sangat membuatku nyaman."

Itu mungkin benar.

Tidak ada kegiatan klub sepulang sekolah di Akademi Kiou. Itu karena sebagian besar siswa/i sibuk dengan studi mereka dan bekerja setelah sekolah. Selain itu, keluarga mereka semuanya kaya, sehingga mereka dapat menyediakan kolam renang sendiri dan lahan untuk kegiatan klub jika diperlukan.

"Tap,  kau tidak bisa tinggal di sekolah selamanya. Ayo, ayo pergi dari sini."

"Tidaaaak~~"

"Kalau kau terus seperti ini, bukankah ini hanya akan membuat segalanya menjadi lebih rumit?"

"Ugh…"

Untuk sesaat, Hinako terlihat sangat tidak nyaman, tetapi akhirnya, dia menganggukkan kepalanya.

"T-tapi, tetap saja…"

Hinako, yang lari dari kenyataan, kembali memberi makan Koi dalam diam.

Dia adalah Ojou-sama yang berhati kuat. Sekarang, apa yang harus kulakukan…?

"...Ngomong-ngomong, Shizune-san memberiku ini."

Aku ingat kantong hitam yang Shizune-san berikan padaku pagi ini dan mengeluarkannya dari tasku.

Dia mengatakan kepadaku bahwa jika Hinako bersikap egois. Aku bisa menggunkan ini. 

... Btw, apa sih ini?

Aku membuka tasku dan mengeluarkan apa yang ada di dalamnya– 

"Keripik kentang!!"

Hinako, yang sebelumnya terlihat malas, merespons dengan mata berbinar.

Dia benar, di dalam tas ada keripik kentang rasa consomme. [TN: consomme adalah sejenis sup bening yang terbuat dari kaldu atau kaldu kaya rasa yang telah dijernihkan, proses yang menggunakan putih telur untuk menghilangkan lemak dan endapan]

"U-ugh... licik sekali,… aku tidak bisa menahan godaan…"

Hinako berkata dengan suara bergetar.

Aku belum pernah melihat seseorang akan begitu hancur oleh keripik kentang.

"Oh, aku akan memberikan ini padamu. Tapi, kau harus pulang, oke?"

"…Ngghh."

Setelah geraman frustrasi, Hinako dengan enggan berdiri dan mengambil keripik kentang dari tanganku.

Mulai saat ini, Hinako dan aku akan berpisah, seperti yang diatur. Begitu Hinako melewati gerbang sekolah, sebuah mobil hitam berhenti di dekatnya. Shizune-san keluar dari mobil dan menyapa Hinako. Aku menyaksikan adegan itu, berpura-pura menjadi orang asing dan terus berjalan sendirian.

Aku mencapai tempat yang kurang padat di mana kami bisa bertemu dan menunggu sebentar.

Kemudian, mobil yang membawa Hinako dan Shizune-san berhenti di dekatnya.

"Maaf membuatmu menunggu."

"Tidak, terima kasih atas kerja kerasmu."

Aku duduk di kursi belakang, menjawab Shizune-san. Hinako juga duduk di kursi belakang.

Bagi orang-orang di sekitar kami, sepertinya Hinako dan aku pulang secara terpisah.



"Pertama-tama, terima kasih atas kerja kerasnya di akademi"

"Ah, baik. Terima kasih juga."

Shizune-san, yang memiliki kesan tegas, membuatku sedikit terkejut dan tanpa sadar aku menganggukkan kepalaku. 

Hinako, yang duduk di sebelahku, tanpa berpikir memakan keripik kentang yang kuberikan padanya.

"Aku melihat apa yang kuberikan kepadamu pagi ini berguna."

"Itu berguna pada menit terakhir. Aku tidak berharap keripik kentang bekerja dengan baik."

"Itu makanan favoritnya. Dia tidak bisa memakannya hampir sepanjang waktu dan itu sama baiknya dengan makanan lainnya."

"...Itu hanya keripik kentang, namun dia tidak bisa memakannya sepanjang waktu?"

"Tentu saja. Makanan tidak sehat semacam itu tidak cocok untuk wanita dari keluarga Konohana."

Meskipun mereka berasal dari keluarga kaya, mereka tidak bebas melakukan apa pun yang mereka inginkan. Bahkan, tampaknya mereka terkadang lebih terkekang daripada orang biasa. Namun…

"...Kupikir akan baik-baik saja jika itu hanya keripik kentang."

"Tidak. Ini juga instruksi dari Keigon-sama. ...Dia diizinkan makan keripik kentang yang dimasak oleh koki. Tapi, sepertinya dia lebih suka yang dari minimarket."

Kurasa dia suka makanan biasa yang kurang sehat. [TN: Makanan seperti keripik yang tersedia di minimarket emg biasanya gak baik buat kesehatan. Tapi, rasanya maknyus]

Ketika aku melihat ke sampingnya, aku melihat beberapa keripik kentang tumpah ke lututnya.

"Keripikmu pada jatuh di lantai."

Saat aku memperingatkannya, Hinako terlihat bangga untuk sesaat.

"...Ini sama dengan makan mie soba dengan menyeruputnya."

"Ha?"

"Menumpahkan remah-remah... Itu cara makan keripik kentang yang benar."

"Tidak, tentu saja tidak."

Ada apa dengan tatapan sombong itu?

"..Aku akan mengambilnya. Jadi, angkat tanganmu..."

"Nn..."

Hinako perlahan mengangkat tangannya. Sementara itu, aku mengambil sisa keripik di pangkuan Hinako. Shizune-san memberiku kantong plastik dan aku melemparkannya ke sana.

"Itsuki, ini ..."

Hinako memanggilku dan memegang sekantong keripik kentang.

"...Kau memberiku ini?"

"Tidak. Aku meniru ikan Koi. …suapin ..."

Seperti ikan Koi yang menunggu sepotong roti, Hinako membuka mulutnya lebar-lebar.

Dia ingin aku menyuapinya ...

"Ya, iya ...."

"Aaa~…"

Aku mengambil keripik kentang dan memasukkannya ke dalam mulut Hinako, dan dia tampak bahagia. Dia tidak bisa menjadi ikan Koi, tapi sepertinya dia merasa seperti itu.

"Cuma mau ngasih tahu, jangan sampai Keigon-sama melihatmu seperti itu."

"Eh, ah.. dimengerti."

Itu adalah sesuatu yang bisa disalahpahami dalam banyak hal. Mungkin lebih baik tidak menunjukkannya kepada siapa pun.

"Shizune-san, kau tidak akan melaporkan ini padanya, kan?"

"Hm, sebenarnya.. aku ingin melaporkannya sesegera mungkin.. Tapi.. sayangnya, bahkan jika kami memberhentikan posisimu sebagai pengasuh sekarang, kami tidak memiliki penggantinya. …Sebelum kamu menyimpan perasaan nafsu terhadap Ojou-sama, aku sarankan kamu menghentikan perasaan itu."

"Tolong jangan lakukan itu padaku."

Aku menundukkan kepalaku dalam-dalam ke Shizune-san




|| Previous || Next Chapter ||
2
close