NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Saijo no Osewa V1 Chapter 2 Part 4

Chapter 2 - Bagian 4
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯

"…Nn?"

Smartphone di sakuku mulai berdering, menandakan ada panggilan.

Di akademi, penggunaan smartphone dan komputer diperbolehkan selama istirahat. Tampaknya beberapa anak dari keluarga kaya terlibat dalam pekerjaan perusahaan meskipun mereka masih pelaja, dan itulah sebabnya mereka mengambil tindakan. Meski begitu, saat istirahat, aku bisa mendengar mereka berbicara tentang “Day Trading”.

"Shizune-san..?"

Menyebut nama di layar dengan keras, aku mengangkat panggilan itu.

'Kamu terlalu lama menjawabnya. Lain kali, tolong jawab dalam 5 deringan.'

"Ya, maaf  ..."

'Aku yakin Itsuki-sama tidak akan bisa merespon secara instan saat berada di akademi. Aku bersedia sedikit longgar.'

Shizune-san tidak hanya ketat. Dia juga mengharapkan hasil yang tinggi.

Aku sudah bekerja untuk berbagai atasan di pekerjaan paruh waktuku dan aku pikir Shizune-san adalah salah satu atasan terbaik yang pernah kumiliki. Meskipun, dia juga sangat ketat.

'Ini jam makan siang di akademi, bukan? Sampai kamu terbiasa dengan pekerjaan seorang penjaga, aku akan memeriksamu seperti ini selama istirahat makan siangmu.' [TN: Di chapter kali ada sedikit perubahan, seperti kata "Saya -> Aku" & "Anda -> Kamu" untuk Itsuki dan Shizune]

"…Terima kasih banyak."

'Apa Ojou-sama bersamamu?'

"Ya. Dia lagi tidur."

Aku tidak perlu repot-repot memberi tahu Shizune-san bahwa aku memberi Hinako bantal pangkuan.

'Apa kamu mempunyai masalah?'

"Sejauh ini tidak ada... Kalau aku harus mengatakannya ... kurasa kelas adalah bagian tersulit dari pekerjaan ini."

'Kalau begitu kita akan punya banyak persiapan hari ini.'

"Geh, baiklah."

'Kejujuran adalah kebajikan yang baik.'

Padahal bisa juga berarti aku bodoh.

"Ngomong-ngomong, aku baru saja mendengar dari Hinako... Bahwa semua pengasuhnya sejauh ini berhenti setelah sebulan tanpa gagal."

'Itu benar.'

Shizune-san menjawab, seolah dia kesulitan mengatakannya. 

"Aku ingin tahu, alasannya?"

'Sampai sekarang, semua pengasuhnya adalah bawahan Ayahnya, Keigon-sama. Itu sebabnya ketika mereka bertindak sebagai pengurusnya, sikap mereka sebagai pelayan keluar... Dan ini menyebabkan suasana hati Ojou-sama yang buruk.

"..Hinako, dia tidak terlalu menyukai pelayan, kan?"

Ya, begitulah. Dia tidak suka pelayan… atau lebih tepatnya, suasana sopan dan kaku mereka.''

Yah, aku punya sedikit ide mengapa itu terjadi.

'Ini adalah pertama kalinya kami mempekerjakan orang biasa yang tidak memiliki hubungan dengan keluarga Konohana sebagai penjaga. ….Saat aku kesulitan menemukan penjaga berikutnya, Ojou-sama memilihmu. Jadi, aku dengan setengah hati memilihmu sebagai eksperimen.'

"Hmm, jadi begitu …"

Dari ditunjuk sebagai pengasuh, hingga transfer ke akademi, semuanya berjalan sangat lancar sehingga aku sedikit khawatir. Tapi, sepertinya ini adalah eksperimen untuk keluarga Konohana. Ini mungkin terjadi karena kebijakan mereka untuk mencoba segalanya terlebih dahulu.

'Seperti apa hubunganmu dengan Ojou-sama di sekolah?'

"Pertama-tama, aku menjelaskan bahwa ada hubungan antara orang tua kami."

'Itu pengaturan yang bagus. Tolong jaga jarak itu. …Apa kamu memiliki hubungan dekat dengan seseorang?'

"Ini baru hari pertama. Jadi, aku belum banyak mengenal orang-orang di akademi… Tapi, aku sudah berbicara dengan Asahi Karen dan Taishou Katsuya."

'Umu. Asahi-sama, dan Taishou-sama, ya?'

Aku mendengar gumaman singkat Shizune-san. 

'Orang tua Asahi-sama ada di bisnis retail… Mereka menjalankan toko retail elektronik. Itu adalah perusahaan bernama J's Holdings.'

"Aku belum pernah mendengarnya."

Asahi-san dan Taishou, mereka menggambarkan diri mereka sebagai siswa yang lebih dekat dengan rakyat biasa. 

Jadi, kurasa mereka tidak berada di perusahaan sebesar itu, sama sepertiku.

'Apakah begitu? Kupikir J's Electronics adalah toko  yang cukup terkenal.'

"…Eh? Elektronik J?"

'Iya..'

Aku pernah mendengar tentang J's Electronics. Bahkan, aku pernah menggunakan produk mereka sebelumnya.

Aku sudah melihat banyak iklan televisi dari toko itu, itu adalah toko berantai yang sebagian besar mantan teman sekelas SMAku mengetahui hal tersebut.

"B-Bukankah itu tempat yang sangat terkenal…!?'"

'Itu benar. Mereka adalah salah satu dari lima pengecer elektronik teratas di Jepang dalam hal penjualan.'

Oi Oi… apa maksudmu lebih dekat dengan rakyat biasa? Bukankah kau seorang Ojou-sama yang konyol?  

'Ngomong-ngomong, keluarga Taishou-sama adalah perusahaan transportasi besar, terkenal dengan layanan transportasi mereka.'

"Itu juga terkenal…"

'Benar.'

Aku merasa seperti aku telah dikhianati. Kedua perusahaan ini sangat terkenal.

'Bisnis keluarga dari kedua temanmu itu cukup terkenal, kamu harus ingat itu. Kebetulan, Itsuki-sama berpura-pura bahwa keluargamu menjalankan perusahaan IT. Jadi, kamu juga akan belajar IT mulai hari ini. Mari kita belajar setidaknya beberapa pemrograman.'

"..Tolong bersikap lembut padaku."

'Tentu, kamu tidak perlu khawatir. Oh, ya. Terus dampingi Ojou-sama. Jika terjadi sesuatu, tolong laporkan kepadaku segera.'

Setelah mengatakan itu, Shizune-san menutup panggilan denganku.

Saat aku menghela nafas panjang, aku menyadari bahwa Hinako sedang menatapku.

"Itsuki… Ada apa?"

"Tidak ada.. Hanya saja, aku kehilangan banyak kepercayaan diri…"

Aku bertanya-tanya apakah aku benar-benar bisa bergaul dengan orang-orang seperti itu di sekolah. Di sekelilingku ada bunga yang tak terjangkau. Aku punya perasaan bahwa aku akan mendaptkan masalah suatu hari nanti dan aku akan membuat keluarga Konohana bermasalah.

"Ngomong-ngomong…"

"Mnm, apa…?"

"Kenapa kau menunjukku untuk menjadi pengasuhmu?"
"Ah…"

Setelah berpikir sejenak, Hinako menjawab.

"Karena... aku merasa nyaman di dekatmu."

"Begitu ..?"

"Nn."

Hinako singkat menegaskan.

"Aku suka caramu menjagaku... Sambil berpikir, 'Mau bagaimana lagi'."

Aku merasa konteks dari dulu dan sekarang tidak ada hubungannya.

Mungkin dia masih setengah tidur.

"Kelas sore… aku ingin istirahat."

"Itu tidak baik."

"Eehhh~"

♢♢♢

Istirahat makan siang sudah berakhir dan sekarang jam pelajaran kelima dimulai.

"Lalu orang yang memecahkan pertanyaan ini adalah... Taishou-kun, bisakah kamu menyelesaikan ini?"

"Eh? ... Eh, maaf. Saya tidak tahu."

Sensei itu memanggil Taishou, tapi dia menjawab dengan permintaan maaf. 

"Kalau begitu, Konohana-san. Bisakah kamu menyelesaikan ini?"

"Iya"

Berdiri di depan papan tulis, dia mengambil kapur dan menuliskan jawabannya.

"Bagaimana, sensei?"

"Seperti biasa, itu sempurna. Terima kasih banyak."

Saat Hinako kembali ke tempat duduknya, teman-teman sekelasnya memandangnya dengan hormat.

Kurasa itu bukan gadis yang sama yang tidur di pangkuanku dengan sembrono tadi. Dia bilang dia tidak ingin pergi ke kelas ... 

Lonceng berbunyi dan akademi sedang istirahat.

Saat aku memutar bahuku untuk meregangkan ototku, Taisho dan Asahi-san mendekatiku.  

"Fuaa~, aku lelah… Aku benci pelajaran kelima karena membuatku mengantuk."

"Oh, itu Taishou-kun, yang tidak bisa menjawab di kelas sebelumnya."

"Ugh… Mau bagaimana lagi… Aku membuat sedikit kesalahan saat belajar."

Tampaknya untuk mengikuti kelas di Akademi Kiou, belajar adalah suatu keharusan. [TN: Di sekolah manapun, belajar itu prioritas bagi siswa/i sekolah. Mungkin karena Akademi Kiou itu isinya orang-orang elit, makanya belajar sangat penting]

Aku terkesan dengan Taishou, yang mengatakannya seolah-olah itu wajar. Aku kemudian melihat ke kursi Hinako.

.... Dia tidak ada di sana?

Ketika aku menyadari bahwa Hinako tidak ada di kelas, aku segera berdiri.

"Maaf, aku mau ke toilet."

Setelah mengatakan itu pada mereka, aku pergi mencari Hinako.

Belum lebih dari 5 menit setelah kelas berakhir. Dia seharusnya tidak terlalu jauh.

Untuk memastikannya, aku meninggalkan kelas dan mengamati sekeliling lorong — aku dengan mudah menemukannya.

"Huh.. Jadi, dia pergi ke toilet."

Saat mengobrol dengan beberapa siswi, Hinako memasuki toilet.

Beberapa menit kemudian. Hinako kembali ke kelas dan duduk.

Saat aku hendak kembali, tiba-tiba smartphoneku berdering.

'Apakah sekarang waktu yang tepat?'

"Ya?"

Seperti yang kuharapkan, ini dari Shizune-san.

'Mungkin, Ojou-sama telah kehilangan kekayaannya.'

"Maksudmu dompetnya?"

'Iya. Ada jarak antara lokasi pelacak Ojou-sama dan dompetnya.'

"... Aku tidak tahu dia memiliki pelacak pada dirinya."

Sejauh itukah mereka menghawatirkan Hinako..?

"Aku akan segera mencarinya. …Ngomong-ngomong, bisakah kau memberitahuku di mana dompet itu?"

'Itu pasti di sisi barat bangunan utama. Tapi, di luar itu sulit untuk dikatakan.'

Sisi barat bangunan utama?

Waktu panggilan dan lokasinya. Ini adalah… 

'Mungkin... di toilet.'

“… Haaah, begitu.”

Dia pasti menjatuhkannya saat dia pergi ke toilet tadi.

'Dia gadis yang sempurna di depan umum, tapi dia selalu sendirian di toilet. Dia sering kehilangan barang-barang di sana.'

"Begitu, ya.."

'Yah, begitulah.. Ngomong-ngomong cepat kamu cari dompet milik Ojou-sama, Itsuki-sama.'

"Dimengerti."

Setelah itu, panggilan dengan Shizune-san berakhir.

"..Tidak, bahkan jika dia mengatakan untuk mencarinya..."

Untuk saat ini, aku pergi ke depan toilet wanita dan berbalik.

Sebagai seorang pria, aku tidak bisa masuk ke dalam. Apa yang harus kulakukan… 

"Hei, kamu yang disana?"

Saat aku berpikir, aku didekati dari samping.

Ketika aku berbalik, ada seorang siswa perempuan dengan penampilan yang sangat menonjol.

Rambut pirang panjang bergelombang — dikenal sebagai gulungan vertikal rambut emas. Gadis dengan gaya rambutnya yang hanya bisa kulihat di dunia manga, sangat bergaya sehingga kau bisa tahu bahkan ketika dia mengenakan seragam sekolahnya dan kulitnya putih. Mata cokelatnya memiliki kilatan kuat di dalamnya yang menunjukkan bahwa dia memiliki pikiran yang kuat.

"Apa ada yang bisa kubantu?"

"Ern…"

"Oh, maaf, aku belum memperkenalkan diri."

Gadis itu berkata dengan nada yang unik pada diriku yang bingung.

"Namaku Tennouji Mirei! Putri tunggal dari Grup Tennouji!"

Gadis itu menyebut namanya dengan bangga dan agak sadar diri.

"Huh…"

" 'Huh …' Ada apa dengan jawaban tercengang itu? Bukannya kamu tidak tahu tentang Grup Tennouji, kan?"

"…Maafkan aku."

Saat aku meminta maaf, mata Tennoji-san melebar. 

"M-Mungkinkah... Kamu tidak tahu tentang grup Tennouji..? I-Ini Grup Tennouji, tahu!?"

"Ya maap, aku gak tahu."

"Huh!? Apa-apaan itu!!"

Sebuah teriakan bernada tinggi dan marah menembus telingaku.

"Grup Tennouji adalah grup besar yang berasal dari operasi penambangan! Sekarang pabrikan logam non-ferrous terbesar di Jepang serta pabrik kimia utama. Skalanya setara dengan Grup Konohana, tahu!?"

"…Apakah begitu?"

Aku terpukau oleh pidato penuh gairah Tennoji-san dengan suara serak.

"Reaksi itu ... kamu, kamu tahu Grup Konohana, kalau begitu?"

"Yah begitulah."

"S-Seperti yang diharapkan...! Aku masih tidak menyukainya, Konohana Hinako…! Karena wanita itu, ketenaranku tidak menyebar…!"

Wajah Tennoji-san menjadi merah padam dan menggigil marah. Sepertinya dia punya dendam. 

"Ya sudah, lupakan saja.. Btw, ngapain kamu di sini?"

Saat Tennoji-san bertanya dengan tenang, aku ingat tujuan awalku.

"Yah, kupikir ada dompet yang terlupakan di kamar mandi wanita. Tapi, tidak tahu bagaimana cara mengambilnya."

"Aku akan mengambilkannya untukmu, jika hanya itu yang kamu butuhkan. Tolong, tunggu sebentar."

Setelah mengatakan itu, Tennoji-san masuk ke kamar mandi.

Semenit kemudian, Tennoji-san muncul, memegang dompet berwarna peach di tangannya.

"Ini, kan?"

"Ya. Terima kasih banyak."

"Tunggu dulu. Bagaimana kamu tahu jika ada dompet di toilet wanita?"

"Ah… Itu, yah…"

Jawabku sambil memutar kepalaku.

"Pemilik dompet menyuruhku untuk mencarinya… dengan proses eliminasi, kupikir mungkin ada di toilet wanita."

Aku hampir mengatakan yang sebenarnya padanya. Sepertinya Tennoji-san melihat Hinako sebagai saingan, tapi dia tidak menyadari bahwa pemilik dompet itu adalah Hinako. Jadi saya pikir jawabannya cukup bagus tapi ... 

"Kamu, kamu hanya seorang pesuruh, bukan?"

Tennoji-san berkata dengan nada frustrasi.

"Kamu tidak bisa melakukan itu. Kalau kamu menghadiri akademi ini, kamu akan berada dalam posisi otoritas di masa depan, bukan? Jika orang menjadikanmu pesuruh mereka, aku akan khawatir tentang masa depanmu."

"Uhm, aku akan berhati-hati."

"Kamu tidak terlalu percaya diri, kan? Katakan padaku dengan lebih jelas."

"Aku akan berhati-hati!"

"...Kamu bisa melakukannya kalau kamu mencobanya, kan?"

Puas, Tennoji-san mengangguk.

"Oh, benar juga. Kamu perlu meluruskan postur tubuhmu. Keyakinan berasal dari postur, kau tahu?"

Aku menegakkan punggungku seperti yang diperintahkan.

"Nah, begitu dong."

Saat Tennoji-san melihatku melakukan apa yang dia perintahkan, dia tersenyum.

"Pelajaran akan segera dimulai. Kalau kamu memiliki masalah di masa depan, cari saja orang dengan rambut berwarna pirang ini." kata Tennoji-san menunjuk ke rambutnya sendiri.

Ini adalah fitur merek dagang, sementara pada saat yang sama, menjadi salah satu yang dipertanyakan juga.

"Um… Aku punya pertanyaan sederhana. Apakah sekolah ini memperbolehkan muridnya mewarnai rambut mereka?"

"Apa-!?"

Saat dia hendak pergi, Tennoji-san mengeluarkan suara aneh dan berhenti.

"Aku ... maksudmu rambutku ...?"

"....."

"A-Apa kamu mengatakan … Rambutku disalahartikan sebagai sesuatu yang dicat …?"

"Aku tidak mengatakan itu…"

Aku mengatakan kepadanya bahwa itu adalah pertanyaan sederhana.

Aku tidak menuduhnya apa-apa.

"Tidak, aku tidak mewarnainya…"

Tennoji-san berkata dengan suara rendah, seolah bergumam. 

"AKU...TIDAK MEWARNAINYA~~!"

Meneriakkan ini, Tennoji-san berlari menyusuri lorong.

".... Dia pasti mewarnainya."




|| Previous || Next Chapter ||
Post a Comment
close