NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kurasu de Nibanme ni Kawaii Onna no Ko to Tomodachi ni Natta [WN] Chapter 16

Chapter 16 – Bertemu gadis paling imut pertama di kelasku


[Bagian 2]

Kami terselamatkan karena saai ini Asanagi sedang pergi ke toiler. Tapi, aku tidak pernah menyangka akan bertemu Amami-san di sini.

“Eh? Yuu-chin, apa kalian saling kenal?”

“Astaga, Ninacchi! Dia teman sekelas kita! Kamu 'kan pernah bertemu dengan dia tempo hari!"

“E-eh, ah... benar juga."

Mungkin mereka hanya mempermainkanku. Tapi ternyata, selain Amami-san, teman sekelasku yang lain tidak mengenaliku.

Terlebih lagi, aku seperti udara di kelas, bahkan jika aku berjalan tepat di depan semua orang, aku benar-benar tidak yakin mereka akan memperhatikanku.

“Maehara-kun, apa kamu sering ke sini? Ini pertama kalinya kita bertemu satu sama lain di sini, kan?”

“A-ahh… Mhm… Itu benar…”

Aku dengan santai memainkan smartphoneku, berpura-pura melakukan sesuatu dengannya. Tapi kenyataannya, aku diam-diam menelepon Asanagi, lalu dengan cepat memasukkan smartphoneku ke dalam saku.

Meskipun harga smartphoneku murah. Tapi, kurasa dengan melakukan ini. Aku bisa merekam pembicaraan. Aku mencoba merekam percakapan antara aku dan Amami-san

“Ah, apa kamu di sini bersama orang lain? Benar, tentu saja! Lagipula, bermain sendirian di tempat ini membosankan.”

“S-sesuatu seperti itu, ya. Aku sedikit lelah sekarang. Um, aku sedang istirahat.”

"Benarkan? Soalnya aku melihat dua minum ada di sampingmu. Jadi, aku berasumsi bahwa kamu di sini dengan orang lain ..."

“Eh…”

Seperti yang diharapkan, Amami-san benar-benar jeli. Tentu saja, dia juga mengamati semua orang di kelas dengan cermat, itu tidak terbatas pada diriku. Biasanya dia seperti malaikat, menyebarkan kebaikannya kepada semua orang di kelas. Tapi sekarang, dia lebih seperti iblis daripada apapun.

Pada tingkat ini, tidak peduli seberapa tidak jelas pakaian Asanagi, Amami-san, sahabatnya, akan segera menyadari bahwa itu adalah dirinya.

Bagaimanapun, aku perlu memastikan bahwa mereka tidak akan mengetahui bahwa Asanagi saat ini ada di sini.

Kami masih merahasiakan hubungan kami, membiarkan Amami-san dan seluruh kelas tahu tentang itu akan buruk.

“Tetap saja, aku senang Maehara-kun punya teman yang bisa kamu ajak bergaul. Aku sedikit khawatir tentangmu karena kamu sendirian sepanjang waktu di kelas."

“Begitu ya… Tapi, aku lebih suka sendiri. Jadi, kau tidak perlu mengkhawatirkanku…”

"Hm, begitu? Tapi, kalau kamu merasa kesepian, kamu selalu bisa menghubungiku! Aku tidak keberatan kalau kamu mengajakku jalan lho~"

“Uh-huh…”

Aku bersyukur Amami-san mengkhawatirkanku. Tapi, setelah melihat wajah menggodanya
… Yah, aku tidak akan mengajaknya.

Aku cukup peka terhadap situasi sekitarku.

'Jangan sok keren, dasar penyendiri', itu yang akan mereka katakan padaku jika aku bergaul dengan gadis seperti Amami-san.

“Terima kasih atas kata-kata baikmu… Aku akan dengan senang hati mengingatnya. Yah, aku harus pergi sekarang…”

“Ah, tunggu sebentar!”

Aku memutuskan untuk segera meninggalkan tempat itu. Tapi saat aku hendak pergi, Amami-san meraih bahuku dari belakang, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.

... Aku punya firasat buruk tentang ini.

“A-apa lagi…?”

“Aku punya ide yang bagus."

"Huh?"

"Nee, Maehara-kun bagaimana kalau kamu ikut dengan kami? Tentu saja, ajak juga temanmu itu!"

“Eh?”

Aku sangat terkejut sampai-sampai aku mengeluarkan suara aneh.

“Tunggu, Yuu-chin! Bukankah itu akan merepotkan Maehara-kun? Lagipula, Maehara-kun sepertinya sedang sibuk dengan sesuatu.”

Mungkin dia tidak menyukai gagasan aku ikut dengan mereka.

... Yah, aku juga, bahkan jika Amami-san mengalami kesulitan mengundangku seperti ini, aku tidak menyukai ide itu. Bahkan jika Asanagi termasuk dalam kelompoknya, aku tetap tidak menyukainya.

“Nitta-san benar, Amami-san. Selain itu, jika aku bergabung, aku hanya akan membuat suasana menjadi canggung dan merepotkan orang lain."

“Ehh, begitukah~? Tapi, kurasa lebih menyenangkan bergaul dengan banyak orang.."

Jika aku adalah orang yang lebih ramah, aku akan dapat berbaur dengan kelompok tanpa merusak suasana. Tapi sayangnya, bukan itu masalahnya. Aku buruk dalam berurusan dengan segala jenis aktivitas kelompok dengan lebih dari tiga orang di dalamnya dan aku lebih suka untuk tidak merusak kesenangan kelompok.

Jika Asanagi ada di sini di sisi Amami-san, dia bisa memperingatkannya tentang hal itu karena dia adalah sahabatnya. Tapi, dia tidak ada di sini sekarang.

“Sayang sekali. Padahal lebih menyenangkan jika Maehara-kun ikut, bukan? Atau mungkin kamu tidak menyukainya, Ninacchi?”

“Eh? T-tidak, bukan begitu…" 

Dari semua orang di sini, Nitta-san mungkin adalah orang yang paling dekat dengan Amami-san. Tapi sayangnya dia bukan Asanagi, dia tidak cukup dekat dengan Amami-san untuk bertindak lebih tegas padanya.

Mengekang Amami-san yang tidak terkendali sambil menjaga dan membimbing orang lain seperti Nitta-san… Saat pertama kali mendengar Asanagi melakukan hal seperti itu, aku hanya bisa samar-samar membayangkan adegan seperti itu. Sekarang setelah aku menyaksikan apa yang sebenarnya dia lakukan, hanya ada satu pikiran yang muncul di benakku.

Asanagi sebenarnya melakukan hal yang merepotkan.

“Aku bisa mengerti kenapa dia kelelahan…”

“Eh? Maehara-kun, apa kamu mengatakan sesuatu?”

“Ah, tidak, tidak ada… Btw, tentang hal yang kau katakan sebelumnya…”

“Hm, bagaimana menurutmu?”

“…Maaf. Tapi, aku tidak ingin bergaul dengan kalian.”

“Eh?”

Mendengar kata-kataku, ekspresi ceria di wajah Amami-san langsung berubah muram.

“Ah, tentu saja, aku senang Amami-san mengundangku. Tapi kau tahu, aku tidak cukup besar hati untuk bergaul dengan sekelompok orang yang jelas-jelas tidak menyukaiku.”

'Dengan kata lain, mereka', aku menatap ke arah teman-temannya, termasuk Nitta-san.

Baik sikap maupun perkataanku jelas-jelas dipenuhi dengan permusuhan dan itu pasti akan memperburuk suasana baik yang mereka miliki sebelumnya.

Biasanya, aku akan mengabaikan mereka dan pergi. Tapi, tanpa kusadari perasaanku keluar begitu saja dari mulutku.

Aku tidak tahu mengapa aku merasa seperti ini.

“Selain itu.. hari ini adalah hari yang berharga bagiku dan temanku. Jadi, maaf. Aku tidak bisa menerima undanganmu dan kurasa baik temanmu maupun aku tidak akan suka jika seseorang mengganggu waktu bersama seperti ini… Jadi, sekali lagi. Maaf."

“Ah, Maehara-kun…”

“Kalau begitu, sampai jumpa lagi, Amami-san…"

Dengan mengatakan itu, aku melambai pelan dan melepaskan tangan Amami-san dan berjalan pergi.

Samar-samar aku mendengar seseorang mencoba memberitahuku sesuatu. Tapi, suara musik di sekitar kami menenggelamkan suara mereka. Bukannya aku peduli dengan apa yang mereka katakan.

Setelah memastikan tidak ada yang mengikutiku, aku mengeluarkan smartphoneku dari sakuku.

[Terima kasih, Maehara. Kamu menyelamatkanku.]

“Sama-sama… Yah, kita sudah cukup bersenang-senang hari ini. Jadi, ayo pulang.”

[…Mmm…]

Kami memutuskan untuk bertemu lagi di gerbang tiket. Pada akhirnya, kami berhasil kabur dari arcade tanpa ketahuan oleh Amami-san dan yang lainnya.




|| Previous || Next Chapter ||
2 comments

2 comments

  • 8man
    8man
    18/1/22 16:59
    Jadi mortar sosial?
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    15/1/22 06:02
    Anjir ternyata gw penyendiri
    Reply
close