NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Imouto no Shinyu? Mou Ore no Onna Tomodachi? Nara Sono Tsugi wa? V1 Chapter 11

Chapter 11
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯

 Karena suasana yang canggung tadi, kami berdua berjalan pulang tanpa berbicara satu sama lain. Meski begitu, kami berdua terus berjalan berdampingkan sampai di persimpangan jalan, lalu berpisah.

"Aku pulang."

"Selamat datang kembali... Nii-san, apa kamu pake parfum? Kok baunya agak aneh."

 Ketika aku sampai di rumah, adikku yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Menyebutkan bau yang sama seperti yang dikatakan Rin-chan padaku. Bau seperti parfum yang disemprotkan oleh Ketua padaku.

"Emang baunya nggak enak, ya!?"

"Tidak, bukan itu. Maksudku, parfum itu tidak cocok denganmu, Nii-san. Oya, mungkinkah kamu punya pacar!?"

“Bagaimana kau bisa mengambil kesimpulan seperti itu?"

 Haruki dan adikku, mereka berdua terkadang asal ngomong tanpa mengetahui situasinya.

 Aku tidak tahu di mana mereka belajar menggunakan bahasa yang buruk seperti itu.

 Aku tidak peduli kalau itu datang dari mulut Haruki, toh dia laki-laki.. Jadi, wajar saja.. Tapi, aku tidak ingin adik perempuanku berbicara padaku dengan cara yang tidak menyenangkan seperti ini.

“Yah, apapun itu sama aja 'kan? Jadi, santai saja. Kurasa Nii-san akan lebih senang kalau kamu punya gadis seperti itu di kehidupanmu."

"Itu hanya lelucon dari temanku. Atau lebih tepatnya, aku tidak ingin diberitahu hal itu oleh gadis sepertimu yang baru masuk SMA."

"Lah, emang kenapa? Toh, kita hanya beda satu tahun. Lagipula, tidak seperti Nii-san, aku sudah punya pacar~"

“Hah!?”

"Kenapa kamu begitu terkejut, Nii-san? Oh, mungkin karena aku tidak pernah mengundangnya ke rumah seperti Rin, ya? Yah, kupikir aku tidak perlu memberitahumu tentang itu."

“Yah, terserah ..."

 Berbeda dengan Ketua, adikku adalah gadis yang memiliki kepribadian ceria, ramah dan sopan dalam berpenampilan. Mungkin hal ini yang membuatnya menjadi populer di sekolahnya.

 Tapi tetap saja, pernyataannya sebelumnya membuatku terkejut. Itu karena dia sama sekali tidak pernah menunjukkan tanda-tanda bahwa dia punya pacar.

“Yah, aku tidak tahu sampai kapan hubunganku dengannya bertahan. Kami bersekolah di SMA yang beda."

"Hm, yah.. karena kau mengatakan hal itu. Apakah itu artinya kau sudah tahu?"

"Mungkin. Tapi, aku sedang sibuk sekarang dan dia selalu bertanya kapan kita akan bertemu lagi.”

 Adikku bilang membangun pertemanan itu mudah. Tapi, menurutku dia tidak terlalu tertarik pada suatu hubungan.

 Seperti yang kubayangkan dan karena dia membicarakannya seolah-olah itu urusan orang lain, sepertinya mereka akan segera putus.

 …Adikku mungkin tipe orang yang, jika dia menjalin hubungan, hanya mengikuti arus.

"Apa pacarmu itu dari SMA-ku?"

"Tidak.. yah, memang dia mengikuti ujian masuk di sekolah, Nii-san. Tapi, dia tidak lolos dan memutuskan mendaftar di SMA swasta. Jadi, dia tidak ada d sekolahmu."

"Begitu.."

 Kupikir alangkah baiknya kalau aku punya hubungan seperti itu.

 Terlebih lagi, sejak aku masuk SMA.. topik, tentang hubungan pria dan wanita menjadi sedikit mudah. Jadi, tingkat percakapan seperti itu tidak membuatmu stress atau tidak buruk sama sekali.

 ... Yah, kalaupun dia mencoba membawa pacarnya pulang ke rumah seperti Rin-chan. Aku akan membunuhnya. Bukannya aku posesif atau apa.

"Yah, kalau kau putus dengan pacarmu itu. Kau bisa mencari pria lain di sekolahmu yang bisa membuatmu merasa nyaman, kan..."

"Haa, Nii-san, tidak kusangka kamu semakin ahli dalam hal semacam itu."

"Bukankah itu hal normal..."

 Jika dia putus dengan pacarnya itu. Artinya, dia tidak lagi selangkah di depanku.

“Mari kita kesampingkan itu. Hei, Nii-san.. bukankah gadis yang iseng padamu itu, dia imut atau semacamnya 'kan?"

"Kalau dipikir-pikir, benar.. dia imut. Mungkin tidak baik menilainya seperti ini. Tapi, kurasa dia salah satu dari lima gadis teratas di kelasku."

"Benarkah? Apakah dia salah satu dari gadis yang suka bercanda seperti itu pada semua orang?"

“Hmm… entahlah. Tapi, menurutku dia bukan gadis yang suka bercanda dengan pria yang tidak dia kenal. Maksudku, dia bukan orang seperti yang kau pikirkan."

 Tentunya, Ketua tipe gadis yang baik pada semua orang.

 Tapi, aku tidak bisa mengatakan bahwa aku pernah melihatnya berbuat sejauh itu dengan anak laki-laki lain sebelumnya.

“Aku berada di posisi sepertimu. Tapi, aku berada di arah yang sama sekali berbeda."

“Itu cara yang merepotkan untuk mengatakannya. Katakan dengan cara yang lebih jelas!”

"Dia ceria, tapi dia tidak sepertimu!"

“Hee~, begitu, ya.. Kenapa Nii-san tidak mencoba untuk menggodanya?"

"Tidak, lupakan saja."

 Dia meminta penjelasan yang jelas dariku dan kupikir dia akan memberiku beberapa saran yang berguna. Tapi, yang kudapat hanyalah opini-opini jelek seperti Haruki.

 Di tempat pertama, aku salah karena mengharapkan saran dari adik perempuanku, yang tidak mau kalah.

 Aku tidak terlalu memikirkan orang lain tentangku. Tapi, kupikir aku berteman dengan Ketua 

“Ee~, bukankah Nii-san selalu menjadi perhatian gadis-gadis?"

"Tidak tidak, apa yang kau bicarakan…"

“Hm, aku tidak percaya. …Oh. Mungkinkah perhatianmu sudah tertuju pada Rin, Nii-san?"

“H-Ha!? Apa yang kau katakan..!?"

 Tiba-tiba, adikku mengatakan sesuatu yang ada hubungannya dengan Rin-chan.

 Dalam sekejap, aku merasakan hawa dingin yang tidak menyenangkan menjalari tubuhku.

“Yah. Hanya saja, sejak kamu melihat level Rin, kamu sudah terbiasa melihat gadis-gadis imut dengan cara yang buruk dan kamu menjadi terlalu santai.”

"Oh, begitu."

 Aman. Sayangnya, tidak ada yang namanya membiasakan diri melihat gadis-gadis imut.

 Aku masih tidak bisa menahan jantungku untuk tidak berdetak saat Rin-chan menatapku.

 Aku mungkin orang menyedihkan yang tidak bisa melakukan kontak mata dengan Ketua selama lebih dari tiga detik.

“Kalau Nii-san dekat dengan seorang gadis yang merupakan salah satu dari lima gadis teratas di dunia, maka kamu seharusnya bisa berbicara dengannya. Kalau Nii-san bahkan tidak bisa melakukan itu, pria seperti apa Nii-san itu?”

"Tidak peduli seberapa populernya dirimu, aku tidak ingin kau berbicara tentang pria seenak jidat."

 Aku merasa pikiranku relatif dekat dengan laki-laki. Tapi, bukan berarti aku ingin dihasut oleh adik perempuanku.

 Atau lebih tepatnya, Ketua mengatakan bahwa dia tidak suka orang yang memaksa seperti itu.

“Haa, Nii-san.. Tidak hanya dengan Rin. Tapi, kamu juga dekat dengan gadis seperti dia.. Mungkin tidak ada gunanya kalau Nii-san tidak bisa mendapatkan pacar.”

“Mungkin .”

"Yah, tapi…" kata adikku sambil tersenyum.

“Karena Nii-san begitu tenang. Aku yakin hubunganmu dengan Rin baik-baik saja. Terus dukung dia, Nii-san."

"…Aku mengerti."

 Adik perempuanku, yang pada dasarnya tidak melakukan apa-apa selain menghinaku, hanya mempercayaiku di saat-saat seperti ini.

 Sama seperti Rin-chan, dia juga mempercayaiku tanpa khawatir.

 Ketika dia mengandalkanku seperti ini, itu membuatku berpikir bahwa dia imut, meskipun dia biasanya sombong.

 Meskipun kepercayaan yang diberikan Rin-chan padaku dan kepercayaan adikku sama. Namun, mereka berada di arah yang berbeda.

 Aku tidak menyadari bahwa kesalahpahaman halus yang disebabkan oleh ketidakjujuran dalam ​​menceritakannya pada adikku akan mengarah pada sesuatu seperti ini.

 Seperti yang selalu kupikirkan, aku tidak bisa menahan perasaan menyesal bahwa aku telah membuat masalah menjadi begitu sulit.

"Kalau begitu, haruskah kita bersiap-siap untuk makan malam?"

“Hmm, oke.. Oh, ya. Besok biar aku saja yang membuat makan malamnya."

"Bagaimana dengan kegiatan klubmu?"

“Oh, soal itu. Tenang saja, aku akan mengikuti kegiatan klub. Lagipula, besok latihannya ringan. Mungkin aku akan pulang sebelum Nii-san. Jadi, kamu tidak perlu khawatir tentang pekerjaan rumah, cukup dukung Rin saja!”

"Oke."

“Kalau Nii-san membuat nilai Rin turun. Aku akan memperlakukanmu seperti sampah.”

 Untuk beberapa alasan, aku tidak tahan membayangkan diriku diperlakukan seperti sampah oleh adikku sendiri, orang yang sangat dekat denganku..

 Itu sebabnya, aku akan mencoba sebisa mungkin untuk memenuhi harapan adikku yang terus mendukungku.




|| Previous || Next Chapter ||
8 comments

8 comments

  • Fajar
    Fajar
    15/4/22 00:35
    Lanjut min
    Reply
  • Anonymous
    Anonymous
    4/3/22 01:40
    Updateee dong minnn
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    26/2/22 09:42
    lanjoet, semangat min
    Reply
  • loulou
    loulou
    21/2/22 00:33
    mantap lanjuts min
    Reply
  • Putora
    Putora
    8/2/22 14:38
    Update terus yg ini min
    Reply
  • Lucifer
    Lucifer
    5/2/22 20:30
    Mantp
    Reply
  • Lana
    Lana
    5/2/22 19:06
    Agak lupa ama alurnya hh. Lanjut, uplod nya jadiin 1 volume / bbrp chap ( disimpen dlu )biar enak bacanya min klo bs hehe.
    • Lana
      Zexdexz
      5/2/22 23:04
      Iyalah terakhir updet desember awoakwoak
    Reply
close