NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kyou mo Ikitete Erai! [WN] Chapter 4

 

Chapter 4 - Masa percobaan


“Aku ingin memiliki seseorang sepertimu di sisiku yang bisa memanjakanku! Itu benar! Sampai kamu tidak bisa hidup tanpaku! Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa ini sekarang adalah fetishku!”

“E-Eh…?”

.... Serius, apa yang dia bicarakan?

Sambil berpose, Tojo-san menyatakan dengan sangat jelas

Pernyataan dan tindakannya yang tiba-tiba membuat pikiranku menjadi kosong.

"Kalau kamu mau menikah denganku. Aku berjani akan merawatmu selama sisa hidupmu. Kamu tidak lagi mengalami kesulitan selama sisa hidupmu."

“Uh-huh.. Itu kedengarannya sangat menarik."

Ceritanya sangat menarik yang membuatku agak khawatir jika aku akan direkrut ke dalam sekte tertentu.

Aku tidak yakin, apakah itu ide yang baik atau tidak.. Tapi, kurasa itu ide yang bagus.

"Apa kamu mencurigaiku?"

"... Yah, sesuatu seperti itu."

“Muu.. kamu ini 'ya.. Yah, kurasa aku harus menjelaskan sedikit lebih banyak alasanku jatuh cinta padamu, Inamori-kun.”

Tojo-san kembali ke mode seriusnya, sambil menyesap teh yang diseduhnya sendiri.

"Pertama-tama.. apa kamu tahu orang seperti apa aku ini, Inamori-kun?"

“Entahalah.. Aku tidak terlalu mengenal dirimu karena kita hampir tidak pernah berbicara satu sama lain sebelumnya. Tapi, kurasa kau itu tipe orang yang ceria dan baik kepada semua orang.”

“Syukurlah. Sepertinya aku telah menjaga image-ku dengan baik.”

Dia menepuk dadanya seolah lega akan sesuatu.

Apakah aku salah dengar atau apa?

Kalau dia mengambil kata "menjaga penampilan" apa adanya, itu berarti dia bukan dirinya yang biasa.

“Ketika aku masih SMP, aku menghabiskan hari-hari dengan dikelilingi oleh teman-teman, seperti yang kulakukan sekarang.”

Tapi--- kenyataanya tidaklah seperti itu.

Tojo-san, yang memberitahuku ini, memutar kata-katanya dengan ketidaksenangan yang terlihat di wajahnya.

“Suatu hari, mereka berkata kepadaku. 'Mengapa kau tidak berbagi uang sakumu dengan kami? Kita berteman, kan?’ Dan..."

“Ah…”

“Mereka sama sekali tidak tertarik padaku. Mereka mendekatiku karena motif tersembunyi. Jadi, sejak masuk SMA.. aku selalu berusaha menjadi pusat perhatian agar tidak dieksploitasi.”

Ah, begitu ya ....

“Aku selalu menganggap orang-orang yang mendekatiku dengan motif tersembunyi.. karena uang. Itu sebabnya, ketika aku melihatmu, kurasa kamu bukan tipe orang yang akan mendekatiku dengan motif tersembunyi seperti mereka. Dan, aku paham itu."

“…..”

“Nah, bukankah menerutmu kita bisa bersama?"

Aku yakin akan hal itu. Namun, setelah menerima apa yang baru saja ia katakan, aku menemukan hal lain yang menggangguku.

"Tapi, kalau aku menikahi Tojo-san? Bukankah itu berarti aku hanya mengincar uangmu?"

“Tidak masalah, karena akulah yang menyarankannya!"

“Ehh…?”

“Pertama-tama, karena akulah yang mencoba mendapatkan Inamori-kun. itu tidak akan menjadi masalah.”

.... B-Begitukah?

Tidak peduli seberapa banyak dia menjelaskannya, itu tampak seperti banyak teori, tetapi dalam benaknya, itu masuk akal.

“Sebenarnya, setelah lulus kuliah aku akan mengambil alih Grup Tojo dari Ayahku. Ayahku sudah mempercayaiku dengan bisnis sederhana untuk belajar. Sebagai contoh, apartemen ini.. aku membelinya dengan uangku sendiri dengan keuntungan yang aku hasilkan.”

“Eh!?”

“......Yah, itu pembelian dengan pinjaman dengan Ayahku sebagai penjamin, kau tahu. Tapi yang ingin kukatakan adalah aku yakin Inamori-kun tidak akan diganggu lagi! ---- Tapi! Hidup ini tidak manis dalam hal apapun! Tentu saja ada hal-hal yang aku ingin kamu lakukan juga!"

“A-Apa sebenarnya yang kau…”

Dia memelototiku dengan ekspresi tegas di wajahnya.

"Ketika kamu pulang ke rumah setelah seharian bekerja keras, kamu akan kumanjakan secara maksimal!”

“…Nn?”

"Membelai kepalaku ketika aku pulang, mandi denganku, makan malam denganku, tidur di ranjangku denganku dalam pelukanmu! Aku memintamu untuk melakukan ini setiap hari tanpa syarat!"

“Um, tugas dan hal-hal seperti itu…”

“Aku akan menyerahkan bersih-bersih kepada pelayan dan aku pasti akan memasak makanan. Memasak adalah hobi dan meskipun aku mungkin membutuhkan bantuan, aku tidak akan memberikan pekerjaan itu kepada siapa pun!"

Momentumnya luar biasa.

"Kalau aku harus memberitahumu hal yang paling sulit untuk dilakukan, aku akan mengatakan......"

“Itu adalah…?”

“---Aku ingin kamu bersikap lembut padaku."

Mata Tojo-san menyipit seolah sedang melihat sesuatu yang mempesona.

Aku yakin aku akan memiliki mata yang sama ketika aku melihatnya.

Tojo Fuyuki telah memberiku perasaan rindu. Itu pasti benar, tapi itu tidak terasa nyata.

“Aku ingin kebaikanmu. Aku ingin kamu tetap di sisiku sampai cahaya hidupku padam. Dan aku ingin kamu berada di kuburan yang sama denganku dan kalau bisa, aku ingin hidup bersamamu di kehidupan selanjutnya."

(TLN: Sial. Gw nerjemahin ini sambil baper woiiii :V)

“Tapi, aku tidak bisa menjamin itu......”

“Ini bukan tentang kenyataan! Tapi, ini tentang seberapa besar perasaanku padamu.”

Mungkin karena aku terlalu bersemangat, tapi sepertinya aku tidak berbohong dari tadi, meski seharusnya tidak terasa nyata.

Tapi ---- aku dan Tojo-san belum pernah benar-benar terlibat sebelumnya dan tidak peduli seberapa banyak dia mengatakan telah mengamatiku, masih ada terlalu banyak hal tentang Tojo-san yang tidak aku mengerti.

"Biarkan aku meluruskan ini, ....... Apakah aku benar mengatakan bahwa Tojo-san menyukaiku dan bersedia mendukungku di kehidupan masa depanku ...... dengan imbalan hubungan pernikahan?"

"Ya, aku benar-benar ingin kamu menjadi gigoloku."[TN: Gigolo adalah laki-laki bayaran yg dipelihara seorang wanita sbg kekasih atau laki-laki sewaan yg pekerjaannya menjadi pasangan berdansa.]

Cara dia mengatakan itu terdengar sangat buruk.

“Tentu saja, Inamori-kun masih terlalu muda untuk bisa menikah. Jadi, kita tidak bisa mendaftarkannya untuk saat ini. Tapi, setelah kita lulus SMA, kita akan terdaftar dan menjadi pasangan resmi. Jadi sampai saat itu, kita akan bertunangan terlebih dahulu."

“Jika itu masalahnya… apa yang akan terjadi dengan kuliahku?”

“Jika Inamori-kun menginginkannya, aku akan membiayainya. Tapi jika tidak menginginkannya, Inamori-kun bisa tetap di rumah. Tentu saja, kalau kamu sangat ingin bekerja, aku akan mendukungmu, meskipun dengan enggan.”

Tojo-san tidak ingin aku meninggalkan sisinya untuk waktu yang lama.

Dia berpikir bahwa jika aku bekerja dan akan menghabiskan lebih sedikit waktu dengannya, lebih baik aku tinggal di rumah sepanjang waktu.

Ceritanya masih terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

Kehidupan tidak bekerja dan hanya mencintai Tojo Fuyuki, kecantikan seperti model yang tidak lain adalah kenikmatan untuk mata.

Sebagai seorang pria, aku mungkin menyedihkan, tetapi bagaimana mungkin aku tidak tertarik pada kehidupan seperti itu?

Tetapi---

“Muu...... kamu benar-benar keras kepala. Kupikir kamu akan menerimaku dengan mudah. Apa aku tidak menarik?"

“Bukannya aku tidak menganggapnmu menarik. Tetapi… aku masih terlalu khawatir.”

“Apa yang kamu khawatirkan?”



“Tidak, ......, Aku hanya ingin tahu apakah tidak apa-apa melanjutkan pernikahan tanpa memiliki rasa cinta.”

Kupikir aku telah mengatakan sesuatu yang sangat wajar, tetapi untuk beberapa alasan Tojo-san memutar matanya dan cemberut.

Aku buru-buru untuk melihat apakah aku secara tidak sadar mengatakan sesuatu yang aneh, dia menutup mulutnya dan mulai tertawa.

“Kamu benar-benar orang yang menarik, Inamori-kun. Kamu sudah sangat menderita, kamu harus lebih jujur pada keinginanmu."

“Ap-Apa yang kau bicarakan?”

"Aku akan membantumu sedikit."

Tojo-san tiba-tiba meraih tanganku dan menariknya langsung ke dadanya sendiri.

Dua tonjolan besar menyelimuti tanganku, memberikan kelembutan dan kehangatan yang luar biasa.

Pikiranku langsung kosong.

Ketika aku memikirkan kembali saat ini nanti, aku hanya bisa berpikir bahwa otakku mengalami korsleting karena kebingungan di atas kebingungan dan kemudian aku dipukul dengan faktor kebingungan yang bahkan lebih ekstrim.

“B-Bagaimana menurutmu?”

“Ah… sangat lembut.”

Kelembutan oppainya tampak seperti serum kebenaran bagiku.

Pada saat aku mengeluarkan perasaanku yang sebenarnya, sudah terlambat.

Pipiku terbakar karena malu dan meminta maaf, lalu aku buru-buru menarik tanganku.

"Apakah ini masih... tidak cukup?"

“Tsu…”

Pipi Tojo-san bahkan lebih merah dari pipiku dan jika aku tidak berhati-hati, aku bahkan bisa melihat ilusi uap naik dari kepalanya.

Bahkan dengan semua rasa malu ini, Tojo-san melakukan yang terbaik untuk menarikku, hanya untuk menarikku.

Apa yang harus kulakukan? 

Apa hal yang benar untuk dilakukan sebagai seorang pria, sebagai Inamori Haruyuki?

"―――― Bisakah kau memberiku waktu?"

“Eh?”

"Aku ingin waktu bagiku untuk jatuh cinta pada Tojo-san, meskipun itu dari teman atau dengan cara lain. ......”

Aku merasa perlu memahami tekadnya untuk mempertaruhkan nyawanya untukku.

Aku tidak akan membuat kesimpulan apa pun di sini.

“----Begitu, aku mengerti perasaanmu, Inamori-kun. Lalu bagaimana kalau kita mulai dengan masa percobaan satu bulan?"

“Masa percobaan?”

"Ya. Selama satu bulan, kamu akan mengalami kehidupan yang baru saja aku jelaskan dengan beberapa batasan. Setelah itu, kalau kamu merasa ingin melanjutkan, kita bisa bertunangan ......"

Setelah mendengar tawaran Tojo-san, aku menepuk dadaku.

Satu bulan. Dengan waktu sebanyak itu, aku yakin sisi jelekku akan keluar.

Kalau aku membuatnya kecewa, setidaknya itu terjadi sebelum harapan di dalam diriku meledak.

Setelah memikirkannya begitu lama di kepalaku, akan sangat buruk untuk menolaknya.

Jika aku harus membuat keputusan, itu mungkin di suatu tempat di sekitar sini.

"Kalau begitu..... mohon bantuannya."

"Mnm! Aku juga!" kata Tojo-san, dengan senyum paling indah di wajahnya.


TL: Koyuki

ED: Sipoi



[ Previous ]   [ Next ]

33
close