Chapter 122 – Pertandingan Pemanasan
[Bagian 2]
Baik Amami-san dan Umi tampak bersemangat. Karena tidak mungkin aku bisa mengikuti mereka, aku memutuskan untuk tetap menonton dari pinggir lapangan.
Pertandingan satu lawan satu, setengah lapangan, pertama dengan sepuluh poin. Kepemilikan akan berubah pada upaya shoot yang gagal, mencuri atau di luar batas.
Siapapun yang memenangkan tip-off akan menyerang terlebih dulu.
“Maki, bisakah kamu melempar bola untuk kami?"
“Mm… Um, aku tidak tahu harus berkata apa di saat seperti ini… Semoga berhasil, kurasa…”
“Mm! Aku akan melakukan yang terbaik! Kamu hanya melihat sisi imutku akhir-akhir ini. Jadi, aku akan menunjukkan sisi kerenku kali ini~”
“Asal kau tahu, aku lebih suka melihat sisi imutmu ..."
Umi terlihat sangat antusias kali ini. Biasanya dia akan bermalas-malasan seperti kucing di rumahku. Tapi, di saat seperti ini aku diingatkan bahwa dia sebenarnya atletik.
Sejak dia mulai pacaran denganku, dia jarang pergi keluar dengan teman-temannya dan lebih sering bermalas-malasan dirumahk. Dan juga, aku bisa melihat bagian dari dirinya yang semakin bulat. Tapi, sepertinya itu tidak akan mempengaruhi kemampuan fisiknya.
Dia mungkin berolahraga di belakangku, seperti yang diharapkan dari pacarku.
"Nee, itu tidak adil~ ... Aku juga dong! Meskipun aku bukan pacarmu, tetapi kita teman 'kan? Selain itu, kita berada di pihak yang sama di pertandingan antar kelas!”
“Ah, benar ... Semoga berhasil, Amami-san."
“…Kenapa begitu monoton?!”
“Eh, yah …”
Jika ini pertandingan yang sebenarnya.. tentu saja, aku akan mendukungnya. Tapi, ini bukan pertandingan yang sebenarnya. Jadi, jelas aku akan mendukung Umi.
Yah, aku harapa mereka berdua bermain adil dan tidak melukai diri mereka sendiri.
"Oh! Sekarang kamu berubah jadi protagonis harem. Memiliki dua gadis cantik yang mencoba menarik perhatianmu~, Beruntung sekali kamu ini, Rep~"
"Apanya yang harem? Astaga, bagaimana kalau kau datang ke sini dan mengambil posisiku?”
Mengatakan itu, aku pergi menuju ke arah Umi dan Amami-san.
“Ayo, Maki-kun~ Pastikan lemparan bolanya ke arahku, oke~?"
"Jangan dengarkan bisikan iblis itu, Maki.. yang benar adalah fokuskan pandanganmu padaku dan lemparkan bola ke arahku, begitulah cara melakukan lemparan yang benar.”
"Ya, iya..."
Aku ingin sekali melemparkannya ke arah Umi, tetapi di sini aku harus bersikap adil. Jadi, aku akan melemparkan bolanya ke arah atas.
“Baiklah, apa kalian siap?"
““Mm!””
“Oke… ini dia!"
““!””
Saat bola lepas dari tanganku, keduanya langsung melompat dan meraihnya.
Umi bereaksi sedikit lebih cepat, dia melompat setinggi mungkin dan mengulurkan tangannya sejauh mungkin untuk menyentuh bola, tetapi sayangnya itu tidak cukup.
“EEEEIII!!”
"!"
Tepat sebelum dia bisa menyentuh bola itu, Amami-san merebutnya darinya. Menggunakan jari tengahnya, dia menjentikkan bola ke arah dirinya sendiri dan menggunakan momentum itu, dia melempar bola ke arah ring.
Karena dia memenangkan tip, dia akan menyerang terlebih dahulu.
Benar saja, saat bola mencapai garis free throw, Amami-san menangkapnya dan langsung berusaha mencetak poin.
"Yosh! Ini dia skor pertamaku–”
“–Tidak semudah itu!"
Namun, tepat sebelum dia bisa mencetak poin, Umi menepis bola dari tangannya dan melemparkannya ke luar lapangan.
Itu mendarat tepat di belakang Nitta-san dengan kekuatan yang besar.
“…. Tadi itu mengejutkanku, Umi.."
"Maaf, tapi sepertinya kamu baik-baik saja."
Sepertinya setelah lompatan pertama, Umi menyadari bahwa dia tidak akan memenangkan jump ball. Jadi, dia segera bertahan dan mencegah Amami-san menembak bola.
Aku terkejut bahwa Amami-san bisa bertahan di udara selama itu, tetapi pada saat yang sama, aku mengagumi wawasan Umi, dia mampu mengecoh Amami-san selama pertukaran singkat itu.
Mereka berdua tidak hanya cantik.. tetapi juga atletik.. itu luar biasa, bukan?
“Baiklah, sekarang giliranku. Aku tidak akan menahan diri 'oke, Yuu?"
“…Mm… Ehehe, ayo kita buat pertandingan ini semakin menyenangkan, Umi~"
Mereka memeriksa bola sambil menunjukkan senyum tak kenal takut satu sama lain. [TN: Checking adalah operan bolak-balik antara pemain ofensif dan defensif sebelum memulai kembali permainan.]
Suasana di dalam lapangan semakin intens. Aku berharap mereka tidak cedera.
"Otsu, Rep ~ Itu lemparan yang bagus!"
"Tidak, itu hanya kebetulan. Btw, Nitta-san. Apa kau bisa bermain basket?”
“Tentu saja! Yah, meskipun aku tidak sebagus mereka berdua. Tapi, setidaknya aku bis bermain basket. Selain itu, salah satu mantanku di SMP adalah kapten klub basket.. Tunggu, kenapa kau malah membicarakan mantanku? Sial, sekarang aku malah ingat si jelek itu... ugh.."
“Tidak, kau yang mengatakannya sendiri, kan? Btw, karena kau sudah terbiasa dengan itu. Bisakah kau menjadi wasit?”
"Meski aku hanya mengerti beberapa peraturan dasar. Tapi, baiklah.. aku akan melakukannya."
Dia mulai melakukan peregangan sebelum mengambil peluit yang termasuk dalam kotak peralatan dan meletakkannya di lehernya. Setelah itu dia berjalan di lapangan untuk bertindak sebagai wasit.
Dengan itu, pekerjaanku selesai. Yah, tidak persis, aku masih harus mengawasi mereka.
…Dan tentu saja, aku juga harus berdoa untuk kemenangan pacarku yang imut.
|| Previous || Next Chapter ||
7 comments