NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

Kurasu de Nibanme ni Kawaii Onna no Ko to Tomodachi ni Natta [WN] Chapter 124

Chapter 124 – Pertemuan Tak Terduga


""Maafkan kami.""

Setelah kami selesai meninggalkan lapangan, Umi dan aku menundukkan kepala meminta maaf kepada Amami-san dan Nitta-san.

Karena perbuatan kami berdua atau lebih tepatnya. Ini semua salahku, kami menyia-nyiakan sisa waktu yang kami pesan dan menjadi tidak bisa melihat kesimpulan yang tepat untuk pertandingan tersebut.

“Nggak apa-apa kok~ Aku juga menikmati pertandingan tadi~ Sudah lama aku tidak bermain serius seperti itu dengan Umi~ Jadi, tidak masalah 'kan, Ninacchi?"

“Benar~ Sejujurnya, aku tidak berencana untuk bermain serius di pertandingan antar kelas. Tapi, melihat pertandingan kalian berdua, membuatku bersemangat~”

Aku mengerti apa yang dia katakan. Semangat mereka selama pertandingan sangat luar biasa sampai-sampai aku sebagai penonton juga ikut terhipnotis. 

Sama seperti Nitta-san. Awalnya, aku berpikir untuk mengikuti pertandingan antar kelas karena aku dipilih. Tapi, setelah melihat pertandingan keduanya, aku merasa ingin melakukan yang terbaik.

Aku tidak tahu banyak tentang softball, tetapi aku akan berusaha sebaik mungkin untuk mempelajarinya.

Dan aku akan menikmati game pertamaku di pertandingan antar kelas nanti.

* * *

Setelah itu, kami istirahat beberapa menit sebelum pergi ke tempat selanjutnya yang kami rencanakan.

Sejak awal, alasan kami berada di sini adalah untuk berlatih persiapan pertandingan antar kelas mendatang, latihan basket hanyalah bagian dari rencana kami.

"…Aah, sudah lama aku tidak ke sini."

Aku bergumam pada diriku sendiri saat aku masuk ke dalam ruangan pemukul. Terakhir kali aku datang ke sini adalah musim gugur yang lalu, sudah lama sekali.

Terakhir kali aku hanya bisa memukul bola dengan kecepatan 120km/jam. Tapi kali ini, tujuanku adalah mencetak homerun, tidak kurang.

Aku memasukkan koinku, menekan tombol start, memakai helmku dan menyeret pemukul ke area batting.

Tidak seperti saat itu, aku sudah melatih mata, bola 120km/jam seharusnya mudah bagiku–

.... Ugh!

“...…”

Bola lewat tepat di samping kepalaku. Ini mungkin ucapan 'selamat datang' dari mesin pitching kepadaku. Melihat itu, aku mengambil napas dalam-dalam dan berpikir ...

…Rencana B.

Lupakan homerun, tekan saja ke arah mesin pitching.

“Jangan takut, Mak! Lihat bolanya dengan benar dan pukul dengan pemukul!”

"Ayo Maki-kun, semangat!"

“Rep, ini waktu yang tepat untuk menunjukkan sisi kerenmu pada pacarmu, tahu~"

Di belakang, di luar ruangan, Amami-san, Nitta-san dan Umi menyemangatiku. Aku mengatakan kepada mereka bahwa aku menginginkan kedamaian dan ketenangan di sini sehingga mereka bisa bermain game lain, tetapi mereka mengatakan…

'Apa yang kamu katakan? Tentu saja, aku akan menemanimu~" (Umi)

'Aku akan mengikuti kemana pun Umi pergi~' (Amami-san)

'Aku juga~ aku tidak mau pergi sendiri~' (Nitta-san)

Itulah alasan mengapa mereka ada di sini. Aku harus mempermalukan diriku di depan tiga gadis, apa yang aku lakukan salah?…

Kadang-kadang, aku mendengar seseorang mendecakkan lidahnya dari belakang punggungku.

Aku akan berpura-pura tidak mendengarnya…

Bagaimanapun, aku harus berkonsentrasi pada bola. Hiraukan kebisingan latar belakang dan berkonsentrasi. Bola akan terbang pada lintasan yang ditentukan. Jadi, yang perlu kulakukan adalah membacanya dan memukul bola pada waktu yang tepat.

Selama aku punya waktu yang tepat, aku akan bisa memukul bola… Atau setidaknya, itulah yang Nozomu dan Umi katakan kepadaku.

"Satu dua tiga-!"

Clank!

Setelah beberapa ayunan, aku akhirnya berhasil memukul bola.

Itu terbang di atas kepala, tetapi aku mendapatkan waktu yang tepat. Jadi, yang harus kulakukan hanyalah menyesuaikan posisi pemukul. 

…Setelah beberapa lemparan lagi…

Clank!

Tepat saat aku akan menggunakan peluang pukulanku, aku memukul bola dengan tajam dan bola mengarah ke arah mesin dan mengenai net.

“Eh, apa Maki memukulnya? Yuu, apa kamu melihatnya? Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas!"

"Aku melihatnya. Bolanya sangat cepat!"

“Mungkin, hanya kebetulan bagi pemula~? Yah, apapun itu.. itu pukulan yang bagus."

Ketiga gadis itu terkejut dengan penampilanku. Bisa dimaklumi, karena aku malah lebih kaget dari mereka.

Lebih dari itu, perasaan pemukul memukul bola itu bagus.

Yah, aku harus mengingat sensasi ini dan mencoba lagi. Ayunan sebelumnya bisa jadi hanya kebetulan. Jadi, aku perlu memastikan bahwa aku bisa membuat pukulan seperti itu secara teratur. Mesin melakukan lemparan lain dan kali ini aku bisa melihat lintasan bola dengan jelas.

“Tenang… Dan ayunkan pemukul sekeras yang kau bisa, Maehara Maki!”

Clank!

"""Ah!"""

Aku memukul bola dan itu membentuk sudut yang sempurna ketika tiga gadis di belakangku mengangkat suara mereka.

Kekuatannya lebih lemah dari pukulanku sebelumnya. Tapi, itu terbang menuju lingkaran homerun.

Jika bola ini mengenai lingkaran itu, aku akan memenangkan tiket gratis untuk mendapatkan satu ronde lagi. Tapi, ini adalah kenyataan bukan di dunia manga sport. Bola melenceng dari sasaran dan mengenai net.

Pada akhirnya, itu yang paling dekat dengan homerun. Sisa ayunanku entah yang meleset atau bola tanah.

“Otsu, Maki~ Ini air. Ah, kemarilah.. Aku akan menyeka keringatmu.”

“Tidak, aku bisa melakukannya sendiri..."

"Hee~? Apa kamu malu, hm~? Setelah apa yang kamu lakukan padaku di pertandingan basket sebelumnya~?"

"…. Lihat, keduanya masih--"

“Tidak apa-apa~ ... Lagipula, kamu lupa membawa saputanganmu, kan? Aku tahu kamu tuh orangnya ceroboh~"

Segera setelah aku keluar dari pusat batting, Umi langsung menempel padaku.

Dia sudah melakukan hal seperti ini sejak kami mulai pacaran. Tapi, hari ini dia lebih lekat dari biasanya.

Kurasa dia mencoba membalas apa yang aku lakukan padanya sebelumnya, ya?

“Fufu… Bagaimana perasaanmu, Maki-kun? Bisa pamer ke Umi~"

“…Entahlah… Yah, itu latihan yang bagus.”

Salah satu perbedaan antara baseball dan softball adalah ukuran bolanya. Tapi, karena aku bisa memukul bola dengan kecepatan 120km/jam, seharusnya tidak terlalu menjadi masalah.

Selama kami tidak dipasangkan dengan anggota tim bisbol, mungkin kami akan baik-baik saja.

“Baiklah, sekarang setelah Rep selesai dengan latihannya, apa yang akan kita lakukan? Masih ada beberapa koin yang tersisa."

“…Koin, hm…”

“Umi. Jangan, oke?"

“Eee~”

"Jangan 'Eee' padaku. Pokoknya, kau dilarang bermain itu."

Dia mungkin bercanda. Tapi, aku tidak bisa membiarkannya berlalu. Dia akan menghabiskan sisa koin dalam gim pacuan kuda jika aku tidak menghentikannya. Jadi, aku harus mengendalikannya dengan benar.

Bagaimanapun juga, ini untuk masa depannya. Perjudian itu tidak baik.

“Ah, benar juga. Ada itu! Ayo pergi, kita berempat!”

"Itu? …Oh, bilik foto.”

Amami-san menunjuk ke mesin photobooth, poin utama di arcade seperti ini. Itu juga salah satu mesin yang paling menakutkan untuk didekati bagiku ...

“Jarang sekali kita berempat nongkrong bersama seperti ini Jadi, tidak masalah, kan? Gimana, Umi?"

“Yah, benar juga. Bagaimana denganmu, Nina?"

"Aku ikut kalian aja~ ... Btw, kamu bisa membuat filter di wajah Rep lho~"

“Hou. Kamu nengerti diriku dengan baik, Nina.Yosh, ayo kita ke sana."

“Ups, kurasa aku tidak sengaja menekan tombol ON pada dirinya~"

Secara alami, aku tidak bisa menyuarakan pendapatku tentang ini. Jadi, aku mengikuti ketiganya ke bilik foto.

Namun, kami harus menunggu beberapa menit sebelum kami bisa menggunakannya, karena seseorang masuk ke sana sebelum kami.

“Ah, ini versi yang terbaru. Maki, filter apa yang harus aku tambahkan ke matamu? Berkilau? Mata googling? Atau keduanya?"

“Fufu, jangan khawatir, Maki-kun~ ... Ayo gunakan yang dasar seperti filter mempercantik. Kami akan membuatnya berubah menjadi gadis cantik~”

“Aku akan memposting foto-fotonya di Insta Storyku~”

Sekarang kau tahu mengapa aku takut dengan mesin ini. Yah, aku ragu mereka akan menyebarkan foto-foto itu, bagaimanapun juga mereka adalah orang baik. Jadi, aku akan membiarkan mereka melakukan apa pun yang mereka inginkan.

Selain itu, Umi terlihat sangat bahagia sekarang.

Dan juga, aku ingin melihat filter yang merea sebutkan tadi, sepertinya menarik.

“Ah, mereka sudah selesai. Sekarang, gilaran kita~"

"Baiklah! Saatnya menampilkan pertunjukan yang bagus~”

“Huh, aku tidak akan berkomentar. Jadi, lakukan apapun yang kalian suka…”

Namun, saat kami menunggu di dekat mesin, kami mengalami pertemuan yang paling tidak menyenangkan.

Saat aku melihat wajah gadis pertama yang keluar, aku menyadari bahwa wajahnya tampak familier. Pada awalnya, kupikir itu hanya imajinasiku. Tapi, ketika aku melihat orang terakhir keluar ...

“Hah, Amami...”

“…Arae-san…”

Namanya Nagisa Arae. Dia adalah topik utama percakapan kami sebelum pertandingan basket.




|| Previous || Next Chapter ||
2 comments

2 comments

  • Anonymous
    Anonymous
    8/5/22 15:59
    War detected :v
    Reply
  • Zexdexz
    Zexdexz
    8/5/22 15:04
    Ehh siapa? Lupa
    Reply
close