Chapter 4 - The Amazing Birthday Party
Tanggal 23 April, hari di mana ulang tahun Harune-chan, ditetapkan. Demi calon adik iparku yang imut, aku berkunjung ke rumah Himegi-san dengan penuh semangat, tetapi setelah melihat rumah Himegi-san, perasaan itu sirna begitu saja.
"Astaga …."
Aku dan Kanako hanya bisa berdiri di sana dengan penuh rasa takjub akan kemegahan rumah keluarga Himegi-san.
"H-Hei! Apakah benar ini rumah seseorang? Bukankah ini lebih mirip seperti White House?"
"Memang sulit dipercaya, tetapi tampaknya ini adalah rumah tempat tinggal orang."
Pagi itu penuh dengan kejutan. Mobil keluarga Himegi-san menjemput kami di rumah masing-masing, dan ketika kami tiba, kami disambut oleh bangunan yang kelihatan laksana kastil yang disertai taman hijau yang luas.
"Sungguh, ini luar biasa, dah …."
"Mungkin saja lebih besar dari sekolah kita."
Apa pun itu, aku tidak pernah menyangka bahwa ada tempat seperti itu di Jepang. Aku membayangkan butuh berapa juta—atau bahkan miliaran—yen yang diperlukan untuk membangun rumah seperti itu. Sekali lagi, aku dibuat sadar bahwa seseorang yang luar biasa itu akan menjadi istriku.
"Hei, ada air mancur di sana …," dengan ujung jari yang gemetar, Kanako menunjuk ke air mancur. "Ada kebun bunga mawar yang indah dan kolam renang di sana," saat melihat kebun mawar, Kanako bahkan lebih terkejut lagi.
"A-Apa yang harus kulakukan, ya? Aku datang dengan mengenakan pakaian yang tidak pantas!" katanya.
Kanako mengenakan overall denim dan kaos oblong, pakaian yang sangat kasual. Tentu saja, pakaian ini tidak cocok dikenakan saat pesta. Rupanya, Kanako tidak pernah membayangkan akan ada pesta ulang tahun yang begitu megah.
"Itu lebih baik daripada telanjang dan kita tidak punya pilihan lain selain menerimanya, kan?"
"Kamu mah aman-aman saja, oke?" Kanako melihat pakaianku dengan ekspresi irinya.
Seandainya kalian penasaran, sebagai seorang pesulap, aku datang dengan mengenakan pakaian chuunibyou yang mencolok dan lengkap. Tuksedo putih dengan jubah, topi sutra besar, dan sepatu boot runcing yang sebenarnya tidak ada gunanya. Bisa dibilang, semacam pakaian yang sering kamu lihat di dalam anime atau video game.
"Biasanya aku akan menunjuk dan menertawakanmu ...."
"Kedengarannya sungguh ironis."
Aku merasa ragu apakah harus mengganti pakaian saat itu juga, tetapi di sisi lain, aku merasa pakaian ini sudah tepat.
"Halo, guys," Himegi-san muncul di hadapan kami yang sedang terperangah.
"Uwaaa! Gaun Himegi-san begitu indah!"
Melihat Himegi-san yang mengenakan gaun, membuat Kanako begitu antusias sampai-sampai dia melompat kegirangan. Tidak dapat dipungkiri, itu adalah gaun hitam panjang yang amat cantik dan mempesona. Jika bisa, dengan senang hati aku terus-terusan melihat Himegi-san yang mengenakan gaun ini—tetapi, sangat disayangkan itu adalah hal yang mustahil.
"He? Ouji-kun, lencana apa yang ada di topimu itu?" Himegi-san bertanya.
"Oh, ini. Sebenarnya, aku adalah anak dari pemilik toko sepeda motor," jelasku.
Pada topi suteraku terdapat lencana bordir yang bertuliskan "Ouji Motorcycles". Ayahku-lah yang memaksaku untuk memakainya, dengan mengatakan 'Aku mensponsorimu, jadi promosikan saja!’. Jika aku tahu ini yang akan terjadi, seharusnya aku menolak pinjaman 20.000 yen itu.
"Aku masih punya lencana yang sama. Jika kamu mau, aku bisa memberikannya padamu, Himegi-san," sambil mengatakan hal itu, aku menawarkan Himegi-san bordir Ouji yang ada di sakuku. Ayahku juga memerintahkanku untuk membagikannya dengan memasukkan beberapa dari mereka ke dalam sakuku.
"A-Aku tidak mau, sih," dia menggelengkan kepalanya dan menolak.
"Tentu saja. Lalu aku akan memberikannya kepada Kanako."
"Tidak, aku tidak mau!" Kanako menolak dengan tegas, membuatku merasa sedikit kesal dan berniat menempelkan itu di punggungnya nanti.
"Oh, iya! Himegi-san, aku minta maaf! Aku minta maaf, aku datang ke pesta yang begitu megah dengan penampilan yang sangat biasa!" Kanako meminta maaf kepada Himegi-san dengan ekspresi setengah menangis. Mungkin saja, dia merasa ingin pulang ke rumah sekarang.
"Kalau kamu mau, aku bisa meminjamkan gaunku," balas Himegi-san.
"Ya, dengan senang hati aku menerimanya!"
"Um, seharusnya aku punya gaun yang dulu pernah kupakai saat masih SD."
"Yey!" Kanako membuka tangannya dengan penuh rasa gembira dan memeluk Himegi-san.
Oioi, dasar Idiot, apakah dia tidak sadar bahwa baru saja secara tidak langsung dia disinggung? Yah, tidak apa-apalah, Himegi-san juga benar, bahwa gaun yang dia kenakan saat SD adalah yang paling cocok untuk ukurannya.
"Ouji-kun, maaf, tapi aku akan kembali ke mansion."
"Kalau begitu, ini," aku menyerahkan kantong kertas yang ada di tanganku kepada Himegi-san.
"Apa ini?"
"Jika kamu mau membantuku saat menunjukkan trik sulap, tolong kenakan pakaian formal ini."
"Pakaian formal?"
"Pokoknya, pergilah berganti pakaian, dulu."
"B-Baiklah," meski merasa bingung, Himegi-san tetap pergi bersama Kanako ke dalam mansion.
"Sekarang, apa yang harus kulakukan?" ketika aku memikirkan hal itu, tiba-tiba pemandangan yang ada di depanku menjadi gelap.
"Tahukah kamu siapa ini?" suara manis Harune terdengar dari balik punggungku dan sepertinya tangan kecil Harune-chan-lah yang menghalangi pandanganku.
"Halo, Harune-chan," sapaku.
"Halo, juga. Onii-san!" dia menyapaku dengan nada yang imut saat aku penglihatanku kembali terbuka. Sama halnya dengan yang lain, Harune-chan juga mengenakan gaun merah yang lucu.
"Onii-san, apakah gaunnya Harune ini bagus?" Harune-chan menanyakan pendapatku tentang gaunnya.
"Kelihatan bagus kok dan jelas kamu adalah bintang pertunjukan hari ini."
"Terima kasih …," Harune-chan sedikit malu-malu dan senang mendengar kata-kataku.
(TLN: Aghh sayang ilustrasi loli Harune-chan ga ada, wkwk. EDN: Zho-sensei ya ini, bukan aku :p)
Jika dia memberiku reaksi yang seimut itu, dengan senang hati aku mau memujinya berulang-ulang.
"Harune-lah yang akan memandu Onii-san, bukan Fuyuka-nee," katanya.
Aku pun memutuskan untuk menerima layanan dari Harune-chan dan dengan senang hati mengikutinya berjalan yang dibuktikan oleh langkahku.
"Ini adalah aula pestanya!"
"Oh~, jadi ini, ya."
Sepertinya pesta akan diadakan di luar ruangan. Para pelayan dan kepala pelayan sibuk mempersiapkan pesta, membawa makanan dan minuman, mendekorasi dan sebagainya. Jelas, ini merupakan pesta orang yang sangat kaya, kan? Pestanya begitu megah. Aku memang sempat membayangkan sebesar apa pestanya, tetapi tidak pernah terpikirkan sampai skala semegah ini. Ya, bisa dibilang, ini lebih dari yang aku bayangkan.
"Wah! Mereka membawa grand piano."
"Di sana ada hadiah bingo-nya."
Di atas meja yang ditata di atas panggung, ada banyak sekali hadiah yang membludak, tidak terhitung jumlahnya. Kemudian, Harune-chan dan aku naik ke atas panggung. Di atas panggung, ada maskot boneka binatang seperti yang bisa dilihat di taman hiburan, memegang balon di tangannya. Apa itu? Kostum katak putih lembut yang terlihat cukup aneh ini.
"Coba lihat! Dia datang ke sini demi hari ini, Hakugaeru-kun!"
Rupanya, dia disewa untuk acara hari ini. Kemudian, boneka katak itu memeluk Harune-chan.
"Uwaa! Hakugaeru-kun, kamu sangat lembut!"
Ternyata, nama katak putih itu adalah Hakugaeru-kun. Namun, betapa tidak sopannya boneka binatang yang memeluk adik iparku yang imut ini. Sejujurnya, aku mau menariknya pergi ketika aku mendengar suara Kanako yang kegirangan dari belakangku.
"Wow! Ini Himegi-san yang kecil!"
"Dia memang kecil, tapi kurasa lengan dan kakinya lebih panjang dari Kanako—aduh!" Kanako memberikan tendangan rendah yang kuat.
"Hei, hei! Ouji-kun, apa-apaan pakaian ini?"
Himegi-san protes kepadaku sambil bersembunyi di belakang Kanako. Dia kelihatan begitu gelisah, bahkan wajahnya pun semerah apel. Bisa dikatakan, dia merasa sangat malu. Saat ini, dia telah berubah dari seorang putri bergaun menjadi gadis kelinci yang seksi dengan sepatu hak tinggi putih mengkilap, disertai stoking putih yang menunjukkan warna kulitnya. Belum lagi, leotard putih memamerkan belahan dadanya yang besar, yang merupakan salah satu fitur paling menarik darinya. Sederhananya saja, kupikir itu adalah pakaian yang sangat vulgar. Seandainya saja, ada seorang biksu yang tercerahkan melihatnya sekarang, mungkin biksu itu akan diliputi dengan perasaan gelisah, benarkan?
Yah, bisa dibilang seperti itulah betapa seksinya dia. Secara pribadi, aku ingin sekali melihatnya berjuang menahan rasa malunya selama 24 jam, tetapi sayangnya, aku punya tugas sekarang. Ya, sekarang aku harus meyakinkannya untuk tidak melepas pakaian gadis kelincinya.
"Aku menawarkanmu pakaian yang berwarna hitam dan putih, tetapi sepertinya kamu lebih memilih yang warna putih, ya?"
"Aku tidak tahu! Kamu tidak pernah bilang bahwa maunya kamu itu menjadikanku gadis kelinci!"
"Memang aku tidak pernah mengatakannya, sih. Tapi, kamu terlihat cantik kok saat mengenakannya."
"Serius … apa benar aku harus berpakaian seperti ini?" dia tampak putus asa.
"Tentu saja. Di sepanjang zaman, asisten pesulap selalu saja mengenakan pakaian gadis kelinci. Jadi Himegi-san harus mengenakan pakaian kelinci juga. Ya, tidak ada pengecualian," kataku padanya tanpa sedikitpun rasa bersalah.
"Siapa sih yang membuat aturan sesat seperti itu!?"
"Ngomong-ngomong, boleh ya aku ambil fotomu?"
"Aku akan pergi dan berganti pakaian!" Himegi-san mengatakan itu dan mencoba kembali ke mansion. Namun, aku berputar di depannya dan berkata, "Harune-chan, kamu ingin Onee-san-mu berpakaian seperti ini, kan?"
"Ya! Aku ingin Touka-nee berpakaian seperti itu!"
"Begitulah! Himegi-san, menyerah, ya?!"
"A-Aku sedikitpun tidak punya hak untuk menolak?!"
"Ini adalah perintah dari bos. Menyerahlah kali ini dan bersenang-senanglah dengan pakaian itu."
Harune-chan mendukungku seperti yang dijanjikan. Bahkan Himegi-san yang hebat pun tidak punya pilihan selain menyerah ketika gadis terkemuka saat ini memintanya.
"Ingat saja! Aku akan mendandani Ouji-kun sebagai seorang wanita nanti!"
Aku mendengar serangkaian kata yang berbahaya, tetapi aku akan mengabaikannya kali ini.
"Haaaah!" keluh Himegi-san, "Harune-chan, sapalah Chikada-san," lanjutnya.
"Halo," Harune-chan membungkuk kepada Kanako yang membuat rambut pendeknya berayun-ayun. Seperti yang dibayangkan dari adik perempuannya Himegi-san, dia adalah gadis yang sopan. Kemudian, Harune-chan terbang mendekatiku dan melompat ke dadaku.
"Aku sudah menepati janjiku, jadi Onii-san akan menjadi pengiring Harune untuk sepanjang hari ini."
Kemudian, Harune tersenyum sangat manis saat menatapku. Seorang pengiring, ya? Aku mengerti ... Ahh, aku terlahir ke dunia hanya untuk mendengar kata-kata ini.
"Hei kenapa kamu senyum-senyum sendiri? Menjijikkan, tahu?" Entah kenapa, Kanako dan Himegi-san menatapku dengan tatapan penghinaan.
"Tidak usah memperhatikan aku."
"Selain itu, Harune-chan, itu gaun yang lucu," kata Kanako.
"Terima kasih, gaunmu juga terlihat cocok, kok."
Kanako juga sudah berganti dari pakaian kasualnya menjadi gaun biru yang kalem. Jadi, itu adalah gaun yang dikenakan Himegi-san masih SD. Aku tidak akan mengomentari apapun tentang Kanako karena dia sangat gembira, tetapi fakta bahwa itu ukurannya pas adalah sesuatu yang menyedihkan.
"Kanako daripada kamu terbawa suasana, mengapa kamu tidak memberinya hadiah?"
Aku mencoleknya dari samping, mendesaknya untuk memberikan hadiah ulang tahun yang telah kami siapkan.
"Ah! Ini adalah hadiah ulang tahun yang aku dan si idiot ini pilih!" dengan ekspresi panik, Kanako mengeluarkan hadiah dari kantong kertas yang dibawanya.
"Aku tidak tahu apakah Harune-chan akan menyukainya, tapi …."
Bersama ekspresi yang bercampur antara harapan dan kecemasan, Kanako menyerahkan hadiah yang telah dibungkus kepada Harune-chan.
"Whoaaa! Terima kasih banyak!"
Harune-chan sangat senang dengan hadiah kami. Sebaliknya, Kanako memiliki ekspresi kecewa di wajahnya merasa ragu akan hadiah yang telah kami pilih.
"Bolehkah aku membukanya sekarang?"
"Hei, jangan terburu-buru membukanya sampai pestanya berakhir, oke?"
"Tidak! Aku ingin melihatnya sekarang!" tolaknya.
"Tidak apa-apa. Aku juga mau melihat reaksinya Harune-chan."
"Terima kasih, Onii-san!"
"Hey, ayolah!" Himegi-san masih mencoba menghentikannya.
Harune-chan mengabaikan larangan kakaknya dan dengan hati-hati melepaskan pembungkusnya, mencoba untuk tidak merobeknya sebisa mungkin.
"Whoa! Ini adalah yang Haru inginkan!"
Kemudian, ketika melihat hadiahnya, Harune-chan merasa begitu kegirangan. Hadiahnya adalah satu set kotak permainan kartu. Aku tidak bisa menyangkal bahwa itu adalah hadiah yang cukup biasa, tetapi mengetahui Harune-chan yang menyukai permainan kartu, kuyakin dia akan senang dengan hadiah yang kami pilih.
"Terima kasih ya, kalian berdua!"
"Tidak, bukan apa-apa itu mah, kami juga senang kalau kamu bahagia."
"Terima kasih kalian berdua!" Himegi-san membungkuk kepada kami.
Sungguh, dia seorang kakak yang baik. Tatkala aku sedang memikirkan hal itu, terdengar suara keras dari langit yang membuat kami ingin menutup telinga.
"A-Apa-apaan itu?"
"Itu helikopter!"
Harune menunjuk ke langit biru, yang diikuti oleh pandangan kami. Terdapat sebuah helikopter yang sedang terbang di langit. Kenapa bisa ada helikopter yang terbang di sini?
"Aku bisa melihat orang melalui pintu helikopter!"
Dengan jarinya yang gemetaran, Kanako menunjuk ke arah helikopter dan berteriak keras. Seperti yang dia katakan, siluet seperti manusia dapat dilihat melalui pintu helikopter.
"—A-Ah! D-Dia terjun!"
Sungguh mengejutkan, seorang manusia melompat keluar dari pintu helikopter. A-Apa? Apakah ini semacam maniak pemula yang mau bunuh diri? Semua orang di halaman pun menatap si idiot yang terjun bebas itu.
"H-Hei, apakah ini cuma imajinasiku? D-Dia tidak akan jatuh di sini, kan?!"
"Ini bukan imajinasi! Jelas saja dia akan jatuh di halaman ini! Semuanya lari!" mendengar kata-kataku, semua orang di taman berhamburan dan berlari ke tempat aman seakan-akan mereka adalah laba-laba. Tentu saja, kami yang berada di atas panggung juga langsung melarikan diri.
Aku menggendong Harune-chan yang terlihat bengong, sedangkan Himegi-san menarik tangan Kanako yang ketakutan, dan kami menjauh ke tempat di mana terlihat aman. Aku pun mengangkat wajahku ke langit, melihat sosok tersebut jatuh dan menyadari ada siluet orang yang semakin lama semakin besar. Kalau terus begitu, dipastikan dia akan langsung menghantam tanah. Saat aku membayangkan adegan tragis tersebut dalam pikiranku—
"Ah! Dia punya parasut!"
Seperti yang dikatakan Harune, sebuah parasut bulat berwarna merah melayang di langit dan kelihatannya dia tidak melompat untuk bunuh diri. Setelah itu, sosok misterius tersebut mendarat di panggung tempat kami berada. Walau merasa sedikit takut, kami tetap mendekati sosok misterius itu.
"Oiii! Itu berbahaya, tahu!"
Tentu saja, semua orang marah pada sosok misterius itu. Di antara mereka, yakni Kanako, yang paling ketakutan, lebih marah daripada yang lainnya. Kemudian, Kanako yang langkahnya goyah, naik ke atas panggung dan memelototi sosok misterius itu.
"Nona, maafkan aku karena telah menakut-nakuti Anda."
Sosok misterius itu melepaskan kacamata dan sarung tangan yang dikenakannya. Tidak disangka-sangka, sosok misterius itu adalah seorang anak laki-laki dengan paras yang setampan diriku. Mungkinkah dia ini setengah Jepang? Rambut pirang dan mata birunya, terlihat cukup berbeda. Entah kata-kata apa yang cocok, tetapi dia terlihat bak pemuda yang terlukis sempurna di dalam lukisan. Anak laki-laki yang sangat tampan itu mendekati Kanako,
"Eh?"
Secara mengejutkan, dia berlutut di hadapan Kanako dan mencium punggung tangannya. Uwaaa! Ada seseorang di dunia ini yang melakukan hal semacam itu tanpa rasa malu.
"Nona, apakah kamu terluka?"
Entah darimana dia mengeluarkannya, lelaki tampan yang misterius itu memiliki setangkai mawar merah terang di tangannya. Lalu, sambil tersenyum, dia memberikan mawar tersebut kepada Kanako yang tersipu malu.
"Ya, aku baik-baik saja," balas Kanako
Dia benar-benar terpesona oleh lelaki ini. Namun siapakah dia? Kemudian, Kanako yang telah terpikat oleh pesona laki-laki misterius itu, kembali ke arah kami dengan simbol love di matanya,
"Hei, hei, Hakuma."
"Ada apa?"
"Aku bertemu dengan seorang pangeran sungguhan yang menaiki kuda putih. Dan baru saja aku menyadari bahwa kamu adalah pangeran palsu yang buruk."
"Diamlah!
Jangan tiba-tiba menghina aku!
"Aku mengerti. Kamu adalah lawan aku."
"Hah? Lawan?"
Apa yang tiba-tiba dibicarakan orang ini? Memangnya siapa yang akan bertanding?
"Aku yang akan menjelaskannya dari sini."
Di belakang kami, terdengar suara seorang pria yang membuat kami berbalik ke arah sumber suara itu. Di sana berdiri seorang wanita cantik dan seorang pria yang necis. Wanita cantik yang mengenakan gaun seksi itu mungkin kakak perempuan atau ibunya Himegi-san. Di sisi lain, aku merasa memiliki rasa tanggung jawab terhadap paman yang berpakaian necis itu. Dia adalah orang yang ada dalam video smartphone-nya Touka-san ketika dia pertama kali datang ke rumah kami.
Dia adalah orang yang berjalan menyusuri lorong bersama Touka-san yang berada di dalam video, jadi aku cukup yakin dia adalah ayahnya. Dengan kata lain, pria paruh baya dengan tuksedo ini adalah calon ayah mertuaku. Ini juga merupakan kesempatanku untuk mengenal ayah mertuaku. Meskipun aku berpikir begitu, tetapi dia memelototi aku seolah-olah aku adalah musuhnya. Mengapa dia begitu memusuhi aku?
"Ini Chris, pesulap profesional yang aku sewa untuk melakukan pertunjukan sulap."
Hmm? Apakah aku salah mendengarnya? Apakah orang tua itu baru saja mengatakan bahwa dia akan melakukan pertunjukan sulap?
"Chris ini adalah murid terbaik dari Rosemary-sensei yang terkenal."
"Nona Rosemary"?
Itu bohong, kan? Bajingan ini adalah murid nomor satunya Rosemary-sensei yang terkenal?
"Hei, hei. Siapa itu Rosemary-sensei?"
Karena Kanako yang tidak tahu apa-apa bertanya padaku, maka aku menjelaskan apa yang aku ketahui tentang Rosemary-sensei.
"Dia adalah orang misterius yang mengenakan topeng, tetapi keahliannya sudah tidak diragukan lagi sebagai salah satu pesulap terbaik di Jepang—atau mungkin di dunia."
"Wow. Jadi, Rosemary-sensei ini benar-benar luar biasa, ya?"
"Ya, dia sangat ahli dalam berbagai bentuk trik sulap, dan semua yang dia tampilkan sering disebut sebagai keajaiban."
Bahkan, aku pernah melihat Rosemary-sensei melakukan beberapa trik sulapnya di film, tetapi aku tidak pernah bisa mengetahui bagaimana triknya. Itulah seberapa hebatnya trik sulap Rosemary-sensei.
"Bahkan kamu yang seorang amatir pun tampaknya tahu betapa hebatnya dia."
Dia selalu saja berbicara dengan nada yang membuatku jengkel.
"Jadi, karena Anda telah mengundang seorang pesulap profesional, maka aku sudah tidak lagi berguna?"
"Tidak, kamu tetap akan menunjukkan trik sulap."
"Trik sulap?"
"Ya. Kamu yang dipuji oleh putriku dan Chris-kun yang aku sewa. Kita akan melihat siapa pesulap yang lebih baik dengan benar-benar jelas."
Apa yang dibicarakan oleh pria tua ini? Bagaimana mungkin aku yang amatiran, bisa mengalahkan pesulap profesional, kan? Biasanya orang yang terjebak dalam situasi seperti ini, akan membuat alasan dan melarikan diri, tetapi sayangnya aku tidak pandai melarikan diri. Belum lagi, yang paling penting, aku sudah memiliki janji kepada Harune-chan. Aku harus berhasil dalam trik sulapku dan membuatnya memainkan biola.
"Ngomong-ngomong, aku akan memberikan satu juta yen kepada pemenangnya."
"Apa? Satu juta yen?"
Apakah satu juta yen itu berarti aku akan mendapatkan seratus lembar 10.000 yen? Dengan satu juta yen, aku dapat membeli ini, itu dan yang lainnya ….
"Sangat tidak dewasa untuk menganggap serius seorang amatir, tapi ...." Chris menjentikkan tangannya. Kemudian, kepulan asap putih mengelilingi Chris.
"Uhuk, uhuk …. Uhuk, uhuk …. Chris-sama sekarang dikelilingi oleh asap putih!"
Setelah itu, asap yang mengelilingi Chris pun menghilang, dan hanya dalam beberapa detik Chris berganti pakaian dari yang mengenakan jaket hijau polosnya menjadi mengenakan mantel merah anggur yang mencolok dan topi sutera. Melihat Chris seperti itu, Harune-chan sangat terkejut dan berkata, "Dia terlihat seperti pesulap!" katanya dengan penuh semangat. Dia benar-benar murid nomor satu Rosemary-sensei. Aku bisa mengetahuinya dari betapa terampilnya dia menggunakan trik sulapnya barusan. Meskipun ini mengesalkan, tetapi kuakui dia sangat ahli.
Dengan ekspresi percaya diri di wajahnya, dia menunjuk ke arahku dan berkata, "Sekarang, mari kita lihat seberapa bagusnya dirimu!"
"Baiklah, Chris-kun. Mari kita lakukan."
Sangat disayangkan karena bermain di telapak tangan ayahnya Himegi-san, tetapi aku akan mengikutinya untuk saat ini. Dengan begitu, sebuah pertandingan trik sulap antara aku dan Chris pun dimulai.
***
Namun, pertandingan sulap itu tidak langsung diadakan. Sebaliknya, pesta ulang tahun dibuka dengan seorang gadis kelinci yang memainkan piano. Aku yang tidak tahu apa-apa tentang musik, tidak bisa menjelaskan secara rinci tentang keterampilan Himegi-san, tetapi berdasarkan penilaianku, kemampuannya berada pada level yang sangat tinggi. Setidaknya aku sangat terkesan dengan penampilannya.
Kemudian, hampir seratus orang bertepuk tangan bersama-sama dan mengucapkan selamat ulang tahun kepada bintang utama, yakni Harune-chan. Dari sana, kami semua menikmati permainan, kompetisi kuis, permainan bingo, dan adegan komedi kepala pelayan sambil menyantap hidangan mewah yang ada di atas meja. Ngomong-ngomong, hadiah bingo-ku adalah kotak tisu. Mengapa aku saja yang mendapatkan kotak tisu sedangkan Kanako dan Harukawa-kun mendapatkan konsol game terbaru?
Sebagai catatan tambahan, ketika aku memenangkan kotak tisu, ada seseorang yang tidak tahu malu dengan tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya. Itu bukanlah Kanako yang idiot melainkan ayahnya Himegi-san, yang menjengkelkan. Dari sudut pandangku, dia adalah tokoh antagonis bagiku.
"Onii-san, apakah kamu bersenang-senang?"
"Tentu saja, aku sangat bersenang-senang."
Aku sudah berada di kursi Harune-chan sejak pesta ulang tahunnya dimulai. Aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan bertemu hari di mana seorang siswa SD akan duduk di pangkuanku.
"Onii-san, ini 'ahn'!" dengan mengatakan itu, Harune-chan menawarkan sepotong daging sapi panggang, yang kubalas dengan lahap menyantapnya.
"Sekarang, kue ini."
"Terima kasih."
Ini membuatku tidak lagi merasa seperti pelayannya, tetapi lebih seperti hewan peliharaannya.
"Tidaaaak, aku tidak pernah menyangka kalau Harune akan menjadi mangsa taring beracun pria tauge ini …."
Siapa yang kamu sebut pria tauge, hah! Yah, karena aku senang sekarang, aku akan memaafkannya.
"Harune ingin punya Onii-san sepertimu."
"Terima kasih, aku akan berusaha keras agar bisa menjadi Onii-san-mu suatu hari nanti."
"Hei, Onii-san?" panggil dia.
"Ya? Ada apa?"
"Mengapa bau Onii-san sama seperti Touka-nee?"
"............!"
Dia sangat jeli! Ngomong-ngomong, kenapa kami bisa memiliki bau yang sama? Itu karena sampo dan sabun yang kami gunakan sama.
"Mungkin hanya imajinasimu …."
"Kalau begitu, aku akan mempercayainya."
"Terima kasih …."
Syukurlah, aku terselamatkan karena adik iparku yang bisa memahami suasana. Kemudian, menjelang akhir permainan, seorang wanita berkacamata yang tidak kukenal, muncul di layar besar yang sebelumya digunakan untuk permainan bingo. Wajahnya cukup mirip dengan Himegi-san. Namun, orang yang ada di layar itu tersenyum tanpa rasa beban, bertolak belakang dengan Himegi-san yang jarang tersenyum. Aku heran mengapa … tetapi auranya cukup mirip dengan Touka-san. Sambil duduk di tempat tidur, dia melambaikan tangannya pelan dan berkata dengan ekspresi bahagia sembari mengucapkan selamat kepada Harune dari layar, "Harune, selamat ulang tahunmu yang ke-11!".
Siapakah wanita ini? Mengapa wajah Harune-chan dan Himegi-san sedikit mendung ketika mereka melihat video itu? Aku sangat penasaran tentang hal itu, tetapi aku merasa tidak boleh menanyakannya begitu saja. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk tidak menyebutkannya.
Kemudian, pertunjukan sulap kami pun dimulai. Aturannya cukup sederhana, kami menaruh beberapa tema dalam kotak lotre yang digunakan untuk bingo, lalu nantinya Harune yang akan menarik lotre dari kotak tersebut, sehingga Chris dan aku akan menampilkan trik sulap yang sesuai dengan temanya. Pada akhirnya, dia sendirilah yang menilai siapa di antara kami yang lebih baik triknya. Harune-chan segera memasukkan tangannya ke dalam kotak yang dipegang oleh gadis kelinci dan menarik temak trik sulap.
"Aku sudah memutuskan yang satu ini!"
Harune-chan mengangkat kertas putih yang ditariknya tinggi-tinggi sehingga semua orang bisa melihatnya. Di atas kertas itu tertulis 'kartu remi' dan tema permainan pun diputuskan untuk memainkan kartu remi.
"Aku akan memberikanmu langkah pertama."
"Terima kasih."
Chris yang merasa sangat percaya diri seperti seorang lelaki yang kuat, menyerahkan giliran pertama padaku. Bermain sulap kartu adalah bidang keahlianku. Aku tidak tahu seberapa efektif aku akan melawan pesulap profesional, tetapi aku akan memberikan trik yang terbaik. Kemudian, aku membuka tumpukan kartu yang tertutup di atas meja, dan mengocoknya sesuai keinginanku. Aku mulai mengocoknya dengan Hindu shuffle, lalu overhand shuffle, gaya riffle shuffle di udara, dan gaya civil cut from waterfall, sambil memperhatikan reaksi Harune-chan yang tersenyum di depanku.
"Uwaa! Kartu-kartunya seperti hidup!"
Sekarang setelah aku mendapatkan reaksi yang aku inginkan, aku memulai trik sulapku.
"Pertama-tama, pilih kartu pilihanmu dari daftar ini."
Harune-chan melakukan seperti yang aku instruksikan dan memilih kartu pilihannya dari setumpuk kartu remi yang tertutup. Kartu yang dipilihnya adalah lima hati.
"Sekarang, tandai 5 hati ini dengan pena dan letakkan kembali di tengah-tengah tumpukan dengan menghadapkannya ke bawah, silakan."
Aku menyerahkan pena kepada Harune-chan dan dia menuliskan kata 'Harune' menggunakan pena dan meletakkan kartu itu kembali di tengah-tengah tumpukan kartu.
"Apakah ini cukup?"
"Iya, terima kasih. Kalau begitu, aku memasukkan kembali semua kartu ke dalam kotak kartu asli dan meletakkan seluruh kotaknya di atas meja. Harune-chan, di manakah menurutmu kartu lima hati?"
"Eh? Di dalam kotak itu, kan?"
"Benar sekali. Kartu lima hati ada di dalam kotak ini. Perlu kamu ketahui, aku tidak menyembunyikannya di tanganku atau apapun, ya?"
Aku menunjukkan kepada Harune-chan dan penonton bahwa tidak ada yang tersembunyi di tanganku.
"Harune-chan, bisakah kamu menjentikkan jarimu?"
"Tentu saja, aku bisa," dengan gerakan yang lucu, Harune-chan menjentikkan jarinya."
"Oke, oke, sekarang lima hati yang tadi sudah keluar dari kotak."
"Itu bohong! Pasti masih ada di dalam kotak ini!"
"Tidak, tidak, kartu lima hatinya sudah berpindah tempat."
"Memangnya di mana?"
"Di saku bajuku," perlahan-lahan aku menarik kartu lima hati dari saku dadaku, seolah-olah ingin menunjukkannya kepada semua orang.
"Ah! Itu kartu 5 hati! Kartu 5 hati yang ada tulisan nama Harune!"
"Kemudian, aku memasukkan kembali kartu 5 hati ini ke dalam saku bajuku dan jentikkan jarimu lagi. Selanjutnya, kartu 5 hati tersebut akan berpindah kembali ke dalam kotak ini."
"Onii-san, bolehkah Haru membuka kotak ini?"
"Tentu. Aku tidak akan menyentuh apapun, jadi kamu bisa membuka kotak itu, Harune-chan."
Harune-chan pun membuka kotak yang berisi kartu remi itu dengan gemetar. Kemudian, dia mengeluarkan kartu remi itu dan menyebarkannya di atas meja.
"Ada lima hati di dalamnya! Dan juga ada tambahan kata-kata 'Selamat Ulang Tahun' di dalamnya! Bagus, bagus! Kartu itu benar-benar langsung berpindah!"
Harune sangat gembira. Ya, ada baiknya melakukan trik sulap ketika dia bereaksi seperti ini. Adapan para penonton di bawah panggung, bertepuk tangan dengan meriah. Aku pun melihat Chris dengan ekspresi kemenangan di wajahku, lalu berkata, "Itu cukup bagus, kan?"
Setelah itu, giliran Chris yang menunjukkan trik sulapnya. Dia juga melambaikan tangan kepada para penonton seolah-olah dia adalah bintang Hollywood. Para pelayan dan gadis-gadis yang merupakan teman Harune-chan menyemangatinya dengan teriakan yang melengking. Di antara mereka juga, ada seorang idiot yang bersorak keras mendukung Chris.
"Berjuanglah, Chris-sama! Hajar saja Hakuma yang menyedihkan itu dengan sehancur-hancurnya!"
O-Oi! Jika kita teman masa kecil, seharusnya kamu bersorak mendukung aku! Dasar pengkhianat! Aku cukup tersakiti oleh pengkhianatan teman masa kecilku, tetapi ada seorang laki-laki lain yang bahkan lebih tertekan daripada aku. Pacarnya Kanako, si "Takaki-kyun tersayang". Maaf, Takaki-kyun. Maafkan teman masa kecilku yang bodoh itu.
"Sekarang, mari kita serius."
Chris membuka tumpukan kartu yang baru saja disiapkan dan belum dibuka. Kemudian, dia mulai mengocok kartu-kartu dengan cara yang persis sama seperti yang aku lakukan sebelumnya. Bagaimanapun juga, dia seorang profesional, kan? Caranya meng-cut kartu jauh lebih mulus daripada aku. Perbedaan antara aku dan seorang profesional jelas sekali terlihat, yang membuatku sedikit tertekan. Namun di sisi lain, aku juga merasa senang karena seorang profesional benar-benar mencurahkan hati dan jiwanya secara serius demi menghadapiku. Fakta itu saja sudah membuatku merasa kagum. Sekarang, trik seperti apa yang akan ditunjukkan oleh pesulap profesional ini untuk mengejutkan kami semua?
"Sekarang, Nona, aku ingin Anda memilih tiga kartu pilihan dari tumpukan kartu ini."
"Yah, karena hari ini adalah hari ulang tahun Harune, jadi Harune akan memilih hati 4, 2 dan 3."
"Oke. Selanjutnya, gunakan pena ini untuk menandai ketiga kartu yang Anda inginkan."
Harune pun menggunakan pena untuk menandai kartu. Kali ini dia menggambar seekor burung yang cantik.
"Setelah selesai, masukkan ketiga kartu itu ke dalam amplop coklat ini."
Harune-chan memasukkan tiga kartu itu ke dalam amplop cokelat seperti yang diinstruksikan Chris dan menyerahkan amplop tersebut kepadanya.
"Sekarang, amplop coklat ini sudah tertutup sempurna—"
Kemudian Chris melemparkan amplop itu ke udara dan seketika api menyala dan membakar habis amplopnya dalam sekejap. Abu yang berkedap-kedip jatuh ke atas meja, yang membuat para penonton berteriak "Oh!" dan bergema suara terkejut dari mereka.
"Selanjutnya, aku akan menaruh abunya di dalam sangkar burung," Chris meletakkan abu dari amplop ke dalam sangkar burung berwarna merah yang kosong dan menutupnya dengan kain besar.
"Tadi dia menunjukkan kepada Anda sekalian cara memindahkan kartu secara instan, tetapi aku akan menunjukkan kepada Anda sesuatu yang bahkan lebih menakjubkan—yakni perjalanan waktu dari kartu-kartu tersebut. Aku akan memutar kembali waktu dan meregenerasi kartu yang terbakar."
Dia membual tentang sesuatu yang tidak masuk akal, berencana memulihkan kembali tiga kartu yang terbakar habis dari sangkar burung. Chris kemudian menarik arloji saku dari kantongnya, lalu berkata, "Sepuluh detik. Dalam Sepuluh detik dari sekarang, kartu-kartu tersebut akan kembali pulih. Sekarang, mari kita hitung mundur."
Dan hitungan mundur pun dimulai hingga sepuluh detik berlalu.
"Sekarang, Nona, bolehkah aku meminta Anda membalikkan kain ini?" kata Chris sambil menyerahkan peran membalikkan kain kepada Harune. Kemudian, entah dari mana, drum pun dimainkan dan sorotan lampu menyoroti Chris dan Harune. Aneh, mereka tidak melakukan hal ini ketika aku menunjukkan trik sulapku. Aku merasakan semacam kedengkian dan tidak dapat disangkal bahwa mereka cenderung memihak.
Dengan ketidakpuasan dan ketidakpercayaan, aku memperhatikan setiap gerakan Chris untuk melihat apakah ada sesuatu yang mencurigakan. Kemudian, pada saat yang sama ketika simbal berbunyi—Harune-chan menarik kain itu dengan sekuat tenaga. Apa yang ada di dalam kandang tersebut adalah burung merpati putih. Kemudian, dengan ekspresi bangga di wajahnya, Chris membuka pintu kandang, sehingga burung itu keluar dari sangkar dan terbang tinggi ke langit.
"Kembali ke sini!" pinta Chris.
Burung itu pun mematuhi perintah Chris dan kembali ke meja.
"────Aaaaah! Merpati itu menahan tiga kartu di paruhnya!" Harune-chan bereaksi sangat terkejut.
Seperti yang dikatakannya, merpati itu menahan tiga kartu remi di mulutnya dan kartu-kartu adalah kartu-kartu yang telah ditandai Harune dengan pena.
Jika terlihat mencolok, maka trik sulap yang ditunjukkan haruslah mencolok juga, ya ….
Bersamaan dengan itu, para penonton memberikan sorak-sorai dan tepuk tangan yang bahkan lebih riuh daripada aku. Memang menyedihkan untuk dikatakan, tetapi trik sulap kartunya beberapa langkah lebih baik daripada trikku. Aku akan mengakui bahwa dia memang murid nomor satu Rosemary-sensei.
"Ha-ha-ha-ha! Bagaimana kamu menyukainya, Bocah? Begitulah cara seorang profesional melakukannya! Jangan sombong dulu hanya karena kamu menangkap orang jahat!"
"............!"
Memang benar, perbedaan kekuatan antara Chris dan aku sangat jelas, tetapi mengapa orang tua ini yang begitu sombong? Ibu Himegi-san mengatakan kepadaku sebelumnya, bahwa orang ini sepertinya merasa tersaingi dengan adanya aku. Rupanya, dia tidak begitu senang ketika ada yang membicarakan tentang bagaimana aku melindungi Himegi-san dari penggangu saat di pusat perbelanjaan. Aku juga yakin bahwa Chris ini telah dipekerjakan untuk mempermalukan aku. Setelah mendengar cerita itu, aku pun berpikir bahwa pria sungguh kekanak-kanakan. Membayangkan bahwa pria kekanak-kanakan seperti dia yang akan menjadi ayah mertuaku di masa depan, membuatku merasa begitu menyedihkan.
"Ha-ha-ha-ha! Sekarang, akui kekalahanmu!"
Orang tua itu naik ke atas panggung dan dengan pelan menampar pipiku dengan seikat satu juta yen.
"... Grrr!"
Sialan, sialan! Aku ingin membalas orang ini. Aku tidak akan bisa tidur nyenyak malam ini jika aku tidak memberikan balasan yang sepadan. Ah! Ya, akan kutempelkan stiker Ouji ini di seluruh mobil kesayangannya. Namun, aku tidak boleh membiarkannya berakhir seperti ini. Meskipun trikku tidak gagal, tetapi aku tidak bisa membiarkan Harune-chan bisa mengatasi penghalangnya sedangkan aku sendiri dikalahkan oleh Chris.
"Sekali lagi."
"Apa?"
"Sudah kubilang, sekali lagi! Sekali lagi, biarkan aku yang memutuskan trik sulap apa selanjutnya."
"Tidak, tidak boleh! Itu melanggar aturan! Kali ini, trik sulapnya sudah—"
"—Harune yang memutuskan! Ini adalah hari ulang tahun Harune, jadi Harune-lah memutuskan! Papa, kumohon diamlah!"
Ayah Himegi-san tidak bisa berkata apa-apa mendengar ucapan marah putrinya.
"Apakah kamu keberatan, Chris?"
"Tentu saja tidak. Mari kita coba lagi."
"Aku menghargai itu."
"Kalau begitu, mari kita undi lagi."
Apa tema trik sulap berikutnya?
"Di sini tertulis ‘bebas’. Dengan kata lain, masing-masing dari kalian akan bersaing dengan trik sulap andalan."
"Kali ini, aku akan membiarkan Anda melakukannya terlebih dulu," kataku kepada Chris.
"Ah, tidak masalah," jawabnya tanpa keberatan.
Aku pun memutuskan untuk menunggu di belakang panggung. Entah kenapa, aku merasa akan terguncang jika melihat trik yang akan Chris lakukan.
"Nah, apa yang harus aku lakukan sekarang?"
Kali ini aku hanya membawa beberapa alat-alat sulap sederhana yang bisa menghibur semua orang. Jika tahu akan menjadi seperti ini, seharusnya aku membawa lebih banyak peralatan sulap yang menarik perhatian.
"Yah, apa yang telah terjadi tidak akan bisa diputar kembali …," gumamku.
Peralatan yang aku bawa tidak akan cukup untuk bisa menang melawan Chris, Dengan mengingat hal ini, aku memeriksa alat peraga yang ada di belakang panggung.
"Apa-apaan ini? Kenapa bisa ada peti mati?"
Ada dua peti mati seukuran manusia di depan aku. Semacam peti mati ala Barat yang digunakan untuk menahan Dracula atau tempat seorang putri yang tertidur di bawah mantra.
"Apakah ini alat peraga yang dibawa Chris? Atau yang disiapkan oleh Himegi-san dan yang lainnya?"
Entah mengapa, peti mati itu membuatku penasaran sehingga aku memilih untuk membuka dan memeriksanya.
"Aku mengerti. Ini sebuah trik sulap yang menggunakan asap …."
Memang peralatan yang menarik, tetapi bukan yang aku inginkan. Kemudian, aku duduk di atas peti mati tersebut dan memegangi kepalaku, mencoba mensimulasikan berbagai trik di dalam benakku. Namun, sepertinya tidak ada satu pun yang bisa mengalahkan Chris sang profesional. Seandainya memungkinkan, aku ingin bisa menang dan memberi Harune keberanian untuk memainkan biola.
"Aku sudah kehabisan trik …."
Saat aku mengucapkan kata-kata yang lemah ini, aku mendengar kehadiran seseorang di belakangku. Ketika aku berbalik, di sana ada maskot katak putih yang jika tidak salah, namanya adalah Hakugaeru-kun?
"A-Ada apa?"
Aku mengambil dan memeriksa sebuah catatan yang diberikan oleh Hakugaeru-kun kepadaku
"Eh? Apa? Hakugaeru-kun! Kamu—!"
Seketika, dia memegang mulutku dan mencegahku untuk berbicara. Kemudian dia melepaskan tangannya dan menjauh dariku, memberi isyarat agar aku melepaskan boneka kepalanya. Ternyata, Hakugaeru-kun juga marah akan kejadian ini. Tidak lama setelah itu, terdengar juga sorak-sorai dan tepuk tangan yang meriah, menandakan Chris telah menyelesaikan trik sulapnya.
"Ah~. Aku mengerti. Aku memang ragu sih, tetapi aku akan mengikuti idemu."
Dengan demikian, aku memutuskan untuk memainkan trik besar sekali dalam seumur hidupku.
***
Setelah menyelesaikan persiapan, aku berdiri di atas panggung. Ya, aku di sini untuk melakukan trik sulap terakhirku.
"Akhirnya, aku akan dapat melakukan sesuatu yang lebih seperti seorang asisten."
Himegi-san kelihatan cukup kecewa dengan cara dia diperlakukan, tetapi menjadi bersemangat setelah mengetahui bahwa dia dibutuhkan untuk trik sulap terakhir yang akan aku tampilkan.
"Baiklah, untuk trik sulap terakhirku, aku akan menampilkan trik sulap luar biasa, yang belum pernah Anda sekalian lihat atau dengar sebelumnya."
"Luar biasa? Nak, omonganmu terlalu mengada-ada."
"Itu tergantung pada apa yang Anda lihat dari trikku. Hadirin sekalian, aku telah menunjukkan kepada Anda sihir perpindahan instan dengan menggunakan kartu, dan Chris telah menunjukkan sulap ajaib yang bisa memutar ulang waktu, melampaui trikku sebelumnya. Namun kali ini, aku akan menunjukkan trik sulap yang lebih luar biasa, yaitu trik perpindahan dari dunia paralel."
"Perpindahan dari dunia paralel?"
"Anda tidak akan percaya sampai Anda melihatnya sendiri. Sekarang, pertama-tama lihatlah peti mati yang biasa ini."
"Bolehkah Harune memeriksa peti matinya?" ucap Harune-chan menawarkan diri.
"Silakan. Silakan periksa selama yang Anda mau."
Dia pun dengan penuh semangat memeriksa kedua peti mati itu.
"Hmm. Mereka hanyalah peti mati kosong."
Setelah puas memeriksa peti-peti mati tersebut, dia menyadari bahwa tidak ada apa-apa di dalamnya. Peti mati ini hanya memiliki satu perangkat yang mengeluarkan asap, dan selain itu, ini adalah peti mati biasa.
"Memang, seperti yang dikatakan Harune-chan, ini hanyalah peti mati biasa. Tapi, jika Anda mengikuti langkah-langkah tertentu, peti mati ini dapat dihubungkan ke dunia lain dan aku akan membuktikannya sekarang."
Aku memberi isyarat kepada kelinci lucu itu.
"Apa-apaan ini?"
"Untuk sekarang, masuk saja ke dalam peti mati yang kanan atau kiri."
Himegi-san terlihat cukup gelisah, tetapi dia memilih untuk masuk ke dalam peti mati sebelah kanan dengan perasaan gentar.
"Hei, hei? Pastikan kamu mengeluarkanku nanti!"
"Siap! Aku akan menutup pintu dan memastikan dia tidak bisa keluar! Masalahnya ada pada peti mati ini dan aku akan menghubungkannya dengan dunia lain. Bisakah seseorang membawakan aku cermin tangan?"
Kemudian, ada pelayan yang membawakan cermin tangan.
"Kalau begitu, letakkan cermin tangan di peti mati yang kosong. Kemudian kita tutup juga pintunya, dan membiarkannya di sana sebentar."
Saat menutup pintu, aku memastikan menekan saklar tersembunyi pada tutup atas peti mati. Apa yang terjadi selanjutnya adalah, kabut asap putih mengepul dari peti mati dan tidak lama kemudian, seluruh panggung terselimuti olehnya. Suara-suara yang tercampur antara rasa cemas dan harapan pun terdengar di antara penonton yang ada di bawah panggung.
"Uwaa, uwaa! Aku tidak bisa melihat apapun karena asap!"
Keadaan itu berlangsung selama beberapa puluh detik. Setelah itu, asap putih yang tadinya mendominasi panggung menghilang, dan panggung kembali ke penampilan aslinya.
"Jadi? Apakah ini trik yang ingin kamu tunjukkan kepada kami?"
"Anda akan segera mengetahuinya. Sekarang, aku akan membuka peti mati di sebelah kanan. Para hadirin sekalian, silakan berikan tepuk tangan meriah untuk kelinci kecil kita!"
Tabuhan drum dimainkan dan lampu sorot menyinari peti mati sebelah kanan. Kemudian, setelah aku membukanya, muncul seorang gadis kelinci putih dengan ekspresi bingung di wajahnya. Di sisi lain, hanya ada sedikit tepuk tangan kecil dari para hadirin. Semua orang pasti bertanya-tanya apa yang berbeda dari sebelumnya.
"Apakah ini trik yang ingin Anda tunjukkan kepada kami? Ini sangat murahan—tidak, ini sama sekali bukan sulap!"
"Inilah saat-saat yang sebenarnya."
Ya, trik yang sesungguhnya adalah peti mati di sebelah kiri.
"Selanjutnya kita akan membuka peti mati yang ada di sebelah kiri. Kali ini, hadirin sekalian, mohon berikan tepuk tangan yang meriah!"
Kemudian, sekali lagi tabuhan drum dimainkan dari speaker di atas panggung. Sorotan pun difokuskan pada peti mati yang ada di sebelah kiri.. Aku membuka pintu peti mati sebelah kiri dengan gerakan lambat, sebuah trik sulap terakhir yang disaksikan oleh semua orang yang hadir dengan penuh keheningan. Kemudian ... seorang gadis kelinci hitam melompat keluar dari peti mati yang terbuka dengan sebuah kejutan.
"────?"
Beberapa orang hanya bisa menutup mulutnya, tanpa bisa berkata apa-apa. Sedangkan, yang lainnya tertegun, tidak dapat memahami apa yang telah terjadi. Semua orang tercengang dan tidak bisa mempercayai apa yang mereka lihat. Memang begitulah seharusnya.
Dua gadis kelinci berada di atas panggung. Keduanya berdiri dengan pose yang sama, seolah-olah mereka sedang bercermin. Warna rambut mereka pun sama, begitu juga dengan warna matanya. Meskipun tubuh gadis kelinci hitam sedikit lebih montok daripada yang satunya lagi, tetapi, yah, mereka memiliki siluet yang hampir sama.
Sebagian besar orang yang hadir di sini memiliki hubungan dengan keluarga Himegi. Jadi, bisa dikatakan mereka semua sangat mengenali dan familiar kepadanya. Mereka semua tahu bahwa Himegi Touka tidak memiliki saudara kembar. Namun, pada kenyataan yang ada di hadapan mereka, terdapat dua Himegi Touka. Itu saja, sudah lebih dari cukup untuk membuat mereka terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa.
Seseorang bergumam pelan, "Kita melihat keajaiban."
"Ada dua … Touka-nee … di sini! " sembari mengedap-ngedipkan matanya, Harune-chan berdiri di sana dengan tertegun.
"Do-Do-Doppelganger!" dengan suara yang keras, gadis kelinci putih menunjuk ke arah gadis kelinci hitam.
""T-Touka menjadi dua!"" kemudian, mata Tuan dan Nyonya Himegi terbelalak karena terkejut.
Seperti yang diharapkan, tidak, reaksi mereka bahkan lebih dari yang aku harapkan. Yah, reaksiku juga akan sama jika aku tidak mengetahui siapa Touka-san.
"Dari reaksi orang-orang di sekitarmu, sepertinya kamu telah melakukan sesuatu yang luar biasa," Chris adalah satu-satunya orang yang tidak tahu apa yang sedang terjadi dalam keluarga Himegi, sehingga dia tidak bisa memahami situasinya.
"Aku tidak bisa melihat keduanya sebagai sesuatu yang sama bagiku. Ya, gadis kelinci hitam kelihatan lebih seksi, sih."
Seperti yang diduga dari seorang pesulap profesional, kemampuan pengamatannya sungguh jeli.
"Kali ini, aku—"
"Tidak, kamu menang. Kamu memenangkan satu juta yen itu."
Jika dia mengetahui cela trik terakhirku, maka orang-orang akan menyebutku curang. Karena itu, aku menganggap bahwa dialah yang menang.
"Kamu yakin?"
"Jika aku menerima uang itu, aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri."
Terus terang, aku merasa puas. Aku bersyukur atas apa yang terjadi pada hari ini. Aku bangga bisa tampil bersama pesulap yang luar biasa seperti dia. Dalam hal ini, aku harus berterima kasih kepada pria dengan ekspresi frustasi di wajahnya ini.
"Yah, tujuanku yang sebenarnya bukanlah untuk mengalahkanmu …," aku berjabat tangan dengan Chris.
Hari ini, aku bertemu dengan seorang pria yang sangat aku hormati.
"Untuk seorang pria yang terlihat begitu miskin, rupanya kamu tidak kekurangan uang, ya?"
Aku menarik kembali apa yang kukatakan sebelumnya. Aku tahu sekarang! Aku memang benci dia!
"Hadirin sekalian, mari kita beri mereka tepuk tangan meriah!"
Meskipun para penonton masih dalam kebingungan, mereka tetap mengikuti kata-kataku dan bertepuk tangan dengan meriah.
"Onii-san, tolong jangan putuskan siapa yang menang sendiri. Harune-lah yang akan memutuskan siapa pemenangnya!"
"Aku mengerti. Kalau begitu, Harune-chan, siapa di antara kami yang menjadi pemenang pertandingan sihir ini?"
"Kalian berdua berlututlah di hadapan Harune dan tutup mata kalian!"
Chris dan aku pun mengikuti instruksi Harune.
"Pemenang kali ini adalah …."
—Seketika, aku merasakan sentuhan lembut di pipi kananku.
Eh? Apakah aku baru saja mendapatkan ciuman di pipi?
Aku membuka mataku dan melihat Harune-chan. Rupanya, dia juga mencium Chris dengan lembut di pipi kirinya. Mungkin, pipiku juga dicium seperti itu tadinya.
"Kali ini hasilnya imbang! Harune sangat berterima kasih kepada kalian berdua!"
Apa yang terjadi selanjutnya adalah Chris dan aku disambut oleh tepuk tangan yang meriah dari para penonton. Aku tidak pernah membayangkan kalau aku akan dicium oleh Harune-chan Meskipun, menurutku itu bukanlah ciuman dalam artian ‘suka’, tetapi ketika adik iparku yang imut itu menciumku seperti ini, sungguh aku merasa bahagia tak terhingga.
"Hm? ────!"
Aku melihat ke belakangku dan menyadari bahwa dua kelinci berdiri tegap layaknya seorang ratu penguasa. Entah kenapa, keduanya memelototi aku dengan aura yang membuatku berpikir bahwa gunung berapi akan segera meletus.
"Nah, sekarang, mari kita biarkan kelinci hitam kembali ke dunianya!"
Aku menekan tombol tersembunyi pada peti mati tersebut dan membiarkan asap putihnya keluar.
"Ah! T, Tunggu! Ha-kun! Kamu mencoba mengelabui aku!" tolaknya.
Aku memutuskan untuk memasukkan kembali Touka-san yang merasa kesal dan membiarkannya pergi. Ketika asap putih menghilang, tidak hanya Touka-san tetapi Chris juga telah melarikan diri dengan membawa uang senilai 500.000 yen.
"Berikutnya, giliran Harune!" kata dia sembari mengambil biolanya.
Tidak ada sedikitpun keraguan atau ketakutan di wajahnya. Dengan rasa percaya diri seperti itu, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
"Semuanya, terima kasih banyak atas apa yang telah Anda lakukan untuk Harune hari ini! Terakhir, Harune akan mempersembahkan sebuah musik kepada Anda sekalian!" dan begitulah, pesta ulang tahun berakhir dengan alunan musik yang sangat indah.
***
Setelah menyelesaikan pesta ulang tahun Harune dengan aman, aku mengunjungi taman yang tertulis di memo Touka-san. Apabila aku tetap berdiam diri di sana, wajar saja jika orang-orang akan menanyaiku tentang peristiwa sebelumnya. Oleh karena itu, aku meninggalkan rumah Himegi-san seolah-olah aku sedang melarikan diri.
Di taman yang dimaksud, Touka-san sedang duduk di bangku dengan suasana hati yang bahagia. Sepertinya, kebahagiaannya itu berasal dari pesta ulang tahun adiknya yang berjalan lancar. Dia juga telah berganti pakaian dari kostum gadis kelinci hitamnya menjadi jumper biru berleher tinggi dan celana jeans. Di dalam Kantong kertas yang dia pegang, pasti berisi kostum gadis kelinci sebelumnya.
"Whoa! Ha-kun, ke sini, ke sini!"
"Kerja bagus!"
"Aku lelah, dah. Soalnya, aku sudah mengenakan kostum sepanjang hari …."
"Aku sungguh tidak menyangka bahwa Touka-san adalah orang yang berada di dalam boneka Hakugaeru-kun …."
"Aku sangat ingin melihat pesta ulang tahun Harune dengan mataku sendiri …."
Trik terakhir benar-benar cukup sederhana. Sementara asap putih dinyalakan, Touka-san yang mengenakan kostum, langsung memasuki peti mati. Sebuah trik yang sederhana apabila dijelaskan, tetapi itu bukanlah bagian yang mengejutkannya. Sekarang, para penonton mungkin sedang membicarakan tentang Himegi Touka yang lain itu. Di sisi lain, aku merasa tertekan memikirkan diriku yang akan ditanyai oleh Himegi-san besok. Jika aku bisa memutar kembali waktu, maku aku ingin melakukannya.
"Aku tidak pernah mengira kalau Chris-chan muncul di pesta ulang tahun Harune. Aku baru sungguhan bertemu dengannya saat berada di kelas tiga SMA, lho."
Dari konteks ceritanya, tampaknya Touka-san mengenali Chris.
Ya? Chris-chan? Dia seorang gadis?
"Eh? Chris seorang gadis?"
"Oh, Astaga! Lagi-lagi, aku keceplosan!"
Touka-san menutupi mulutnya dengan tangan dan membuat ekspresi ceroboh. Dari reaksinya ini, tampaknya pesulap profesional itu dipanggil dengan nama Chris-chan, bukan Chris-kun. Namun, Chris-chan sendiri tidak pernah mengira bahwa rahasia gendernya telah terungkap dengan cara yang tidak disengaja seperti ini.
"Selain itu, apakah kamu tidak apa-apa?"
"Hm? Apanya?"
"Kukira kamu tidak ingin menunjukkan dirimu."
"Yah, aku tidak ingin hal itu sampai terjadi, sih. Tapi aku benar-benar kesal dengan kelakuan si Ayah idiot itu!"
"Tapi itu melegakan bagiku. Karena Chris bakalan berada di atas angin jika kamu tidak melakukan itu."
"Sudah menjadi tugas seorang istri untuk membantu suaminya ketika dia dalam kesulitan," mengatakan hal ini, Touka-san mengedipkan mata nakal.
"Terima kasih banyak. Aku yakin Harune di masa enam tahun kemudian, akan merasa senang jika kamu menceritakan hal ini padanya."
"Aku senang itu menjadi kabar baiknya."
Kuyakin, Harune-chan saat enam tahun kemudian, pasti akan menjadi gadis yang sangat cantik!
"Selain itu, aku yakin orang itu juga akan bahagia …."
"Orang itu?"
"Tidak ada apa-apa. Dari pada itu, jika ada suami yang tertarik pada gadis lain seperti ini—"
"────Aww!"
Touka-san menarik pipiku dengan kuat.
"Jangan terlalu genit dengan adik iparmu!" katanya.
"Aku tidak genit, kok. Aku juga bukan seorang lolicon. Aku ini anak tunggal, jadi wajar saja jika aku sedikit senang saat dimanjakan oleh gadis yang lebih muda!
"Itu mah namanya dere dere!"
Dia sangat cemburu ….
"Yah, aku akan melepaskanmu atas apa yang telah kamu lakukan hari ini."
"Terima kasih."
"Tidak, sebaliknya akulah yang berterima kasih. Aku bisa mencapai salah satu tujuanku karena bantuanmu."
"Tidak, tidak juga, kok. Aku sangat senang bisa membantumu."
"Sekarang, yang harus aku lakukan adalah memenuhi tujuanku."
"Aku akan membantumu."
"Terima kasih. Tapi, sejak awal aku ingin menyelesaikan hal ini sendiri. Sudah kuputuskan untuk kuselesaikan sendiri saat pertama kali bertemu," tegasnya.
Bertemu, ya—Mungkin orang yang ingin dia temui adalah orang yang ada di dalam video sebelumnya. Entah mengapa, ada perasaan cemas dan takut, membayangkan adegan di mana orang itu dan Touka-san bertemu.
"Kuyakin akan tiba saatnya aku akan membutuhkan bantuanmu, Ha-kun. Sampai saat itu—"
"Aku akan memberikan semua bantuan yang kamu butuhkan. Bagaimanapun juga, aku ini adalah calon suamimu," aku menyelanya.
"Fufufu. Tentu saja kamu benar. Terima kasih, aku akan serius memulainya besok."
"Oke, berjuanglah!"
"Aku akan berjuang, tapi aku ingin kamu memberikanku keberanian~" Touka-san memohon dengan suara yang imut layaknya seekor kucing.
"Keberanian? Apa maksudnya?"
"Kemarin, kamu berlatih mengungkapkan perasaan di kamarmu, kan?"
"Kamu mendengarnya, ya?"
Sebagai jaga-jaga seandainya trik sulapku gagal, aku melatih pengakuan cintaku kepada Himegi-san. Namun, karena triknya berhasil dan Harune-chan juga mampu mengatasi ketakutannya dengan memainkan biola, maka semuanya terselesaikan. Karena itu pula, pengakuan cinta itu tidak lagi diperlukan.
"Baiklah, aku ingin pengakuan cintamu kepadaku di sini dan sekarang~"
"Tidak, itu adalah pengakuan yang akan kuucapkan untuk Himegi-san, bukan untukmu ...."
"Aku ingin mendengarnya!"
Seperti yang dikatakannya, dia tidak akan menyerah sampai aku mengungkapkan perasaanku. Aku tidak punya pilihan lain. Kurasa inilah saatnya untuk mengabulkan permintaannya di sini.
"Ngomong-ngomong, aku akan memberimu nilai."
"Eh?"
"Tentu saja, itu hal yang tidak biasa! Tapi, karena kamu mencoba meluluhkan diriku yang itu dengan kata-kata, akan berdampak buruk bagi reputasiku jika menerima pengakuan cintamu yang setengah hati begitu saja!"
"Waw, kamu memaksa aku, ya …," ungkapku tidak percaya.
Baiklah, jika begitu, tidaka ada pilihan lain selain berjuang! Aku akan menerima kritikannya nanti.
"──── Himegi Touka-san, aku mencintaimu ────────────────"
Dengan kata-kata ini, aku berharap bahwa duniaku dan dunianya akan berubah, meskipun hanya sedikit. Namun sayangnya, perasaanku ini tidak terbalaskan ....
"Hanya 50 poin, sih."
Dia memberiku nilai yang begitu parah dan sepertinya aku masih harus berusaha lebih keras lagi.
***
[TOUKA-SAN POV]
Keesokan harinya, aku berada di lift sebuah rumah sakit. Sudah enam tahun sejak terakhir kali aku datang ke rumah sakit ini, tetapi kenangan di rumah sakit ini masih membekasa jelas di dalam pikiranku. Tanpa ragu-ragu, aku menekan tombol untuk naik ke lantai atas. Kuyakin, aku sudah menekan tombol ini berkali-kali.
Di tanganku ada dua puding yang baru saja kubeli dari toko terkenal saat dalam perjalanan menuju stasiun. Entah sudah berapa kali aku membawakan dia puding ini? Tak terhitung jumlahnya. Saat aku memikirkan hal ini, aku pun tiba di lantai tujuanku dan pintu terbuka. Aku melihat bayanganku di jendela koridor. Menyadari penampilanku, bahwa aku sudah menjadi semakin tua. Bagaimana reaksinya ketika dia melihatku sekarang? Akankah dia menyadari siapa aku? Ataukah dia akan menyambutku dengan senyuman, seperti biasanya?
Aku berdiri di depan ruangan yang harus kumasuki. Sebuah ruangan yang kupikir tidak akan pernah kukunjungi lagi. Aku pun menarik napas panjang dan menyadari tingkahku lebih gugup daripada yang aku bayangkan. Dengan menarik napas panjang, aku membuka pintu dengan tangan gemetar.
"Bagaimana kabarmu?"
Aku bertanya kepada orang yang berada di tempat tidur, mencoba untuk terlihat tenang. Dia sedang menonton video pesta ulang tahun Harune di smartphone-nya. Pada layarnya, Harune sedang memainkan biola dengan penuh percaya diri. Dia menyaksikan usaha adiknya dengan wajah tersenyum. Melihat senyuman ini, kuyakin bahwa ini adalah keputusan yang benar untuk mengubah masa depan.
"Hah? Touka-chan, bagaimana dengan sekolahmu?"
Gadis yang duduk di tempat tidur menyadari kehadiranku dan memanggilku sambil tersenyum. Ah, suaranya memang terdengar seperti ini … Ekspresinya memang seperti ini. Ya, kakak perempuanku ini selalu tersenyum seperti pelangi yang ada di langit. Tidak perlu diragukan lagi, dia adalah Natsumi-nee-san-ku.
"A-Aku pulang lebih awal ...," balasku terhadap pertanyaannya.
"A-Ah! Mungkinkah, kamu itu Touka-chan yang mengenakan pakaian hitam?"
"Apa?"
"Lihat, ada dua Touka-chan."
Kakak perempuanku itu mengarahkan layar smartphone-nya ke arahku. Di layar, ada dua dari diriku yang berpakaian seperti gadis kelinci.
"Mungkinkah kamu berasal dari masa depan?"
"............"
"Hm? Fuyuka-chan? Mengapa kamu menangis?"
Aku telah memutuskan untuk tidak pernah menangis, tetapi ketika aku melihatnya … mendengar suara kakak perempuanku, senyumannya, membuat air mataku meluap dan jatuh. Aku sudah memimpikannya berulang-ulang. Aku sudah membayangkannya berkali-kali di dalam benakku. Berkali-kali aku membayangkan hari di mana aku bisa bertemu dengannya lagi. Hari di mana suatu keajaiban terjadi. Sesuatu yang pernah hilang tepat di hadapanku. Jika ini tidak bisa disebut suatu keajaiban, lalu yang seperti apa?
Aku memutuskan untuk mengatakan perasaan jujurku kepada kakak perempuanku dengan senyuman sebaik mungkin.
"Natsumi-nee-san, aku sudah lama ingin bertemu denganmu …."
─Akhirnya, waktuku yang berhenti pun mulai kembali bergerak.
TL: Zho (YouthTL)
Prev Chapter || ToC || Next Chapter
Post a Comment